Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA TANAMAN

“KROMATOGRAFI”

Disusun Oleh:

Nama : Abdul Aziz Alghifari


NIM : 20504027111103
Kelas :K
Asisten : Shifa Veronica Aulia

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kromatologi merupakan salah satu Teknik pemisahan campuran berdasarkan
pergerakan dari komponen penyusun melalui sebuah fasa gerak dan fasa diam. Fase
gerak meliputi fase gas atau cairan, sedangkan fase diam meliputi cairan atau padatan.
Molekul yang terlarut dalam fase gerak, akan melewati kolom yang merupakan fase
diam. Molekul yang memiliki ikatan yang kuat dengan kolom akan cenderung bergerak
lebih lambat dibanding molekul yang berikatan lemah. Oleh karenanya, berbagai
macam tipe molekul dapat dipisahkan berdasarkan pergerakan pada kolom.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui definisi kromatografi
dan Rf, macam-macam kromatografi, prinsip dari kromatografi serta pigmen warna
pada tumbuhan.

1.3 Manfaat
Manfaat dari praktiku kali ini adalah supaya kita dapat mengetahui dan memahami
definisi kromatografi dan Rf, macam-macam kromatografi, prinsip dari kromatografi,
serta pigmen warna pada tumbuhan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Kromatografi
Kromatografi merupakan suatu teknik pemisahan campuran berdasarkan
perbedaan distribusi dari komponen-komponen dalam fasa gerak dan fasa diam. Fasa
gerak dapat berupa gas atau cairan, sedangkan fasa diam dapat berupa cairan atau
padatan. (Hidayat et al., 2015). Chromatography is an important biophysical technique
that enables the separation, identification, and purification of the components of a
mixture for qualitative and quantitative analysis. (Coskun, 2016). Kromatografi adalah
teknik biofisik penting yang memungkinkan pemisahan, identifikasi, dan pemurnian
dari komponen campuran untuk analisis kualitatif dan kuantitatif. (Coskun, 2016).
Kromatografi merupakan suatu teknik pemisahan campuran berdasarkan perbedaan
distribusi dari komponen-komponen dalam fasa gerak dan fasa diam (Rizalina et al.,
2018). The power of chromatography comes from its ability to separate a mixture of
compounds, or “analytes”, and determine their respective identity (chemical structure)
and concentration. Chromatography can be divided into three basic types that include
gas, liquid, and supercritical fluid chromatograph (Whitman, 2017). Kekuatan
kromatografi berasal dari kemampuannya untuk memisahkan campuran senyawa, atau
"analit", dan menentukan identitas (struktur kimia) dan konsentrasinya masing-masing.
Kromatografi dapat dibagi menjadi tiga tipe dasar yang meliputi gas, cairan, dan
kromatografi fluida superkritis (Whitman, 2017).
2.2 Macam-macam Kromatografi
Menurut Rohman (2009), macam-macam kromatografi antara lain sebagai
berikut:

a. Kromatografi kertas
Kromatografi kertas atau KKt pada hakekatnya ialah KLT pada lapisan
tipis selulosa atau kertas. Pada kromatografi kertas sebagai penjerap
digunakan sehelai kertas dengan susunan serabut dan tebal yang sesuai.
b. Kromatografi lapis tipis
Pada kromatografi lapis tipis, fase diamnya berupa lapisan yang seragam
pada permukaan bidang datar yang didukung oleh lempeng kaca, plat
aluminium atau plat plastik.
c. Kromatografi cair kinerja tinggi
Kromatografi yang berisi cairan-cairan mulai dari fase gerak hingga fase
diam. Fase gerak terdiri dari cairan pelarut dan fase diam terdiri dari cairan
yang telah dilapisi oleh penyangga.
d. Kromatografi gas
Pada kromatografi gas fase geraknya berupa gas dan fase diam
umumnya suatu cairan, tetapi dapat berupa zat padat atau kombinasi zat
padat dan zat cair.

2.3 Prinsip Kerja Kromatografi Kertas


Menurut Rubiyanto (2016) Prinsip kromatografi kertas yaitu terdapat senyawa
terlarut yang ada pada fase gerak akan melewati fase cair yang ada dalam suatu
padatan pendukung. Proses peristiwa tersebut hampir sama dengan ekstrasi cair
tetapi dalam konfigurasi datar bukan kolom atau tabung sehingga terjadi tendesi
distribusi senyawa pada fase gerak terhadap fase diam. Dalam senyawa terdapat
kecepatan berrgerak dalam suatu komponen dalam campuran bergantung pada fase
diam yang menyebabkan senyawa senyawa lebih larut akan bergerak lebih lambat
daripada senyawa yang kurang larut.

2.4 Pigmen Warna Pada Tumbuhan


Menurut Hasidah et al., (2017) Pigmen warna pada tumbuhan dipengaruhi oleh
kemampuan biosintesis yang memepengaruhi warna pada organ tumbuhan berbeda
beda menyebabkan adanya pigmen klorofil, karotenoid dan antosianin dalam jaringan
daun. Klorofil terdapat pada area daun berwarna hijau yang memiliki jaringan palisade.
Sedangkan karotenoid memberikan warna kuning, merah atau orange pada tumbuhan,
adapun Enzim yang berperan dalam biosintesis karotenoid yaitu fitoen sintase (PSY)
dan karotenoid hidroksilase (CH). Sedangkan pada antosianin memberikan warna
merah, ungu atau biru pada daun, kandungan antosianin pada bagian tumbuhan
dikarenakan terjadinya penghambatan aktivitas sintesis antosianin oleh sintesis
klorofil.
2.5 Definisi Rf
Nilai Rf memiliki arti bahwasanya jarak yang ditempuh oleh senyawa dari titik
asal dibagi dengan jarak yang digerakkan oleh pelarut dari titik asal. Dalam senyawa
murni yang ada pada nilai Rf dapat dibandingkan dengan nilai senyawa standar.
Adapun senyawa standar yang mempunyai sifat kimia yang hampir sama dengan
senyawa yang dipisahkan pada kromatogram (Zaki., 2013). Faktor-faktor yang
menyebabkan nilai Rf bervariasi meliputi dimensi dan jenis ruang, sifat dan ukuran
lempeng, arah aliran fase gerak, volume dan komposisi fase gerak, kondisi
kesetimbangan, kelembaban, dan metode persiapan sampel KLT sebelumnya
(Wulandari, 2011).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
No. Alat Fungsi
1. Bejana Untuk meletakkan kertas dan pelarut 6
2. Mortal dan Pistil Untuk menghaluskan daun bayam
3. Pipet tetes dan beakerglass Untuk mengambil larutan bayam
4. Gelas Ukur Untuk mengukur larutan yang dibutuhkan
5. Timbangan Analitik Untuk menimbang daun bayam
6. Kertas saringan Sebagai fase diam kromatografi kertas
7. Pial film Untuk mencampurkan bayam dengan aceton
8. Penggaris dan Pensil Untuk mengukur nilai jarak antar pigmen dan
menuliskan hasilnya

No. Bahan Fungsi


1. Aceton Pelarut bayam yang sudah dihaluskan atau peluruh pigmen
2. Larutan Buffer Sebagai fase gerak
3. Bayam merah Sebagai spesimen praktikum
4. Bayam hijau Sebagai spesimen praktikum
3.2 Cara Kerja

3.3 Analisa Perlakuan


Praktikum diawali dengan menyiapkan alat dan bahan. Setelah alat dan
bahan sudah lengkap, langkah selanjutnya adalah menimbang daun bayam
merah dan bayam hijau masing-masing sebanyak 3 gram. Haluskan daun
bayam dihaluskan menggunakan mortal dan pistil. Setelah halus, masukkan
ke dalam fial film dan tambahkan 10 ml aceton hingga menjadi pasta. Kocok
hingga homogen dan diamkan 5 menit. Kemudian teteskan larutan bayam di
atas kertas dan tunggu hingga kering. Selanjutnya masukkan kertas ke dalam
bejana kromatografi yang berisi 300 ml pelarut dan tunggu 15 menit.
Langkah terakhir adalah mengamati perubahan dan menghitung nilai Rf-
nya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Tabel Hasil Pengamatan

4.2 Hasil Perhitungan


➢ Bayam Hijau
a. Klorofil A (Hijau Tua)
U1 = 3,4 cm
U2 = 3,2 cm

= 0,33 cm
a. Klorofil B (Hijau Muda)
U1 = 2,0 cm
U2 = 2,9 cm

= 0,24 cm

➢ Bayam Merah
a. Klorofil A (Hijau Tua)
U1 = 1,8 cm
U2 = 3,6 cm

= 0,27 cm
b. Klorofil B (Hijau Muda)
U1 = 2,6 cm
U2 = 2,4 cm

= 0,25 cm
4.3 Pembahasan Umum
Pada klorofil A, dalam ulangan ke-1 nilai Rf bayam hijau lebih banyak dari pada nilai Rf
bayam merah dan didapatkan selisih hasil (0,34 – 0,18 = 0,16). Sedangkan pada ulangan
ke-2 nilai Rf bayam merah lebih banyak dari pada nilai Rf bayam hijau yang didapatkan
selisih hasil (0,36 – 0,32 = 0,04). Pada klorofil B, ulangan ke-1 nilai Rf bayam merah lebih
banyak dari pada nilai Rf bayam hijau yang didapatkan selisih hasil (0,26 – 0,2 = 0,06).
Sedangkan pada ulangan ke-2 nilai Rf bayam hijau lebih banyak dari pada nilai Rf bayam
merah yang didapatkan hasil (0,29 – 0,24 = 0,05).
Hubungan antara nilai Rf dengan identifikasi pigmen.
a. Klorofil A
➢ Bayam Hijau:
U 1 = 0,34 (klorofil b berwarna hijau muda ) U 2 = 0,32 (klorofil b berwarna hijau
muda)
➢ Bayam Merah:
U 1 = 0,18 (xanthofil berwarna kuning)
U 2 = 0,36 (klorofil b berwarna hijau muda)
b. Klorofil B
➢ Bayam Hijau:
U 1 = 0,20 (xanthofil berwarna kuning) U 2 = 0,29 (xanthofil berwarna kuning)
➢ Bayam Merah:
U 1 = 0,26 (xanthofil berwarna kuning) U 2 = 0,24 (xanthofil berwarna kuning)
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kromatografi merupakan suatu teknik pemisahan campuran berdasarkan
perbedaan distribusi atau pergerakan dari komponen-komponen melalui fasa gerak dan
fasa diam. Fasa gerak dapat berupa gas atau cairan, sedangkan fasa diam dapat berupa
cairan atau padatan. Macam-macam kromatografi berdasarkan teknik kerjanya terbagi
menjadi kromatografi kertas, kromatografi kolom, kromatografi lapis tipis, kromatografi
gas dan kromatografi cair kinerja tinggi. Pada praktikum kromatografi ini, spesimen yang
digunakan adalah bayam hijau dan bayam hijau. Pada hasilnya, pigmen warna yang
ditemukan adalah hijau muda dan kuning. Nilai Rf didefinisikan sebagai jarak yang
ditempuh oleh senyawa dari titik asal dibagi dengan jarak yang ditempuh oleh pelarut dari
titik asal.
5.2 Saran
Praktikum yang dilakukan sudah sangat baik dan materi yang disanpaikan kakak
asisten juga sudah sangat jelas karena disertai dengan video. Semoga praktikum
selanjutnya akan tetap menjadi lebih lancar dan lebih efektif.
DAFTAR PUSTAKA

Coskun, O. 2016. Separation Techniques: Chromatography. North Clin


Istanbul 3(2): 156–60.

Hasidah., Mukarlina., dan Rousdy, D. W. 2017. Kandungan Pigmen Klorofil,


Karotenoid dan Antosianin Daun Caladium. Protobiont, 6 (2): 29 – 37.

Hidayat, R., S.P. Pasaribu, & C. Saleh. 2015. Penggunaan Internal Standar
Nitrobenzena untuk Penentuan Kuantitatif Btex dalam Kondensat Gas
Alam dengan Kromatografi Gas. Jurnal Kimia Mulawarman, 12(2): 90-
96.

Rizalina, H., Edy, C., Siti, M., Bowo, N dan Supartono. 2018. Optimasi
Penentuan Kadar Metanol dalam Darah Menggunakan Gas
Chromatography. Indonesian Journal of Chemical Science. 7(3) : 254-
261.

Rohman, A. 2009. Kromatografi untuk Analisis Obat. Yogyakarta: Graha Ilmu.


Halaman 1, 47.

Rubiyanto, D. 2016. Teknik Dasar Kromatografi. Yogyakarta : Deepublish.

Whitman.2017. Introduction, Chromatography Theory, and Instrument


Calibration.Books.

Wulandari, L. (2011). Kromatografi Lapis Tipis. In Taman Kampus Presindo.

Zaki, M. W. 2013. Isolasi Senyawa Metabolit Sekunder dari Ekstrak n-Heksana


Lumut Hati Mastigophora diclados (Brid. Ex Web) Nees. Skripsi. Program
Studi Farmasi. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai