Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA TANAMAN

“BINTIL AKAR”

Disusun Oleh
Nama : Abdul Aziz Alghifari
NIM 205040207111103
Kelas :K
Asisten : Shifa Veronica Aulia

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu komoditas hortikultura di Indonesia yakni kacang tanah merupakan
komoditas biji-bijian atau serealia yang memiliki manfaat serta kandungan gizi yang
kaya untuk manusia. Kacang tanah sendiri merupakan famili dari leguminosae yang
mana dalam lingkaran kehidupannya mampu memproduksi bintil akar. Legum
merupakan inokulum yang mengandung vakteri Rhizobium. Rhizobium adalah
kelompok penambat nitrogen yang bersimbiosis terhadap tanaman kacang- kacangan.
Simbiosis tersebut menyebabkan bakteri rhizobium dapat melakukan penambatan
nitrogen dari atmosfir dan kemudian digunakan sebagai pupuk organik. Bintil akar
merupakan organ dalam suatu sel tanaman yang sudah diinfeksi bakteri sehingga
memiliki kemampuan untuk melakukan N-terfiksasi yang memiliki manfaat untuk
meningkatkan pertumbuhan pada tanaman. Tanaman kacang tanah akan berperan
sebagai media inang bagi bakteri yang bernama rhizobium untuk menginokulasi akar
sehingga akar tersebut memiliki energi untuk menghambat nitrogen.
Dapat kita ketahui bahwa Rhizobium bermanfaat dalam mempercepat
pertumbuhan dan perkembangan dari tanaman dengan menghasilkan zat pengatur
tumbuh dan juga perbaikan serapan unsur haranya pada akar tanaman tersebut.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui definisi bintil akar,
fungsi bntil akar, proses pembentukan bintil akar, dan mekanisme fiksasi nitrogen
oleh bintil akar serta untuk mengetahui ciri-ciri bintil akar yang masih aktif dan
yang tidak aktif.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum ini adalah agar dapat mengetahui definisi bintil
akar, fungsi bntil akar, proses pembentukan bintil akar, dan mekanisme fiksasi nitrogen
oleh bintil akar serta untuk mengetahui ciri-ciri bintil akar yang masih aktif dan yang
tidak aktif.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Bintil Akar


Adapun definisi dari bintil akar atau nodul akar adalah sebagai berikut.

a) Bintil Akar adalah organ yang diinduksi pada sebagian besar spesies tanaman
legum oleh simbiotik bakteri pengikat N2 yaitu rhizobia.
(Suryantini, 2015)
b) Bintil akar (nodule) yang merupakan sumber, umur, dan keseragamannya yang
mengandung mikroorganisme di samping rhizobia pada permukaan bintil atau
pada bintil itu sendiri.
(Atmaja, 2016)
c) Bintil akar merupakan suatu tonjolan kecil di akar yang terjadi karena adanya
kontak molekular antar bakteri atau mikroorganisme.
(Sari dan Prayudyaningsih, 2016)
d) Rood Nodules is a network (small discoloration) in the root system of a legume
as a place for rhizobia to live.
Translate:
Bintil Akar adalah jaringan ( pembekakan kecil ) pada sistem akar kacang -
kacangan sebagai tempat hidup rizobia.
(Saputra, 2014).

e) Root nodules are special organs that are developed by host plants, legumes, in
which symbiotic microorganisms, generally diazotrophic bacteria, reduce N2
to ammonium.
(Nodul akar merupakan organ khusus yang memang dikembangkan oleh
tanaman inang, legum, di mana mikroorganisme simbiosis, umumnya bakteri
diazotrofik, mereduksi N2 menjadi amonium).
(Hirel dan Krapp, 2020)

2.2 Fungsi Bintil Akar


1. Keberadaannya pada tanaman, bintil akar memiliki peran dan fungsi yang
berguna bagi tanaman itu sendiri. Menurut Kumalasari et al. (2013) pada
penelitiannya terhadap tanaman kedelai, keberadaan bintil akar memberikan
pengaruh yakni untuk mengikat unsur nitrogen bebas sehingga dapat
meningkatkan kesuburan dan pertumbuhan pada tanaman kedelai. Selain itu
juga, bintil akar dapat menghemat pengunaan NH3 yang tersedia pada tanah dan
penyediaan unsur nitrogen ke tanah. Menurut Ika (2013), fungsi dari bintil akar
yaitu untuk mengikat unsur nitrogen bebas. Selain itu juga dapat menyuburkan
tanah karena dapat menghemat penggunaan NH3 yang tersedia ditanah dan
penyediaan unsur nitrogen ke tanah.
2. The function of root nodule according to Takuji (2014) root nodule have a
function to bind free a nitrogen and capable to fertilize the soil. According to
Suryantini (2015), the serve of root nodules is to capable of fixing N2 from the
air, so that plants are able to fulfill most of their N2 needs. This is a
characteristic of legume root nodules. This needs to be taken into account in an
effort to increase production.

(Fungsi bintil akar menurut Takuji (2014) bintil akar berfungsi untuk mengikat
nitrogen bebas dan mampu menyuburkan tanah. Menurut Suryantini (2015),
fungsi bintil akar yaitu mampu mengikat N2 dari udara, sehingga tanaman
mampu memenuhi sebagian besar kebutuhan N2 nya. Ini adalah karakteristik
dari bintil akar legum. Hal tersebut perlu diperhitungkan dalam upaya
peningkatan produksi.

2.3 Proses Pembentukan Bintil Akar


Proses dari pembentukan bintil akar merupakan proses di mana bintil akan
melakukan kontak molekular dengan tanaman yang akan berinteraksi dengan bintil
akar tersebut. Berikut ini merupakan proses dari pembentukan bintil akar dari
beberapa literatur.
1) Menurut Sari dan Prayudyaningsih (2018) proses pembentukan dari bintil akar
yang terjadi pada semai sengon laut (Paraserianthes falcataria (L) Nielsen)
terjadi melalui kontak secara molekular antara rhizobia (mikrosimbion) dengan
legum (makrosimbion) dari jenis sengon laut. Hal pertama yang dilakukan
adalah melalukan sortasi pada biji sengon laut dengan kriteria biji yang padat
dan permukaannya licin. Selanjutnya biji akan direndam di dalam larutan H2O2
sebanyak 10% selama 5 menit. Biji akan diskarifikasi dengan perendaman di
air mendidih dan dibiarkan dingin hingga 24 jam. Biji yang telah direndam
selanjutnya dideder dengan jarak 5 cm di bak kecambah plastik yang telah berisi
pasir. Perkecambahan biji sengon laut ditandai dengan munculnya hipokotil ke
atas permukaan tanah. Bintil akar akan terbentuk sekitar 5-6 hari setelah
dilakukan inokulasi pada rhizobia yang telah disterilkan pada media pasir.
2) According to Ika (2013), root nodules are formed by rhizobium when the
soybean plant is still young, namely after the formation of root hairs on the main
root or on the root of the branch.
Menurut Ika (2013), Bintil akar dibentuk oleh rhizobium pada saat tanaman
kedelai masih muda yaitu setelah terbentuknya rambut akar pada akar utama
atau pada akar cabang.
2.4 Mekanisme Fiksasi Nitrogen oleh Bintil Akar
Proses dari fiksasi nitrogen pada bintil akar melibatkan penggunaan ATP dan
proses reduksi ekivalen yang asalnya dari metabolisme primer. Proses ini dikatalisis
menjadi nitrogenase. Fiksasi nitrogen oleh bintil akar hanya terjadi setelah proses
bakteroid terbentuk. Biasanya yang memfiksasi nitrogen bintil akar adalah N2
Rhizobium yang bersimbiosis dengan tanaman kacang-kacangan (leguminosa). Jumlah
N2 difiksasi oleh simbiosis bervariasi, tergantung pada jenis dan kultivar legum, spesies
serta strain rhizobium dan kondisi pertumbuhannya (Maharani, 2008).

Menurut Suryantini (2015), mengungkapkan bahwa penambatan nitrogen pada


tanaman legum (kacang-kacangan) tergantung pada pembentukan bintil oleh
rhizobium. Tanpa adanya massa bintil yang berisi strain rhizobium yang efektif
menambat nitrogen, maka penambatan nitrogen tidak akan terjadi. Aktivitas
penambatan nitrogen pada tanaman leguminosa pada umumnya membentuk pola
tertentu yang konsisten dengan fase pertumbuhan tanaman Pada proses penambatan N,
tanaman leguminosa menyediakan lingkungan dan karbohidrat untuk metabolisme
bakteri sedangkan untuk bakteri sendiri bertugaas mengubah N2 udara menjadi N
tersedia bagi tanaman leguminosa.
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai
berikut.
Alat dan Bahan Kegunaan
Scalpel Untuk membelah bintil akar pada
tanaman
Pinset Untuk memegang spesimen setelah
dipotong
Petridish Sebagai wadah untuk meletakkan
spesimen
Tanaman Kacang Tanah Utuh Sebagai bahan perlakuan praktikum

3.2 Cara Kerja


Menyiapkan alat dan bahan

Memotong bintil akar pada tanaman kacang tanah

Membelah bintil akar menjadi 2 bagian

Amati perubahan warnanya


3.3 Analisa Perlakuan
Praktikum diawali dengan menyiapkan alat dan bahan. Adapun alat dan bahan
yang perlu disiapkan antara lain adalah scalpel, petridish, pinset, dan pada praktikum
pengamatan bintil akar kali ini dengan menggunakan spesimen tanaman kacang tanah
utuh. Selanjutnya memotong bintil akar pada tanaman kacang tanah menggunakan
scalpel dan membelahnya menjadi dua bagian. Lalu amati perubahan warna pada bintil
akar kacang tanah tersebut.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa bintil akar yang berwarna merah memiliki
bakteri yang masih aktif. Hal ini sesuai dengan pendapat Taufiq (2012), bahwa ciri
bintil akar yang sehat dan tidak sehat yaitu jika bintil akar dibelah, di dalamnya
berwarna merah atau pink menunjukkan tingginya kandungan leghaemoglobin dan
berarti aktif memfiksasi N. Semakin merah warnanya berarti semakin aktif.

Gambar 1. Bintil Akar Aktif dan Bintil Akar Tidak Aktif


(Varma dan Oelmüller, 2007)
Sebaliknya yang tidak berwarna merah tidak memiliki bakteri yang aktif. Sehingga
untuk bintil akar yang tidak aktif berarti bintil akar tidak efektif dalam mengikat
nitrogen (N) yaitu tidak mempunyai cairan atau pigmen kemerahan (leghemeglobin).
4.2 Pembahasan
Bintil akar yang aktif memiliki kemampuan untuk menambat N2 dan memiliki
kandungan protein yang disebut hemoglobin. Bintil akar yang aktif memiliki ciri
berwarna cerah atau kecokelatan ketika dibelah. Bagian yang berwarna merah inilah
yang memiliki peran dalam proses fiksasi nitrogen. Perbedaan dengan bintil akar yang
tidak aktif adalah ketika dibelah bagian dalam bintil akar berwarna pucat atauputih
karena kekurangan hemoglobin (Saragih, 2016). Semakin merah warnanya berarti
semakin aktif. Selanjutnya jika bintil akar yang dalamnya berwarna putih atau abu-abu
menunjukkan masih muda dan belum ada kegiatan menfiksasi N. dan jika bintil akar
yang berwarna hijau menunjukkan tidak aktif menfiksasi N yang bisa disebabkan oleh
rhizobium yang tidak efisien atau karena tanaman yang kurus.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Bintil akar atau nodul akar merupakan suatu organ di dalam sel tanaman yang
terjadi pada suatu tanaman akibat adanya penginfeksian dari bakteri yang disebut
rhizobium. Kinerja dari bintil akar ini memiliki tujuan untuk mereduksi N2. Proses di
mana bintil akar mengalami inokulasi dari bakteri adalah dimulai dengan perendaman
dan dilakukan melalui kontak secara molekular antara rhizobia (mikrosimbion) dengan
legum (makrosimbion). Fungsi dari bintil akar ini sendiri adalah mampu membantu
pertumbuhan dari suatu tanaman dan menghambat nitrogen yang semakin tinggi pada
tanaman. Adapun fiksasi nitrogen yang juga terjadi pada bintil akar ini adalah hanya
terjadi setelah proses bakteroid terbentuk. Biasanya yang memfiksasi nitrogen bintil
akar adalah N2 Rhizobium yang bersimbiosis dengan tanaman kacang-kacangan
(leguminosa). Jumlah N2 difiksasi oleh simbiosis bervariasi, tergantung pada jenis dan
kultivar legum, spesies serta strain rhizobium dan kondisi pertumbuhannya. Pada
praktikum kali ini dengan spesimen kacang tanah utuh memiliki hasil bahwa kacang
tanah utuh memiliki warna organ dalam berwarna merah atau cokelat dikarenakan
adanya hemoglobin dan pada bintil akar yang tidak aktif memiliki warnah putih atau
pucat, hal ini dikarenakan kekurangan hemoglobin.

5.2 Saran
Berjalannya praktikum hingga saat ini sudah berjalan dengan baik dan lancar,
terima kasih Kak Alzena, mohon maaf atas segala kekurangan ya kak :)
DAFTAR PUSTAKA
Atmaja, I. W. D. 2016. Modul Praktikum Bioteknologi Tanah. Fakultas Pertanian
Universitas Udayan
Hirel, B., dan Krapp, A. 2020. Nitrogen Utilization in Plants I Biological and
Agronomic Importance. France: Elsevier
Ika, dyah. 2013. Pembentukan Bintil Akar Tanaman Kedelai (Glycine max(L)Merril )
Dengan Perlakuan Jerami Pada Masa Ingkubasi Yang Berbeda. Jurusan
Biologi Fakultas Sains dan Matematika UNDIP
Kumalasari, I. D., Astuti, E. D., Prihastanti,, E. 2013. Pembentukan Bintil Akar
Tanaman Kedelai (Glycine max (L) Merill) dengan Perlakuan Jerami pada
Masa Inkubasi yang Berbeda. Jurnal Sains dan Matematika, 21(4): 103-107
Maharani, P. S. 2008. Nodulasi dan Efektivitas Rhizobium Endogen Tanah Entisol dan
Vertisol Pada Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merril). Skripsi. Universitas
Islam Negeri Malang
Saputra,RA. 2014. Perkembangn Bintil Akar Pada Alfafa.Fakultas UIN Malang.
Saragih, S. D., Hasanah, Y. and Bayu, E.S., 2016. Respons Pertumbuhan dan Produksi
Kedelai (Glycine max (L.) Merril.) Terhadap Aplikasi Pupuk Hayati dan Tepung
Cangkang Telur. Jurnal Agroekoteknologi, 4(3).
Sari, R., dan Prayudyaningsih, R. 2016. Perkembangan Bintil Akar Pada Semai Sengon
Laut (Paraserianthes falcataria (L) Nielsen). Info Teknis EBONI, 15(2): 105-
119
Suryantini. 2015. Pembintilan dan penambatan nitrogen pada tanaman kacang tanah.
Dalam Monograf Balitkabi. Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi.
Hal 234-250
Takuji, O., Abd-Alla, M. H., Issa, A. A. 2014. Impact of Harsh Environmental
Conditions on Nodule Formation and Dinitrogen Fixation of Legumes. Advances
in Biology and Ecology of Nitrogen fixation. Doi: 10.5772/56997
Taufiq, A. d. 2012. Respon Tanaman Kedelai terhadap Lingkungan Tumbuh. Buletin
Palawija, 23:13-26 .
Varma, A., Oelmüller, R. 2007. Advanced Techniques in Soil Microbiology. Springe
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai