Anda di halaman 1dari 33

ENTROPI

derajat ketidak teraturan/keteracakan


 Adalah energi dalam keadaan acak
atau tidak teratur.
 energi yang “ tidak berguna “.

ENERGI YANG BERMANFAAT


ada dua, yaitu :
- Energi bebas :
Jenis energi yang dapat melakukan kerja
pada
Suhu dan tekanan tetap.
- Energi panas :
Jenis energi yang dapat melakukan kerja
hanya
melalui suatu perubahan suhu atau
tekanan.
G = H – T.S
Jika tanda G negatif  artinya reaksi
berlangsung spontan dengan kehilangan energi
bebas.
Dengan kata lain reaksi ini bersifat EKSERGONIK

Sebaliknya, jika G positif  artinya


reaksi berlangsung hanya kalau
mendapat diperoleh energi bebas.
Dengan kata lain reaksi ini bersifat
ENDERGONIK

Jika G adalah nol  artinya tidak ada


reaksi, sistem tersebut berada dalam
keseimbangan dan tidak ada perubahan
netto yang terjadi.
Perubahan energi bebas ( G ) :
Dalam setiap proses kimia atau fisik yang
berjalan spontan, energi bebas dari sistem
reaksi selalu menurun, artinya G bertanda
negatif.

Energi bebas baku atau Go


adalah : Perbedaan diantara kandungan
energi bebas pereaksi dan energi bebas
produk pada keadaan baku (standar)
yaitu pada suhu 25oC ( 298 K ); tekanan
1,0 atm; dan pereaksi serta produk
berada pada konsentrasi baku 1,0 M.
ENERGETIKA DAN KELANGSUNGAN SUATU
PROSES

Suatu proses tertentu , apakah dapat


berlangsung secara spontan atau tidak,
tergantung pada perbedaan potensial keadaan
awal dan akhir, apakah positif atau negatif.

Di mana : ( ΔP = P2 – P1 )
Proses EKSERGONIK
Bila P2 lebih kecil P1, maka DP negatif, dan proses
berlangsung spontan, serta menghasilkan kerja.
Proses ENDERGONIK
ΔP (P3 lebih besar dari P1)= lebih besar dari
0. Proses semacam ini berlangsung tidak
spontan
Proses KESEIMBANGAN
Bila tidak terdapat perbedaan potensial, sistem
berada dalam keadaan keseimbangan.
PROSES YANG TERANGKAI
DAPAT BERLANGSUNG SPONTAN
PROSES ENDERGONIK BERLANGSUNG LEWAT
PERANGKAIAN DENGAN PROSES
EKSERGONIK
1. Proses sangat penting / vital – misalnya, berbagai
reaksi sintesis, kontraksi muskuler, hantaran impuls
saraf dan transportasi aktif  mendapatkan energi
lewat perangkaian (coupling) atau pembentukan
hubungan kimiawi dengan reaksi oksidatif.

Dalam bentuk yang paling sederhana, tipe


perangkaian seperti disebut di atas dapat
digambarkan seperti dalam gambar berikut
2. Sebagian reaksi eksergonik dan endergonik
dalam sistem biologik dirangkaikan dengan
cara sebagai berikut :

A+C I B+D
Melalui zat antara ( I ) yang ikut mengambil
bagian dalam kedua reaksi Atau dalam reaksi
dehidrogenasi (senyawa-antara pembawa
dirangkaikan dengan reaksi hidrogenasi)
3. Metode alternatif lainnya untuk merangkaikan
proses eksergonik dengan endergonik adalah
mensintesis senyawa dengan potensial energi tinggi
dalam reaksi eksergonik dan menyatukan senyawa
baru ini ke dalam reaksi endergonik
Dalam sel hidup, senyawa pembawa atau senyawa
antara energi tinggi yang utama ( diberi tanda ~E )
adalah adenosin trifosfat ( ATP )
P
kinase

P
kinase
Tidak semua sel punya kinase, ATP dapat
perantara / memindahkan gugus fosfat kepada
berbagai molekul penerima untuk menghasilkan
senyawa fosfat berenergi rendah.
Pada tahun 1941, Fritz Lipmann mengajukan suatu konsep
umum bahwa ATP adalah pembawa energi kimia utama dan
universal di dalam sel. Hal tersebut dapat dilihat dalam
gambaran siklus ATP sebagai berikut :

SIKLUS ATP :

CO2 ATP

Oksidasi molekul Biosintesis Transport Kontraksi Pemindahan informasi


Bahan bakar ( kerja kimia ) aktif otot ( kerja genetik
Penghasil energi ( kerja mekanik )
Osmotik )

O2 ADP + Pi
AMP dapat kembali ke siklus ATP melalui kerja
enzim yang ada pada semua sel hewan yaitu
adenilat kinase, yang mengkatalisis fosforilasi dapat
balik AMP menghasilkan ADP :

ADP yang dibentuk sekarang dapat terfosforilasi kembali


menjadi ATP.

Adenilat kinase memiliki fungsi penting lainnya. Jika


enzim ini bekerja dengan arah sebaliknya
Pada otot yang berkontraksi, adenilat kinase
membiarkan penggunaan kedua gugus fosfat g dan b
pada ATP sebagai sumber energi. Sebagai akibatnya,
adenilat kinase yang bekerja pada ADP dapat membantu
menghasilkan fosfokreatin sebagai sumber ATP selama
kontraksi otot.

Otot ATP Kreatin


Dalam
Keadaan
Relaks Kreatin kinase

Otot
Berkontraksi ADP Fosfokreatin

Pi
3 fase transformasi
energi
1. Pembentukan energi dari
oksidasi bahan bakar
2. Perubahan energi ini menjadi
ikatan fosfat berenergi tinggi
(ATP)
3. Penggunaan energi pada
ikatan fosfat ATP untuk
menjalankan proses yang
memerlukan energi
ATP juga
dapat
terbentuk
tanpa adanya
O2 molekuler.
Satu –
satunya jalur
metabolisme GLUCONEOGEN

bahan bakar ESIS

yang dapat
menghasilkan
ATP tanpa
oksigen
adalah :
GLIKOLISIS
ANAEROBIK.
Overview metabolisme
lemak
Overview metabolisme
protein

Anda mungkin juga menyukai