PENDAHULUAN
II.2
II.3 Metabolit Primer dan Sekunder Mikroorganisme
3.1 Metabolit Primer
Metabolit primer adalah hasil metabolisme yang digunakan untuk
kelangsungan hidup organisme misalnya untuk pertumbuhan. Contohnya,
asam amino, asetil Ko-A, karbohidrat, asam nukleat, nukleotida, asam
sitrat, dan lain-lain. Metabolit sekunder adalah hasil metabolisme yang
tidak digunakan untuk proses pertumbuhan organisme tetapi untuk
keperluan lain, misalnya untuk pertahanan diri. Untuk mikroorganisme
contohnya, asam indol asetat, giberelin, penisilin, dan aflatoksin (Rao,
1994).
Beberapa ahli mengemukakan bahwa metabolit primer juga
mencakup senyawa-senyawa intermediet yang terbentuk selama
katabolisme melalui Embden-Meyerhof-Parnas, siklus pentose, dan siklus
trikarboksilat. Dengan demikian, asam-asam organik seperti asam sitrat,
asam fumarat, asam glukonat, asam laktat, dan sebagainya juga
digolongkan sebagai metabolit primer (Djide, 2007). Salah satu contoh
produksi metabolit primer yaitu produksi asam amino melalui proses
mikrobial antara lain adalah produksi L-asam glutamat, yang dikenal
dengan nama monosodium glutamat (Djide, 2007).
Metabolit primer adalah senyawa yang berupa produk akhir dalam
metabolisme dengan bobot molekul yang kecil dan digunakan sebagai
bahan dasar pembangun makromolekul atau dikonversikan menjadi
koenzim. Selain itu termasuk senyawa-senyawa intermediet pada jalur
Embden-Meyerhof, Pentosa Phosphate,siklus asam trikarboksilat (siklus
Krebs). Contohnya: Asam-asam organik seperti asam sitrat, asam fumarat,
asam amino, dan lain-lain (Fardiaz, 1992). Senyawa metabolisme primer
merupakan senyawa yang dihasilkan oleh makhluk hidup dan bersifat
essensial bagi proses metabolisme sel tersebut. Senyawa ini
dikelompokkan menjadi 4 kelompok makromolekul yaitu karbohidrat,
protein, lipid, dan asam nukleat (Fardiaz, 1992).
1. Karbohidrat merupakan kelompok makromolekul yang tersusun atas
atom C,H,dan O. kelompok ini sering disebut juga gula-gula
hidrokarbon.
2. Protein merupakan suatu senyawa makromolekul yang tersusun atas
atom C, H, O, N, dan S.
3. Lemak merupakan golongan senyawa metabolit primer yang bersifat
hidrofobik.
4. Asam nukleat merupakan komponen yang terdiri atas atom C, H, O,
dan P. Biasanya asam nukleat terdiri atas 3 bagian yaitu gula ribosa,
basa nitrogen, dan fosfat.
3.2 Metabolit Sekunder
Metabolit sekunder adalah senyawa metabolit yang tidak esensial
bagi pertumbuhan organisme dan ditemukan dalam bentuk yang unik atau
berbeda-beda antara spesies yang satu dan lainnya. Setiap organisme
biasanya menghasilkan senyawa metabolit sekunder yang berbeda-beda,
bahkan mungkin satu jenis senyawa metabolit sekunder hanya ditemukan
pada satu spesies dalam suatu kingdom. Senyawa ini juga tidak selalu
dihasilkan, tetapi hanya pada saat dibutuhkan saja atau pada fase-fase
tertentu. Fungsi metabolit sekunder adalah untuk mempertahankan diri
dari kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan, misalnya untuk
mengatasi hama dan penyakit, menarik polinator, dan sebagai molekul
sinyal (Fardiaz, 1992). Senyawa metabolit sekunder diklasifikasikan
menjadi 3 kelompok utama, yaitu (Fardiaz, 1992):
1. Terpenoid (Sebagian besar senyawa terpenoid mengandung karbon
dan hidrogen serta disintesis melalui jalur metabolisme asam
mevalonat). Contohnya monoterpena, seskuiterepena, diterpena,
triterpena, dan polimer terpena.
2. Fenolik (Senyawa ini terbuat dari gula sederhana dan memiliki cincin
benzena, hidrogen, dan oksigen dalam struktur kimianya). Contohnya
asam fenolat, kumarina, lignin, flavonoid, dan tanin.
3. Senyawa yang mengandung nitrogen. Contohnya alkaloid dan
glukosinolat.
Sebagian besar tanaman penghasil senyawa metabolit sekunder
memanfaatkan senyawa tersebut untuk mempertahankan diri dan
berkompetisi dengan makhluk hidup lain di sekitarnya. Tanaman dapat
menghasilkan metabolit sekunder (seperti: quinon, flavonoid, tanin, dll.)
yang membuat tanaman lain tidak dapat tumbuh di sekitarnya. Hal ini
disebut sebagai alelopati. Berbagai senyawa metabolit sekunder telah
digunakan sebagai obat atau model untuk membuat obat baru, contohnya
adalah aspirin yang dibuat berdasarkan asam salisilat yang secara alami
terdapat pada tumbuhan tertentu.
Metabolit sekunder merupakan hasil matebolisme yang tidak
digunakan untuk proses pertumbuhan, tetapi untuk pertahanan diri,
contoh: protein, asam lemak, karbohidrat, senyawa antimikroba, dll. Pada
jalur biosintesis metabolit sekunder dapat terdiri dari berbagai jalur, mulai
dari yang sederhana sampai dengan jalur yang rumit. Umumnya berasal
atau berawal dari metabolit primer (asetil CoA, asam mevalonat, asam
sikimat, dll). Metabolit sekunder ini unik untuk setiap mikroorganisme,
bergantung pada lingkungan habitatnya. Ada beberapa contoh metabolit
sekunder pada mikroorganisme yaitu: antibiotic, pigmen, vitamin, dan
lain-lain (Fardiaz, 1992). Beberapa contoh metabolit sekunder mikroba
dan manfaatnya (Fardiaz, 1992):
1. Antibiotik: penisilin (Penicillium chrysogeum), sefalosporin
(Cephalosporium acremonium).
2. Imunosupresan: silosporin (Trichoderma polysoprum).
3. Bidang pertanian: growth promoter Zearalonone (Gibberella zeae).
4. Enzim: amylase (Asoegillus niger), lipase (Pseudomonas aeruginosa).
5. Pigmen: ankaflavin (Monascus purpureus).
Metabolit sekunder mikroba yang merupakan senyawa toksik
(Fardiaz, 1992):
1. Toksik dari fungi mikotoksin, contoh: aflatoksin (Aspergillus flavus),
sitrinin (Penicillium citrinum).
2. Toksik dari bakteri bakterotoksin, contoh: endotoksin.
3. Dapat dimanfaatkan untuk merancang obat berdasarkan struktur
molekul toksin.
Penicillium di atas selai menghasilkan patulin, senyawa yang
paling awal dirancang untuk menjadi antibiotik, tetapi ternyata toksik
untuk mamalia (Fardiaz, 1992).
Aflotoksin diproduksi dari anggota Aspergillus parasiticus yang
dihasilkan melalui jalur poliketida. Jalur ini kurang lebih mempunyai 20
langkah, dan hasil akhir menghasilkan suatu keanekaragaman dari
campuran ( bisfuranokumarin) yang dapat dikonversi satu ke yang lain
(Fardiaz, 1992).
DAFTAR PUSTAKA