Oleh :
Yunita Rahayu 1631011002
Hana Nurul Karimah 1631011017
Wianda Nurfauziah 1631011025
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat-Nya
kami dapat menyelasaikan penyusunan makalah tentang Senyawa Metabolit Sekunder.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, untuk itu kritik dan saran
yang membangun dari pembaca sangat di harapkan.
Akhir kata kami beharap semoga makalah ini dapat bermanfaat tidak hanya bagi
kami, melainkan kepada semua pembaca.
Daftar isi
Kata pengantar....................................................................................................................i
Daftar isi............................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan...............................................................................................................
A. Latar belakang..................................................................................................
B. .Rumusan masalah............................................................................................
C. Tujuan Penulisan...............................................................................................
D. Manfaat Pnulisan..............................................................................................
Bab II Pembahasan..............................................................................................................
A. Pengertian .........................................................................................................
B. Kelompok Metabolisme Sekunder....................................................................
C. Fungsi Masing-Masing Metabolit Sekunder.....................................................
B. Rumusan Masalah
1.Apa pengertian metabolisme sekunder?
2.Golongan apa saja yang terdapat pada metabolit sekunder?
3.Apakah manfaat yang terdapat pada metabolit sekunder?
4.Apakah contoh-contoh dari golongan metabolit sekunder?
C. Tujuan Penulisan
1.Dapat mengetahui arti dan manfaat dari metabolisme sekunder.
2.Dapat mengetahui beberapa jenis golongan metabolit sekunder.
3.Dapat mengetahui struktur dari beberapa jenis metabolit sekunder.
D. Manfaat Penulisan
Dalam penulisan makalah ini dapat bermafaat sebagai menambah
wawasan mengenai metabolisme sekunder.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Metabolit sekunder merupakan senyawa metabolit yang tidak esensial bagi
pertumbuhan organisme dan ditemukan dalam bentuk yang unik atau berbeda-beda
antara spesies yang satu dan lainnya. Metabolit sekunder adalah berbagai macam
reaksi yang produknya tidak secara langsung terlibat dalam pertumbuhan normal.
Dalam hal ini metabolit sekunder berbeda dengan bahan metabolit intermediet yang
memang merupakan produk dari metabolisme normal.
Setiap organisme biasanya menghasilkan senyawa metabolit sekunder yang
berbeda-beda, bahkan satu jenis senyawa metabolit sekunder hanya ditemukan pada
satu spesies dalam suatu kingdom. Senyawa ini selalu dihasilkan tetapi pada saat
dibutuhkan atau pada fase-fase tertentu. Fungsi metabolisme sekunder adalah untuk
mempertahankan diri dari kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan misalnya
mengatasi dari hama dan penyakit. Contoh metabolisme sekunder salah satunya kopi
yang mengandung kafein.
Senyawa metabolit sekunder merupakan sumber bahan kimia yang tidak akan
pernah habis, sebagai sumber inovasi dalam penemuan dan pengembangan obat-obat
baru ataupun untuk menunjang berbagai kepentingan industri. Hal ini terkait dengan
keberadaannya di alam yang tidak terbatas jumlahnya. Sejalan dengan hal itu dan
diikuti oleh keberadaan organisme yang juga tidak terbatas jumlahnya, maka topik
penelitian bahan alam juga tidak akan pernah habis. Ini didukung pula oleh fakta
bahwa di muka bumi ini terdapat kurang lebih 250.000 jenis tumbuhan tingkat tinggi,
akan tetapi tidak lebih dari 0,4% dari jumlah tumbuhan tersebut telah diselidiki oleh
peneliti untuk berbagai kepentingan. Sebagian besar dari penelitian itupun masih
sangat dangkal sifatnya atau belum menyeluruh, lagi pula terbatas pada tumbuhan
yang terdapat di daerah beriklim sedang. Dari 250.000 jenis tumbuhan tingkat tinggi
seperti dikemukan di atas 54% diantaranya terdapat di hutan-hutan tropika dan
Indonesia dengan hutan tropikanya yang mengandung lebih dari 30.000 jenis
tumbuhan tingkat tinggi sangat berpotensial untuk diteliti dan dikembangkan oleh
para peneliti Indonesia. Penelitian bahan alam biasanya dimulai dari ekstraksi, isolasi
dengan metode kromatografi sehingga diperoleh senyawa murni, identifikasi unsur
dari senyawa murni yang diperoleh dengan metode spektroskopi, dilanjutkan dengan
uji aktivitas biologi baik dari senyawa murni ataupun ekstrak kasar. Setelah diketahui
struktur molekulnya biasanya dilanjutkan dengan modifikasi struktur untuk
mendapatkan senyawa dengan aktivitas dan kestabilan yang diinginkan. Disamping
itu dengan kemajuan bidang bioteknologi, dapat juga dilakukan peningkatan kualitas
tumbuhan atau organisme melalui kultur jaringan atau pembentukan menjadi
tumbuhan transgenik yang tentunya juga akan menghasilkan berbagai jenis senyawa
metabolit sekunder baru yang beranekaragam dan mungkin juga dengan struktur
molekul yang berbeda dengan yang ditemukan dari tumbuhan awalnya. Dengan
demikian peluang penelitian dalam bidang bahan alam adalah juga tidak terbatas.
Peranan senyawa bahan alam bagi manusia tidak terlepas dari tinjauan sejarah kajian
riset kimia bahan alam itu sendiri, yang telah sejak lama dilakukan oleh manusia. Karl
Wilhelm Schele (1742-1786) merupakan ahli kimia pertama yang berhasil melakukan
pemisahan (isolasi) senyawa kimia dari bahan alam seperti gliserol, asam-asam
oksalat, laktat, tartarat dan sitrat. Selanjutnya diikuti Frederich W. Serturner (1783-
1841) yang memisahkan morfina dari opium dan Pelletier serta caventon yang
berhasil memisahkan strihina, brusina, kuinin, sinkonina, dan kafein lima belas tahun
kemudian. Untuk pemisahan beribu-ribu senyawa kimia yang lain dari bahan alam
segera menyusul dan terus berjalan sampai sekarang. Senyawa-senyawa metabolit
sekunder yang telah berhasil diisolasi, oleh manusia selanjutnya didayagunakan
sebagai bahan obat seperti morfin sebagai obat nyeri, kuinin sebagai obat malaria,
reserpin sebagai obat penyakit tekanan darah tinggi dan vinkristin serta vinblastin
sebagai obat kanker. Selain sebagai bahan obat, senyawa metabolit sekunder juga
didayagunakan oleh manusia untuk menunjang kepentingan industri seperti industri
kosmetik dan industri pembuatan pestisida dan insektisida. Untuk di Indonesia,
pemanfaatan senyawa bahan alam yang ditemukan para peneliti Indonesia sebagai
bahan baku obat antara lain Itebein sebagai anti tumor, Artoindonesianin sebagai anti
malaria, Diptoindonesin, Indonesiol serta banyak lagi. Sedangkan potensi lain yang
sedang dikembangkan peneliti Indonesia untuk menunjang kepentingan industri
adalah potensi bahan alam sebagai penghasil minyak atsiri. Metabolisme primer
berlangsung dalam suatu daur atau siklus (misalnya siklus asam sitrat). Senyawa
organik dari metabolisme primer merupakan pusatnya dan senyawa-senyawa
metabolisme sekunder merupakan cabang-cabangnya. Metabolisme sekunder dapat
dibedakan secara akurat dari metabolit primer berdasarkan kriteria berikut:
penyebarannya lebih terbatas, terdapat terutama pada tumbuhan dan mikroorganisme
serta memiliki karakteristik untuk tiap genera, spesies atau strain tertentu. Metabolit
ini dibentuk melalui alur (pathway) yang khusus dari metabolit primer. Sebaliknya,
metabolit primer sebarannya luas, pada semua benda hidup dan sangat erat terlibat
dalam proses- proses kehidupan yang esensial. Metabolit sekunder tidaklah bersifat
esensial untuk kehidupan, meski penting bagi organisme yang menghasilkannya. Hal
yang menarik untuk diperhatikan ialah bahwa metabolit sekunder dibiosintesis
terutama dari banyak metabolit-metabolit primer: asam amino, asetilcoenzim-A, asam
mevalonat, dan zat antara (intermediate) dari jalur shikimat (shikimic acid). Ini
merupakan titik awal elaborasi metabolit sekunder yang mengarah ke klasifikasi serta
bahasannya sebagai kelompok-kelompok yang bersifat diskrit.
SENYAWA
MENGANDUNG
NITROGEN
TERPENOID
FENOLIK
A. Golongan Fenolat/Fenol
1. Fenol Monovalent
Suatu senyawa fenol yang jika satu atom H pasa inti aromatic diganti oleh 1gugus
OH.
2. Fenol Divalent
Suatu senyawa fenol yang jika dua atom H pada inti aromatic diganti oleh 2gugus OH
dan merupakan fenol bermartabat dua.
3.Fenol Trivalent
Suatu senyawa fenol yang jika tiga atom H pada inti aromatok diganti oleh 3gugus
OH.
B. Polifenol
Adalah kelompok zat kimia yang ditemukan pada tumbuhan. Zat ini memiliki tanda
khas yakni memiliki banyak gugus fenol dalam molekulnya. Polifenol berperan dalam
memberi warna pada suatu tumbuhan seperti warna daun saat musim gugur. Pada beberapa
penelitian disebutkan bahwa kelompok polifenol memiliki peran sebagai antioksidan yang
baik untuk kesehatan. Antioksidan polifenol dapat mengurangi risiko penyakit jantung dan
pembuluh darah serta kanker. Terdapat penelitian yang menyimpulkan polifenol dapat
mengurangi risiko penyakit Alzheimer.
C. Golongan Flafonoid
Flavonoid merupakan sejenis senyawa fenol terbesar yang ada, senyawa ini terdiri dari
lebih dari 15 atom karbon yang sebagian besar bisa ditemukan dalam kandungan tumbuhan.
Flavonoid juga dikenal sebagai vitamin P dancitrin, dan merupakan pigmen yang diproduksi
oleh sejumlah tanaman sebagai warna pada bunga yang dihasilkan. Spektrum IR yang
direkam pada spektrometer IR-470 Shimadzu. 1H dan 13C-NMR spektra tercatat sebesar 300
dan 75 MHz, masing-masing, pada instrumen AM Bruker 300 dan TMS digunakan sebagai
internal. Standar 1Hdan 13C – NMR spektrum diperoleh dalam campuran CDCl3 dan
CD3ODsebagai pelarut. Flavonoid diperoleh dalam bentuk padatan amorf.
Flavonoid adalah suatu kelompok senyawa fenol yang terbesar yang ditemukan di alam.
Senyawa-senyawa ini merupakan zat warna merah, ungu, dan biru. Dan sebagai zat warna
kuning yang ditemukan dalam tumbuh-tumbuhan. Flavonoid berfungsi untuk melancarkan
peredaran darah ke seluruh tubuh dan mencegah terjadinya penyumbatan pada pembuluh
darah, mengurangi kandungan kolesterol serta mengurangi penumbunan lemak pada dinding
pembuluh darah, mengurangi kadar risiko penyakit jantung koroner, mengandung
antiinflamasi (antiradang), berfungsi sebagai anti-oksidan, membantu mengurangi rasa sakit
jika terjadi pendarahan atau pembengkakan.
Pada tanaman kedelai terkandung suatu senyawa yang merupakan senyawa metabolit
sekunder, yaitu senyawa isoflavon atau flavonoid. Kandungan isoflavon pada kedelai berkisar
2–4 mg/g kedelai. Senyawa isoflavon ini pada umumnya berupa senyawa kompleks atau
konjugasi dengan senyawa gula melalui ikatan glukosida. Jenis senyawa isoflavon ini
terutama adalah genistin, daidzin, dan glisitin. Bentuk senyawa demikian ini mempunyai
aktivitas fisiologis kecil.
Senyawa ini terdistribusi secara luas pada bagian-bagian tanaman, baik pada akar,
batang, daun, maupun buah, sehingga senyawa ini secara tidak disadari juga terikut dalam
menu makanan sehari-hari. Bahkan, karena sedemikian luas distribusinya dalam tanaman
maka dikatakan bahwa hampir tidak normal apabila suatu menu makanan tanpa mengandung
senyawa flavonoida/isoflavon ini. Hal tersebut menunjukkan bahwa senyawa flavonoida
tidak membahayakan bagi tubuh dan bahkan sebaliknya dapat memberikan manfaat pada
kesehatan.
Selama proses pengolahan, baik melalui proses fermentasi maupun proses non-
fermentasi, senyawa isoflavon dapat mengalami transformasi, terutama melalui proses
hidrolisa sehingga dapat diperoleh senyawa isoflavon bebas yang disebut aglikon yang lebih
tinggi aktivitasnya. Senyawa aglikon tersebut adalah genistein, glisitein, dan daidzein.
Bentuk-bentuk produk olahan makanan tersebut sekaligus merupakan sumber isoflavon
potensial untuk menunjang kesehatan tubuh kita. Berdasarkan hal tersebut maka
mengkonsumsi kedelai dalam bentuk produk olahan terfermentasi lebih dianjurkan.
D. Golongan Saponin
Saponin adalah suatu glikosida yang mungkin ada pada banyak macam tanaman. Saponin ada
pada seluruh tanaman dengan konsentrasi tinggi pada bagian-bagian tertentu, dan dipengaruhi
oleh varietas tanaman dan tahap pertumbuhan. Fungsi dalam tumbuh-tumbuhan tidak
diketahui, mungkin sebagai bentuk penyimpanan karbohit metabolisme tumbuh-tumbuhan.
3. Menghemolisa eritrosit
7. Berat molekul relatif tinggi, dan analisis hanya menghasilkan formulaempiris yang
mendekati.
Berdasarkan atas sifat kimiawinya, saponin dibagi dalam 2 kelompok, yaitu: 1.Steroids
dengan 27 C atom. 2. Triterpenoids, dengan 30 C atom. Macam-macam saponin berbeda
sekali komposisi kimiawinya, yaitu berbeda pada aglikon (sapogenin) dan juga
karbohidratnya, sehingga tumbuh-tumbuhan tertentu dapat mempunyai macam-macam
saponin yang berlainan,seperti:
Soy bean saponin : terdiri dari 5 fraksi yang berbeda dalam sapogenin,
ataukarbohidratnya, atau dalam kedua-duanya.
Saponin adalah jenis glikosida yang banyak ditemukan dalam tumbuhan. Saponin
memiliki karakteristik berupa buih. Sehingga ketika direaksikan dengan air dan dikocok
maka akan terbentuk buih yang dapat bertahan lama. Saponin mudah larut dalam air dan
tidak larut dalam eter. Saponin memiliki rasa pahit dan menyebabkan bersin serta iritasi pada
selaput lendir. Jika digunakan dengan benar saponin dapat bermanfaat sebagai sumber anti
bakteri dan anti virus, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan vitalitas,
mengurangi kadar gula dalam darah, dan mengurangi penggumpalan darah.
Minyak atsiri, atau dikenal juga sebagai minyak eterik (aetheric oil ), minyak esensial
(essential oil ), minyak terbang (volatile oil ), serta minyak aromatik ( aromatic oil ), adalah
kelompok besar minyak nabati yang berwujud cairan kental pada suhu ruang namun mudah
menguap sehingga memberikan aroma yang khas. Minyak atsiri merupakan bahan dasar dari
wangi-wangian atau minyak gosok (untuk pengobatan) alami. Di dalam perdagangan, hasil
sulingan (destilasi) minyak atsiri dikenal sebagai bibit minyak wangi.
F. Golongan Alkoloid
Steroid terdiri atas beberapa kelompok senyawa dan penegelompokan ini didasarkan
pada efek fisiologis yang diberikan oleh masing-masing senyawa. Kelompok-kelompok itu
adalah sterol, asam- asam empedu, hormon seks, hormon adrenokortikoid, aglikon kardiak
dan sapogenin. Ditinjau dari segi struktur molekul, perbedaan antara berbagai kelompok
steroid ini ditentukan oleh jenis substituen R 1 R 2 R 3 yang terikat pada kerangka dasar
karbo, sedangkan perbedaan antara senyawa yang satu dengan yang lain pada suatu
kelompok tertentu ditentukan oleh panjang rantai karbon R 1, gugus fungsi yang terdapat
pada substituen R 1, R 2, R 3, jumlah serta posisi gugus fungsi oksigendan ikatan rangkap
dan konfigurasi dari pusat-pusat asimetris pada kerangka dasar karbon tersebut. Percobaan-
percobaan biogenetik menunjukkan bahwa steroid yang terdapat di alam berasal dari
triterpenoid. Steroid yang terdapat dalam jaringan hewan beasal dari triterpenoid lanosterol
sedangkan yang terdapat dalam jaringan tumbuhan berasal dari triterpenoid sikloartenol
setelah triterpenoid ini mengalami serentetan perubahan tertentu, tahap- tahap awal dari
biosintesasteroid adalah sama bagi semua steroid alam yaitu pengubahan asam asetat melalui
asam mevalonat dan skualen (suatu triterpenoid) menjadi lanosteroldan sikloartenol.
H. Golongan Tanin
Tanin merupakan suatu substansi yang banyak dan tersebar, sehingga sering ditemukan
dalam tanaman. Tanin diketahui mempunyai beberapa khasiat, yaitu sebagai astringen, anti
diare, anti bakteri dan antioksidan. Istilah tanin sendiri berasal dari bahasa Perancis, yaitu
“tanning”. Pada mulanya senyawa tannin lebih dikenal sebagai “tanning substance” dalam
proses penyamakan kulit hewan untuk dibuat sebagai kerajinan tangan. Pada umumnya tanin
merupakan senyawa polifenol yang memiliki beratmolekul (BM) yang cukup tinggi (lebih
dari 1000) dan dapat membentuk kompleks dengan protein. Berdasarkan strukturnya, tanin
diklasifikasikan menjadi dua kelas yaitu tanin terhidrolisis dan tanin terkondensasi.
1. Tanin Terhidrolisis
2. Tanin Terkondensasi
Apabila dididihkan dengan HCl akan dihasilkan Asam gallat dan Asamellag.
Sifat-sifat Tanin
Untuk membedakan tanin dengan senyawa metabolit sekunder lainnya,dapat dilihat dari sifat-
sifat dari tanin itu sendiri. Sifat-sifat tanin, antara lain :
Apabila dilarutkan ke dalam air, tanin akan membentuk koloid dan akan memiliki rasa
asam dan sepat.
Tanin dapat mengendapkan protein dari larutannya dan bersenyawadengan protein tersebut
sehingga tidak dipengaruhi oleh enzim protiolitik.
2. Sifat Kimia dari tanin adalah sebagai berikut : Tanin merupakan senyawa kompleks yang
memiliki bentuk campuran polifenol yang sulit untuk dipisahkan sehingga sulit membetuk
kristal. Tanin dapat diidentifikasi dengan menggunakan kromotografi Senyawa fenol yang
ada pada tanin mempunyai aksi adstrigensia, antiseptic dan pemberi warna.
3. Sifat sebagai pengkhelat logam. Fenol yang ada pada tanin, secara biologis dapat berguna
sebagai khelat logam. Mekanisme atau proses pengkhelatan akan terjadi sesuaidengan pola
subtitusi dan pH senyawa fenol itu sendiri. Hal ini biasanya terjadi pada tanin terhidrolisis,
sehingga memiliki kemampuan untuk menjadi pengkhelat logam. Khelat yang dihasilkan dari
tanin ini dapat memiliki daya khelat yang kuat dan dapat membuat khlelat logam menjadi
lebih stabil dan aman didalam tubuh. Namun, dalam mengkonsumsi tanin harus sesuai
dengan kadarnya, karena apabila terlalu sedikit (kadarnya rendah) tidak akan memberikan
efek, namun apabila mengkonsumsi terlalu banyak (kadar tinggi) dapat mengakibatkan
anemia karena zat besi yang ada dalam darahakan dikhelat oleh senyawa tanin tersebut.
Manfaat Tanin
Sebagai senyawa metabolit sekunder, tanin memiliki banyak manfaat dan kegunaan.
Manfaat dan kegunaan tanin adalah sebagai berikut : 1.Sebagai anti hama untuk mencegah
serangga dan fungi pada tanaman. 2.Sebagai pelindung tanaman ketika masa pertumbuhan
dari bagiantertentu tanaman, misalnya pada bagian buah, saat masih muda akanterasa pahit
dan sepat. 3.Sebagai adstrigensia pada GI dan kulit.4.Untuk proses metabolisme dari
beberapa bagian tanaman. 5.Dapat mengendapkan protein sehingga digunakan sebagai
antiseptik .6.Sebagai antidotum (keracunan alkaloid). 7.Sebagai reagen pendeteksi gelatin,
alkaloid, dan protein. 8.Sebagai penyamak kulit dan pengawet.
Struktur Tanin
I. Golongan Kumarin
Kumarin merupakan senyawa atsiri yang terbentuk terutama dari turunan glukosa non
atsiri saat penuaan atau pelukaan. Hal ini penting terutama ada tumbuhan alfalfa dan
semanggi manis di mana kumarin menyebabkan timbulnya aroma yang khas sesaat setelah
kedua tumbuhan itu dibabat. Para peneliti telah mengembangkan aglur semanggi tertentu
yang mengandung sedikit kumarin dan strain lainnya yang mengandung kumarin dalam
bentuk terikat. Semua galur itu secara ekonomi sangat penting karena kumarin bebas dapat
berubah menjadi produk yang beracun, dikumarol, jika semanggi rusak selama
penyimpanan. Dikumarol adalah senyawa antipenggumpalan yang menyebabkan penyakit
semanggi manis (penyakit perdarahan) pada hewan ruminansia (pemamah biak seperti sapi)
yang memakan tumbuhan yang mengandung dikumarol. Kumarin merupakan metabolit
turunan sikimat yang terbentuk ketikafenil alanin dideaminasi dan dihiroksilasi menjadi asam
trans-hidroksisinamat. Ikatan rangkap asam ini segera dikonversi menjadi bentuk cis melalui
isomerisasi yang dikatalisasi oleh cahaya, menghasilkan pembentukan senyawa yang
mempunyai gugus fenol dan asam yang berdekatan. Gugus-gugus ini kemudian bereaksi
secara intramolekuler untuk membentuk lakton dan intikumarin basa, dicirikan oleh senyawa
kumarin itu sendiri, berperan dalam memberikan aroma jerami yang segar. Kebanyakan
senyawa kumarin dioksigenasi pada posisi C, yang dihasilkan dari hidroksilasi para asam
sinamat untuk membentuk asam kumarat, namun sebelumnya mengalami hidroksilasiorto,
isomerisasi dan pembentukan lakton. Penyebaran kumarin terbatas didunia tanaman dan
pernah digunakan untuk menggolongkan tanaman menurut keberadaan senyawa
ini(kemotaksonomi). Kumarin umumnya ditemukan pada family Apiaceae,Rutaceae,
Asperaceae, dan Fabaceae.Beberapa kumarin merupakan senyawa fitoaleksin dan disintesis
secarade novo oleh tanaman setelah diinfeksi oleh bakteri atau fungi.
Fungsi Kumarin
Salah satu jenis kumarin yaitu preosen yang diisolasi pada tahun 1976 dari
tumbuhan Ageratum houstanianum menyebabkan metamorfosis dini pada beberapa spesies
serangga dengan turunnya tingkat hormon pemudaan serangga sehingga menyebabkan
pembentukkan feromonoleh serangga jantan sehingga daya tarik seksual terhadap serangga
betina berkurang. Dengan kemampuan seperti itu, preosen memiliki potensi sebagai insektisi
dayang berpengaruh hanya terhadap spesies sasaran. Struktur Kumarin Penentuan struktur
kumarin dengan spektrum.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Metabolisme sekunder adalah senyawa metabolit yang tidak esensial
bagi pertumbuhan organisme dan ditemukan dalam bentuk yang unik atau berbeda-beda
antara spesies yang satu dan lainnya.
Manfaat lain dari metabolit sekunder adalah sebagai pestisida dan insektisida,
contohnya adalah rotenon dan rotenoid. Beberapa metabolit sekunder lainnya yang telah
digunakan dalam memproduksi sabun, parfum. Manfaat lain dari metabolit sekunder
adalah sebagai pestisida dan insektisida contohnya adalah rotenon dan rotenoid. Beberapa
metabolit sekunder lainnya yang telah digunakan dalam memproduksi sabun, parfum,
minyak herbal, pewarna, permen karet, dan plastik alami adalah resin, antosianin, tanin,
saponin, dan minyak volatil.
Senyawa metabolit sekunder diklasifikasikan menjadi 3, yaitu: terpenoid,fenolik,
dan senyawa yang mengandung nitrogen. Macam-macam golongan metabolit sekunder,
yaitu: fenol, flafanoid,saponin, minyak atsiri, tannin, alkaloid, steroid, dan kumarin.
Senyawa organik dari metabolisme primer merupakan pusatnya dan senyawa-senyawa
metabolisme sekunder merupakan cabang-cabangnya.
Peranan senyawa bahan alam bagi manusia tidak terlepas dari tinjauan sejarah
kajian riset kimia bahan alam itu sendiri, yang telah sejak lama dilakukan oleh manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimus, /2010/07/ metabolisme-sekunder.html
R. Verpoorte, A. W. Alfermann (2000). Metabolic engineering of plant
secondary metabolism. Springer. ISBN 978-0-7923-6360-6.Page.1-3
S. J. H. Rizvi, V. Rizvi (2008). Thin layer chromatography in phytochemistry.
CRC Press. ISBN 978-1-4200-4677-9.Page.60-66
http://id.wikipedia.org/wiki/Metabolit_sekunder
Gunawan, Didit dan Sri Mulyani, 2004, Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) Jilid I ,Jakarta:
Penebar Swadaya.
Heinrich, Michael, dkk, 2005,Farmakognosi dan Fitoterapi, Jakarta :Buku Kedokteran EGC
.http://id.wikipedia.org/wiki/Kumarinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Metabolisme