OLEH : ERFANDI
Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme
tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespons terhadap stressor
fisiologis dan lingkungan. Keseimbangan cairan adalah esensial bagi kesehatan.
Dengan kemampuannya yang sangat besar untuk menyesuaikan diri, tubuh
mempertahankan keseimbangan, biasanya dengan proses-proses faal (fisiologis)
yang terintegrasi yang mengakibatkan adanya lingkungan sel yang relatif konstan
tapi dinamis. Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan cairan ini
dinamakan “homeostasis”.
A. KOMPARTEMEN CAIRAN
Seluruh cairan tubuh didistribusikan diantara dua kompartemen utama, yaitu :
cairan intraselular (CIS) dan cairan ekstra selular (CES). Pada orang normal dengan
berat 70 kg, Total cairan tubuh (TBF) rata-ratanya sekitar 60% berat badan atau
sekitar 42 L. persentase ini dapat berubah, bergantung pada umur, jenis kelamin
dan derajat obesitas ( Guyton & Hall, 1997)
berikut :
Catatan : Sebenarnya ada kompartemen CES lain, yaitu : limfe & cairan
transeluler. Cairan transelular hanya 1-2 % BB, meliputi cairan sinovial, pleura,
intraokuler, dll.
Maxwell, Morton H. Clinical Disorders of Fluid and Electrolyte Metabolism, 4th ed.
McGraw Hill, 1987, p.9.
6. Membantu pencernaan
7. Mempemudah eliminasi
2. Solut (terlarut)
Selain air, cairan tubuh mengandung dua jenis substansi terlarut (zat terlarut)
elektrolit dan non-elektrolit.
(a) Elektrolit : Substansi yang berdiasosiasi (terpisah) di dalam larutan dan akan
menghantarkan arus listrik. Elektrolit berdisosiasi menjadi ion positif dan negatif
dan diukur dengan kapasitasnya untuk saling berikatan satu sama
lain( miliekuivalen/liter
mEq/L ) atau dengan berat molekul dalam garam ( milimol/liter mol/L ).
Jumlah kation dan anion, yang diukur dalam miliekuivalen, dalam larutan selalu
sama.
Kation : ion-ion yang mambentuk muatan positif dalam larutan. Kation
ekstraselular utama adalah natrium (Na˖), sedangkan kation intraselular utama
adalah kalium (K˖). Sistem pompa terdapat di dinding sel tubuh yang memompa
natrium ke luar dan kalium ke dalam
Anion : ion-ion yang membentuk muatan negatif dalam larutan. Anion
ekstraselular utama adalah klorida ( Clˉ ), sedangkan anion intraselular utama
adalah ion fosfat (PO4ɜ).
Karena kandungan elektrolit dari palsma dan cairan interstisial secara esensial
sama (lihat Tabel. 1-2), nilai elektrolit plasma menunjukkan komposisi cairan
ekstraselular, yang terdiri atas cairan intraselular dan interstisial. Namun
demikian, nilai elektrolit plasma tidak selalu menunjukkan komposisi elektrolit
dari cairan intraselular. Pemahaman perbedaan antara dua kompartemen ini
penting dalam mengantisipasi gangguan seperti trauma jaringan atau
ketidakseimbangan asam-basa. Pada situasi ini, elektrolit dapat dilepaskan dari
atau bergerak kedalam atau keluar sel, secara bermakna mengubah nilai elektrolit
palsma.
(b) Non-elektrolit : Substansi seperti glokusa dan urea yang tidak berdisosiasi
dalam larutan dan diukur berdasarkan berat (miligram per 100 ml-mg/dl). Non-
elektrolit lainnya yang secara klinis penting mencakup kreatinin dan bilirubin.
Ini adalah daftar parsial. Unsur lain termasuk ion kalsium Ca 2+, magnesium
Mg2+, protein dan asam organik.
Pendapat ahli lain tentang unsur utama kompartemen cairan tubuh disebutkan
sebagai berikut :
Morgan, G. Edward. Clinical Anesthesiology. Appleton & Lange, 1996, p.518
INTAKE DAN OUTPUT RATA-RATA HARIAN DARI UNSUR TUBUH YANG UTAMA
Catatan : Kehilangan cairan melalui kulit (difusi) & paru disebut Insensible Loss
(IWL)
Bila ingin mengetahui “Insensible Loss (IWL)” maka kita dapat menggunakan
penghitungan sebagai berikut :
DEWASA = 15 cc/kg BB/hari
ANAK = (30 – usia (th)) cc/kg BB/hari
Jika ada kenaikan suhu :
IWL = 200 (suhu badan sekarang – 36.8C)
JUMLAH KEHILANGAN AIR DAN ELEKTROLIT per 100 kcal BAHAN METABOLIK
DALAM KEADAAN NORMAL MAUPUN SAKIT
2. Jenis kelamin
Wanita mempunyai air tubuh yang kurang secara proporsional, karena lebih
banyak mengandung lemak tubuh
3. Sel-sel lemak
Mengandung sedikit air, sehingga air tubuh menurun dengan peningkatan lemak
tubuh
4. Stres
Stres dapat menimbulkan peningkatan metabolisme sel, konsentrasi darah dan
glikolisis otot, mekanisme ini dapat menimbulkan retensi sodium dan air. Proses
ini dapat meningkatkan produksi ADH dan menurunkan produksi urine
5. Sakit
Keadaan pembedahan, trauma jaringan, kelainan ginjal dan jantung, gangguan
hormon akan mengganggu keseimbangan cairan
6. Temperatur lingkungan
Panas yang berlebihan menyebabkan berkeringat. Seseorang dapat kehilangan
NaCl melalui keringat sebanyak 15-30 g/hari
7. Diet
Pada saat tubuh kekurangan nutrisi, tubuh akan memecah cadangan energi,
proses ini akan menimbulkan pergerakan cairan dari interstisial ke intraselular.