• Senyawa metabolit sekunder merupakan senyawa tidak
esensial bagi pertumbuhan tanaman. Senyawa metabolit sekunder dihasilkan dalam jumlah berlebih oleh tanaman pada keadaan tertentu. Senyawa ini unik dan berbeda pada setiap spesies. Berbagai jenis tanaman mampu menghasilkan senyawa metabolit sekunder pada keadaan tertentu.Tanaman memiliki dua jenis senyawa metabolit, yaitu metabolit primer dan sekunder. Metabolit primer digunakan tanaman untuk pertumbuhan, sedangkan metabolit sekunder tidak berperan secara langsung untuk pertumbuhan tanaman. 2.Jenis dan Struktur Metabolit Sekunder • Senyawa metabolit sekunder banyak sekali jumlahnya. Menurut Springob dan Kutchan (2009) dalam Anggraito ulung Y.2018,menyebutkan bahwa ada lebih dari 200.000 struktur produk alamiah atau produk metabolit sekunder, sehingga untuk memudahkan mengetahui jenis dari metabolit sekunder tersebut, perlu dibuat klasifikasinya, seperti berdasarkan sifat struktur, asal-usul biosintesis, atau lainnya • Klasifikasi metabolit sekunder secara sederhana terdiri atas tiga kelompok utama: 1) terpen(misalnya volatil, glikosida kardiak, karotenoid, dan sterol; 2) fenolik (misalnya asam fenolat, kumarin, lignan, stilbena, flavonoid, tanin,dan lignin); dan 3) senyawa yang mengandung nitrogen (misalnya alkaloid dan glukosinolat) (Agostini-Costaet al.,2012 dalam Anggraito ulung Y.2018). 3. Biosintesis Metabolit Sekunder • Ada tiga jalur utama biosintesis MS, yaitu melalui (1) jalur asam sikimat, (2) jalur asam mevalonat dan metileritritol fosfat(MEP), serta(3) jalur malonat • Jalur biosintetik MS berasal dari berbagai prekursor metabolisme primer. Prekursor adalah molekul yang digunakan oleh enzim biosintetik sebagai substrat dan dikonversi menjadi suatu produk. Produknya bisa berupa senyawa intermediet, jadi digunakan sebagai prekursor enzim biosintetik berikutnya, atau sebagai produk akhir dari reaksi tertentu. Dalam suatu skema reaksi yang kompleks, dengan banyak simpangan, suatu senyawa intermediet secara simultan juga merupakan prekursor untuk bagian lain dari jalur reaksi.Sebagai contoh, asam sikimat bisa menjadi senyawa intermediet untuk metabolisme asam amino dan juga sebagai prekursor untuk biosintesis MS aromatik.(Anggraito ulung Y.2018) 3.1.Terpen atau Terpenoid Senyawa-senyawa terpenoid memiliki sifat antimikroba, antijamur, antivirus, antiparasit, antihiperglikemik, antialergenik, antiradang, antipasmodik, imunomodulator, dan kemoterapetik,bermacam-macam tergantung pada jenisnya. Terpen merupakan racun dan pencegah makan terhadap sejumlah serangga dan mamalia herbivor,jadi berperan penting dalam pertahanan kingdom tumbuhan. Sebagai contoh, ester monoterpen yang disebut piretroid, ditemukan di daun dan bunga spesies Chrysanthemum, menunjukkan aktivitas insektisidal. Piretroid merupakan neurotoksin yang mengganggu pengiriman pesan sepanjang saraf dengan menjaga kanal ion Na+dalam kondisi terbuka sehinggainfluxsaraf berulang atau depolarisasi, akibatnya muncul gejala-gejala seperti tremor, pergerakan tidak terkontrol, dan peningkatan produksi air liur pada binatang (EPA, 2014). 4.Manfaat Metabolit Sekunder
• Manfaat Metabolit Sekunder bagi Tanaman
• Fungsi senyawa metabolit sekunder banyak yang belum diketahui. (Croteau et al. 2000). Mariska (2013 dalam Purwaningrum,2018) menyebutkan bahwa senyawa metabolit sekunder pada tanaman memiliki beberapa fungsi, di antaranya sebagai atraktan (menarik serangga penyerbuk), melindungi dari stress lingkungan, pelindung dari serangan hama/penyakit (fitoaleksin), pelindung dari sinar ultra violet, sebagai zat pengatur tumbuh dan untuk bersaing dengan tanaman lain (alelopati). Metabolit sekunder terutama berfungsi untuk ketahanan terhadap predator dan patogen (Croteau et al. 2000, Leiss et al. 2011 dalam Purwaningrum,2018). BAB III PENUTUP Senyawa metabolit sekunder seperti fenol, isoflavon, dan asam fenolat terdapat pada kedelai, kacang hijau, kacang tanah, gude, dan kacang tunggak. Senyawa tersebut dapat berperan sebagai antioksidan, antikanker dan antiaging, sehingga tanaman aneka kacang berpotensi sebagai pangan fungsional. Peningkatan produksi metabolit sekunder pada tanaman dapat dilakukan dengan aplikasi elisitor. Elisitor dapat berupa elisitor biotik mapun abiotik. Terbatasnya informasi yang berkaitan dengan jenis elisitor yang sesuai untuk tanaman aneka kacang memberikan peluang bagi penelitian yang lebih dalam. Selain itu juga diperlukan penelitian konsentrasi dan waktu aplikasi elisitor yang tepat, sehingga dapat mengoptimalkan produksi metabolit sekunder tanaman.