Anda di halaman 1dari 9

I.

JUDUL :
Kromatografi kertas

II. TUJUAN :
Untuk memisahkan dan mengidentifikasi senyawa menggunakan metode
kromatografi kertas

III. PENDAHULUAN
Indonesia merupakan suatu negara yang memiliki keanekaragaman flora
yang sangat tinggi, sebagian besar flora di Indonesia merupakan wilayah
iklim hutan hujan tropis, iklim di wilayah ini dicirikan dengan adanya
tingkat kelembaban udara dan curah hujan yang selalu tinggi sepanjang
tahun. Oleh karena itu tipe hutan di Indonesia sangat lebat dengan jenis
tumbuhan yang sangat heterogen. Salah satu bukti bahwa hutan di
Indonesia sangat heterogen yaitu dengan ditemukan banyaknya jenis
tumbuhan yang memiliki varietas yang beragam serta memiliki morfologi
dan corak yang sangat unik, seperti warna bunga, bentuk daun serta warna
dari berbagai jenis daun (Rubiyanto, 2016).

Melihat hal tersebut maka bisa dipastikan bahwa flora tersebut banyak
pigmen yang dapat diteliti lebih jauh. Pigmen adalah zat zat warna alami
yang terdapat pada tumbuhan dan hewan (Adrian dkk., 2021). Untuk dapat
melihat lebih jelas pigmen-pigmen yang terdapat pada tumbuhan, teknik
yang dapat digunakan adalah kromatografi (chromatography).
Chromatography adalah suatu teknik pemisahan molekul berdasarkan
perbedaan pola pergerakan antara fase gerak dan fase diam untuk
memisahkan komponen (berupa molekul) yang berada pada larutan
(Hernawati dkk., 2012).

Kromatografi (chromatography) banyak macamnya seperti kromatografi


gas, kromatografi lapis tipis, kromatografi kertas, kromatografi kolom dan
kromatografi cair kinerja tinggi. Seluruh bentuk kromatografi ini dapat
PRODI S1 KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
bekerja berdasarkan prinsip yang sama. Kontribusi kromatografi pada
perkembangan kimia modern tidak dapat dipandang rendah. Tanpa teknik
kromatografi, sintesis senyawa murni (atau hampir murni) akan sangat
sukar, dan dalam banyak kasus, hampir tidak mungkin (Zeak dkk., 2019).

Kromatografi kertas diterapkan untuk analisis campuran asam amino,


karena asam amino memiliki sifat yang sangat mirip, dan asam-asam
amino larut dalam air dan tidak mudah menguap (tidak mungkin
didistilasi), analisis zat aditif pada makanan dan minuman, juga dapat
digunakan untuk analisis kualitatif pada ekstraksi tumbuhan (Silaa, 2019).

Berdasarkan uraian diatas hal sesuai dengan judul percobaan, yaitu untuk
memisahkan dan mengidentifikasi senyawa menggunakan metode
kromatografi kertas.

PRODI S1 KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
IV. HASIL PERCOBAAN
No. Perlakuan Hasil
1. Disiapkan buah naga, ubi ungu, dan Menghasilkan ekstrak buah
kunyit + dihaluskan + etanol + naga, ubi ungu, dan kunyit
disaring.
2. Disiapkan 3 kertas saring yang telah Ekstrak menempel ditengah-
digunting + totol-totol ekstrak buah tengah kertas saring
naga, ubi ungu, dan kunyit ditengah-
tengah kertas saring menggunakan
pipa kapiler + diangin-anginkan.
3. Disiapkan chamber yang berisi 25  Buah naga
mL asam asetat glasial 1:1 yang Pelarut = 6,9 cm
telah didiamkan selama 30 menit + Zat terlarut = 4,2 cm
masukkan kertas saring kedalam
chamber tersebut + diamati + diukur  Ubi ungu
jarak pergerakan pelarut dan zat Pelarut = 5,7 cm
terlarut. Zat terlarut = 2,6 cm

 Kunyit
Pelarut = 6,9 cm
Zat terlarut = 1,4 cm
4. Kemudian dihitung nilai Rf dari  Nilai Rf buah naga
hasil uji kromatografi kertas pada = 0,60 cm
buah naga, ubi ungu, dan kunyit.  Nilai Rf ubi ungu
= 0,45 cm
 Nilai Rf kunyit
= 0,31 cm

V. PEMBAHASAN
PRODI S1 KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
Kromatografi kertas merupakan contoh kromatografi partisi dalam bentuk
planar yang sudah sangat konvensional. Teknik ini umumnya digunakan
untuk menjelaskan teknik kromatografi secara muda, karena sistem
kromatografinya yang sangat sederhana. Hanya butuh sepotong kertas,
tinta warna dan pelarut dalam suatu bejana saja (Rubiyanto, 2016).
Adapun tujuan dari percobaan ini, yaitu untuk memisahkan dan
mengidentifikasi senyawa menggunakan metode kromatografi kertas.

Pada percobaan ini akan diuji tiga buah sampel, yaitu ekstrak buah naga,
ubi ungu, dan kunyit yang dilarutkan menggunakan etanol. kemudian
digunakan kertas saring sebagai fase diam. Kertas tersebut dipotong
hingga berbentuk persegi panjang. Pada masing-masing kertas yang sudah
dipotong di beri batas bawah dan batas atas menggunakan pensil. Menurut
Rohman (2009) tujuan pemberian batas bawah adalah agar antara totolan
warna dan pelarut memiliki jarak sehingga totolan tidak langsung
berinteraksi dengan pelarut sedangkan jarak atas digunakan sebagai batas
penyerapan eluen. Jarak pun digambar menggunakan pensil, karena pensil
tidak berinteraksi. Kemudian Asam asetat glasial digunakan sebagai fase
gerak dalam percobaan ini dengan perbandingan 1 : 1 dicampurkan dalam
chamber. Lalu chamber ditutup selama 30 menit. Menurut Kristianingrum
(2005) tujuan penjenuhan adalah untuk menjadikan eluen memenuhi
chamber dan fungsinya sebagai fasa gerak dalam kromatografi berjalan
dengan baik. Jika eluen tidak memenuhi chamber, maka distribusi dari
pada fasa diam tidak akan dapat berjalan sehingga kromatografi gagal dan
hasil yang diperoleh tidak teliti.

Selanjutnya Ketiga sampel tersebut ditotolkan ditengah kertas saring yang


sudah disiapkan sebelumnya menggunakan Mikro haematocrit tubes (pipa
kapiler). Masing-masing sampel diberikan jarak. Menurut Rohman (2009)
diberi jarak tersebut agar tidak terjadi reaksi antara sampel yang satu dan

PRODI S1 KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
yang lainnya, karena jarak yang terlalu dekat serta agar lebih mudah di
amati. Totolan tidak boleh terlalu banyak, hal ini bertujuan agar komponen
warna yang akan dideteksi tidak meluap. Setelah ditotolkan tunggu
terlebih dahulu hingga totolan tersebut kering. Setelah kering, Kertas yang
telah diberi sampel dicelupkan kedalam gelas beaker yang berisi eluen
asam asetat glasial sampai setengah batas bawah kertas wattman (tidak
melebihi batas bawah kertas wattman). Kertas diletakkan tegak lurus
(horizontal), penyerapan eluen dihentikan sebelum batas atas.

Hasil pada percobaan ini, ketiga kertas saring menunjukan adanya bercak
noda pada masing-masing sampel. Hasil yang diperoleh adalah untuk
sampel buah naga, memiliki noda warna ungu dan nilai Rf 0,60; sampel
kunyit warna kuning dengan nilai Rf 0,31; sampel ubi ungu warna ungu
pudar dan nilai Rf 0,45. Hasil yang diperoleh sesuai literatur, menurut
literatur Rohman (2009) bahwa nilai Rf yang baik yaitu berkisar antara
0,2-0,8 cm.

VI. KESIMPULAN

PRODI S1 KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
Adapun kesimpulan dari percobaan ini yaitu Metode kromatografi kertas
mudah untuk dilakukan karena alat yang sederhana serta bahan yang
mudah didapatkan serta hasilnya dapat terlihat langsung dengan
menghitung nilai Rf dari sampel yang diuji. Dari percobaan yang
dilakukan dapat disimpulkan bahwa buah naga, ubi ungu, dan kunyit
hanya memiliki satu bercak noda yang masing-masing memiliki nilai Rf
yang berbeda yaitu 0,60 cm dan 0,31 cm serta 0,45 cm.

VII. SARAN
Adapun saran yang dapat saya berikan, yaitu untuk alat lebih dilengkapi
lagi, agar praktikum dapat berjalan dengan lancar dan hasil yang
didapatkan lebih bagus lagi.

VIII. DAFTAR PUSTAKA


PRODI S1 KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
Adrian, M, M., Paransa, D, S, J., Paulus, J, H, ., Kawung, N, J., Bara, R,
A., Keppel, R, C. 2021. Analisis Jenis Pigmen Karotenoid Pada
Kepiting Sesarmops Sp Dari Pesisir Teluk Manado. Jurnal Ilmiah
Platax. 9:(2). 204-209

Hernawati, D., Badriah, L., Fitriani, R. 2012. Variasi Pigmen Tumbuhan


Yang Terdapat Pada Warna Daun Yang Berbeda Dengan
Menggunakan Teknik Paper Chromatography. Penelitian Internal. 1-5

Kristianingrum. (2005). Peranan Kimia Analisis Untuk Industri Farmasi.


Yogyakarta: Uny.

Rohman, A. (2009). Kromatografi Untuk Analisa Obat. Graha


Ilmu.Yogyakarta.

Rubiyanto, D. (2016). Teknik Dasar Kromatografi. Deepublish,


Yogyakarta.

Silaa A. E. 2019. Ekstrak Pigmen Karotenoid Dari Kepiting Grapsus Sp.


Sebagai Aktivitas Koagulan. Skripsi. Manado. Fakultas Perikanan Dan
Ilmu Kelautan Program Studi Ilmu Kelautan Unsrat Manado. Hal.1-
32

Zeak,W. L., Paransa, D. S. J., Rumengan, A., Kemer K., Paulus J.J.H.,
Mantiri D.M.H. 2019. Skrining Pigmen Karotenoid Pada Kepiting
Grapsus Sp. Dengan Menggunakan Pemisahan Kromatografi. Jurnal
Pesisir Dan Laut Tropis, 1 (1) : 52-58

PRODI S1 KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
ANALISIS DATA
 Mencari nilai Rf Buah naga
Dik Jarak tempuh zat terlarut = 4,2 cm
Jarak tempuh zat pelarut = 6,9 cm
Dit Rf
Penyelesaian
jarak tempuh zat terlarut
Rf =
jarak tempuh zat pelarut
4 ,2 cm
Rf =
6 , 9 cm
Rf =0 , 60 cm

 Mencari nilai Rf Ubi ungu


Dik Jarak tempuh zat terlarut = 2,6 cm
Jarak tempuh zat pelarut = 5,7 cm
Dit Rf
Penyelesaian
jarak tempuh zat terlarut
Rf =
jarak tempuh zat pelarut
2 ,6 cm
Rf =
5 ,7 cm
Rf =0 , 45 cm

 Mencari nilai Rf Kunyit


Dik Jarak tempuh zat terlarut = 1,4 cm
Jarak tempuh zat pelarut = 4,5 cm
Dit Rf
Penyelesaian
jarak tempuh zat terlarut
Rf =
jarak tempuh zat pelarut

PRODI S1 KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
1 , 4 cm
Rf =
4 ,5 cm
Rf =0 , 31 cm

PRODI S1 KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO

Anda mungkin juga menyukai