Anda di halaman 1dari 50

PERENCANAAN SRIHERLINA

PROMOSI KESEHATAN FAKULTAS


KEDOKTERAN

DIMASYARAKAT UNISMA
PERENCANAAN PROMOSI KESEHATAN

 Perencanaan promosi kesehatan adalah suatu


proses diagnosis penyebab masalah, penentuan
prioritas masalah dan alokasi sumber daya yang ada
untuk mencapai tujuan.

 3 Fase Perencanana Promosi Kesehatan


1. Fase perencanaan ( menentukan jadwal atas
pertanyaan dilapangan)
2. Fase Implementasi (melaksanakan kegiatan
promosi sesuai jadwal)
3. Fase Evaluasi (pengukuran hasil promosi
kesehatan dengan cara pemantauan alat ukur
untuk perencanaan selanjutnya)
STRATEGI PROMOSI KESEHATAN
DIMASYARAKAT

1. Advokasi (advocacy) : upaya strategis dan terencana untuk


mendapatkan komitmen dan dukungan pihak terkait.
Agar pembuat kebijakan mengeluarkan peraturan yang
menguntungkan kesehatan
2. Dukungan Sosial (social suppor t) :Agar kegiatan promosi
kesehatan mendapat dukungan dari
tokoh masyarakat
3. Pemberdayaan Masyarakat (empowerment)
proses pemberian informasi kepada individu, keluarga &
masyarakat secara terus menerus dan berkesinambungan
dan secara sadar mau berperilaku sehat
4. Bina Suasana : upaya penciptaan lingkungan sosial yang
mendorong individu anggota masyarakat mau melakukan
perilaku yang diperkenankan.
KERANGKA PROMOSI KESEHATAN

Program pendidikan
kesehatan (primer, Pelayanan
sekunder, tersier) Kesehatan Preventif

Bidang kegiatan
Kegiatan Kegiatan berbasis
promosi
ekonomi dan pada masyarakat
kesehatan
peraturan

Tindakan
Pengembangan
kesehatan
Organisasi
environmental
LANGKAH-LANGKAH DALAM
PERENCANAAN PROMOSI KESEHATAN

1 . Menentukan kebutuhan promosi kesehatan


 a. Diagnosa masalah
 b. Menetapkan prioritas masalah
2. Mengembangkan komponen promosi kesehatan
 a. Menentukan tujuan promosi kesehatan
 b. Menentukan sasaran promosi kesehatan
 c. Menentukan isi promosi kesehatan
 d. Menentukan metode yang akan digunakan
 e. Menentukan media yang akan digunakan
 f. Menentukan rencana evaluasi
 g. Menyusun jadwal pelaksanaan
DIAGNOSA MASALAH

 Diagnosa sosial adalah proses penentuan persepsi


masyarakat terhadap kebutuhannya atau terhadap kualitas
hidupnya dan aspirasi masyarakat untuk meningkatkan
kualita hidupnya melalui partisipasi dan penerapan berbagai
informasi yang didesain sebelumnya
MENETAPKAN PRIORITAS MASALAH

 Langkah yang harus ditempuh untuk menetapkan prioritas


masalah kesehatan adalah:
1. Menentukan status kesehatan masyarakat
2. Menentukan pola pelayanan kesehatan masyarakat yang ada
3. Menentukan hubungan antara status kesehatan dengan
pelayanan kesehatan di masyarakat.
4. Menentukan determinan masalah kesehatan masyarakat
meliputi tingkat pendidikan, umur, jenis kelamin, ras, letak
geografis, kebiasaan/perilaku dan kepercayaan yang dianut.
5. Dalam menentukan prioritas masalah kita harus
mempertimbangkan beberapa faktor seperti:
A, Berat masalah dan akibat yang ditimbulkannya
B. Pertimbangan politis
C. Sumber daya yang ada di masyarakat
MENETAPKAN TUJUAN

 A gar tujuan promosi kesehatan dapat dicapai dan dijalankan sesuai


dengan apa yang diinginkan

 Menurut Green (1990) tujuan promosi kesehatan terdiri dari tiga tingkatan
yaitu:
a. Tujuan program ( Program Objective )
Merupakan pernyataan apa yang akan dicapai dalam periode
ter tentu dengan status kesehatan. Pada tujuan ini harus mencakup who will
do how much of what by when . Tujuan program sering disebut dengan tujuan
jangka panjang.
b. Tujuan pendidikan ( Educ aion al Objective )
Merupakan deskripsi perilaku yang akan dicapai dapat mengatasi
masalah kesehatan yang ada. Olehh sebab itu tujuan pendidikan sering
disebut dengan tujuan jangka menengah.
c. Tujuan perilaku ( Behavior al objective )
Merupakan pendidikan atau pembelajaran yang harus dicapai agar
tecapai pperilaku yang diinginkan. Oleh sebab itu tujuan perilaku
berhubungan dengan pengetahuan dan sikap dan disebut dengan tujuan
jangka pendek .
MENENTUKAN SASARAN PROMOSI
KESEHATAN
 Sasaran promosi kesehatan dan sasaran pendidikan
kesehatn tidak selalu sama, oleh sebab itu kita harus
menetapkan sasaran langsung dan sasaran tidak langsung.
Didalam promosi kesehatan yang dimaksud adalah kelompok
sasaran yaitu individu, kelompok maupun keduanya
SASARAN UTAMA

 Sasaran Primer
Sesuai misi pemberdayaan. Misal : kepala keluarga, ibu
hamil/menyusui, anak sekolah
• Sasaran Sekunder
Sesuai misi dukungan sosial. Misal: Tokoh masyarakat, tokoh
adat, tokoh agama
• Sasaran Tersier
Sesuai misi advokasi. Misal : Pembuat kebijakan mulai dari
pusat sampai ke daerah
PROMKES PADA TINGKAT PROMOTIF &
PREVENTIF

1 . Sasaran : Kelompok orang sehat


Tujuan : Mampu meningkatkan kesehatannya
• Dalam suatu populasi 80% - 85% orang yg
benar-benar sehat (Survei di negara berkembang)
memelihara kesehatannya shg jlhnya dpt dipertahankan
2. Sasaran : Kelompok orang sehat &
kelompok high risk (bumil, bayi,
obesitas, PSK dll)
• Tujuan : Mencegah kelompok tsb agar tdk
jatuh sakit
• Primary Prevention
KURATIF DAN REHABILITATIF

 Sasaran : Para penderita penyakit,


utamanya penyakit kronis (DM,
TBC, Hipertensi)
• Tujuan : Mencegah penyakit tsb tdk
menjadi lebih parah
• Secondary Prevention
 Sasaran : Para penderita penyakit yg baru
sembuh (recover y) dr suatu
penyakit
• Tujuan : Segera pulih kembali
kesehatannya & / mengurangi
kecatatan seminimal mungkin
• Tertiary Prevention
MENENTUKAN ISI PROMOSI
KESEHATAN
 Isi promosi kesehatan harus dibuat sesederhana mungkin
sehingga mudah dipahami oleh sasaran. Bila perlu isi pesan
dibuat dengan menggunakan gambar dan bahasa setempat
sehingga sasaran merasa bahwa pesan tersebut memang
benar-benar ditujuakn untuknya sebagai akibatnya sasaran
mau melaksanakan isi pesan tersebut.
MENENTUKAN METODE YANG AKAN
DIGUNAKAN

 Menentukan metode dalampromosi kesehatan harus


dipertimbangkan tentang aspek yan akan dicapia.
Bila mencakup aspek pengetahuan maka dapat dilkukan
dengan cara penyuluhan langsung, pemasagan poster,
spanduk, penyebaran leflet. Untuk aspek sikap maka kit
aperlu memberikan contoh konkret yang dapat menggugah
emosi, perasaan dan sikap sasaran. Bila untuk kemampuan
ketrampilan tertentu maka sasaran harus diberi kesempatan
untuk mencoba ketrampilan tersebut.
MENENTUKAN RENCANA EVALUASI

 Disini baru dijabarkan tentang kapan evaluasi akan


dilaksanakan, dimana akan dilaksanakan, kelompok sasaran
yang mana akan dievaluasi dan siapa yang akan
melaksanakan evaluasi tersebut.
No Item pertanyaan pilihan skor

1. Menurut ibu, ASI yang a. Diberikan langsung semua kepada


pertama kali keluar bayi
(kolustrum) sebaiknya b. Diperas dulu sedikit, baru diberikan
? kepada bayi
c. Dibuang langsung, karena itu susu
basi
Apakah yang saudara a. Memberikan ASI saja selama 6 bulan
2. ketahui tentang ASI b. Memberikan ASI dan makanan
eksklusif ? pendamping ASI
c. Tidak tahu
MENENTUKAN MEDIA YANG AKAN
DIGUNAKAN
 Teori pendidikan mengatakan bahwa belajar yang paling
mudah adalah dengan mnggunakan media, oleh karena itu
hampir semua program pendidikan kesehatan selalu
menggunakan berbagai media.Media yang dipilih harus
tergantung pada sasarannya, tingkat pendidikannya, aspek
yang ingin dicapai, metode yang digunkan dan sumber data
yang ada.
MENYUSUN JADWAL PELAKSANAAN

 Merupaka penjabaran dari waktu tempat dan pelaksanaan


yang biasanya dsajikan dalam bentuk gan char t.

Waktu Kegiatan Sasaran Tujuan Isi Pelaksana Metode Ket


08.30 Penyuluhan 20 Mening -Penyakit 20-02-08 ceramah. Dilaksanaka
tentang orang katkan cacing Program n sesuai
kecacingan pengeta - cara kerja rencana
huan penularan
-Cara
pencegaha
n
ANALISIS DIAGNOSA
KOMUNITAS
 Analisis demografi wilayah desa
 Analisis karakteristik responden dan program
kesehatan
 Menentukan prioritas masalah kesehatan
 Menentukan pemecahan masalah
 Membuat alternatif pemecahan masalah
 Membuat rencana kegiatan

Tujuan Stategi:
Permasalahan
didesa dpt Intervensi kerjasama
dipecahkan kesehatan PUSKESMAS
masyarakat
TOMA
18
DATA YANG DIPERLUKAN
1. Data Umum
 Goegrafis : daerah pegunungan
 Penduduk : ∑ penduduk 850 org, data terbanyak adalah
Kecacingan dan Gaky
 Pendidikan : Rata – rata SD sederajat
 Ekonomi Sosial Budaya : Rata-rata 500 ribu perbulan
2. Data Kesehatan
 Angka Kesakitan
 Angka Kematian
 Angka Kesembuhan

19
MELAKUKAN ANALISIS
MASALAH
A. Penyebab Langsung
Penyakit kecacingan terjadi tertelannya telur cacing
melalui makanan.
Penyakit Gaky diakibatkan kekurangan Yodium.

20
MELAKUKAN ANALISIS
MASALAH
B. Penyebab Tidak Langsung
- Penyakit Kecacingan terjadi antara lain :
Melalui makanan, Kaki yang langsung berhub. Dgn tanah yang
mengandung vektor cacing (tidak beralas kaki), Buang air besar
di sembarang tempat, dan Hygiene perorangan (cuci tangan
setelah BAB atau kegiatan lainnya).
- Penyakit Gaky disebabkan kekurangan Yodium pada makanan,
baik sayuran atau ikan.

21
MELAKUKAN ANALISIS
MASALAH
C. Jumlah sarana & Prasarana Kesehatan
 Pos Kesehatan (tesedia namun terbatas fasilitas)
 Posyandu (tersedia namun sarana terbatas)
 SD, LKMD
 PKK (organisasi dimasyarakat)
Kelompok Pengajian dan Kelompok Kesenian

22
Penentuan prioritas masalah

Berdasarkan hasil survei, masalah kesehatan utama yang ada di


didesa X berhubungan dengan kesehatan lingkungan, seperti :

Masalah 1 : Sebagian besar penyakit dimasyarakat


terbanyak DBD yaitu sebesar 90 kasus dan 2 kematian
Masalah 2 : Terdapat kasus Penyakit ISPA 348 kasus.
Masalah 3 : Terdapat kasus thypoid 250 kasus
Masalah 4 : Sebagian besar masyarakat masih buang air
besar di sungai yaitu sebesar 65%.
Masalah 5 : Masih tingginya angka kebiasaan masyarakat
membuang sampah kesungai sebesar 95%.
Analisa prioritas masalah
Identifikasi masalah menggunakan metode multiple criteria
utility assesment (MCUA), dimana kriteria dan bobot sesuai
dengan kesepakatan kelompok

NO Kriteria Pentingnya Teknologi Sumber Perhatian Mudah


(Bobot/B) Masalah yang daya Masyarakat penangana

tersedia yang nnya
Masalah tersedia
(Skor/S)
3 1 4 2 4
S 4 2 4 1 4 I
1 Masalah I
SB 12 2 16 2 16 48

Masalah II S 1 2 2 2 4 III
2
SB 3 2 8 4 16 33
S 3 1 3 3 2 II
3 Masalah III
SB 9 1 12 6 8 36
Setelah di lakukan anlisis terhadap masalah Kesehatan Lingkungan
dengan menggunakan metode MCUA, maka diperoleh urutan
prioritas masalah, yaitu :

Prioritas Masalah 1 Sebagian besar penyakit


dimasyarakat terbanyak DBD yaitu sebesar 90 kasus dan
2 kematian
Prioritas Masalah II Sebagian besar masyarakat masih
buang air besar di sungai yaitu sebesar 65%.
Prioritas Masalah III Masih tingginya angka kebiasaan
masyarakat membuang sampah kesungai sebesar 95%.
Prioritas Masalah IV Terdapat kasus Penyakit ISPA 348
kasus.
Prioritas Masalah V Terdapat kasus thypoid 250 kasus
Berdasarkan analisis prioritas masalah, maka masalah
yang menjadi prioritas utama adalah perilaku
masyarakat yang membuang sampah ke sungai

Alternatif pemecahan masalah yang dapat dilakukan adalah :

1. Melakukan upaya pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan


penyuluhan untuk memberikan informasi dan pengetahuan
mengenai pentingnya membuang sampah pada tempatnya

2. Bekerja sama dengan pihak terkait untuk membuat TPS


percontohan sebagai patokan TPS yang memenuhi
standar

3. Mendatangkan tenaga-tenaga kesehatan untuk


mengelola sampah di Desa X dengan mengoptimalkan
koordinasi lintas sektor
Analisa prioritas alternatif pemecahan
masalah dengan menggunakan metode MCUA

NO Kriteria Pentingnya Teknologi Sumber Perhatian Mudah


(Bobot/B) Masalah yang daya Masyarakat penangana

tersedia yang nnya
Masalah tersedia
(Skor/S)
3 1 4 2 4
S 4 2 4 2 4 I
1 Penyuluhan
SB 12 2 16 4 16 50
TPS S 3 2 3 3 2 II
2
Percontohan SB 9 2 12 6 8 37
Tenaga S 2 1 2 1 2 III
3
Kebersihan SB 6 1 8 2 8 25
Dari hasil pembobotan dengan menggunakan metode
MCUA, maka diperoleh urutan alternatif pemecahan
masalah sebagai berikut :

I. Hendaknya ditingkatkan penyuluhan masalah pentingnya


membuang sampah pada tempatnya di desa Sungai
Rangas Ulu

II. Bekerja sama dengan pihak terkait (pemerintah


atau aparat masyarakat setempat) untuk membuat
TPS percontohan sebagai patokan TPS yang
memenuhi standar

III. Mengoptimalkan koordinasi lintas sektor untuk


mendatangkan tenaga-tenaga kesehatan untuk
mengelola sampah di Desa Sungai Rangas Ulu
MENENTUKAN STARTEGI
INTERVENSI
Strategi Intervensi berdasarkan masalah di
Penyakit Kecacingan dan Gaky dapat dilakukan
dengan penyuluhan, demonstrasi, diskusi
kelompok, pemberian obat cacing massal dan
pemberian kapsul Yodium pada anak-anak.

29
PELAKSANAAN KEGIATAN INTERVENSI
Pengumpulan & analisis data
hasil kegiatan DK

Perencanaan dan penetapan bentuk


intervensi berdasarkan masalah desa

Pelaksanaan intervensi sebagai


langkah pemecahan

Puskesmas
Evaluasi &
Rekomendasi
Penilaian hsl Dinkes
kegiatan kab/kota

30
MENENTUKAN TUJUAN
PELATIHAN
A. Agar masyarakat mengetahui :
1. Penyakit cacing dan penyakit kekurangan yodium
2. Bagaimana cara penularannya (bayi yang terinfeksi penyakit cacing) dan penyebab
kekurangan Gaky.
3. Bagaimana cara pencegahannya Hipertensi
B. Menentukan Sasaran : sasaran ibu -ibu RT, keluarga penderita HT
C. Menentukan Strategi Pelatihan : strategi melakukan praktek secara langsung
tindakan pencegahan dan deteksi dini didukung oleh kepada tokoh masyarakat,
ulama
dan instansi terkait yang bisa mendukung kegiatan tersebut.

31
METODE PELATIHAN
Metode pelatihan dilakukan untuk meningkatkan pemahaman tentang pemeriksaan tekanan
darah, melalui :
 Pengetahuan melalui : Ceramah, curah pendapat, diskusi dan
simulasi
Sikap melalui : Flipchart, leaflet , praktek secara langsung
Tindakan melalui : belajar sendiri, latihan dan uji coba dan lain sebagainya.
Video : pemutaran video tentang bahaya terjadinya tekanan darah tinggi, atau
mengadakan senam bagi penderita hipertensi

32
BENTUK INTERVENSI

Intervensi non fisik yang berbentuk


penyuluhan pada tokoh masyarakat, anak SD,
karang taruna, ibu-ibu PKK, kerja bakti, dll
Intervensi fisik berbentuk pembuatan bak
sampah, WC, saluran limbah, penampungan
air, dll. Kegiatan intervensi dilaksanakan oleh
masyarakat desa dengan fasilitator
mahasiswa dan dosen.

33
CONTOH MEDIA KESEHATAN
CONTOH PROTOKOL KESEHATAN
CONTOH PROTOKOL KESEHATAN
MEDIA DINDING DI PUSKESMAS
MODEL PROMOSI KESEHATAN
MEDIA PROMOSI TENTANG STUNTING
CONTOH MEDIA
CONTOH MODEL MEDIA KESEHATAN
MEDIA EDUKASI KESEHATAN
DIMASYARAKAT
MEDIA POSTER
CONTOH INFOGRAFIS
PENGUJIAN VALIDITAS MEDIA

 Validasi materi ISI KONTEN MEDIA : dilakukan oleh ahli


materi terdiri dari Kepala Puskesmas, dan satu orang
penanggung jawab ahli gizi sedangkan ahli media dilakukan
oleh satu orang ahli pendidikan, dan satu orang ahli promosi
kesehatan. Pemilihan validator dilakukan dengan teknik
purposive sampling.
 Angket validitas media :
 menggunakan skala Likert dengan lima alternatif jawaban
yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang baik, sangat kurang
baik (Sugiyono, 2017). Selanjutnya agar diperoleh data
kuantitatif, maka kelima alternatif jawaban diberi skor yaitu
sangat layak = 5, layak = 4, cukup layak= 3, kurang layak = 2,
sangat tidak layak= 1 .
ASPEK PENILAIAN MATERI OLEH AHLI
Persentase kelayakan =
Persentase kelayakan =
Persentase kelayakan =

MATERI

Nilai
No Aspek SL ∑skor observasi=
L C KL SKL
(5) (jumlah x skor SL) +
1
Kesesuaian materi mengenai
2
(jumlah x skor L)
stunting +(jumlah x skor C) +
2 Penumbuhan motivasi belajar 2 ( jumlah x skor KL) +
3 Aktualitas materi yang disajikan 1 1
(jumlah x skor SKL)
4 Kecukupan jumlah soal 2
5 Tingkat kesulitan soal sesuai materi 2
6 Variasi soal 2
7 Bahasa soal yang mudah dipahami 2
8 Kejelasan uraian soal 2
Ketepatan penggunaan istilah dan
9 1 1
pernyataan
Ketepatan kunci jawaban dengan
10 1 1
soal
Jumlah 7 13 0 0 0
Jumlah skor 35 52 0 0 0
∑skor observasi 87
Persentase (%) 87
Hasil Persentase Kelayakan Ahli Media
No Aspek Nilai
5 4 3 2 1
1 Mudah digunakan 1 1
2 Mudah disimpan 2
3 Kejelasan petunjuk penggunaan media 1 1
4 Dapat digunakan kembali 2
5 Kreatif (luwes dan menarik) 2
6 Inovatif (cerdas dan unik) 2
7 Pemilihan jenis dan ukuran 2
huruf yang
Digunakan
8 Keterbacaan teks 2
9 Pengaturan tata letak 1 1
10 Tampilan gambar disajikan 2
11 Keseimbangan proporsi gambar 1 1
12 Komposisi warna 2
13 Keserasian pemilihan warna 2
14 Kerapian desain 2
15 Kemenarikan desain 2
Jumlah 20 10 0 0 0
Jumlah Skor 100 40 0 0 0
∑skor observasi 140
Persentase (%) 93
TERIMA KASIH

50

Anda mungkin juga menyukai