Komunikasi sel adalah interaksi antara satu sel dengan sel yang lainnya ataupun antara sel
dengan lingkungannya. Tujuannya agar setiap organ di tubuh kita dapat menjalankan tugasnya
sehingga dapat menjaga kelangsungan hidupnya. Jenis-jenis komunikasi sel yaitu komunikasi antar
sel dan komunikasi dalam sel. Komunikasi antar sel yaitu system penghantaran informasi atau
signal dari sel yang satu ke sel yang lain atau di dalam sel sel itu sendiri untuk melakukan aktivitas
dan fungsi koordinasi. Komunikasi dalam sel yaitu kelangsungan hidup sel atau organisme,
homeostasis sel normal, perkembangan dan pembelahan sel, perbaikan jaringan serta sistem
imunitas.
Di dalam tubuh manusia terdapat dua jenis komunikasi antar sel. Yang pertama yaitu wired
system, komunikasi yang berlangsung melalui system saraf atau listrik. Informasi yang dihantarkan
sepanjang sel saraf berbentuk potensialaksi. Penghantaran informasi dari sel saraf kesel target
berlangsung melalui sinaps. Yang kedua adalah non-wired system, komunikasi yang terjadi secara
kimiawi. Komunikasi kimiawi berlangsung lebih lambat namun efektiv lebih lama. Dalam
melangsungkan peranannya dalam komunikasi sel, terdapat beberapa metode dalam melakukan
proses komunikasi. Berikut adalah metode untuk melakukan komunikasi antar sel:
1. Komunikasi langsung, komunikasi antar sel yang sangat berdekatan. Komunikasi ini terjadi
dengan mentransfer sinyal listrik atau sinyal kimia melalui hubungan yang sangat erat antara sel
satu dengan yang lain.
2. Komunikasi lokal, komunikasi yang terjadi melalui zat kimia yang dilepaskan kecairan ekstra
selu ntuk berkomunikasi dengan sel lain yang berdekatan (sinyal parakrin) atau sel itu sendiri
(sinyal autokrin).
3. Komunikasi jarak jauh, komunikasi antar sel yang mempunyai jarak cukup jauh. Komunikasi ini
berlangsung melalui sinyal listrik yang dihantarkan sel saraf dan atau dengan sinyal kimia
(hormone atau neuron hormon) yang dialirkan melalui darah. Bila mediator kimia dari ujung
akson disekresikan kesinap yaitu neurotransmitter dan bila mediator kimia dari ujung akson
disekresikan ke CES yaitu neurohormon.
Komunikasi yang dilakukan oleh sel yang berdekatan dapat dilakukan melalui beberapa
hubungan, yaitu melalui tight junction maupun gap junction. Pada proses komunikasi jarak jauh,
setelah hormone dilepas oleh sel-sel endokrin maka hormone itu akan berikatan dengan first
messenger dan akan dibawah sampai kesel target. Di permukaan luar membran plasma tersebar
reseptor-reseptor protein khusus yang berikatan dengan zat-zat perantara kimia tertentu yang
berkontak dengan sel. Komunikasi antar sel biasanya melewati enam tahap yaitu sintesis, pelepasan
hormon, transport ke organ target, pengenalanpetunjuk, penerjemahan, respons. Tiga tahapan proses
pensinyalan sel
1. Penerimaan (reception)
Yaitu proses pendeteksian molekul sinyal yang dating dari luar sel. Berdasarkan sifat
molekul sinyal, penerimaan dapat dilakukan oleh protein reseptor yang terdapat di:
Membrane plasma (coontoh: reseptor hormone epinefrin)
Sitoplasma (reseptor intraseluler). Contoh: reseptor hormone steroid
2. Transduksi (pengolahan sinyal)
Transduksi merupakan urutan perubahan dalam sederetan molekul yang berbeda dan disebut
jalur transduksi sinyal. Pada tahap ini terjadi perubahan sinyal menjadi suatu bentuk yang dapat
menimbulkan respon seluler spesifik.
3. Responsel
Aktivitas sel sebagai respon terhadap sinyal yang datang
Aktivitas seluler seperti: reaksi enzimatik, penyusunan ulang sitoskeleton, pengaktifan gen
spesifik dalam nucleus.
Transduksi sinnyal adalah proses perubahan bentuk sinyal yang berurutan dari sinyal
ekstraseluler sampai respon dalam komunikasi antar sel.
Pada umumnya transduksi sinyal terdiri dari beberapa langkah yaitu sejumlah kecil molekul
sinyal dapat menghasilkan respon seluler yang besar (penguatan sinyal) dan menentukan respon
yang spesifik. Transduksi sinyal dilakukan oleh molekul relay, yaitu molekul yang berfungsi
menyampaikan (mentransmisikan) sinnyal dari reseptor hingga dihasilkan responsel yang sesuai,
dapat berupa protein ataumolekul non-protein.
Proses penerimaan sinyal (pengaktifan protein reseptor) akan berlanjut pada pengaktifan
molekul-molekul relay secara beruntun hingga protein akhir yang menghasilkan respon sel
diaktifkan. Jalur transduksi sinyal akan terhenti dengan adanya protein fosfatase (enzim yang
melepaskan gugus fosfat dari protein).
Persinyalan sel dengan reseptor terikat membrane (contoh: pengaruh epinefrin)
1. Penerimaan
Molekul sinyal (ligan) berupa hormone epinefrin yang terdapat di cairan ekstraseluler terikat
pada reseptor spesifik pada membrane plasma sel target (sel hati dan sel otot rangka).
2. Transduksi
Interaksiligan-reseptor mengakibatkan konfirmasi atau perubahan bentuk reseptor kemudian
terjadi serangkaian perubahan atau aktivasi sejumlah molekul relay pada jalur transduksi sinyal
yang mengarah pada aktivitas enzim spesifik.
3. Responsel
Adanya aktivitas sel sebagai respon terhadap sinnyal yang datang
Second messenger Merupakan jalur persinyalan yang melibatkan molekul atau ion kecil non
protein yang terlarut-air. Sedangkan molekul sinyla ekstraseluler yang mengikat reseptor membrane
merupakan messenger pertama jalur, Karena messenger kedua itu kecil dan terlarut dalam air,
messenger ini segera menyebar keseluruh sel dengan berdifusi. Messenger kedua berperan serta
dalam jalur yang diinisiasi reseptor terkait protein-G meupun reseptortirosin-kinase. Dua messenger
kedua yang paling bayak digunakan ialah:
a. AMP siklik
Second messenger ini yang membawa sinyal yang diinisiasi epinefrin dari membrane
plasma sel hati atau otot kebagian dalam sel, dimana sinyal itu menyebabkan pemecahan
glikogen. Pengikatan epinefrin pada membran plasma sel hati akan meningkatkan senyawa
adenosine monofosfat siklik yang disingkat AMP siklik atau cAMP. cAMP ini diaktifkan
oleh adenil atsiklase yang mengkatalisa perombakan ATP.
b. Ion kalsium
Sel menggunakan ion kalsium sebagai messenger kedua dalam jalur protein-G dan jalur
reseptor tirosin kinase. Dalam merespon sinyal yang direlai oleh jalur transduksi sinyal,
kadar kalsium sitosolik mungkin meningkat, biasanya oleh suatu mekanisme yang melepas
ion kalsium dari RE biasanya jauh lebih tinggi dari pada konsentrasi dalam sitosol
SINAPS
Sinaps dapat didefinisikan sebagai struktur yang memediasi transmisi sinyal dari satu
neuron ke neuron yang berdekatan. Sinaps ditemukan di sistem saraf. Mereka dapat
mentransmisikan sinyal listrik atau sinyal kimia. Sinaps dapat diklasifikasikan dua jenis utama
menurut jenis sinyal ini: sinaps listrik dan sinaps kimia. Pada sinaps, dua neuron yang
berkomunikasi mendekati membran plasma mereka untuk melewati sinyal secara akurat dan efisien.
Neuron yang mengirim sinyal terdiri dari ujung presinaptik sementara neuron yang menerima sinyal
terdiri dari ujung postsynaptic. Ujung ini bisa dilihat pada akson dan dendrit / soma.
SINAPS KIMIA
Sinaps kimia adalah struktur biologis yang dapat ditemukan di antara dua neuron atau di
antara neuron dan sel nonneuronal dan fungsinya utamanya adalah berkomunikasi satu sama lain
melalui pembawa pesan kimia seperti yang ditunjukkan pada gambar 01. Utusan kimia ini dikenal
sebagai neurotransmitter . Neurotransmiter diproduksi dan dikemas di dalam vesikula kecil yang
dikenal sebagai vesikula sinaptik. Synaptic vesikula diisi dengan neurotransmiter dan terakumulasi
di dekat ujung presinaptik neuron presinaptik. Bila potensi aksi berubah pada membran neuron
presinaptik, neurotransmiter ini dilepaskan oleh eksositosis ke ruang yang disebut celah sinaptik.
Begitu neurotransmitter ini masuk ke celah sinaptik, mereka mengikat reseptor spesifik yang ada di
permukaan neuron postsinaptik dan memberikan informasinya.Ini adalah jenis transmisi sinyal
kimia yang terjadi pada sinaps kimia; Dengan demikian, struktur ini sangat penting untuk
menghubungkan sistem saraf tanpa keruntuhan. Transmisi sinyal melalui sinaps kimia hanya terjadi
dalam satu arah.
Satu organisme mengandung sejumlah besar sinaps kimia dalam sistem syarafnya. Orang
dewasa mungkin memiliki 1000 sampai 5000 triliun sinapsis kimia di sistem saraf pusat. Jumlah ini
bisa berbeda dengan umur.
SINAPS LISTRIK
Sinaps listrik adalah struktur yang memfasilitasi dua neuron untuk berkomunikasi satu sama
lain melalui sinyal listrik tanpa adanya keterlibatan kimia. Pada sinaps listrik, membran neuron
presinaptik dan membran neuron postsynaptic sangat dekat satu sama lain dan terhubung dengan
membuat saluran yang disebut gap junction seperti ditunjukkan pada gambar 2. Kemudian sinyal
yang berbentuk arus ionik, mengalir melalui selisih gap. pasif, memungkinkan transmisi sinyal.
Sambungan gap terbentuk dengan menggunakan saluran protein yang disebut connexons.
Connexons adalah protein berbentuk tabung yang menghasilkan perjalanan melalui dua neuron.
gambar 2. Sinaps listrik
Ruang Antara Dua Ruang antara awal dan Ruang antara awal dan akhir
Neuron akhir postsynaptic lebih postsynaptic sangat kecil.
besar.
1 Anti Diuretik Hormone (ADH) Meningkatkan absorbs air dari tubulus ginjal dan
meningkatkan tekanan darah
8 Folicel stimulating hormone Merangsang pertumbuhan folikel telur dan ovulasi (pada
wanita) sedangkan merangsang produksi sperma (pada
pria)
Sinyal Listrik
Penyaluran Sinyal (impuls) pada sel Saraf (Neuron)
a. Penyaluran sinyal listrik pada neuron → penjalaran potensial aksi
b. Neuron berfungsi→menerima, menterjemahkan dan menyalurkan pesan listrik
c. Awalnya badan sel menerima sinyal listrik dari neuron lainnya melalui kontak-kontak yang
disebut sinaps yang terletak di dendrit
d. Dendrit bagian badan sel yang berperan menerima informasi dari rangsangan atau dari sel lain
e. Bila sinyal listrik kuat, maka sinyal listrik dari badan sel diteruskan keakson
f. Dari akson sinyal listrik diteruskan ke neuron lainnya, otak, organ ataukelenjar yang sesuai
Terbentuknya sinyal Listrik Pada Neuron
1. Neuron Padakondisiistirahat/ polarisasi(tidakadaimpulslistrik)
Di luar membran
bermuatan +
Di dalam membran
bermuatan -
a. Setiap sel saraf menggunakan difusi pasif dan transportasi aktif untuk mempertahankan
distribusi ion
b. Setiap sel saraf menghasilkan sedikit ion negative tepat didalam sel dan ion positif tepat
diluar membran sel.
2. Neuron mengalamistimulasi/Depolarisasi(adaimpulslistrik)
a. Saat neuron mendapatkan rangsangan (impuls) →Neuron terstimulasi → pori-pori
membrane akan berubah dan ion-ion Na+ akan masuk dari luar sel kedalam sel →perubahan
komposisi ion karena adanya pergerakan ion → perubahan muatan, Sehingga: didalam sel
akan menjadi kurang negative ( lebih positif) drpd diluar sel → perubahan beda postensial
yang sangat besar dititik stimulasi, Keadaan ini disebut DEPOLARISASI → selanjutnya
perubahan potensial membran/ potensial aksi diteruskan/ menjalar sepanjang akson.
b. Perubahan beda potansial ini disebut potensial aksi
c. Potensialaksimenjalarsepanjangakson(menjauhibadansel) → seperti pesan berantai untuk
sampai ke otak
Rangsangankuat → mampu mendepolarisasi dari - 90mV menjadi+50 mV.
3. Neuron setelahterstimulasi/ kembaliistirahat(Repolarisasi)
a. Setelah depolarisasi, saluranNa+ tertutup selama 1 detik sampai membrane tidak dapat
dirangsang lagi.
b. K+ di dalam sel difusi keluar sel sehingga luar sel dalam jumlah besar agar luar sel
bermuatan+
c. Selanjutnya terjadi transport aktif u/ mengembalikan sel kekondisi polarisasi melalui
mekanisme pengaktifan pompa NA.
d. Na+ dari dalam sel di pompa keluar sel dans ebaliknya ion K+ dipompa kedalam sel, sehingga
e. potensial membrane kembali seperti saat istirahat, kondisi ini disebut REPOLARISASI
B. Sistem Endokrin
Kelenjar-kelenjar endokrin dimasukkan ke dalam suatu sistem karena getah (sekret) dari satu
kelenjar endokrin dapat mempengaruhi kelenjar endokrin lainnya. Seperti halnya kelenjar eksokrin,
kelenjar endokrin juga berasal dari jaringan epitel, hanya pada proses pembentukkannya pada
kelenjar endokrin sel-sel yang berdiferensiasi menjadi kelenjar terlepas dari jaringan epitel
induknya, sehingga tidak mempunyai saluran pelepasan, karena itu disebut kelenjar buntu. Getah
yan dihasilkan kelenjar endokrin disebut hormon, yang didistribusikan melalui sistem peredaran.
Dalam beberapa hal sistem endokrin bekerjasama dengan sistem saraf untuk pengaturan terhadap
fungsi organ-organ tubuh. Bedanya sistem saraf bekerja lebih cepat dibandingkan dengan cara kerja
sistem hormonal yang lebih lambat, namun berkesinambungan.
Meskipun kerja sistem saraf agak berbeda dengan cara kerja hormon, tetapi terdapat kaitan
antara keduanya, seperti beberapa kelenjar yang akan bersekresi bila ada rangsang yang datang dari
saraf. Ukuran kelenjar endokrin biasanya kecil saja namun sangat vaskuler. Kelenjar endokrin yang
terdapat pada hewan-hewan vertebrata antara lain meliputi : kelenjar hipofise, kelenjar pankreas,
kelenjar adrenal, kelenjar tiroid dan paratiroid, kelenjar gonad mencakup ovarium dan testis, serta
beberapa organ yang juga menghasilkan hormon-hormon tertentu seperti ginjal, lambung, usus
kecil, dan plasenta.
1. Macam-macam Kelenjar Endokrin
Oleh kebanyakan ahli endokrinologi sering disebut sebagai “master gland” atau “the leader
of the orchestra”, karena dapat mengatur ritme atau irama terhadap aktivitas kelenjar endokrin
lainnya. Kelenjar hipofise terdiri atas :
a. Pars digitalis atau lobus anterior atau Adenohipofise
b. Pars intermedia
c. Pars nervosa atau lobus posterior atau Neurohipofise
Kompleksitas kelenjar hipofise hanya hampir disamai oleh kelenjar Adrenal bagian korteks
dalam adalah bahwa kelenjar hipofise menggetahkan hormon-hormon peptida sedangkan kelenjar
adrenal memproduksi hormon-hormon steroid. Kelenjar hipofise merupakan perpaduan dua
“embryonic rudiment” yaitu bagian yang berasal dari infundibulum dari Diensefalon (otak) yang
menjadi Pars Nervosa, dan yang berasal dari epitel rongga mulut (Rathke pocket) yang akan
menjadi Adenohipofise.
Jadi meskipun Neurohipofise dan Adenohipofise berasal dari lapisan lembaga ektoderm namun
berasal dari dua bagian yang berbeda. Neurohipofisa yang berasal dari infundibulum otak
dihubungkan ke hipotalamus oleh tangkai neural.
Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid mengelilingi trakea di sebelah ventral dari larink. Setiap lobus dari kelenjar
tiroid dipisahkan oleh sekat-sekat menjadi lobuli tiroid yang terdiri atas badan-badan bulat yang
disebut folikel tiroid. Dalam keadaan dimana hormon hasil produksi tidak dipakai, maka hormon ini
disimpan dalam bentuk koloid yang tak aktif disebut tiroglobulin. Kelenjar tiroid juga menghasilkan
enzim proteolitik yang disebut katepsin untuk mengubah tiroglobulin yang tidak aktif menjadi
hormon tiroksin yang aktif. Bila kadar iodium yang terdapat dalam tubuh kurang maka yang
dihasilkan bukan tiroksin (T4), tetapi triiodotiroksin (T3). Fungsi hormon tiroksin
a. Mengatur derajat metabolisme supaya di atas menimum
b. Mempunyai peranan dalam proses pertumbuhan dan diferensiasi
c. Mempengaruhi pertumbuhan mental kematangan seksual
d. Mempengaruhi metabolisme glukosa dan protein
e. Merangsang mengurangi jumlah asam-asam lemak, kolesterol dan fosfolipid
Bila pada saat pertumbuhan hormon tiroksin kurang, maka akan mengurangi pelepasan
hormon pertumbuhan (GH) yang diproduksi oleh pars anterior hipofisa, hingga akan menimbulkan
gejala kretinisme (kekerdilan). Kekurangan hormon tiroksin juga dapat menimbulkan gejala
Miksidema, yaitu
dimana substansi intreseluler jaringan ikat akan ditimbun secara abnormal berupa zat yang disebut
mukopolisakarida.
a. Kelenjar Adrenal
Terdapat sepasang melekat di sebelah anterior dari ginjal. Bagiannya dapat dibedakan menjadi
korteks, medula dan seludang.
Korteks terdiri atas tiga bagian yaitu :
1. Zona glomerulosa, menghasilkan hormon mineralokortikoid, fungsinya untuk mengatur
keseimbangan kadar natrium, dalam tubuh, hormonnya yang penting ialah aldosteron
2. Zona Fasikulata, menghasilkan hormon glikokortikoid, fungsinya dalam metabolisme
karbohidrat dan protein, hormon yang penting adalah hidrokortison
3. Zona retikulata, menghasilkan hormon-hormon seks, yaitu hormon-hormon derivat steroid,
seperti estradiol dan sebagainya
b. Medulla
Sel-sel penyusun medula berkelompok atau membentuk pita. Dalam sel-sel ini mengandun butir-
butir halus (granula) yan terwarna oleh pewarna garam-garam krom yang menimbulkan warna
coklat. Hormon ini pertama kali diketemukan oelh Oliver dan Schafer pada tahun 1894. Pada
tahun 1901 dan ektralnya dapat dibuat kristal murni yang ternyata dari hasil penelitian lebih
lanjut mengandung dua hormon yaitu adrenalin atau epinefrin, dan noradrenalin atau
norepinepfrin, keduanya mempunyai fungsi :
a. Mempengaruhi denyut jantung, jadi berpengaruh terhadap tekanan darah.
b. Mempengaruhi limpa, dengan kontraksi darah yang terdapat dalam limpa dipompa ke
pembuluh darah.
c. Meningkatkan kadar glukosa darah, dengan mengubah glikogen menjadi glukosa.
c. Pankreas
Fungsi endokrin pankreas terdapat pada pulau-pulau Langerhans yang tersebar di seluruh organ.
Pada Pulau-pulau Langerhans ini dapat dijumpai tiga macam sel yaitu :
a. Sel alfa, sel ini menghasilkan Glukagon juga dihasilkan oleh sel-sel alfa ekstrapankreas (di
luar pankreas), seperti pada lambung dan saluran pencernaan.
b. Sel beta, menghasilkan hormon insulin yang berperan untuk mengubah glukosa darah menjadi
glikogen dalam hati.
c. Sel delta, menghasilkan hormon somatotropin atau Growth Hormone Releasing Inhibiting
Factor (GH-RIF) seperti dihasilkan oleh hipotalamus. Fungsinya untuk menghambat produksi
hormon insulin maupun glukagon.
d. Ovarium
Ovarium merupakan organ berbentuk buah amadel, bergaris tengah 5 cm, dengan lebar 1,-
3,0 cm dan tebal antara 0,6-1,5 cm. Terdiri atas bagian medula yang merupakan jaringan ikat
vaskuler, serta bagian korteks yang banyak mengandung folikel-folikel telur. Folikel-folikel ini
tertanam dalam stroma korteks. Ada tiga macam folikel telur yaitu (1) folikel primordial
(primer); (2) folikel pertumbuhan (sekunder); dan (3) folikel Graaf. Folikel Graarf akan
berovulasi dan sel-sel folikel yang tersisa akan menjadi korpus luteum.
Estrogen merupakan hormon yang dihasilkan sel-sel folikel pada masa pertumbuhan,
sedangkan korpus luteum menghasilkan hormon progesteron. Baik estrogen maupun progesteron
keduanya mempunyai peranan yang menyiapkan mukosa uterus bekerja menghambat sekresi
FSH, agar tidak merangsang pertumbuhan folikel promodial menjadi masak.