Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA TANAMAN

“BINTIL AKAR”

Disusun oleh:
Nama : Zahra Ratriana Putri
NIM : 205040200111244
Kelas :N
Asisten : Bagas Hadameon

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Unsur Nitrogen, sangat berperan dalam pembentukan sel tanaman,
jaringan, dan organ tanaman. Salah satu proses alami tanaman dalam
menghasilkan unsur nitrogen adalah dengan adanya symbiosis dari tanaman
legume dan bakteri rhizobium. Tanaman legume merupakan tanaman yang
mampu menyediakan nitrogen dalam tanah dengan bantuan bakteri rhizobium.
Bakteri Rhizobium, memiliki kemampuan sebagai penyedia hara bagi
tanaman, dengan cara mengikat nitrogen bebas di udara. Simbiosis antara
tanaman legume dan bakteri rhizobium ini menyebabkan terbentuknya bintil
akar atau nodul akar.
Nodul pada akar-akar legum yang berisi bakteri rhizobium, akan berwarna
merah karena didalamnya terdapat leghemoglobin, yang menandakan bahwa
adanya aktifitas enzim nitrogenase. Dengan demikian, manfaat bintil akar atau
nodul akar yaitu dengan adanya penambahan jumlah nitrogen, dapat
menambah kesuburan tanah dan membantu pertumbuhan tanaman.
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui pengertian dari bintil akar, untuk mengetahui fungsi
bintil akar, mengetahui proses pembentukan bintil akar, dan untuk mengetahui
proses fiksasi nitrogen oleh bintil akar.
1.3 Manfaat
Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari bintil akar, mengetahui
fungsi bintil akar, mahasiswa juga dapat mengetahui proses pembentukan bintil
akar, dan dapat mengetahui proses fiksasi nitrogen oleh bintil akar.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Bintil Akar
Bintil akar merupakan akar dan bakteri Rhizobium japonicum yang saling
bersimbiosis, yang terbentuk akibat rangsangan pada permukaan akar yang
menyebabkan bakteri tersebut masuk ke dalam akar dan berkembang
(Kumalasari et al., 2013).
Bintil akar merupakan proses kompleks yang membutuhkan koordinasi
ekspresi kedua gen bakteri Bradyrhizobium japonicum dan tanaman (Pratama
& Zakiah, 2018).
Bintil akar atau nodul akar merupakan bengkakan jaringan akar tumbuhan
yang berisi bakteri. Akar tanaman dan bakteri saling melakukan simbiosis
(Prayudyaningsih & Sari, 2015).
Root nodules are legume roots that fix nitrogen in a symbiotic manner
Related to rhizobia. “Bintil akar adalah akar legum yang mengikat nitrogen
secara symbiosis dengan rhizobia” (Banuelos et al., 2020).
Rhizobium which forms a symbiosis with leguminous roots the plant will
called root nodules. “Rhizobium yang membentuk simbiosis dengan akar
polongan tanaman akan disebut nodul akar” (Jinturkar, 2021).
2.2 Fungsi Bintil Akar
Fungsi dari bintil akar sendiri yaitu untuk meningkatkan pertumbuhan dan
kesuburan tanaman legume itu sendiri, bintil akar dapat menghsilkan nitrogen
dan mengikat unsur nitrogen bebas, dan bintil akar juga dapat menghemat
penggunaan Nh3 yang tersedia di tanah, sehingga meningkatkan kesuburan
tanah (Kumalasari et al., 2013).
Bintil akar berfungsi untuk mengikatan nitrogen, sehingga meningkatkan
pertumbuhan tanaman yang bersimbiosis dengan bakteri Rhizobium, dan dapat
mempercepat pertumbuhan dan perkembangan tanaman dengan menghasilkan
zat pengatur tumbuh (Ni & Bintari, 2017).
Root nodules serve to increase soil fertility through nitrogen fixation,
environmental friendly, non-pathogenic, Rhizobium can be used for
biodegradation as well restoration of soil quality. “Nodul akar berfungsi untuk
meningkatkan kesuburan tanah melalui fiksasi nitrogen, ramah lingkungan,
non-patogen, Rhizobium dapat digunakan untuk biodegradasi serta pemulihan
kualitas tanah” (Jinturkar, 2021).
Root nodules have the ability to fix nitrogen in the atmosphere. And cross-
inoculation of plant legumes with rhizobia isolated from non-wild legumes can
serve to increase nitrogen fixation. “Nodul akar memiliki kemampuan untuk
mengikat nitrogen di atmosfer. Dan inokulasi silang legum tanaman dengan
rhizobia yang diisolasi dari legum non-tanaman liar dapat berfungsi untuk
meningkatkan fiksasi nitrogen”(Abd-alla et al., 2016).
2.3 Proses Pembentukan Bintil Akar
Proses pembentukan bintil akar yaitu, awalnya terjadi perubahan bentuk
pada rambut akar menjadi melengkung yang disebabkan adanya respon
terhadap hormon pertumbuhan yang distimulasi oleh bakteri Rhizobium,
selanjutnya terjadi pembentukan benang-benang infeksi dan terjadi
penyusupan sel-sel bakteri ke dalam korteks akar, yang menyebabkan
terjadinya pembentukan bintil akar meristim dan bintil akar pada korteks akar.
Interkasi sel-sel Rhizobium akan berubah bentuk menjadi bakteroid. Pada
bagian tengah dari bintil akar yang mengandung bakteri akan terbentuk
leghemoglobin, sehingga biasanya berwarna merah yang terjadi aktifitas enzim
nitrogenase (Fatmawati, 2005 dalam Adrialin et al., 2014).
Nodules formed through the interaction of legume roots with soil bacteria
α and β rhizobia. Symbiotic interactions between the host plant legume and
rhizobia involve finely tuned molecules between two partners. Calcium plays
an important role in symbiotic signaling and node factors are essential for the
early formation of the legume rhizobial symbiosis. The production of this
signaling molecule is activated by the release of plant phenolics, especially
flavonoids, in the rhizosphere, which induce a corresponding set of node genes
rhizobial strains, leading to synthesis of the Nod factor. This symbiosis ensures
that the plant only houses useful bacteria. Generally invasion plant roots occur
through invagination of root hair cells, which are called infectious threads. The
thread of infection extending through the entire root cortex allows it rhizobial
invasion of primordial nodule dividing cells. Rhizobia is released from
infection threads into membrane-enclosed compartments, where they change
from free-living form to N2- a form of fixation called bacteroids.” Nodul
terbentuk melalui interaksi akar legum dengan bakteri tanah α dan β rhizobia.
Interaksi symbiosis antara tumbuhan inang legum dan rhizobia melibatkan
molekul yang tersetel antara dua mitra. Kalsium berperan penting dalam
pensinyalan simbiosis dan faktor simpul sangat penting untuk awal
pembentukan legum rhizobial simbiosis. Produksi molekul pensinyalan ini
diaktifkan oleh pelepasan fenolat tanaman, terutama flavonoid, di rizosfer,
yang menginduksi satu set gen nodus yang sesuai strain rhizobial, yang
mengarah ke sintesis faktor Nod. Simbiosis ini, memastikan bahwa tanaman
hanya menampung bakteri yang berguna. Umumnya invasi akar tanaman
terjadi melalui invaginasi sel rambut akar, yang disebut benang infeksi. Benang
infeksi merentang melalui seluruh korteks akar memungkinkan invasi rhizobial
ke dalam sel-sel pembagi nodul primordium. Rhizobia dilepaskan dari infeksi
benang menjadi kompartemen tertutup membran, di mana mereka mengubah
dari bentuk hidup bebas menjadi N2- bentuk fiksasi bernama bacteroid”
(Dudeja et al., 2012).
2.4 Mekanisme Fiksasi Nitrogen oleh Bintil Akar
Dalam proses fiksasi nitrogen terjadi reduksi gas nitrogen menjadi 2
molekul ammonia yang dilakukan oleh mikroba yang memiliki enzim
nitrogenase. Fiksasi nitrogen dapat terjadi secara simbiosis antara tanaman
legume dengan rhizobia. Penambatan nitrogen melalui tanaman leguminose
hanya terjadi di dalam bintil akar efektif yang mengandung bakteroid
rhizobium. Bintil akar efektif terbentuk apabila perakaran tanaman leguminose
diinfeksi oleh spesies rhizobium yang sesuai secara genetik.Proses transfer
nitrogen oleh tanaman leguminose dapat melalui beberapa mekanisme.
Transfer N terbesar dapat dilakukan setelah proses mineralisasi N organik
menjadi N anorganik (Istri kesumadewi, 2016).
BAB III METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Alat dan Bahan Fungsi
Scalpel Untuk memotong bintil akar
Pinset Untuk mengambil bintil akar
Petridish Wadah meletakkan bintil akar
Kacang tanah utuh Spesimen yang diamati

3.2 Cara Kerja


Menyiapkan alat dan bahan

Memotong bintil akar pada tanaman kacang tanah

Lalu, membelah bintil akar menjadi 2 bagian dan amati warnanya

3.3 Analisa Perlakuan


Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan, untuk memudahkan lancarnya
praktikum. Lalu, memotong bintil akar yang terdapat pada kacang tanah
tersebut. Dan selanjutnya, belah bintil akar menjadi dua bagian, lalu amati
warnanya. Terakhir catat hasil pengamatan.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Berdasarkan dari video praktikum pengamatan mengenai bintil akar pada
tanaman kacang tanah, menunjukkan bahwa bintil akar yang berwarna merah
menandakan bahwa bintil akar tersebut memiliki bakteri yang masih aktif,
sedangkan yang tidak berwarna menandakan bintil akar tersebut sudah tidak
memiliki bakteri yang aktif.
4.2 Pembahasan
Dari data hasil praktikum menunjukkan bahwa bintil akar yang masih aktif
ditandai dengan warnanya yang merah, sedangkan yang tidak memiliki bintil
akar tidak mempunyai warna. Menurut Sari & Prayudyaningsih (2018), ciri-
ciri dari bintil akar yang masih aktif yaitu bintil akar yang berwarna merah atau
merah muda setelah dibelah mengandung pigmen leghemoglobin (gugus heme
menempel pada protein globin) yang berwarna di dalam jaringan bakteroid dan
menunjukkan ciri-ciri bintil akar yang telah matang, dan bintil akar umumnya
berukuran besar. Sedangkan ciri-ciri bintil akar yang tidak aktif adalah: bagian
dalam bintil akar berwarna hijau, bintil akar berwarna cokelat atau hitam
karena mengalami degradasi, berukuran kecil dan mengandung jaringan
bakteroid yang tidak dapat berkembang dengan baik karena struktur bintilnya
tidak normal dan bintil akar yang telah tua akan mengalami senescen. Dengan
tanda tersebut menandakan bahwa bintil akar tersebut aktif dalam melakukan
fiksasi nitrogen. Tanda yang gampang dilihat jika tanaman aktif mengambil N
dari udara adalah nodul yang berkembang di akar berwarna merah apabila
dibelah (Litbang, 2010 dalam Saragih et al., 2016).
Gambar tersebut menunjukkan: bintil
akar berwarna merah muda (aktif
menambat nitrogen), berwarna hijau
(masih muda, belum aktif menambat
nitrogen), dan berwarna hitam
(mengalami degradasi atau sudah tua,
tidak aktif menambat nitrogen)
(Sumber: Saragih et al., 2016) (Saragih et al., 2016).
Pada bintil akar yang masih aktif atau efektif mempunyai sel-sel yang agak
membesar berisi bakteroid dan diantaranya terdapat sel-sel yang lebih kecil dan
lebih banyak mengandung pati, bintil akar yang efektif berwarna merah karena
mengandung leghemoglobin, bintil akar tetap aktif selama 50-60 hari, setelah
itu akan mengalami penuaan. Pada saat penuaan,bakteroid dan leghemoglobin
akan mengalami degradasi ehingga bintil akar berwarna hijau atau coklat, maka
hal tersebut menandakan bintil akar sudah tidak aktif (Ni & Bintari, 2017).

Gambar bintil akar yang aktif


Sumber: (Nababan, 2020)
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari parktikum, didapatkan kesimpulan bahwa bintil
akar yang masih aktif, ditandai dengan warna merah atau terdapat pigmen
leghemoglobin, yang artinya masih terdapat bakteri rhizobium, sehingga bintil
akar masih efektif atau aktif dalam melakukan fiksasi nitrogen, yang
bermanfaat bagi kesuburan tanah dan pertumbuhan tanaman. Sedangkan untuk
bintil akar yang sudah tidak aktif lagi ditandai dengan bintil akar yang tidak
berwarna merah, tetapi berwarna hijau, coklat dan hitam. Sehingga,
mengindikasikan bahwa bintil akar tersebut sudah tidak terdapat bakteri
rhizobium di dalamnya, yang menandakan tidak terjadinya aktifikas fiksasi
nitrogen.
5.2 Saran
Diharapkan pada praktikum ini, praktikan mampu memahami materi yang
diberikan mengenai bintil akar. Semoga praktikum selanjutnya akan berjalan
lancar dan lebih baik lagi.
Daftar Pustaka
Abd-alla, M. H., Elenany, A. E., Mohamed, T. R., Zohri, M. El, & Nafady, I. M.
(2016). Nodulation and nitrogen fixation of some wild legumes from differing
habitats in Egypt. European Journal of Biological Research, 7(1), 9–21.
https://doi.org/10.5281/zenodo.224013
Adrialin, G. S., Wawan, & Venita, Y. (2014). PRODUKSI BIOMASSA, KADAR
N DAN BINTIL AKAR BERBAGAI LEGUMINOUS COVER CROP (LCC)
PADA TANAH DYSTRUDEPTS. Jom Faperta, 1.
Banuelos, J., Martínez-Romero, E., Montaño, N. M., & Camargo-Ricalde, S. L.
(2020). Folates in legume root nodules. Physiologia Plantarum, 171(3), 447–
452. https://doi.org/10.1111/ppl.13218
Dudeja, S. S., Sheokand, S., & Kumari, S. (2012). Legume root nodule
development and functioning under tropics and subtropics: Perspectives and
challenges. Legume Research, 35(2), 85–103.
Istri kesumadewi, A. A. (2016). Fiksasi nitrogen dan asosiasi tanaman legum. 26.
Jinturkar, B. P. (2021). A study on biodegradation of root nodulating rhizobium sp.
April.
Kumalasari, I. D., Astuti, E. D., & Prihastini, E. (2013). Pembentukan Bintil Akar
Tanaman Kedelai (Glycine max (L) Merill) dengan Perlakuan Jerami pada
Masa Inkubasi yang Berbeda. Jurnal Sains Dan Matematika, 21(4), 103–107.
Nababan, A. (2020). Bercocok Tanam Kedelai di Papua (J. Simarmata (ed.)).
Yayasan Kita Menulis.
Ni, A. M., & Bintari, S. H. (2017). Pengaruh Pemberian Inokulan Legin dan Mulsa
terhadap Jumlah Bakteri Bintil Akar dan Pertumbuhan Tanaman Kedelai
Varietas Grobogan. Jurnal MIPA, 40(2), 80–86.
Pratama, R. A., & Zakiah, K. (2018). Pemberian Konsentrasi Benzyle Amino
Purine ( BAP ) dan Inokulan Bradyrhizobium japonicum terhadap
Pertumbuhan Bintil Akar Tanaman Kedelai Hitam. 3(1), 31–38.
Prayudyaningsih, R., & Sari, R. (2015). Rhizobium: Pemanfaatannya Sebagai
Bakteri Penambat Nitrogen. Info Teknis EBONI, 12(1), 51–64.
Saragih, S. D., Hasanah, Y., & Bayu, E. S. (2016). Respons Pertumbuhan dan
Produksi Kedelai (Glycine max (L.) Merril.) Terhadap Aplikasi Pupuk Hayati
dan Tepung Cangkang Telur. Jurnal Agroekoteknologi, 4(3), 2167–2172.
Sari, R., & Prayudyaningsih, R. (2018). PERKEMBANGAN BINTIL AKAR
PADA SEMAI SENGON LAUT ( Paraserianthes falcataria (L) Nielsen)
Ramdana Sari* dan Retno Prayudyaningsih. Info Teknis EBONI, 15(2), 105–
119.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai