Anda di halaman 1dari 13

Al-Sihah : Public Health Science Journal 50-62

Faktor yang Berhubungan dengan Keberadaan Jentik Nyamuk Ae-


des eegypti di Kelurahan Batua
Kota Makassar Tahun 2015

Abd. Gafur 1, Muh. Saleh Jastam 2


1
Bagian Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat UMI
2
Bagian Kesehatan Lingkungan Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar

ABSTRAK
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang biasa disebut Dengue Haemorragic
Fever (DHF) merupakan masalah utama penyakit menular di berbagai belahan dunia. Sela-
ma 1 dekade angka kejadian atau incidence rate (IR) DBD meningkat dengan pesat di seluruh
belahan dunia. Jumlah kasus cenderung meningkat dan daerah penyebarannya bertambah luas,
sehingga pada tahun 1994 DBD telah tersebar keseluruh Provinsi di Indonesia. Faktor-faktor
yang mempengaruhi DBD antara lain faktor host, lingkungan, geografi, curah hujan, angin,
kelembaban, musim dan kondisi demografi seperti kepadatan penduduk, mobilitas, perilaku,
adat istiadat, sosial ekonomi penduduk, serta vaktor agentnya sendiri virus dengue.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Faktor yang Berhubungan dengan
Keberadaan Jentik Nyamuk A edes aegypti di Kelurahan Batua Kota Makassar Tahun 2015.
Jenis penelitian ini adalah Cross Sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh rumah
tangga di Kelurahan Batua. Teknik pengambilan sampel yaitu Quota Sampling dengan jumlah
sampel sebanyak 100. Metode analisi data dengan uji kolerasi chi-square.
Hasil penelitian diperoleh bahwa faktor lingkungan seperti suhu dan kelembaban
tidak ada hubungan dengan keberadaan jentik nyamuk A edes aegypti karena nilai p>α=0.05,
faktor perilaku hanya pengetahuan yang berhubungan dengan keberadaan jentik nyamuk
Aedes aegypti dengan p=0.003 <α=0.05 sedangkan faktor tempat penampungan air (TPA)
berdasarkan karakteristik hanya warna TPA yang berhubungan dengan keberadaan jentik
nyamuk A edes aegypti dengan p=0.003 <α=0.05.
Diharapkan untuk peneliti selanjutnya yang meneliti tentang Nyamuk A edes
aegypti disarankan mengambil beberapa faktor lainnya yang memungkinkan nyamuk Aedes
aegypti ini untuk berkembangbiak.

Kata kunci: Suhu, Kelembaban, Pengetahuan, Sikap, Tindakan, PSN, tempat penampungan air
(TPA) dan keberadaan jentik.

PENDAHULUAN selanjutnya menyebar keberbagai negara.


Penyakit berbasis lingkungan masih Data dari seluruh dunia menunjukkan Asia
merupakan masalah kesehatan masyarakat menempati urutan pertama dalam jumlah
sampai saat ini. Salah satu penyakit yang penderita DBD setiap tahunnya. Sementara
disebabkan oleh kondisi sanitasi ling- itu, terhitung sejak tahun 1968 hingga ta-
kungan yang tidak memenuhi syarat hun 2009, W orld Health Organization
kesehatan adalah demam berdarah dengue, (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai

Alamat Korespondensi: ISSN-P : 2086-2040


Gedung FKIK Lt.1 UIN Alauddin Makassar ISSN-E : 2548-5334
Email: alejastam@gmail.com Volume 7, Nomor 1, Januari-Juli 2015
51 A L- SIH A H V O LU M E V I, N O . 2, J U LI — D ES E M BER 2 0 1 4

negara dengan kasus DBD tertinggi di Asia pertahankan dan perilaku masyarakat ter-
Tenggara (Achmadi, 2011). hadap pembersihan sarang nyamuk yang
Penyakit Demam Berdarah Dengue masih kurang. Hal ini dapat dibuktikan da-
(DBD) yang biasa disebut Dengue Haemor- lam penelitian yang dilakukan oleh Indah,
ragic Fever (DHF) merupakan masalah dkk (2011) yang menemukan bahwa masih
utama penyakit menular di berbagai belahan rendahnya pengetahuan masyarakat ter-
dunia. Selama 1 dekade angka kejadian atau hadap upaya pencegahan DBD berpengaruh
incidence rate (IR) DBD meningkat dengan pada sikap dan perilaku masyarakat atau
pesat di seluruh belahan dunia. Di- terdapat hubungan yang signifikan antara
perkirakan 50 juta orang terinfeksi DBD sikap terhadap perilaku responden dalam
setiap tahunnya dan 2,5 miliar (1/5 pencegahan DBD. Rosdiana (2010) dalam
penduduk dunia) orang tinggal di daerah penelitiannya juga membuktikan bahwa ada
endemic DBD. Demam Berdarah Dengue hubungan tingkat pengetahuan, sikap, dan
pertama kali ditemukan di Asia Tenggara perilaku dengan pelaksanaan pemberantasan
yaitu di Filipina pada tahun 1954, selanjut- sarang nyamuk A edes aegypti.
nya menyebar ke beberapa negara Asia Menurut laporan dari Subdin
lainnya seperti Thailand tahun 1958, Vi- P2&PL Sulawesi Selatan tahun 2007 jumlah
etnam Utara tahun 1958, Singapura tahun kasus Demam Berdarah sebanyak 5.333 ka-
1960, Laos tahun 1962, dan India tahun sus dan jumlah kasus yang terbesar berada
1963 (WHO, 2010). di kab.Bone (1030) kasus, menyusul Kota
Kasus DBD di Indonesia pada tahun Makassar (452) kasus, Kab. Bulukumba
2011 sejumlah 65.432 penderita, dan yang (376) kasus, Kab.Pangkep (358) kasus. Data
meninggal adalah 595 jiwa dari total jumlah yang bersumber dari Bidang P2PL Dinas
penduduk Indonesia yaitu 241.182.182 jiwa Kesehatan Kota Makassar menunjukkan
yang meliputi 495 kabupaten/kota yang ter- terjadinya penurunan kasus DBD yang sig-
jangkit kasus ini (Ditjen PP & PL Kemen- nifikan dari 255 kasus tahun 2009 menjadi
kes RI, 2011). Penyebab meningkatnya 182 kasus pada tahun 2010, dengan Angka
jumlah kasus dan semakin bertambahnya Bebas Jentik (ABJ) meningkat dan tahun
wilayah terjangkit antara lain karena se- 2009 sebesar 78% menjadi 79,96 % pada
makin baiknya transportasi penduduk dari tahun 2010. Walaupun terjadi penurunan
satu daerah ke daerah lain, adanya pem- kasus, namun Kota Makassar masih men-
ukiman-pemukiman baru, penyimpanan- jadi wilayah endemis demam berdarah
penyimpanan air tradisional yang masih di- (Dinkes Kota Makassar, 2010).
V O LU M E V I, N O . 2, J U LI — D ES E M BER 2 0 1 4 A L- SIH A H 52

Berdasarkan hasil uji statistik Chi-Square p< ɑ = 0,05 sehingga dapat disimpulkan
diperoleh nilai p = 0,1000 karena p>ɑ = ada hubungan antara pengetahuan respond-
0,05 sehingga dapat disimpulkan tidak ada en tentang PSN dengan keberadaan Jentik
hubungan antara kelembaban udara dengan nyamuk A edes aegypti.
keberadaan Jentik nyamuk A edes aegypti Tabel 4. menunjukkan bahwa untuk
Tabel 3. menunjukkan bahwa untuk sampel ada jentik dengan sikap responden

Tabel 1. Hubungan Suhu udara dengan keberadaan Jentik nyamuk Aedes aegypti di ru-
mah responden Kelurahan Batua Kota Makassar Tahun 2015
Keberadaan jentik
Ada Tidak ada Total
Suhu Udara p
N % n % n %
Tidak memen-
25 49,0 26 51,0 51 100
uhi syarat

Memenuhi 0,431
28 57,1 21 42,9 49 100
syarat
Total 53 53,0 47 47,0 100 100

Sumber : Data Primer, 2015

sampel ada jentik dengan pengetahuan re- tentang PSN yang positif sebanyak 40
sponden tentang PSN yang baik sebanyak (52.6%) dan sikap responden tentang PSN
38 (65,5%), pengetahuan responden ten- yang negatif sebanyak 13 (54.2%) se-
tang PSN yang sedang sebanyak 10 dangkan sampel tidak ada jentik dengan
(29,4%) dan pengetahuan responden ten- sikap responden tentang PSN yang positif
tang PSN yang kurang sebanyak 5 (62,5%) sebanyak 36 (47,4%) dan sikap responden
sedangkan sampel tidak ada jentik dengan tentang PSN yang negatif sebanyak 11
pengetahuan responden tentang PSN yang (45,8%).
baik sebanyak 20 (34,5%), pengetahuan Berdasarkan hasil uji statistik Chi-
responden tentang PSN yang sedang Square diperoleh nilai p = 0,1000 karena
sebanyak 24 (70,6%) dan pengetahuan re- p> ɑ = 0,05 sehingga dapat disimpulkan
sponden tentang PSN yang kurang tidak ada hubungan antara sikap responden
sebanyak 3 (37,5%). tentang PSN dengan keberadaan Jentik
Berdasarkan hasil uji statistik Chi- nyamuk A edes aegypti.
Square diperoleh nilai p = 0,003 karena Tabel 5. menunjukkan bahwa untuk
53 A L- SIH A H V O LU M E V I, N O . 2, J U LI — D ES E M BER 2 0 1 4

sampel ada jentik dengan tindakan respond- sebanyak 73 (44,5%) sedangkan sampel tid-
en tentang PSN yang baik sebanyak 35 ak ada jentik dengan TPA warna gelap
(52,2%), tindakan responden tentang PSN sebanyak 50 (76,9%) dan TPA warna terang
yang sedang sebanyak 16 (51,6%) dan tin- sebanyak 91 (55,5%).
dakan responden tentang PSN yang kurang Berdasarkan hasil uji statistik Chi-
sebanyak 2 (100%) sedangkan sampel tidak Square diperoleh nilai p = 0,003 karena

Tabel 2. Hubungan kelembaban udara dengan keberadaan Jentik nyamuk Aedes aegypti
di rumah responden Kelurahan Batua Kota Makassar Tahun 2015

Kelembaban Keberadaan jentik


Ada Tidak ada Total
Udara p
N % n % n %

Tidak memen-
21 52,5 19 47,5 40 100
uhi syarat

Memenuhi 0,1000
32 53,3 28 46,7 60 100
syarat
Total 53 53,0 47 47,0 100 100

Sumber : Data Primer, 2015

ada jentik dengan tindakan responden ten- p< ɑ = 0,05 sehingga dapat disimpulkan
tang PSN yang baik sebanyak 32 (47,8%), ada hubungan antara warna TPA dengan
tindakan responden tentang PSN yang se- keberadaan jentik nyamuk A edes aegypti.
dang sebanyak 15 (48,8%) dan tindakan re-
sponden tentang PSN yang kurang dengan PEMBAHASAN
hasil 0 (0%). Setelah dipaparkan mengenai Suhu
Berdasarkan hasil uji statistik Chi- udara pada distribusi suhu udara didapatkan
Square diperoleh nilai p = 0,404 karena hasil bahwa untuk sampel ada jentik dengan
p> ɑ = 0,05 sehingga dapat disimpulkan suhu udara yang tidak memenuhi syarat
tidak ada hubungan antara tindakan re- sebanyak 25 (49,0%) dan suhu udara yang
sponden tentang PSN dengan keberadaan memenuhi syarat sebanyak 28 (57,1%)
Jentik nyamuk A edes aegypti. sedangkan sampel tidak ada jentik dengan
Tabel 6. menunjukkan bahwa untuk suhu udara yang tidak memenuhi syarat
sampel ada jentik dengan TPA warna gelap sebanyak 26 (51,0%) dan suhu udara yang
sebanyak 15 (23,1%) dan TPA warna terang memenuhi syarat sebanyak 21 (42,9%).
V O LU M E V I, N O . 2, J U LI — D ES E M BER 2 0 1 4 A L- SIH A H 54

Berdasarkan hasil uji statistik Chi-Square hubungan yang signifikan antara suhu
diperoleh nilai p= 0,431 karena p>ɑ= 0,05 udara dengan keberadaan jentik
sehingga dapat disimpulkan tidak ada menunjukkan tidak adanya hubungan yang
hubungan antara suhu udara dengan bermakna antara suhu udara dengan
keberadaan Jentik nyamuk A edes aegypti. keberadaan jentik nyamuk A edes aegypti di
Tidak adanya hubungan tersebut bisa Kelurahan Wonokusumo . (Sungkar,1993;

Tabel 3. Hubungan Pengetahuan Responden tentang PSN dengan Keberadaan Jentik


Nyamuk Aedes aegypti di Kelurahan Batua Kota Makassar Tahun 2015

Keberadaan jentik
Pengetahuan Ada Tidak ada Total
PSN p
N % n % n %
Baik 38 65,5 20 34,5 58 100

Sedang 10 29,4 24 70,6 34 100

Kurang 5 62,5 3 37,5 8 100


0,003
Total 53 53,0 47 47,0 100 100

Sumber : Data Primer, 2015

diketahui dari beberapa hal seperti Nugraha Mardiyani). Rata-rata suhu


dikarenakan adanya perubahan suhu cuaca optimum untuk pertumbuhan nyamuk
yang mempengaruhi ruangan rumah serta adalah 25-27°C.Tidak adanya hubungan
pada saat pelaksanaan penelitian yang dikarenakan suhu udara tidak berhubungan
memungkinkan keterbatasan dan kesalahan langsung dengan jentik, atau dapat
saat melaksanakan pengukuran. dikatakan suhu udara berhubungan
Hal ini sejalan dengan penelitian Ika langsung dengan pertumbuhan nyamuk
Novitasari (2013) Hasil uji statistik Chi- bukan dengan jentiknya (Yudastuti, 2005).
Square tentang hubungan antara suhu Hubungan Kelembaban Udara dengan
keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti
udara dengan keberadaan jentik penular
Hasil penelitian yang dilakukan di
DBD dengan tingkat kepercayaan 95%
Kelurahan batua terkait kelembaban
diperoleh nilai sebesar 0,597 atau lebih
dengan keberadaan jentik menunjukkan
besar dari nilai α = 0,05 artinya Ho
bahwa untuk sampel ada jentik dengan
diterima dan Ha ditolak. Jadi dapat
kelembaban udara yang tidak memenuhi
disimpulkan tentang tidak adanya
55 A L- SIH A H V O LU M E V I, N O . 2, J U LI — D ES E M BER 2 0 1 4

syarat sebanyak 21 (52,5%) dan dilakukan dengan Zaenal (2013) Hasil uji
kelembaban udara yang memenuhi syarat statistik Chi-Square tentang hubungan
sebanyak 32 (53,3%) sedangkan sampel antara kelembaban udara dengan
Tidak ada jentik dengan kelembaban udara keberadaan jentik penular DBD diperoleh
yang tidak memenuhi syarat sebanyak 19 nilai p sebesar 0,0001 atau lebih kecil dari
(47,5%) dan Kelembaban udara yang nilai α = 0,05 artinya Ho ditolak dan Ha

Tabel 4. Hubungan sikap Responden tentang PSN dengan keberadaan Jentik nyamuk
Aedes aegypti di Kelurahan Batua Kota Makassar Tahun 2015

Keberadaan jentik

Ada Tidak ada Total


Sikap PSN p
N % n % n %

Positif 40 52,6 36 47,4 76 100

Negatif 13 54,2 11 45,8 24 100


0,1000
Total 53 53,0 47 47,0 100 100

Sumber : Data Primer, 2015

memenuhi syarat sebanyak 12 (46,7%). diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa


Berdasarkan hasil uji statistik Chi-Square terdapat hubungan yang signifikan antara
diperoleh nilai p = 0,1000 karena p>ɑ = kelembaban dengan keberadaan jentik
0,05 sehingga dapat disimpulkan tidak ada nyamuk penular DBD. Menurut hasil
hubungan antara Kelembaban udara dengan pengukuran kelembaban udara, diketahui
keberadaan Jentik Nyamuk A edes aegypti. bahwa kelembaban rumah responden
Begitupun kelembaban yang tidak menunjukkan kategori baik bagi
berhubungan dengan keberadaan jentik perkembangan jentik nyamuk ( kelembaban
adanya faktor penghambat atau keselahan 60-80%) sebesar 60,0% lebih besar
dalam pengukuran dimana hasil yang dibandingkan dengan rumah responden
ditemukan sekitar 60 rumah memenuhi yang kurang baik bagi perkembangbiakan
syarat kelembaban namun pada saat uji jentik nyamuk yakni 40,0%. Kelembaban
statistik tidak ditemukan hubungan antara yang baik bagi perkembangbiakan jentik
keduanya. nyamuk berkisar antara 60%-80%, semakin
Hal ini Berbeda dengan penelitian yang tinggi nilai kelembaban yakni 100% maka
V O LU M E V I, N O . 2, J U LI — D ES E M BER 2 0 1 4 A L- SIH A H 56

rumah itu akan semakin lembab dan sampel ada jentik dengan pengetahuan re-
semakin rendah kelembaban yakni dibawah sponden tentang PSN yang baik sebanyak
60%-70% maka akan terlalu kering 38 (65,5%), pengetahuan responden ten-
(Yudasturi, 2005). Pada kelembaban udara tang PSN yang sedang sebanyak 10
yang rendah akan menyebabkan penguapan (29,4%) dan pengetahuan responden ten-
air di dalam tubuh A edes aegypti yang tang PSN yang kurang sebanyak 5 (62,5%)
akan mengakibatkan keringnya cairan sedangkan sampel tidak ada jentik dengan

Tabel 5. Hubungan Tindakan Responden tentang PSN dengan Keberadaan Jentik Nya-
muk Aedes aegypti di Kelurahan Batua Kota Makassar Tahun 2015

Keberadaan jentik
Ada Tidak ada Total
Tindakan PSN
p
N % n % n %
Baik 35 52,2 32 47,8 67 100

Sedang 16 51,6 15 48,8 31 100

Kurang 2 100 0 0 2 100 0,404

Total 53 53,0 47 47,0 100 100

Sumber : Data Primer, 2015

tubuh nyamuk. Oleh karena itu salah satu pengetahuan responden tentang PSN yang
musuh nyamuk dewasa adalah penguapan. baik sebanyak 20 (34,5%), pengetahuan
Rata-rata kelembaban udara yang optimal responden tentang PSN yang sedang
bagi perkembangan jentik nyamuk A edes sebanyak 24 (70,6%) dan pengetahuan re-
aegypti berkisar antara 60-80%. (Azhari, sponden tentang PSN yang kurang
2004) sebanyak 3 (37,5%). Berdasarkan hasil uji
statistik Chi-Square diperoleh nilai p =
Hubungan Pengetahuan tentang PSN
dengan keberadaan jentik nyamuk Aedes 0,003 karena p<ɑ = 0,05 sehingga dapat
aegypti disimpulkan ada hubungan antara penge-
Variabel perilaku dalam hal penge-
tahuan responden tentang PSN dengan
tahuan yang didapatkan selama penelitian
keberadaan Jentik nyamuk A edes aegypti.
berlangsung antara hubungan pengetahuan
Hal ini sejalan dengan penelitian
masyarakat tentang PSN dengan
Yudhastuti dan Anny (2005) yang
keberadaan jentik nyamuk, bahwa untuk
menemukan bahwa terdapat hubungan an-
57
A L- SIH A H V O LU M E V I, N O . 2, J U LI — D ES E M BER 2 0 1 4

tara pengetahuan dengan keberadaan jentik masyarakat yang berpendidikan rendah ku-
Aedes aegypti di Kelurahan Wonokusumo rang memahami tentang pemberantasan sa-
Surabaya dengan hasil p value = 0,001. rang nyamuk A edes aegypti sehingga me-
Pengetahuan masyarakat tentang pember- nyebabkan adanya jentik di pemukimannya.
antasan sarang nyamuk A edes aegypti dari Hubungan Sikap tentang PSN dengan
keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti
hasil penelitian ini menunjukkan sebagian
Hasil penelitian yang dilaksanakan
besar masyarakat berpengetahuan cukup

Tabel 6. Hubungan warna TPA dengan keberadaan Jentik nyamuk Aedes aegypti di Ke-
lurahan Batua Kota Makassar Tahun 2015

Keberadaan jentik

Ada Tidak ada Total


Warna TPA p
N % N % n %

Gelap 15 23,1 50 76,9 65 100

Terang 73 44,5 91 55,5 164 100


0,003
Total 88 38,4 141 61,6 229 100

Sumber : Data Primer, 2015

baik. Hal ini menunjukkan faktor penge-


dimana tidak ada hubungan antara sikap
tahuan merupakan variabel yang
masyarakat tentang PSN terlihat hasil
mempengaruhi keberadaan jentik. Tingkat
penelitian bahwa untuk sampel ada jentik
pengetahuan tentang program pemberanta-
dengan sikap responden tentang PSN yang
san sarang nyamuk A edes aegypti dengan
positif sebanyak 40 (52,6%) dan sikap
tingkat pendidikan, artinya masyarakat
responden tentang PSN yang negatif
dengan tingkat pendidikan menengah dan
sebanyak 13 (54,2%) sedangkan sampel
tinggi kemungkinan pengetahuannya ten-
tidak ada jentik dengan sikap responden
tang pemberantasan sarang nyamuk A edes
tentang PSN yang positif sebanyak 36
aegypti juga semakin baik dibandingkan
(47,4%) dan sikap responden tentang PSN
masyarakat yang berpendidikan rendah.
yang negatif sebanyak 11 (45,8%).
Demikian juga dengan tingkat pendidikan
Berdasarkan hasil uji statistik Chi-Square
masyarakat umumnya adalah yang berpen-
diperoleh nilai p = 0,1000 karena p>ɑ =
didikan rendah hal ini menunjukkan
V O LU M E V I, N O . 2, J U LI — D ES E M BER 2 0 1 4 A L- SIH A H 58

0,05 sehingga dapat disimpulkan tidak ada bertujuan untuk mencegah, menghilangkan
hubungan antara sikap responden tentang atau mengurangi tempat perindukan
PSN dengan keberadaan jentik nyamuk nyamuk tanpa menyebabkan pengaruh
Aedes aegypti. yang tidak baik terhadap kualitas
Berbeda dengan penelitian yang lingkungan hidup manusia, dan
dilakukan oleh Nur Aisyah (2012) yang menghasilkan suatu keadaan sementara
dilaksanakan di Kelurahan Kassi-kassi yang tidak menguntungkan bagi vektor
Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk berkembang biak ditempat
sebagian besar sikap responden tentang perindukan nyamuk penyebab DBD perlu
pemberantasan sarang nyamuk A edes dikembangkan sebagai bentuk peningkatan
aegypti yaitu positif. Hasil analisis partisipasi masyarakat dalam program
menunjukkan bahwa terdapat hubungan pencegahan penyakit DBD.
antara sikap dengan keberadaan jentik Kemauan masyarakat dalam melakukan
karena nilai p < 0.05. sama hal nya dengan tindakan pencegahan DBD sesuai dengan
Hasil penelitian ini sejalan dengan uraian dalam Depkes RI (2001) yang
penelitian Respati dan Soedjajadi (2006) menyatakan dalam menurunkan angka
dimana hasil penelitian menunjukkan kejadian penyakit DBD, sangat dibutuhkan
adanya hubungan antara sikap dari partisipasi masyarakat untuk mendukung
responden dengan keberadaan jentik A edes program yang dilaksanakan pemerintah.
aegypti. Partisipasi masyarakat dalam bidang
Sikap negatif responden mencerminkan kesehatan adalah keadaan dimana individu,
beberapa warga masyarakat cenderung keluarga, maupun masyarakat umum ikut
kurang peduli tentang pemeberantasan bertanggung jawab terhadap kesehatan diri,
sarang nyamuk A edes aegypti dan keluarga maupun kesehatan masyarakat
pelaksanaannya. Kecenderungan sikap dan lingkungannya
negatif masyarakat terhadap pemberantasan
Hubungan Tindakan tentang PSN
sarang nyamuk A edes aegypti dan dengan keberadaan jentik nyamuk Aedes
aegypti
pelaksanaannya menjadi salah satu faktor
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
yang dapat menyebabkan terjadinya
untuk sampel ada jentik dengan tindakan
penyakit DBD. Sejalan dengan Depkes RI
responden tentang PSN yang baik sebanyak
(1999) bahwa pengetahuan masyarakat
35 (52,2%), tindakan responden tentang
tentang modifikasi dan manipulasi
PSN yang sedang sebanyak 16 (51,6%) dan
lingkungan sebagai salah satu upaya yang
59 A L- SIH A H V O LU M E V I, N O . 2, J U LI — D ES E M BER 2 0 1 4

tindakan responden tentang PSN yang ku- masyarakat yang berpendidikan rendah agar
rang sebanyak 2 (100%) sedangkan sampel lebih memahami tentang bahaya penyakit
tidak ada jentik dengan tindakan responden DBD. Materi utama dalam penyuluhan ada-
tentang PSN yang baik sebanyak 32 lah mengajarkan tentang bagaimana cara
(47,8%), tindakan responden tentang PSN penularan penyakit DBD, resiko terkena
yang sedang sebanyak 15 (48,8%) dan tin- penyakit DBD dan yang terpenting
dakan responden tentang PSN yang kurang pengenalan tentang gejala dan tanda penya-
dengan hasil 0 (0%). Berdasarkan hasil uji kit DBD serta pengobatan dari penyakit
statistik Chi-Square diperoleh nilai p = DBD, kemudian melakukan perlindungan
0,404 karena p>ɑ = 0,05 sehingga dapat pribadi untuk menghindari dari gigitan nya-
disimpulkan tidak ada hubungan antara tin- muk dengan pemberantasan sarang nyamuk
dakan responden tentang PSN dengan Aedes aegypti.
keberadaan jentik nyamuk A edes aegypti. Hubungan Warna TPA dengan
keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti
Hal ini berbeda dengan penelitian yang
Hasil penelitian hubungan warna TPA
dilaksanakan Erniwati menunjukkan Hasil
dengan keberadaan jentik ditemukan ada
penelitian bahwa sebagian besar responden
hubungan antar kedua variabel tersebut di-
memiliki tindakan cukup baik. Dari hasil uji
mana menunjukkan bahwa untuk sampel
statistik diperoleh hasil nilai p < 0.05
ada jentik dengan TPA warna Gelap
artinya terdapat hubungan yang signifikan
sebanyak 15 (23,1%) dan TPA warna Ter-
antara tindakan PSN dengan keberadaan
ang sebanyak 73 (44,5%) sedangkan sampel
jentik. Hasil penelitian Setyobudi (2011),
tidak ada jentik dengan TPA warna gelap
bahwa partisipasi dalam kegiatan PSN ter-
sebanyak 50 (76,9%) dan TPA warna terang
masuk faktor yang berhubungan dengan
sebanyak 91 (55,5%). Berdasarkan hasil uji
keberadaan jentik nyamuk A edes aegypti.
statistik Chi-Square diperoleh nilai p =
Kurangnya penyuluhan dari tenaga medis
0,003 karena p<ɑ = 0,05 sehingga dapat
kepada masyarakat dapat menyebabkan
disimpulkan ada hubungan antara warna
ketidaktahuan masyarakat tentang bahaya
TPA dengan keberadaan Jentik nyamuk A e-
yang ditimbulkan oleh penyakit DBD se-
des aegypti.
hingga sikap dan tindakan masyarakat tetap
Warna TPA berpengaruh terhadap
buruk dalam mencegah terjadinya
keberadaan jentik . Hal ini sejalan dengan
DBD.Penyuluhan adalah faktor terpenting
penelitian Anif Budiyanto (2012)., Ber-
dalam pencegahan penyakit DBD. Penyulu-
dasarkan hasil uji statistic diperoleh nilai p
han perlu diberikan terutama kepada
V O LU M E V I, N O . 2, J U LI — D ES E M BER 2 0 1 4 A L- SIH A H 60

value=0,02, artinya ada perbedaan proporsi pengetahuan kurang 8,0%. dengan nilai p =
yang bermakna yang bermakna antara 0.003 p<ɑ = 0,05. hal ini berarti ada
perbedaan warna gelap dan warna terang hubungannya dengan keberadaan jentik.
dengan keberadaan jentik. Sikap responden tentang PSN positif
Penelitian yang dilakukan di Sidoarjo, 76,0% dan sikap negatif 23,4% dengan
menunjukkan bahwa warna kontainer yang nilai p = 0.1000 p>ɑ = 0,05. hal ini berarti
paling disukai nyamuk adalah warna hitam tidak ada hubungannya dengan keberadaan
dan warna merah, karena jentik A edes ber- jentik. Tindakan responden tentang PSN
sifat fototaksis negatif dan menyukai warna baik 67,0%, tindakan sedang 31,0% dan
gelap. Selain itu jentik aedes juga tindakan kurang 2,0%. dengan nilai p =
ditemukan pada bak mandi yang 0,404 p>ɑ = 0,05. hal ini berarti tidak ada
berdinding semen dengan warna gelap. Ka- hubungannya dengan keberadaan jentik.
rena kontainer dengan dinding terbuat dari Warna TPA positif jentik pada TPA gelap
semen memiliki refleksi cahaya yang ren- 23,1% dan warna TPA terang 44,5%
dah dengan nilai p = 0,003 p<ɑ = 0,05. hal ini
berarti ada hubungannya dengan
KESIMPULAN DAN SARAN keberadaan jentik.
Berdasarkan hasil penelitian dan pem- Selama penelitian dilaksanakan
bahasan dapat disimpulkan sebagai berikut: didapatkan beberapa suhu udara yang
Suhu udara yang tidak memenuhi memungkinkan nyamuk dewasa untuk
syarat 51,0% dan untuk pertumbuhan jentik dapat meletakkan telurnya pada suhu nor-
yang memenuhi syarat 49,0% dengan nilai mal, yaitu 200C-300C, hal tersebuttidak
p = 0,431 p>ɑ = 0,05. hal ini berarti tidak bisa hindari karena standar suhu rumah
ada hubungannya dengan keberadaan sehat juga pada kisaran terebut diharapkan
jentik. masyarakat melakukan PSN-DBD dengan
Kelembaban udara yang tidak memberantas melalui siklus hidup dari nya-
memenuhi syarat 40,0% dan untuk muk. Kelembaban udara terdapat pada se-
perkembangan jentik yang memenuhi bagian besar rumah memenuhi syarat yang
syarat 60,0%. dengan nilai p = 0,1000 p>ɑ sangat besar bagi potensi nyamuk A edes
= 0,05. hal ini berarti tidak ada aegypti dalam perkembangbiakkannya, di-
hubungannya dengan keberadaan jentik. harapakan peran masyarakat masyarakat
Pengetahuan responden tentang PSN baik melakukan PSN-DBD dengan member-
58,0%, pengetahuan sedang 34,0% dan antas melalui siklus hidup dari nyamuk
61 A L- SIH A H V O LU M E V I, N O . 2, J U LI — D ES E M BER 2 0 1 4

Kami menyarankan kepada basis Lingkungan. PT Rajagafindo


Persada: Jakarta
masyarakat dalam hal pemberantasan sa-
WHO, 2010. Demam Berdarah Dengue :
rang nyamuk perlunya pengetahuan yang Diagnosis, pengobatan, pencegahan,
dan pengendalian. Penerbit Buku
lebih terhadap nyamuk A edes aegypti ini
Kedokteran : Jakarta.
untuk mencegah perkembangbikannya, Kemenkes RI. 2011. Profil data kesehatan
Indonesia tahun 2011.
dengan adanya pengetahuan tentang pem-
Indah dkk. 2011. Studi pengetahuan, sikap
berantasan, maka perlunya penyuluhan dan perilaku masyarakat Aceh dalam
pencegahan demam berdarah dengue.
kesehatan dari pihak puskesmas setempat
Penelitian Kebencanaan. Universitas
dalam memberikan pengetahuan pencega- Syiah Kuala. Banda Aceh
Rosdiana. 2010. Hubungan tingkat penge-
han dari nyamuk A edes aegypti ini. Selain
tahuan, sikap, dan perilaku dengan
itu, diperlukan sikap yang baik atau positif pelaksanaan pemberantasan sarang
nyamuk demam berdarah dengue di
dari masyarakat agar tidak membiarkan ke-
RT. 02 Desa Loa Janan Ulu wilayah
jadian penyakit, dan melakukan pencegahan kerja Puskesmas Loa Janan kabupaten
Kutai Kertanegara, provinsi Kaliman-
dengan adanya pengetahuan tentang PSN-
tan Timur
DBD. Peran serta masyarakat dalam pem- Depkes RI. 2008. Profil Kesehatan Indone-
sia, Departemen Kesehatan Republik
berantasan sarang nyamuk sangat diharap-
Indonesia, Jakarta
kan, bisa dengan cara mudah yang dipro- Dinas Kesehatan Kota Makassar, 2010. Pro-
fil Kesehatan Kota Makassar Tahun
gramkan pemerintah yaitu dengan 3M
2010. Makassar : Dinas Kesehatan Ko-
(Mengubur, Menguras, Menutup). Peran ta Makassar.
Puskesmas Batua. 2009. Masalah Kesehatan
Tempat penampungan Air (TPA) sangat
di Wilayah Kerja Puskesmas Batua,
penting dalam perkembangan jentik nya- Makassar
Anggraeni, D.S., 2010, Stop Demam
muk A edes aegypti. Dikarenakan nyamuk
Berdarah Dengue, Bogor, Cita Insan
ini akan meletakkan telurnya di air yang Madani.
Gama, Z.P., et al., 2010, Strategi Pember-
bersih dan tidak berhubungan langsung
antasan Nyamuk Aman Lingkungan:
dengan tanah, diharapkan masyarakat luas Potensi Bacillus thuringiensis Isolat
Madura Sebagai Alami Nyamuk Aedes
memperhatikan tempat perindukkan dari
aegypti. Malang
nyamuk ini. Bisa dilhat dari, bahan, letak WHO. 2001. Pencegahan dan Penanggulan-
gan Penyakit Demam Berdarah Den-
dimana ditempatkan TPA, warna TPA, dan
gue. Terjemahan dari WHO Regional
diharapkan TPA yang ada dalam keadaan Publication SEARO No.29 : Prevention
Control of Dengue and Dengue Haem-
tertutup.
orrhagic Fever. Jakarta : Depkes RI
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Ilmu Perilaku
Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
DAFTAR PUSTAKA
Becker , 1979. Dalam : Notoatmodjo S.,
Achmadi. 2011. Dasar-Dasar Penyakit Ber-
2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat.
V O LU M E V I, N O . 2, J U LI — D ES E M BER 2 0 1 4 A L- SIH A H 62

Bab V, Pendidikan dan Prilaku. Hala- Agriculture, Fisheries, and Corservation


man 124-125 Departement, 2006. Pesticides Used
Azwar, S. 2007. Sikap Manusia Teori dan For Outdoor Masquito Control For
Pengukurannya, adisi 2, Yogyakarta : Pest Control Operator’s Reference,
Pustaka Pelajar. Second Edition. Hongkong.
Ridwan. 2005. Skala Pengukuran V ariabel Depkes RI, 1992. Petunjuk Teknis Pember-
-Variabel Penelitian. Bandung antasan Sarang Nyamuk Demam
alfabeta. Berdarah Dengue, Ditjen PPM dan
Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi PL. Jakarta.
Penelitian Kesehatan Edisi Revisi. Ja- WHO. 1999. Demam Berdarah Dengue:
karta: Rineka Cipta Diagnosis, Pengobatan, Pencegahan
Depkes RI, 1995, Pokok-Pokok Kegiatan dan Pengendalian. Jakarta
Dan Pengelolaan Gerakan Pember- WHO. 2004. Panduan Lengkap Pencega-
antasan Sarang Nyamuk Demam han dan Pengendalian Dengue dan
Berdarah Dengue, Ditjen PPM Dan Demam Berdarah Dengue. Jakarta.
PL. Jakarta Muslim, Azhari., 2004. Faktor Lingkungan
yang Berpengaruh Terhadap Kejadian

Anda mungkin juga menyukai