Anda di halaman 1dari 5

PEMISAHAN ZAT WARNA SECARA KROMATOGRAFI

TUGAS PRAKTIKUM
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fisiologi Tumbuhan yang diampu oleh:
Dr. Hj. Any Fitriani, M.Si.
Hj. Tina Safaria Nilawati, S.Si., M.Si.
Dr. Wahyu Surakusumah, S.Si., M.T.

Oleh:
Kelas A/ 2017
Kelompok 6
Ariyanti Viani 1703661
Julia Alma Puspita 1701582
Nur Auliyah F S 1705643
Raihana Nurul I 1700576

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2020
1. Apa tujuan praktikum ini?
Praktikum ini bertujuan untuk memisahkan zat-zat warna yang terdapat pada daun
suatu tumbuhan.
2. Apa yang dipisahkan dengan teknik ini? Di dalam organ tumbuhan apa?
Teknik kromaografi kertas yang digunakan dalam praktikum ini dapat
memisahkan pigmen klorofil berdasarkan jenisnya. Klorofil sendiri biasanya terdapat di
daun, namun selain di daun klorofil juga terdapat pada sel-sel batang yang masih muda
dan buah yang belum masak.
3. Mengapa senyawa bisa dipisahkan? Ada berapa macam senyawa?
Prinsip dasar pemisahan warna dengan teknik kromatografi adalah seiap senyawa
akan mempunyai kecepatan perambatan yaang berbeda-beda pada pelarut tertentu.Seiap
jenis senyawa yang dipisahka melalui teknik kromatgrafi kertas ini akan memiliki jarak
tempuh yang berbeda. Perbedaan jarak tempuh ini diakibatkan oleh perbedaan berat
molekul senyawa tersebut. Dengan adanya perbedaan jarak tempuh ini maka dapat
terlihat bahwa senyawa yang dipisahkan dengan teknik kromatografi ini berbeda-beda
dan dapa dipisahkan. Senyawa yang memiliki berat molekul yang besar biasanya akan
terletak paling bawah. Perbedaan setiap jenis klorofil ini disebabkan oleh perbedaan
dalam rantai alifatik yang terikat pada inti porfirin. ada 5 jenis pigmen klorofil yaitu
klorofil a (hijau tua), klorofil b (hijau muda), xantofil (kuning), karotenoid (jingga) dan
bakteriofil bila pada bakeri. Pigmen ini menyerap warna atau gelombang cahaya yang
berbeda-beda.
4. Senyawa apa yang digunakan sebagai fase diam dan fase gerak? Mengapa digunakan
bahan tersebut? (apa alasannya)?
Pada percobaan ini, fasa diam merupakan senyawa campuran dari cairan daun
yang larut dalam aseton. Penggunakan aseton ini adalah utuk melarutkan klorofil pada
daun. Dikatakan diam karena fase ini disokong oleh selulosa dari kertas kromatografi dan
merupakan senyawa yang akan dipisahkan zat warnanya oleh fase gerak. Sedangkan fasa
gerak merupakan campuran dari pelarut aseton dan petroleum ether dengan perbandingan
1:9. Kedua bahan tersebut merupakan bahan yang dapat melarutkan pigmen warna
klorofil yang terdapat pada fase diam. Klorofil tersebut mudah berikatan dengan protein
namun mudah diekstraksi menggunakan pelarut lipid.
5. Bagaimana cara kerja yang dilakukan? (buat dengan flow chart dan gambar)

Kertas kromatografi Gerus potongan daun


Campuran pelarut aseton dopotong membentuk singkong dengan
ditambahkan dengan pita dengan diameter 2 ditambah dengan sedikit
petroleum ether dengan cm, kemudian dibuat aseton kemudian
perrbandingan 1:9. garis mendatar sejauh 2 masukkan ke dalam
Kemudia senyawa cm dari ujung kertas. tabung reaksi. Biarkan
dituang ke dalam tabung Kemudian dibuat titik selama 1 jam, kemudian
kultur setinggi 1 cm dan tengah pada garis ambil larutan jernih dari
ditutup dengan gabus tersebut dan ujung kertas ekstrak yang berada di
dipotong seperti panah. bagian atas.

Larutan jernih tersebut


Kertas kromatografi pada
diteteskan pada titik di
Kertas kromatografi bagian tumpul digantung
kertas kromatografi.
dibiarkan selama 1 jam pada kawat penggantung
Lakukan berulang
kemudian warna-warna pada tutup gabus
sampai terlihat bekas
yang terpisah ditandai penutup tabung kultur
warna pada titik tersebut
dengan pensil. dengan ujung kertas
dengan diameter tidak
yang menyentuh larutan.
lebih dari 4 mm.

Bagan 1. Langkah kerja pada praktikum pemisahan zat warnaa secara kromatografi

Gambar 1. Langkah kerja pada praktikum pemisahan zat warnaa secara kromatografi
6. Bagaimana prakiraan hasil percobaannya? Mengapa demikian? (jelaskan alasannya)
Pada daun singkong, terdapat 3 berkas warna yang muncul yaitu oren, hijau dan
kuning dengan Rf masing-masing 0,27; 0,5; dan 0,55. Berkas warna ini menunjukkan
kandungan pigmen xantofil dan klorofil a. Dari analisa pigmen yang diperoleh, klorofil b
mempunyai jarak tempuh yang paling dekat, dibanding dengan klorofil a, xantofil dan
karotenoid. Jarak yang ditempuh oleh pigmen klorofil ini tergantung dari berat molekul
klorofil tersebut. Jika berat molekulnya rendah atau ringan, maka pigmen fotosintesis
akan terbawa larutan kromatografi lebih jauh. Sebaliknya, jika berat molekul pigmen
besar, maka pigmennya pun akan terbawa lebih dekat.
Menurut literatur, rumus empiris klorofil adalah C55H72O5N4Mg (klorofil a) dan
C55H70O6N4Mg (klorofil b). Sedangkan rumus empiris untuk karoten yaitu C 40H56 dan
xantofil C40H56O2. Dari rumus empiris tersebut, kita dapat diketahui berat molekul klorofil
a yaitu 892, berat molekul klorofil b adalah 906, berat molekul karoten yaitu 536, dan
berat molekul xantofil 568. Dari berat molekul masing-masing pigmen, karoten merupaan
pigmen dengan berat moleku terendah dan klorofil b adalah pigmen dengan berat
molekul tertinggi. Dari percobaan yang telah dilakukan senyawa dengan berat molekul
paling besar akan muncul terlebih dahulu. Pada hasil percobaan, klorofil b muncul lebih
dahulu dibanding klorofil a, karoten ataupun xantofil. Jadi terbukti bahwa klorofil yang
mempunyai berat molekul yang lebih besar akan menempuh jarak yang lebih dekat atau
dengan kata lain pigmen klorofil b tampak terlebih dahulu.
7. Apa yang dimaksud dengan Rf? Singkatan apa dan apa maknanya? Berapa nilai Rf
masing-masing senyawa dalam percobaan ini?
Jarak antara jalannya pelarut bersifat relatif. Oleh karena itu, diperlukan suatu
perhitungan tertentu untuk memastikan spot yang terbentuk memiliki jarak yang sama
walaupun ukuran jarak plat nya berbeda. Nilai perhitungan tersebut adalah nilai Rf
(Rutherfordium), nilai ini digunakan sebagai nilai perbandingan relatif antar sampel.
Nilai Rf juga menyatakan derajat retensi suatu komponen dalam fase diam sehingga nilai
Rf sering juga disebut faktor retensi. Nilai Rf dapat dihitung dengan rumus berikut:
Rf = Jarak yang ditempuh substansi/Jarak yang ditempuh oleh pelarut
Semakin besar nilai Rf dari sampel maka semakin besar pula jarak bergeraknya
senyawa tersebut pada plat kromatografi lapis tipis. Saat membandingkan dua sampel
yang berbeda di bawah kondisi kromatografi yang sama, nilai Rf akan besar bila senyawa
tersebut kurang polar dan berinteraksi dengan adsorbent polar dari plat kromatografi
lapis tipis. Pada daun singkong, terdapat 3 berkas warna yang muncul yaitu oren, hijau
dan kuning dengan Rf masing-masing 0,27; 0,5; dan 0,55.
Nilai Rf dapat dijadikan bukti dalam mengidentifikasikan senyawa. Bila
identifikasi nilai Rf memiliki nilai yang sama maka senyawa tersebut dapat dikatakan
memiliki karakteristik yang sama atau mirip. Sedangkan, bila nilai Rfnya berbeda,
senyawa tersebut dapat dikatakan merupakan senyawa yang berbeda. Nilai Rf sangat
karakterisitik untuk senyawa tertentu pada eluen tertentu. Hal tersebut dapat digunakan
untuk mengidentifikasi adanya perbedaan senyawa dalam sampel. Senyawa yang
mempunyai Rf lebih besar berarti mempunyai kepolaran yang rendah, begitu juga
sebaliknya. Hal tersebut dikarenakan fasa diam bersifat polar. Senyawa yang lebih polar
akan tertahan kuat pada fasa diam, sehingga menghasilkan nilai Rf yang rendah. Rf KLT
yang bagus berkisar antara 0,2 - 0,8. Jika Rf terlalu tinggi, yang harus dilakukan adalah
mengurangi kepolaran eluen, dan sebaliknya (Gandjar,2007).
8. Bagaimana kesimpuan dari percobaan ini?
Perbedaan pigmen warna pada daun Manihot esculenta dihasilkan warna oranye,
hijau dan kuning. Warna oranye dihasilkan dari pigmen karoten, hijau dihasilkan dari
pigmen klorofil dan warna kuning dihasilkan dari pigmen xantofil. Klorofil yang terdapat
pada daun Manihot esculenta baik yang berwarna muda dan tua sama-sama memiliki
klorofil b, karena klorofil yang mempunyai berat molekul yang lebih besar akan
menempuh jarak yang lebih dekat atau dengan kata lain pigmen klorofil b tampak
terlebih dahulu.

Referensi
Gandjar, Ibnu Gholib dan Abdul Rohman. (2007). Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar:
Yogyakarta
Tim Dosen Fisiologi Tumbuhan. (2020). Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan. FPMIPA
Universitas Pendidikan Indonesia : Bandung.

Anda mungkin juga menyukai