Melihat pembagian tipe diatas, jelas bahwa tipe signaling interseluler didefinisikan juga berdasarkan
jarak antara sel yang sel yang menghasilkan dengan sel target.
Signaling interseluler juga dapat diklasifikasikan berdasarkan cara molekul pada sel penghasil sinyal
mempengaruhi sel target. Hal ini disebut ‘modes of intercellular communication’ yang dapat dibedakan
menjadi:
* Molekul yang larut dalam air (tidak dapat berdifusi melalui lipid bilayer)
* Contoh : hormon peptida & growth factors; neurotransmitters
* Mengatur fisiologi sel dalam jangka pendek, mengatur aktivitas gendalam jangka panjang
* Mengarah pada intracellular signaling dengan melibatkan ion kalsium, cAMP, fosforilasi protein, dll.
* Molekul yang larut dalam lipid yang dapat berdifusi melewati lipid bilayer
* Misalnya hormone sex: estrogen & progesteron; pheromon
Kontinuitas Seluler
1. Yang tidak terspesialisasi:
-plasmodesmata pada tumbuhan dan koneksi antara sel yang membelah pada perkembangan embrio
awal;
-dapat sangat besar pada tanaman sehingga sering organel sel dapat lewat dari sel yang satu ke sel
lainnya.
2. Yang terspesialisasi:
-merupakan Gap Junctions yang mengijinkan terjadiny
a coupling elektrik atau fisiologis sel melalui difusi interseluler molekul-molekul kecil (seperti ion,
cAMP, cGMP, dll.)
Ketika sebuah ligan yang tidak permeable terhadap membrane (misal hormone peptida) berikatan
dengan reseptor, maka akan mengaktifkan reseptor tersebut. Aktivasi ini biasanya melibatkan
perubahan formasi protein. Perubahan ini memiliki implikasi yang berbeda tergantung pada ligan dan
reseptor. Misalnya dapat menyebabkan reseptor/ligan berikatan dengan protein lain (misalnya enzim)
menyebabkan kompleks reseptor teraktivasi. Kompleks reseptor yang teraktivasi selanjutnya
mengaktifkan efektor (enzim) yang mengakibatkan perubahan fisiologi sel. Atau dapat langsung
mengakibatkan aktivasi faktor transkripsi yang mengatur aktivitas gen.
Tipe G protein linked receptors ini berupa protein membrane yang bekerjasama dengan protein G dan
protein lainnya, biasanya sebuah enzim (atau disebut juga efektor). Jika tidak ada molekul sinyal
ekstraseluler spesifik untuk reseptor, protein berada dalam keadaan tidak aktif. Protein G inaktif
memiliki satu molekul GDP yang terikat padanya. Jika molekul sinyal terikat pada reseptor, reseptor
akan berubah bentuk sehingga reseptor ini mengikat dan mengaktifkan G protein. Satu molekul GTP
menggantikan GDP pada protein G. Protein G aktif mengikat dan mengaktifkan enzim dan memicu
langkah selanjutnya dalam jalur dan menghasilkan respon sel. Protein G kemudian mengkatalis
hidrolisis GTP dan melepaskannya dari enzim, sehingga siap digunakan kembali.
Reseptor tirosin kinase
Reseptor untuk faktor pertumbuhan sering berupa reseptor tirosin kinase yaitu salah satu kelas reseptor
membrane plasma yang dicirikan dengan adanya aktivitas enzimatik. Bagian dari protein reseptor pada
sisi sitoplasmik membrane berfungsi sebagai enzim yang disebut tirosin kinase yang mengkatalisis
transfer gugus fosfat dari ATP ke asam amino tirosin pada protein substrat. Reseptor tirosin kinase
merupakan reseptor membrane yang melekatkan fosfat ke protein tirosin.
Sebelum molekul sinyal terikat, reseptor merupakan polipeptida tunggal. Pengikatan molekul sinyal
pada reseptor tidak mengakibatkan perubahan konformasi untuk mengaktifkan sisi sitoplasmik secara
langsung. Aktivasi terjadi karena pengikatan ligan menyebabkan dua polipeptida mengumpul
membentuk dimer. Pengumpulan ini mengaktifkan tirosin kinase dari kedua polipeptida yang kemudian
memfosforilasi tirosin pada ekor polipeptida lainnya