Anda di halaman 1dari 19

SENYAWA METABOLIT SEKUNDER

Diajukan sebagai tugas mata kuliah Fisiologi Tumbuhan


Dengan dosen pengampu:

Oleh :
Yunita Rahayu 1631011002
Hana Nurul Karimah 1631011017
Wianda Nurfauziah 1631011025

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI
2018
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat-Nya
kami dapat menyelasaikan penyusunan makalah tentang Senyawa Metabolit Sekunder.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, untuk itu kritik dan saran
yang membangun dari pembaca sangat di harapkan.

Akhir kata kami beharap semoga makalah ini dapat bermanfaat tidak hanya bagi
kami, melainkan kepada semua pembaca.
Daftar isi

Kata pengantar....................................................................................................................i
Daftar isi............................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan...............................................................................................................
A. Latar belakang..................................................................................................
B. .Rumusan masalah............................................................................................
C. Tujuan Penulisan...............................................................................................
D. Manfaat Pnulisan..............................................................................................

Bab II Pembahasan..............................................................................................................
A. Pengertian .........................................................................................................
B. Kelompok Metabolisme Sekunder....................................................................
C. Fungsi Masing-Masing Metabolit Sekunder.....................................................

Bab III Penutup....................................................................................................................


Simpulan..............................................................................................................................
Daftar Pustaka......................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, tumbuhan memiliki pertahanan yang melindungi
tumbuhan tersebut dari pemangsa yang mengacam pehidupantumbuhan tersebut.
Banyak sistem pertahanan yang dimiliki oleh suatu tumbuhan,baik menggunakan
sistem mekanis seperti putri malu yang menutup dirinyasehingga pemangsa tidak mau
mengkonsumsinya. Selain itu ada pertahanan yang menggunakan zat kimia sehingga hewan
yang mengkonsumsinya akan merasakan rasa yang tidak enak atau mengalami gangguan
fisiologis sehingga hewan tersebut tidak ingin mengkonsumsi tumbuhan tersebut.
Zat kimia yang menjadi salah satu pertahanan yang dimiliki tumbuhanadalah
metabolit sekunder. Metabolit sekunder merupakan hasil metabolisme yang
dikeluarkan tanaman. Selain pertahanan metabolit sekunder juga dapat digunakan
untuk keperluan manusia seperti obat, pewarna, pengharum, serta bumbu masak.
Salah satu tumbuhan yang memiliki pertahanan diri menggunakam
metabolisme sekunder adalah serai. Akibat metabolisme yang dikandung oleh
serai,beberapa serangga mengalami gangguan jika terkena atau menghirup
metabolityang dikandung oleh serai karena memungkinkan terjadinya gangguan
fsiologis bagi serangga. Ketidaksukaan serangga terhadap metabolit sekunder
pertahanan serai menjadikannya salah satu bahan yang digunakan sebagai pengusir
serangga.
Metabolisme sekunder adalah senyawa metabolit yang tidak esensial
bagi pertumbuhan organisme dan ditemukan dalam bentuk yang unik atau
berbeda- beda antara spesies yang satu dan lainnya. Setiap organisme
biasanyamenghasilkan senyawa metabolit sekunder yang berbeda-beda,
bahkanmungkin satu jenis senyawa metabolit sekunder hanya ditemukan pada satu
spesies dalam suatu kingdom. Senyawa ini juga tidak selalu dihasilkan, tetapi hanya
pada saat dibutuhkan saja atau pada fase-fase tertentu. Fungsi metabolit sekunder
adalah untuk mempertahankan diri darikondisi lingkungan yang kurang
menguntungkan, misalnya untuk mengatasi hama dan penyakit, menarik  polinator,
dan sebagai molekul sinyal. Singkatnya, metabolit sekunder digunakan organisme
untuk berinteraksi denganlingkungannya.Sejak jaman prasejarah manusia telah
memanfaatkan ekstrak tanaman untuk mengobati dan membunuh. Banyak cerita
rakyat yang mengisahkan pemanfaatan ekstrak tanaman untuk penyembuhan berbagai
penyakit. Contoh-contoh penggunaannya sebagai bahan yang dapat mematikan adalah
mulai dari kacang calabar dan tanaman yang bernama hemlock sebagai racun yang
digunakan untuk menghukum mati sampai curare, racun anak panah yang digunakan
oleh penduduk asli di Amerika Selatan untuk berburu. Pada jaman modern senyawa
organik yang diisolasi dari kultur mikrorganisme, seperti halnya dari tanaman, telah
banyak digunakan untuk mengobati berbagai penyakit (misalnya antibiotika penisilin
dan tetrasiklin).Senyawa-senyawa organik yang berasal dari sumber-sumber alami ini
menyusun suatu kelompok besar yang disebut produk-produk alami
(natural products), atau yang lebih dikenal sebagai metabolit sekunder.Pengetahuan
tentang metabolisme yang sifatnya fundamental dan vital bagi makhluk hidup telah
mengantarkan ke suatu tingkat pemahaman yangmendalam tentang proses-proses
yang berkaitan.

Manfaat metabolisme sekunder adalah sebagian besar tanaman penghasil


senyawa metabolit sekunder memanfaatkan senyawa tersebut untuk mempertahankan
diri dan berkompetisi dengan makhluk hidup lain disekitarnya. Tanaman dapat
menghasilkan metabolit sekunder (seperti quinon,flavonoid, tannin,dll) yang membuat
tanaman lain tidak tumbuh di sekitarnya.Hal ini disebut alelopati. Berbagai senyawa
metabolit sekunder telah digunakan sebagai obat atau model pembuat obat baru,
contonya adalah aspirin yang dibuat berdasarkan asam salisilat yang secara alami
terdapat pada tumbuhan tertentu.Manfaat lain dari metabolit sekunder adalah sebagai
pestisida dan insektisida, contohnya adalah rotenone dan rotenoid. Beberapa metabolit
sekunder lainnya yang telah digunakan dalam memproduksi sabun, parfum,minyak
herbal, pewarna, permen karet dan plastic alami adalah resin,antosianin, tannin,
saponin, dan minyak volatile.

B.     Rumusan Masalah
1.Apa pengertian metabolisme sekunder?
2.Golongan apa saja yang terdapat pada metabolit sekunder?
3.Apakah manfaat yang terdapat pada metabolit sekunder?
4.Apakah contoh-contoh dari golongan metabolit sekunder?

C.    Tujuan Penulisan
1.Dapat mengetahui arti dan manfaat dari metabolisme sekunder.
2.Dapat mengetahui beberapa jenis golongan metabolit sekunder.
3.Dapat mengetahui struktur dari beberapa jenis metabolit sekunder.

D.    Manfaat Penulisan
Dalam penulisan makalah ini dapat bermafaat sebagai menambah
wawasan mengenai metabolisme sekunder.
BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengertian
Metabolit sekunder  merupakan senyawa metabolit yang tidak esensial bagi
pertumbuhan organisme dan ditemukan dalam bentuk yang unik atau berbeda-beda
antara spesies yang satu dan lainnya. Metabolit sekunder adalah berbagai macam
reaksi yang produknya tidak secara langsung terlibat dalam pertumbuhan normal.
Dalam hal ini metabolit sekunder berbeda dengan bahan metabolit intermediet yang
memang merupakan produk dari metabolisme normal.
Setiap organisme biasanya menghasilkan senyawa metabolit sekunder yang
berbeda-beda, bahkan satu jenis senyawa metabolit sekunder hanya ditemukan pada
satu spesies dalam suatu kingdom. Senyawa ini selalu dihasilkan tetapi pada saat
dibutuhkan atau pada fase-fase tertentu. Fungsi metabolisme sekunder adalah untuk
mempertahankan diri dari kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan misalnya
mengatasi dari hama dan penyakit. Contoh metabolisme sekunder salah satunya kopi
yang mengandung kafein.
Senyawa metabolit sekunder merupakan sumber bahan kimia yang tidak akan
pernah habis, sebagai sumber inovasi dalam penemuan dan pengembangan obat-obat
baru ataupun untuk menunjang berbagai kepentingan industri. Hal ini terkait dengan
keberadaannya di alam yang tidak terbatas jumlahnya. Sejalan dengan hal itu dan
diikuti oleh keberadaan organisme yang juga tidak terbatas jumlahnya, maka topik
penelitian bahan alam juga tidak akan pernah habis. Ini didukung pula oleh fakta
bahwa di muka bumi ini terdapat kurang lebih 250.000 jenis tumbuhan tingkat tinggi,
akan tetapi tidak lebih dari 0,4% dari jumlah tumbuhan tersebut telah diselidiki oleh
peneliti untuk berbagai kepentingan. Sebagian besar dari penelitian itupun masih
sangat dangkal sifatnya atau belum menyeluruh, lagi pula terbatas pada tumbuhan
yang terdapat di daerah beriklim sedang. Dari 250.000 jenis tumbuhan tingkat tinggi
seperti dikemukan di atas 54% diantaranya terdapat di hutan-hutan tropika dan
Indonesia dengan hutan tropikanya yang mengandung lebih dari 30.000 jenis
tumbuhan tingkat tinggi sangat berpotensial untuk diteliti dan dikembangkan oleh
para peneliti Indonesia. Penelitian bahan alam biasanya dimulai dari ekstraksi, isolasi
dengan metode kromatografi sehingga diperoleh senyawa murni, identifikasi unsur
dari senyawa murni yang diperoleh dengan metode spektroskopi, dilanjutkan dengan
uji aktivitas biologi baik dari senyawa murni ataupun ekstrak kasar. Setelah diketahui
struktur molekulnya biasanya dilanjutkan dengan modifikasi struktur untuk
mendapatkan senyawa dengan aktivitas dan kestabilan yang diinginkan. Disamping
itu dengan kemajuan bidang bioteknologi, dapat juga dilakukan peningkatan kualitas
tumbuhan atau organisme melalui kultur jaringan atau pembentukan menjadi
tumbuhan transgenik yang tentunya juga akan menghasilkan berbagai jenis senyawa
metabolit sekunder baru yang beranekaragam dan mungkin juga dengan struktur
molekul yang berbeda dengan yang ditemukan dari tumbuhan awalnya. Dengan
demikian peluang penelitian dalam bidang bahan alam adalah juga tidak terbatas.
Peranan senyawa bahan alam bagi manusia tidak terlepas dari tinjauan sejarah kajian
riset kimia bahan alam itu sendiri, yang telah sejak lama dilakukan oleh manusia. Karl
Wilhelm Schele (1742-1786) merupakan ahli kimia pertama yang berhasil melakukan
pemisahan (isolasi) senyawa kimia dari bahan alam seperti gliserol, asam-asam
oksalat, laktat, tartarat dan sitrat. Selanjutnya diikuti Frederich W. Serturner (1783-
1841) yang memisahkan morfina dari opium dan Pelletier serta caventon yang
berhasil memisahkan strihina, brusina, kuinin, sinkonina, dan kafein lima belas tahun
kemudian. Untuk pemisahan beribu-ribu senyawa kimia yang lain dari bahan alam
segera menyusul dan terus berjalan sampai sekarang. Senyawa-senyawa metabolit
sekunder yang telah berhasil diisolasi, oleh manusia selanjutnya didayagunakan
sebagai bahan obat seperti morfin sebagai obat nyeri, kuinin sebagai obat malaria,
reserpin sebagai obat penyakit tekanan darah tinggi dan vinkristin serta vinblastin
sebagai obat kanker. Selain sebagai bahan obat, senyawa metabolit sekunder juga
didayagunakan oleh manusia untuk menunjang kepentingan industri seperti industri
kosmetik dan industri pembuatan pestisida dan insektisida. Untuk di Indonesia,
pemanfaatan senyawa bahan alam yang ditemukan para peneliti Indonesia sebagai
bahan baku obat antara lain Itebein sebagai anti tumor, Artoindonesianin sebagai anti
malaria, Diptoindonesin, Indonesiol serta banyak lagi. Sedangkan potensi lain yang
sedang dikembangkan peneliti Indonesia untuk menunjang kepentingan industri
adalah potensi bahan alam sebagai penghasil minyak atsiri. Metabolisme primer
berlangsung dalam suatu daur atau siklus (misalnya siklus asam sitrat). Senyawa
organik dari metabolisme primer merupakan pusatnya dan senyawa-senyawa
metabolisme sekunder merupakan cabang-cabangnya. Metabolisme sekunder dapat
dibedakan secara akurat dari metabolit primer berdasarkan kriteria berikut:
penyebarannya lebih terbatas, terdapat terutama pada tumbuhan dan mikroorganisme
serta memiliki karakteristik untuk tiap genera, spesies atau strain tertentu. Metabolit
ini dibentuk melalui alur (pathway) yang khusus dari metabolit primer. Sebaliknya,
metabolit primer sebarannya luas, pada semua benda hidup dan sangat erat terlibat
dalam proses- proses kehidupan yang esensial. Metabolit sekunder tidaklah bersifat
esensial untuk kehidupan, meski penting bagi organisme yang menghasilkannya. Hal
yang menarik untuk diperhatikan ialah bahwa metabolit sekunder dibiosintesis
terutama dari banyak metabolit-metabolit primer: asam amino, asetilcoenzim-A, asam
mevalonat, dan zat antara (intermediate) dari jalur shikimat (shikimic acid). Ini
merupakan titik awal elaborasi metabolit sekunder yang mengarah ke klasifikasi serta
bahasannya sebagai kelompok-kelompok yang bersifat diskrit.

B.       Kelompok metabolisme sekunder


Senyawa metabolit sekunder diklasifikasikan menjadi 3 kelompok utama, yaitu:

1. Terpenoid (Sebagian besar senyawa terpenoid mengandung karbon dan hidrogen


serta disintesis melalui jalur metabolisme asam mevalonat). Contohnya monoterpena,
seskuiterepena, diterpena, triterpena, dan polimer terpena.

2.Fenolik (Senyawa ini terbuat dari gula sederhana dan memiliki


cincin benzena,  hidrogen,dan oksigen dalam struktur kimianya). Contohnya asam
fenolat, kumarina, lignin, flavonoid, dan tanin.
3. Senyawa yang mengandung nitrogen. Contohnya alkaloid dan glukosinolat.

Beberapa contoh metabolisme sekunder :

Kelas Contoh Contoh sumber Efek dan


senyawa kegunaan

SENYAWA
MENGANDUNG
NITROGEN

Alkaloid Nikotin, Tembakau, Mempengaruhi


kokain coklat neurotransmisi
teobromin dan
menghambat
kerja enzim

TERPENOID

Monoterpena Mentol, Tumbuhan mint Mempengaruhi


linalool neurotrasmisi,
menghambat
trasnpor ion,
anestetik

Diterpena Gossyypol kapas Menghambat


fosforilasi toksik

Triterpena, glikosida Digitogenin digitalis Stimulasi otot


kardiak ( jantung jantung
mempengaruhi
transpor ion
Stereol Spinasterol bayam Mempengaruhi
kerja hormon

FENOLIK

Asam fenolat Kafeat, Semua tanaman Menyebabkan


klorogenat kerusakan
oksidatif,
timbulnya warna
coklat pada buah
dan wine

Tannius Gallotanin, Kacang- Mengikat


tanin kacangan pritein, enzim
terkondensasi menghambat
digesti.
Antioksidan

Lignin Lignin Semua tanaman Struktur,serat


darat

C. Fungsi masing-masing metabolit sekunder


Senyawa-senyawa kimia hasil metabolit sekunder tumbuhan diantaranya adalah:

Macam-macam golongan metabolit sekunder, yaitu:

A. Golongan Fenolat/Fenol

Senyawa golongan fenol adalah golongan senyawa dengan struktur aromatik dengan


mengandung gugus OH pada rantai aromatik. Jadi pada fenolgugus OH langsung terikat pada
inti benzene.

Ada 3 golongan Fenol berdasarkan atom H yang digantikan oleh gugus OH yaitu :

1. Fenol Monovalent

Suatu senyawa fenol yang jika satu atom H pasa inti aromatic diganti oleh 1gugus
OH.
2. Fenol Divalent

Suatu senyawa fenol yang jika dua atom H pada inti aromatic diganti oleh 2gugus OH
dan merupakan fenol bermartabat dua.

3.Fenol Trivalent

Suatu senyawa fenol yang jika tiga atom H pada inti aromatok diganti oleh 3gugus
OH.

B. Polifenol

Adalah kelompok zat kimia yang ditemukan pada tumbuhan. Zat ini memiliki tanda
khas yakni memiliki banyak gugus fenol dalam molekulnya. Polifenol berperan dalam
memberi warna pada suatu tumbuhan seperti warna daun saat musim gugur. Pada beberapa
penelitian disebutkan bahwa kelompok polifenol memiliki peran sebagai antioksidan yang
baik untuk kesehatan. Antioksidan polifenol dapat mengurangi risiko penyakit jantung dan
pembuluh darah serta kanker. Terdapat penelitian yang menyimpulkan polifenol dapat
mengurangi risiko penyakit Alzheimer.
C. Golongan Flafonoid

Flavonoid adalah senyawa polifenol yang banyak terdapat di alam. Flavonoid


merupakan golongan senyawa bahan alam dari senyawa fenolik yang banyak merupakan
sebagai pigmen tumbuhan. Flavonoid terdapat pada grup-grup dari unsur-unsur polifenol
yang terdapat pada kebanyakan tumbuhan, biji, kulit buah atau kulit, kulit kayu, dan bunga.
Sejumlah besar tumbuhan obat mengandung flavonoid. Flavonoid digolongkan berdasarkan
struktur kimianya, menjadi falvonol, flavon, flavanon, isoflavon, anthocyanidin, dan khalkon.
Saat ini lebih dari 6.000 senyawa yang berbeda masuk ke dalam golongan flavonoid.
Menurut perkiraan 2% dari seluruh karbon yang difotosintesis oleh tumbuhan atau + 1x 10 9
ton/tahun karbon diubah menjadi flavonoid atau senyawa yang berkaitan erat dengannya.
Kebanyakan flavonoid terdapat dalam buah, sayuran, dan minuman (teh, kopi, bir, anggur,
dan minumam buah). Di alam, senyawa fenolik kerap dijumpaiterikat pada protein, alkaloid,
dan terdapat di antara terpenoid. Flavonoid mengacu pada hasil metabolit sekunder dari
tumbuhan yang mempunyai struktur phenylbenzopyrone, biasa dikenal dari aktivitas
antioksidannya. Senyawa flavonoida adalah suatu kelompok senyawa fenol yang
terbesar yang ditemukan dialam. Senyawa-senyawa ini merupakan zat warna merah, ungu
dan biru dan sebagai zat warna kuning yang ditemukan dalam tumbuh-tumbuhan. Flavonoida
mempunyai kerangka dasar karbon yang terdiri dari 15atom karbon, dimana dua cincin
benzen (C6) terikat pada suatu rantai propana (C3) sehingga membentuk suatu susnan C6–
C3– C6. Susunan ini dapatmenghasilkan tiga jenis struktur senyawa flavonoida. Contoh
senyawa flavonoida, diantaranya isoflavonoida.

Flavonoid merupakan sejenis senyawa fenol terbesar yang ada, senyawa ini terdiri dari
lebih dari 15 atom karbon yang sebagian besar bisa ditemukan dalam kandungan tumbuhan.
Flavonoid juga dikenal sebagai vitamin P dancitrin, dan merupakan pigmen yang diproduksi
oleh sejumlah tanaman sebagai warna pada bunga yang dihasilkan. Spektrum IR yang
direkam pada spektrometer IR-470 Shimadzu. 1H dan 13C-NMR spektra tercatat sebesar 300
dan 75 MHz, masing-masing, pada instrumen AM Bruker 300 dan TMS digunakan sebagai
internal. Standar 1Hdan 13C – NMR spektrum diperoleh dalam campuran CDCl3 dan
CD3ODsebagai pelarut. Flavonoid diperoleh dalam bentuk padatan amorf.
Flavonoid adalah suatu kelompok senyawa fenol yang terbesar yang ditemukan di alam.
Senyawa-senyawa ini merupakan zat warna merah, ungu, dan biru. Dan sebagai zat warna
kuning yang ditemukan dalam tumbuh-tumbuhan. Flavonoid berfungsi untuk melancarkan
peredaran darah ke seluruh tubuh dan mencegah terjadinya penyumbatan pada pembuluh
darah, mengurangi kandungan kolesterol serta mengurangi penumbunan lemak pada dinding
pembuluh darah, mengurangi kadar risiko penyakit jantung koroner, mengandung
antiinflamasi (antiradang), berfungsi sebagai anti-oksidan, membantu mengurangi rasa sakit
jika terjadi pendarahan atau pembengkakan.
Pada tanaman kedelai terkandung suatu senyawa yang merupakan senyawa metabolit
sekunder, yaitu senyawa isoflavon atau flavonoid. Kandungan isoflavon pada kedelai berkisar
2–4 mg/g kedelai. Senyawa isoflavon ini pada umumnya berupa senyawa kompleks atau
konjugasi dengan senyawa gula melalui ikatan glukosida. Jenis senyawa isoflavon ini
terutama adalah genistin, daidzin, dan glisitin. Bentuk senyawa demikian ini mempunyai
aktivitas fisiologis kecil.
Senyawa ini terdistribusi secara luas pada bagian-bagian tanaman, baik pada akar,
batang, daun, maupun buah, sehingga senyawa ini secara tidak disadari juga terikut dalam
menu makanan sehari-hari. Bahkan, karena sedemikian luas distribusinya dalam tanaman
maka dikatakan bahwa hampir tidak normal apabila suatu menu makanan tanpa mengandung
senyawa flavonoida/isoflavon ini. Hal tersebut menunjukkan bahwa senyawa flavonoida
tidak membahayakan bagi tubuh dan bahkan sebaliknya dapat memberikan manfaat pada
kesehatan.
Selama proses pengolahan, baik melalui proses fermentasi maupun proses non-
fermentasi, senyawa isoflavon dapat mengalami transformasi, terutama melalui proses
hidrolisa sehingga dapat diperoleh senyawa isoflavon bebas yang disebut aglikon yang lebih
tinggi aktivitasnya. Senyawa aglikon tersebut adalah genistein, glisitein, dan daidzein.
Bentuk-bentuk produk olahan makanan tersebut sekaligus merupakan sumber isoflavon
potensial untuk menunjang kesehatan tubuh kita. Berdasarkan hal tersebut maka
mengkonsumsi kedelai dalam bentuk produk olahan terfermentasi lebih dianjurkan.
D. Golongan Saponin
Saponin adalah suatu glikosida yang mungkin ada pada banyak macam tanaman. Saponin ada
pada seluruh tanaman dengan konsentrasi tinggi pada bagian-bagian tertentu, dan dipengaruhi
oleh varietas tanaman dan tahap pertumbuhan. Fungsi dalam tumbuh-tumbuhan tidak
diketahui, mungkin sebagai bentuk penyimpanan karbohit metabolisme tumbuh-tumbuhan.

Kemungkinan lain adalah sebagai pelindung terhadap serangan serangga.Sifat-sifat saponin


adalah sebagai berikut:

1. Mempunyai rasa pahit

2. Dalam larutan air membentuk busa yang stabil

3. Menghemolisa eritrosit

4. Racun kuat untuk ikan dan amfibi


5. Membentuk persenyawaan dengan kolestrol dan hidroksisteroid lainnya

6. Sulit untuk dimurnikan dan diidentifikasi

7. Berat molekul relatif tinggi, dan analisis hanya menghasilkan formulaempiris yang
mendekati.

Berdasarkan atas sifat kimiawinya, saponin dibagi dalam 2 kelompok, yaitu: 1.Steroids
dengan 27 C atom. 2. Triterpenoids, dengan 30 C atom. Macam-macam saponin berbeda
sekali komposisi kimiawinya, yaitu berbeda pada aglikon (sapogenin) dan juga
karbohidratnya, sehingga tumbuh-tumbuhan tertentu dapat mempunyai macam-macam
saponin yang berlainan,seperti:

 Quillage saponin : campuran dari 3 atau 4 saponin

 Alfalfa saponin : campuran dari paling sedikit 5 saponin

 Soy bean saponin : terdiri dari 5 fraksi yang berbeda dalam sapogenin,
ataukarbohidratnya, atau dalam kedua-duanya.

Saponin adalah jenis glikosida yang banyak ditemukan dalam tumbuhan. Saponin
memiliki karakteristik berupa buih. Sehingga ketika direaksikan dengan air dan dikocok
maka akan terbentuk buih yang dapat bertahan lama. Saponin mudah larut dalam air dan
tidak larut dalam eter. Saponin memiliki rasa pahit dan menyebabkan bersin serta iritasi pada
selaput lendir. Jika digunakan dengan benar saponin dapat bermanfaat sebagai sumber anti
bakteri dan anti virus, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan vitalitas,
mengurangi kadar gula dalam darah, dan mengurangi penggumpalan darah.

E. Golongan Minyak Atsiri

Minyak atsiri, atau dikenal juga sebagai minyak eterik (aetheric oil ), minyak esensial
(essential oil ), minyak terbang (volatile oil ), serta minyak aromatik ( aromatic oil  ), adalah
kelompok besar minyak nabati yang berwujud cairan kental pada suhu ruang namun mudah
menguap sehingga memberikan aroma yang khas. Minyak atsiri merupakan bahan dasar dari
wangi-wangian atau minyak gosok (untuk pengobatan) alami. Di dalam perdagangan, hasil
sulingan (destilasi) minyak atsiri dikenal sebagai bibit minyak wangi.

Para ahli biologi menganggap minyak atsiri sebagai metabolit sekunder   yang biasanya


berperan sebagai alat pertahanan diri agar tidak dimakan oleh hewan (hama) ataupun sebagai
agensia untuk bersaing dengan tumbuhan lain (lihatalelopati) dalam mempertahankan ruang
hidup. Walaupun hewan  kadang-kadang juga mengeluarkan bau-bauan (seperti kesturi dari
beberapa musang atau cairan yang berbau menyengat dari beberapa kepik ), zat-zat itu tidak
digolongkan sebagai minyak atsiri. Minyak atsiri bersifat mudah menguap karena titik
uapnya rendah. Selain itu, susunan senyawa komponennya kuat memengaruhi saraf manusia
(terutama dihidung) sehingga seringkali memberikan efek psikologis tertentu. Setiap senyawa
penyusun memiliki efek tersendiri, dan campurannya dapat menghasilkan rasa yang berbeda.
Karena pengaruh psikologis ini, minyak atsiri merupakan komponen penting dalam aroma
terapi atau kegiatan-kegiatan liturgi dan olah pikiran/jiwa, seperti yoga atau ayurveda. 
Sebagaimana minyak lainnya, sebagian besar minyak atsiri tidak larut dalam air dan pelarut
polar lainnya. Dalam parfum, pelarut yang digunakan biasanya alkohol. Dalam tradisi timur,
pelarut yang digunakan biasanya minyak yang mudah diperoleh, seperti minyak kelapa.
Secara kimiawi, minyak atsiri tersusun dari campuran yang rumit berbagai senyawa, namun
suatu senyawa tertentu biasanya bertanggung jawab atas suatu aroma tertentu.Sebagian besar
minyak atsiri termasuk dalam golongan senyawa organik terpena dan terpenoid yang bersifat
larut dalam minyak (lipofil). Kandungan senyawa kimia yang terdapat dalam bahan alam
(daun, batang, akar, biji) untuk minyak atsiri dibagi menjadi dua kelompok yakni kelompok
pertama; minyak atsiri yang komponen-komponennya mudah dipisahkan yang kemudian
menjadi bahan awal sintesis (minyak sereh, minyak daun cengkeh, minyak permen, dan
minyak terpentin) dan kelompok kedua;minyak atsiri yang komponen-komponennya tidak
mudah dipisah (minyak akar wangi, minyak nilam, minyak cendana, minyak kenanga),
dimana minyak atsiriini dapat langsung digunakan. Komponen senyawa kimia utama dari
kedua kelompok tersebut sebagian dapat dilihat pada tabel berikut

F. Golongan Alkoloid

Alkaloid adalah suatu golongan senyawa organik yang terbanyak ditemukan dialam.


Hampir seluruh senyawa alkaloida berasal dari tumbuh-tumbuhan dan tersebar luas dalam
berbagai jenis tumbuhan. Semua alkaloida mengandung paling sedikit satu atom nitrogen
yang biasanya bersifat basa dandalam sebagian besar atom nitrogen ini merupakan bagian
dari cincin heterosiklik. Hampir semua alkaloida yang ditemukan dialam mempunyai
keaktifan biologis tertentu, ada yang sangat beracun tetapi ada pula yang sangat berguna
dalam pengobatan. Misalnya kuinin, morfin dan stiknin adalah alkaloida yang terkenal dan
mempunyai efek sifiologis dan psikologis. Alakaloida dapat ditemukan dalam berbagai
bagian tumbuhan seperti biji, daun, ranting dan kulit batang. Alakloida umumnya ditemukan
dalam kadar yang kecil dan harus dipisahkan dari campuran senyawa yang rumit yang berasal
dari jaringantumbuhan. Alkaloida tidak mempunyai tatanam sistematik, oleh karena itu, suatu
alkaloida dinyatakan dengan nama trivial, misalnya kuinin, morfin dan stiknin.Hampir semua
nama trivial ini berakhiran –in yang mencirikan alkaloida. Beberapa contoh senyawa
alkaloida
   Alkaloid adalah sebuah golongan senyawan basa bernitrogen yang kebanyakan
heterosiklik dan terdapat di tumbuhan. Alkaloid biasanya diklasifikasikan menurut kesamaan
sumber asal molekulnya (precursors),didasari dengan metabolisme pathway (metabolic
pathway) yang dipakai untuk membentuk molekul itu. Alkaloid bersifat detoksifikasi, bekerja
menetralkan racun dalam tubuh.
G. Golongan Steroid

Steroid terdiri atas beberapa kelompok senyawa dan penegelompokan ini didasarkan
pada efek fisiologis yang diberikan oleh masing-masing senyawa. Kelompok-kelompok itu
adalah sterol, asam- asam empedu, hormon seks, hormon adrenokortikoid, aglikon kardiak
dan sapogenin. Ditinjau dari segi struktur molekul, perbedaan antara berbagai kelompok
steroid ini ditentukan oleh jenis substituen R 1 R 2 R 3 yang terikat pada kerangka dasar
karbo, sedangkan perbedaan antara senyawa yang satu dengan yang lain pada suatu
kelompok tertentu ditentukan oleh panjang rantai karbon R 1, gugus fungsi yang terdapat
pada substituen R 1, R 2, R 3, jumlah serta posisi gugus fungsi oksigendan ikatan rangkap
dan konfigurasi dari pusat-pusat asimetris pada kerangka dasar karbon tersebut. Percobaan-
percobaan biogenetik menunjukkan bahwa steroid yang terdapat di alam berasal dari
triterpenoid. Steroid yang terdapat dalam jaringan hewan beasal dari triterpenoid lanosterol
sedangkan yang terdapat dalam jaringan tumbuhan berasal dari triterpenoid sikloartenol
setelah triterpenoid ini mengalami serentetan perubahan tertentu, tahap- tahap awal dari
biosintesasteroid adalah sama bagi semua steroid alam yaitu pengubahan asam asetat melalui
asam mevalonat dan skualen (suatu triterpenoid) menjadi lanosteroldan sikloartenol.

Struktur umum senyawa steroid:

H. Golongan Tanin

Tanin merupakan suatu substansi yang banyak dan tersebar, sehingga sering ditemukan
dalam tanaman. Tanin diketahui mempunyai beberapa khasiat, yaitu sebagai astringen, anti
diare, anti bakteri dan antioksidan. Istilah tanin sendiri berasal dari bahasa Perancis, yaitu
“tanning”. Pada mulanya senyawa tannin lebih dikenal sebagai “tanning substance” dalam
proses penyamakan kulit hewan untuk dibuat sebagai kerajinan tangan. Pada umumnya tanin
merupakan senyawa polifenol yang memiliki beratmolekul (BM) yang cukup tinggi (lebih
dari 1000) dan dapat membentuk kompleks dengan protein. Berdasarkan strukturnya, tanin
diklasifikasikan menjadi dua kelas yaitu tanin terhidrolisis dan tanin terkondensasi.

1. Tanin Terhidrolisis

Tanin terhidrolisis biasanya berikatan dengan karbohidrat yang dapat membentuk


jembatan oksigen, sehingga dapat dihidrolisis dengan menggunakan asam sulfat atau asam
klorida. Gallotanin merupakan salahsatu contoh tanin terhidrolisis, di mana gallotanin ini
merupakan senyawa berupa gabungan dari karbohidrat dan asam galat. Selain itu, contoh
lainnya adalah ellagitanin (tersusun dari asam heksahidroksidifenil). Secara singkat, apabila
tanin mengalami hidrolisis, akan terbentuk fenol polihidroksi yang sederhana, misalnya
piragalol, yang merupakan hasil dari terurainya asam gallat dan katekol yang merupakan
hasil dari hidrolisis asam protokatekuat. Tanin terhidrolisiskan biasanya berupa senyawa
amorf, higroskopis, berwarna cokelat kuning yang larut dalam air (terutama air panas)
membentuk larutan koloid bukan larutan sebenarnya. Makin murni tanin, makin kurang
kelarutannya dalam air dan makin mudahdiperoleh dalam bentuk kristal.

2. Tanin Terkondensasi

Tanin terkondensasi biasanya tidak dapat dihidrolisis, melainkan terkondensasi di mana


menghasilkan asam klorida. Tanin terkondensasi kebanyakan terdiri dari polimer flavonoid.
Tanin jenis ini dikenal dengannama Proanthocyanidin yang merupakan polimer dari
flavonoid yang dihubungan dengan melalui C 8 dengan C4, contohnya Sorghum procyanidin
yang tersusun dari catechin dan epiccatechin. Klasifikasi Tanin berdasarkan warna dari garam
ferri (FeCl

3. Dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:


a. Katekol Berwarna hijau dengan 2 gugus fenol. Misalnya : Flobatanin danPirokatekol.
Memiliki sifat-sifat sebagai berikut :

Apabila dipanaskan akan menghasilkan katekol

Apabila didihkan dengan HCl akan menghasilkan flobapin yang berwarnamerah.

Apabila ditambahkan FeCl3akan berwarna hijau.

Apabila ditambahkan larutan Br akan terbentuk endapan.Contoh Katekol : Asam kirotamat


(pada kina) dan asam katekotanat (padagambir)
b. Pirogalatanin (pirogalol)Berwarna biru dengan FeCl3dengan 3 gugus fenol. Memiliki
sifat-sifat sebagai berikut:

Apabila dipanaskan akan terurai menjadi pirogalol.

Apabila dididihkan dengan HCl akan dihasilkan Asam gallat dan Asamellag.

Apabila ditambahkan dengan FeCl3akan berwarna biru.

Apabila ditambahkan brom tidak akan terbentuk endapan.Contoh Pirogalatanin :


Gallotanin (pada gallae) dan Ellagitanin (pada Granati cortex)

Sifat-sifat Tanin

Untuk membedakan tanin dengan senyawa metabolit sekunder lainnya,dapat dilihat dari sifat-
sifat dari tanin itu sendiri. Sifat-sifat tanin, antara lain :

1.Sifat Fisika. Sifat fisika dari tanin adalah sebagai berikut :

Apabila dilarutkan ke dalam air, tanin akan membentuk koloid dan akan memiliki rasa
asam dan sepat.

Apabila dicampur dengan alkaloid dan glatin, maka akan terbentuk endapan.

Tanin tidak dapat mengkristal.

Tanin dapat mengendapkan protein dari larutannya dan bersenyawadengan protein tersebut
sehingga tidak dipengaruhi oleh enzim protiolitik.

2. Sifat Kimia dari tanin adalah sebagai berikut : Tanin merupakan senyawa kompleks yang
memiliki bentuk campuran polifenol yang sulit untuk dipisahkan sehingga sulit membetuk
kristal. Tanin dapat diidentifikasi dengan menggunakan kromotografi Senyawa fenol yang
ada pada tanin mempunyai aksi adstrigensia, antiseptic dan pemberi warna.

3. Sifat sebagai pengkhelat logam. Fenol yang ada pada tanin, secara biologis dapat berguna
sebagai khelat logam. Mekanisme atau proses pengkhelatan akan terjadi sesuaidengan pola
subtitusi dan pH senyawa fenol itu sendiri. Hal ini biasanya terjadi pada tanin terhidrolisis,
sehingga memiliki kemampuan untuk menjadi pengkhelat logam. Khelat yang dihasilkan dari
tanin ini dapat memiliki daya khelat yang kuat dan dapat membuat khlelat logam menjadi
lebih stabil dan aman didalam tubuh. Namun, dalam mengkonsumsi tanin harus sesuai
dengan kadarnya, karena apabila terlalu sedikit (kadarnya rendah) tidak akan memberikan
efek, namun apabila mengkonsumsi terlalu banyak (kadar tinggi) dapat mengakibatkan
anemia karena zat besi yang ada dalam darahakan dikhelat oleh senyawa tanin tersebut.

Manfaat Tanin

Sebagai senyawa metabolit sekunder, tanin memiliki banyak manfaat dan kegunaan.
Manfaat dan kegunaan tanin adalah sebagai berikut : 1.Sebagai anti hama untuk mencegah
serangga dan fungi pada tanaman. 2.Sebagai pelindung tanaman ketika masa pertumbuhan
dari bagiantertentu tanaman, misalnya pada bagian buah, saat masih muda akanterasa pahit
dan sepat. 3.Sebagai adstrigensia pada GI dan kulit.4.Untuk proses metabolisme dari
beberapa bagian tanaman. 5.Dapat mengendapkan protein sehingga digunakan sebagai
antiseptik .6.Sebagai antidotum (keracunan alkaloid). 7.Sebagai reagen pendeteksi gelatin,
alkaloid, dan protein. 8.Sebagai penyamak kulit dan pengawet.

Struktur Tanin

I. Golongan Kumarin

Kumarin merupakan senyawa atsiri yang terbentuk terutama dari turunan glukosa non
atsiri saat penuaan atau pelukaan. Hal ini penting terutama ada tumbuhan alfalfa dan
semanggi manis di mana kumarin menyebabkan timbulnya aroma yang khas sesaat setelah
kedua tumbuhan itu dibabat. Para peneliti telah mengembangkan aglur semanggi tertentu
yang mengandung sedikit kumarin dan strain lainnya yang mengandung kumarin dalam
bentuk terikat. Semua galur itu secara ekonomi sangat penting karena kumarin bebas dapat
berubah menjadi produk yang beracun, dikumarol, jika semanggi rusak selama
penyimpanan. Dikumarol adalah senyawa antipenggumpalan yang menyebabkan penyakit
semanggi manis (penyakit perdarahan) pada hewan ruminansia (pemamah biak seperti sapi)
yang memakan tumbuhan yang mengandung dikumarol. Kumarin merupakan metabolit
turunan sikimat yang terbentuk ketikafenil alanin dideaminasi dan dihiroksilasi menjadi asam
trans-hidroksisinamat. Ikatan rangkap asam ini segera dikonversi menjadi bentuk cis melalui
isomerisasi yang dikatalisasi oleh cahaya, menghasilkan pembentukan senyawa yang
mempunyai gugus fenol dan asam yang berdekatan. Gugus-gugus ini kemudian bereaksi
secara intramolekuler untuk membentuk lakton dan intikumarin basa, dicirikan oleh senyawa
kumarin itu sendiri, berperan dalam memberikan aroma jerami yang segar. Kebanyakan
senyawa kumarin dioksigenasi pada posisi C, yang dihasilkan dari hidroksilasi para asam
sinamat untuk membentuk asam kumarat, namun sebelumnya mengalami hidroksilasiorto,
isomerisasi dan pembentukan lakton. Penyebaran kumarin terbatas didunia tanaman dan
pernah digunakan untuk menggolongkan tanaman menurut keberadaan senyawa
ini(kemotaksonomi). Kumarin umumnya ditemukan pada family Apiaceae,Rutaceae,
Asperaceae, dan Fabaceae.Beberapa kumarin merupakan senyawa fitoaleksin dan disintesis
secarade novo oleh tanaman setelah diinfeksi oleh bakteri atau fungi.

Sebagian besar senyawa fitoaleksin bersifat antimikroba. Sebagai contoh, kentang


(Solanumtuberosum) mensintesis skopolatin jika diinfeksi fungi. Sudah sejak lama diketahui
bahwa hewan yang diberi makan semanggimanis ( Melilotus officinale Fabaceae) akan mati
akibat hemoragi. Senyawa beracun yang menyebabkan efek samping ini adalah
bishidroksikumarin (drimer kumarin terhidroksilasi) dikumarol. Senyawa psoralen adalah
kumarin yang memiliki cincin furan dan kadang-kadang disebut  furokumarin atau
furanokumarin karena adanya cincin ini. Contoh senyawa ini antara lain psoralen, bergapten,
xantotoksindan isopimpinelin. Karena memiliki banyak gugus kromofor, senyawa ini mudah
mengabsorb cahaya dan berfluoresensi biru/kuning dibawah cahaya ultraviolet dengan
panjang gelombang 320-380 nm. Senyawa ini mungkin diproduksi oleh tanaman sebagai
mekanisme perlindungan terhadap dosis tinggi cahaya matahari. Beberapa kumarin dibuat
menjadi sediaan tabir surya dan kosmetik untuk tujuan ini. Senyawa psoralen adalah senyawa
khas family jeruk (Rutaceae) dan seledri (Apiaceae). Beberapa tanaman golongan ini dikenal
sebagai “semak pembakar” karena kandungan psoralennya diketahui menyebabkan
fototoksisitas. Mekanisme fototoksisitas ini belum sepenuhnya dimengerti, tetapi diketahui
bahwa senyawa psoralen bersifat karsinogenik dan mutagenik akibat terbentuknya aduksi
dengan basa pirimidin DNA, seperti timin, melalui sikloadisi . Reaksi ini dapat terjadi dengan
satu (monoaduksi) atau dua (diaduksi) basa piriidin dan mengakibatkan tautan-silang DNA.
Sediaan yang menggunakan tanaman Apiaceae dan Rutaceae yang mengandung seyawa
psoralen telah lama digunakan unuk meningkatkan pigmentasi kulit pada penyakit vitiligo,
suatu penyakit yang umum di derita diTimur Tengah dan terjadi akibat bagian kulit yang
kekurangan pigmen melanin. Xantotoksin murni digunakan untuk mengobati vitiligo yang
parahdan psoriasis serta diberikan secara oral dalam kombinasi denagn UV-A.
Hasil pengobatan ini timbul pewarnaan dan pigmentasi pada daerah kulit yang
tidak  berpigmen serta perbikan kulit psroriasis dengan cara mengurangi proliferasisel.
Pengobatan ini bukannya tanpa resiko dan memerlukan peraturan yangsekasama untuk
mencegah kanker kulit atau pembekakan katarak. Terapiinidisebut PUVA (psoralen + UV-A)
atau terapi fotodinamik yakni suatu obatdiaktivasi dengan bantuan sinar UV. Kumarin
Merupakan kelompok senyawa fenol yang umumnya berasal dari tumbuhan tinggi dan jarang
ditemukan pada mikroorganisme, kumarin ini mempunyai kerangka C6-C3. Senyawa
kumarin dibagi empat kelompok :1.Kumarin sederhana dan turunannya yang berupa hasil
hidroksidasialkoksida, glikosida. Contohnya : suberosin. 2.Furano kumarin jenis linear dan
anguler, dimana terdapat subtitusi pada posisi benzoid. Contohnya : angelicin.
3.Pyranokumarin analog dengan furano kumarin tapi memiliki cincinenzim pada
subtituennya. Contohnya : xantyletin.4.Kumarin yang tersubtitusi pada cincin purin. Seperti
4-hidroksi kumarin.

Fungsi Kumarin

Salah satu jenis kumarin yaitu preosen yang diisolasi pada tahun 1976 dari
tumbuhan Ageratum houstanianum menyebabkan metamorfosis dini pada beberapa spesies
serangga dengan turunnya tingkat hormon pemudaan serangga sehingga menyebabkan
pembentukkan feromonoleh serangga jantan sehingga daya tarik seksual terhadap serangga
betina berkurang. Dengan kemampuan seperti itu, preosen memiliki potensi sebagai insektisi
dayang berpengaruh hanya terhadap spesies sasaran. Struktur Kumarin Penentuan struktur
kumarin dengan spektrum.
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Metabolisme sekunder adalah senyawa metabolit yang tidak esensial
bagi pertumbuhan organisme dan ditemukan dalam bentuk yang unik atau berbeda-beda
antara spesies yang satu dan lainnya.

Sebagian besar tanaman penghasil senyawa metabolit sekunder memanfaatkan


senyawa tersebut untuk mempertahankan diri. Tanaman dapat menghasilkan metabolit
sekunder (seperti: quinon, flavonoid, tanin, dll.) yang membuat tanaman lain tidak dapat
tumbuh di sekitarnya. Hal ini disebut sebagai alelopati. Berbagai senyawa metabolit
sekunder telah digunakan sebagai obat atau model untuk membuat obat baru, contohnya
adalah aspirin yang dibuat berdasarkan asam salisilat yang secara alami terdapat pada
tumbuhan tertentu.

Manfaat metabolisme sekunder adalah sebagian besar tanaman penghasil senyawa


metabolit sekunder memanfaatkan senyawa tersebut untuk mempertahankan diri dan
berkompetisi dengan makhluk hidup lain disekitarnya. Tanaman dapat menghasilkan
metabolit sekunder (sepertiquinon, flavonoid, tannin,dll) yang membuat tanaman lain
tidak tumbuh disekitarnya.

Manfaat lain dari metabolit sekunder adalah sebagai pestisida dan insektisida,
contohnya adalah rotenon dan rotenoid. Beberapa metabolit sekunder lainnya yang telah
digunakan dalam memproduksi sabun, parfum. Manfaat lain dari metabolit sekunder
adalah sebagai pestisida dan insektisida contohnya adalah rotenon dan rotenoid. Beberapa
metabolit sekunder lainnya yang telah digunakan dalam memproduksi sabun, parfum,
minyak herbal, pewarna, permen karet, dan plastik alami adalah resin, antosianin, tanin,
saponin, dan minyak volatil.
Senyawa metabolit sekunder diklasifikasikan menjadi 3, yaitu: terpenoid,fenolik,
dan senyawa yang mengandung nitrogen. Macam-macam golongan metabolit sekunder,
yaitu: fenol, flafanoid,saponin, minyak atsiri, tannin, alkaloid, steroid, dan kumarin.
Senyawa organik dari metabolisme primer merupakan pusatnya dan senyawa-senyawa
metabolisme sekunder merupakan cabang-cabangnya.

Peranan senyawa bahan alam bagi manusia tidak terlepas dari tinjauan sejarah
kajian riset kimia bahan alam itu sendiri, yang telah sejak lama dilakukan oleh manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimus, /2010/07/ metabolisme-sekunder.html
R. Verpoorte, A. W. Alfermann (2000). Metabolic engineering of plant
secondary  metabolism. Springer. ISBN 978-0-7923-6360-6.Page.1-3
S. J. H. Rizvi, V. Rizvi (2008). Thin layer chromatography in phytochemistry.
CRC        Press. ISBN 978-1-4200-4677-9.Page.60-66
http://id.wikipedia.org/wiki/Metabolit_sekunder
Gunawan, Didit dan Sri Mulyani, 2004, Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) Jilid I ,Jakarta:
Penebar Swadaya.

Heinrich, Michael, dkk, 2005,Farmakognosi dan Fitoterapi, Jakarta :Buku Kedokteran EGC

.http://id.wikipedia.org/wiki/Kumarinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Metabolisme

Robinson, T., 1995, Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi,edisi keenam, 71-72 ,ITB,


Bandung

Sudjadi, 2010, Kimia Farmasi Analisis,91, 122, Pustaka Pelajar, Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai