KAJIAN PUSTAKA
2.1 Metabolit Sekunder pada Jarak Pagar (Jatropha curcas L)
Senyawa alami pada tumbuhan secara umum merupakan molekul kimia
yang berupa mineral, metabolit primer dan metabolit sekunder. Metabolit sekunder
merupakan salah satu senyawa yang disintesis pada makhluk hidup seperti
tumbuhan, mikrobia maupun hewan dengan proses biosintesis yang dapat
digunakan untuk kebutuhan kehidupan tetapi tidak vital (Saifudin, 2014). Berbeda
dengan senyawa metabolit primer, metabolit sekunder merupakan senyawa yang
tidak langsung berpengaruh pada pertumbuhan tanaman (Setyorini & Yusnawan,
2018). Metabolit sekunder merupakan produk sampingan selain metabolit primer
sehingga dapat ditemukan pada satu atau beberapa kelompok spesies tertentu
(Perangin-Angin et al., 2019). Selain itu metabolit sekunder juga diproduksi secara
terbatas dan hanya pada kondisi tertentu. Perbedaan setiap tumbuhan dalam
melakukan fotositesis menyebabkan adanya perbedaan hasil metabolit sekunder
yang dihasilkan (Rachmawan & Dalimunthe, 2017).
Beberapa fungsi metabolit sekunder diantaranya sebagai antibiotik,
pigmen, toksin, efektor kompetisi ekologi dan simbiosis, feromon, inhibitor enzim,
agen immunomodulasi, reseptor antagonis dan agonis, pestisida, agen antitumor,
dan promotor pertumbuhan binatang dan tumbuhan. Mariska, (2013) menyebutkan
bahwa terdapat beberapa fungsi senyawa metabolit sekunder pada tanaman di
antaranya adalah sebagai atraktan (menarik serangga penyerbuk), melindungi dari
stress lingkungan, pelindung dari serangan hama/penyakit (fitoaleksin), melindungi
dari sinar ultra violet, merupakan zat pengatur pada tumbuh untuk dapat bersaing
dengan tanaman lain (alelopati).
2.1.1 Jalur Biosintesis Metabolit Sekunder
Menurut Saifudin, (2014) berdasarkan jalur biosintesisnya metabolit
sekunder digolongkan menjadi 5 golongan yaitu:
7
8
kelompok yang dapat mencegah kehadiran serangga karena bau yang menyengat.
Linalool dan geraniol dan eugenol merupakan senyawa fenol dengan daya
Repellent, Senyawa ini mempunyai kemampuan memunculkan bau atau aroma
khas, ketika aroma tersebut ditangkap oleh indra perasa maka reseptor perasa pada
mulut akan terhambat dan gagal mendapat stimulus rasa akibatnya serangga gagal
mengenali makanannya dan akan pergi menjauh. Kelompok antifidan yang dapat
mencegah serangga memakan tanaman yang telah disemprot, menghambat
reproduksi serangga betina, sebagai racun syaraf dan dapat mengacaukan sistem
hormon di dalam tubuh serangga. Kelompok atraktan, yakni pestisida nabati yang
dapat memikat kehadiran serangga sehingga dapat dijadikan sebagai senyawa
perangkap serangga dan juga untuk mengendalikan pertumbuhan jamur/ bakteri
(Aini, Widiastuti, & Nadhifa, 2017).
2.3 Mekanisme Kontak Kutu Rambut
Kutu rambut dalam bahasa latin disebut Pediculus humanus capitis
merupakan serangga dari keluarga Pediculidae yang hidup di rambut. Kutu rambut
bertahan hidup dengan menghisap darah di kulit kepala secara perlahan dalam
waktu yang cukup lama (Syarbaini & Yulfi, 2021). Setelah menetas kutikula kutu
akan mengelupas dan menghisap darah untuk pertaman kalinya. Menghisap darah
dilakukan sepanjang hidup kutu rambut untuk memenuhi kebutuhan nutrusi. Siklus
hidup kutu rambut terdiri dari tiga fase yaitu telur, nympha dan kutu dewasa. Kutu
rambut pada fase telur sering sulit dibedakan dengan ketombe, telur biasanya
diletakkan pada pangkal batang rambut. Embrio pada telur terletak sejajar lateral di
batang rambut. Telur menetas dalam 5-18 hari menjadi nympha. Tahap selanjutnya
bergantung pada kondisi suhu dan lingkungan. Kutu rambut yang sudah siap
menetas akan mendorong operculum hingga terbuka dengan cara menelan udara
yang ada di dalam telur. Perkembangan nympha akan melalui tiga stadium dan
mengalami pergantian eksoskeleton sebanyak 3 kali per hari hingga mencapai
bentuk dewasa. Kutu dewasa dapat bertahan hidup hingga 10 sampai beberapa
bulan (Yusniawan et al., 2020).
Kutu rambut merupakan ekstoparasit obgliat yang seluruh hidupnya berada
pada tubuh inangnya. Memiliki tipe mulut penghisap dengan tiga buah penusuk
15
terjadi yaitu pruritus atau rasa gatal, terutama di daerah oksipital dan retroauricular
pada kepala. Rasa gatal yang muncul ini disebabkan oleh saliva dan fesesnya.
Kebiasaan menggaruk oleh individu yang terkena dapat menyebabkan hilangnya
integritas kulit dengan infeksi bakteri sekunder. Tinja yang dikeluarkan dapat
menimbulkan respons peradangan akibat dari goresan yang ditimbulkan dari
garukan (Cummings, et al., 2018). Kutu rambut juga menyebabkkan vagabond
disease yaitu rasa gatal yang sangat berlebihan akan menimbulkan goresan dan
berakhir dengan timbulnya luka dan bisa juga menyebablan infeksi bakteri
sekunder pada kulit. Individu yang mengalami hal tersebut dan dalam kondisi yang
lama maka area kulit yang digigit menjadi tebal dan gelap. Kondisi yang seperti ini
disebut vagabond disease (CDC,2019). Selain itu juga mengakibatkan louse-borne
diaseses. Pediculus humanus capitis merupakan vektor penyakit epidemic typhus
yang disebabkan oleh bakteri Rickettsia prowazeki, trench fever yang disebabkan
oleh bakteri Bartonella quintana, dan relapsing fever yang disebabkan oleh Borellia
recurrentis (Soebaktiningsih, 2017). Hal ini di dukung dengan penelitian yang
dilakukan oleh Fadime, et al pada tahun 2017 di Turki bagian tenggara tentang uji
PCR real-time pada Pediculus humanus capitis untuk menemukan bakteri-bakteri
tersebut.
2.4 Sumber Belajar
Sumber belajar merupakan bahan yang dapat digunakan dalam proses
pembelajaran. Sumber belajar dapat berupa buku, media cetak, lingkungan sekitar,
narasumber, media elektronik, dan bahan lain yang dapat meningkatkan kadar
keaktifan dalam proses pembelajaran (Nur, 2012). Sedangkan menurut
Satrianawati, (2018) sumber belajar merupakan semua bahan yang dapat
memfasilitasi proses seseorang mendapatkan pengalaman. Sumber belajar yang
baik diperoleh dari pengalaman yang teroganisir dan penyelesaian masalah telah
diselesaikan menggunakan metode ilmiah dan sikap ilmiah. Hasil dari sumber
belajar yang demikian dapat berupa jurnal. Tetapi, tidak semua jurnal merupakan
hasil penelitian dapat juga beberapa merupakan hasil pemikiran yang inovasi atau
ide.
17
2.6 Hipotesis
1. Terdapat Pengaruh ekstrak daun jarak pagar (Jatropha curca L) terhadap
kematian kutu rambut (Pediculus humanus capitis).
2. Data hasil penelitian ini dapat dikembangkan sebagai sumber belajar pada
KD 3.10 Menganalisis komponen-komponen ekosistem dan interaksi antar
komponen tersebut.