Anda di halaman 1dari 31

MEKANISME FIKSASI NITROGEN

PADA KACANG – KACANGAN.


Faktor-faktor yang mempengaruhi
keberadaan bakteri bintil akar:
1. Sumber makanan (BO dan perakaran)
untuk bertahan sebelum menginfeksi tanaman.
2. Mikroorganisme lain (sbg kompetitor di rizosfir)
terutama yang antagonis, karena dapat menghalangi infeksi
3. Lingkungan
yang mempengaruhi kegiatan fotosintesis untuk
menyediakan kebutuhan energi bakteri (cahaya, luas daun,
CO2, pembentukan biji/ fase generatif)
4. pH
yang dikehendaki netral – agak basa,
5. Suhu
yang disukai 20-28oC, masing-masing jenis isolat berbeda
tanggapnya terhadap suhu
Faktor-faktor yang mempengaruhi
keberadaan bakteri bintil akar:
6. Ketersediaan air dan hara untuk fotosintesis
karena fotosintesis yang dihasilkan tanaman dimanfaatkan oleh
bakteri
7. Senyawa racun
yang berasal dari herbisida, fungisida di tanah tidak disukai
bakteri bintil, dapat berpengaruh terhadap keberadaan bakteri,
salinitas
8. Ketersediaan nutrisi
seperti N yang bisa menghambat bintil; P untuk supali energi;
Mo untuk kerja nitrogenase, Fe dan Co utk laghemoglobin dan
transfer elektron
9. Kesesuian genetik antara bakteri dgn tan (utk keperluan
infeksi)
Mekanisme Infeksi Bakteri Rhizobium pada Akar
 Sebagian besar dari N2 dihasilkan oleh simbiosis
Rhizobium. Ada hubungan antara bintil-bintil
Leguminose dengan senyawa N2. Tanaman kacang-
kacangan akan tetap tumbuh walaupun tidak ada Nitrogen
kalau akarnya terdapat bintil-bintil ini, bintil-bintil ini
timbul karena infeksi rambut akarnya dengan bakteri dari
dalam tanah.
Bintil- bintil Akar pada Tanaman Leguminosa (1)

 Bakteri-bakteri yang menimbulkan bintil tanaman Leguminosa,


yaitu bakteri bintil, dikelompokkan dalam genus Rhizobium.
Batang-batang Gram-negatif ini yang hidup bebas dalam tanah,
tumbuh secara anaerob ketat dengan senyawa organic sebagai
nutrein.
 Infeksi tumbuh-tumbuhan terjadi hanya pada rambut akar muda.
Bakteri menerobos masuk pada / ketat pada ujung rambut akar dan
tumbuh sebagai benang infeksi sampai ke dasarnya. Benang
infeksi ini yang diliputi oleh membran selulosa kemudian
menerobos dinding sel muda dari epidermis dan kulit akar. Kalau
bakteri ini berjumpa dengan sebuah sel tetraploid dan jaringan
kulit, maka sel ini dan sel-sel diplois yang ada di sekelilingnya
terangsang untuk membelah, benang infwekinya bercabang dan
membagi diri pada sel tetraplois.
Bintil- bintil Akar pada Tanaman Leguminosa(2)
 Percabangan ini menyebabkan jaringan kortek membesar
yang dapat dilihat sebagai bintil. Bintil-bintil ini
merupakan hasil poliferasi jaringan yang terangsang oleh
Rhizobium dengan perantara sesuatu faktor pertumbuhan.
Bakteri-bakteri ini amat cepat memperbanyak diri,
tumbuh menjadi sel dengan bentuk tidak teratur ( bakterod
), dengan volume 10-12 kali lipat dari Rhizobium yang
dapat bebas, dan akhirnya terletak dalam sitoplasma sel-
sel tumbuh-tumbuhan sebagai sel-sel individual/dalam
kelompok yang diselubungi oleh sebuah membrane.
Bintil- bintil Akar pada Tanaman Leguminosa(3)
 Tipe bintil akar :
1. Globus
Ciri: berbentuk bulat, gampang lepas dari akar
2. Peanut
Ciri: berbentuk agak bulat, letaknya terbenam
3. Semi Globus
Ciri: bentuknya tidak beraturan, permukaannya ada yang
 kasar dan licin.
4. Memanjang
5. Koral
Seringkali bintil akar terdapat pada tanaman legum yang
tumbuh pada tanah berpasir yang kurang subur seperti tanah
jenis PMK. Bintil akar tidak selalu tumbuh di pangkal akar,
ada juga yang tumbuh di ujung-ujung akar. Tidak selalu bintil
akar dihuni oleh bakteri rhizobium yang tepat dan efektif.
Gambar Pembentukan Bintil - Bintil Akar
Alfalfa
Mekanisme terbentuknya bintil akar pada
tanaman legume. (1)
 Pembentukan bintil akar dimulai dengan sekresi produk
metabolism tanaman ke daerah perakaran yang menstimulasi
pertumbuhan bakteri. Terjadi interaksi antara akar tanaman
dengan bakteri Rhizobia. Akar tanaman mengeluarkan sinyal
yang akan mengaktifkan ekspresi gen dari bakteri yang
berperan pada nodulasi. Bakteri Rhizobia akan mensintesis
sinyal berupa asam amino termodifikasi (homoserin lakton)
yang membawa subtituen rantai asil yang bervariasi yang
disebut asil homoserin lakton (AHL), yang menginduksi
pembentukan meristem nodul dan memungkinkan bakteri
untuk masuk ke dalam meristem tersebut melalui proses
infeksi. Interaksi secara simbiosis terjadi karena adanya
pertukaran sinyal antara tumbuhan dan bakteri (Rhizobia).
(2)
 Tanaman mensekresikan senyawa‐senyawa flavonoid
yang gugus fenolnya bersama dengan NodD (protein
penggerak) dari bakteri menginduksi ekspresi dari gen
pembentukan nodul dari Rhizobia (nod). Sebagai
hasilnya, Rhizobia memproduksi Nod factors. Induksi
Nod factors direspon oleh tanaman (yang salah
satunya) dengan pembentukan nodul.
Indigofera
(4)
 Kemudian Rhizobia terjebak di dalam lekukan lipatan
rambut akar yang kemudian mengakibatkan Rhizobia
mencoba masuk melalui dinding sel dengan
menyusup dengan membentuk infeksi (luka).

 Di dalam bintil akar, bakteri akan membentuk struktur


yang menggembung serta dapat mengikat nitrogen
dari udara yang dikenal dengan nama bakteroid. Bintil
akar yang aktif menambat nitrogen umumnya besar
dan berwarna merah muda yang dikarenakan oleh
leghemoglobin
(5)
 Pembentukan benang infeksi untuk mentransfer sel-sel
bakteri ke dalam korteks akar. Bakteri menembus dan
masuk ke dalam sel-sel korteks. Selanjutnya terjadi
pembentukan meristem nodul dan perluasan nodul dengan
pembelahan sel-sel korteks.

 Pembesaran sel-sel korteks yang terinfeksi di bagian


dalam nodul. Sel kortikoid tertentu dari tanaman
membelah untuk membentuk primordial nodul dan
melalui primordial ini penyusupan sel secara infeksi
tumbuh. Pertumbuhan tersebut lebih lanjut akan
membentuk suatu tumor. Di dalam daerah infeksi tersebut
bakteri membelah diri sebelum akhirnya terbentuk nodul
dan bakteri tersebut terdiferensiasi menjadi bakteroid dan
mulai mengikat nitrogen.
Faktor- faktor yang Mempengaruhi
Pembentukan Bintil Akar (1)
 Temperatur dan Cahaya dapat mempengaruhi
pertumbuhan tanaman, bintil akar dan penambatan N.
Pengaruh suhu terhadap tanaman legum bervariasi
tergantung kepada jenis legumnya. Sistem simbiotik lebih
sensitif terhadap suhu dibandingkan dengan pertumbuhan
tanaman. Pada suhu yang rendah (<10 0C) proses
pembelahan sel dari bakteri pada rizosfer akan terhambat
sehingga menyebabkan terhambatnya proses infeksi dan
menurunnya berat bintil, sedangkan pada suhu >24 0C
merangsang infeksi rambut akar oleh Rhizobium. Rentang
temperatur yang paling menguntungkan untuk
pembentukan jaringan bakteroid di dalam bintil adalah
20-30 0C .
(2)
 Kelembaban Tanah sangat berperan dalam pembentukan
bintil akar. Terjadi penurunan infeksi akar dan nodulasi
seiring dengan penurunan kelembaban tanah (kekeringan),
bahkan tidak terbentuk bintil akar pada tanah yang
mengalami kekeringan. Hal ini disebabkan oleh kegagalan
proses infeksi rambut akar. Keadaan yang demikian juga
dapat menekan proses fiksasi nitrogen dan menurunkan
fotosintesis. Defisiensi kelembaban tanah sangat
mempengaruhi fiksasi N2 sebab pembentukan bintil awal,
perkembangan bintil dan aktifitas nitrogenase lebih
sensitif terhadap stress kelembaban tanah daripada sistem
metabolisme akar dan pucuk. Stress yang ringan atau
berat menurunkan baik jumlah maupun ukuran bintil akar
tanaman.
(3)
 Zat Pengatur Tumbuh berupa asam indol asetat (IAA)
dan giberelin telah dapat dideteksi dalam bintil akar. Bintil
akar mengandung lebih banyak IAA daripada perakaran
yang bersebelahan dengannya. Beberapa zat tumbuh
merangsang pembentukan bintil sedangkan yang lainnya
menghambat, tergantung pada konsentrasi zat kimia yang
digunakan.
 Kemasaman tanah berpengaruh terhadap perkembangan
akar tanaman dan ketersediaan hara tanah. Pada pH yang
rendah, beberapa jenis legum tidak dapat berkembang
walaupun Rhizobium cukup toleran, sehingga proses
pembentukan bintil terhambat. Jumlah dan ukuran bintil
mungkin dipengaruhi oleh reaksi substrat tempat tumbuh
legum. Kondisi masam dan defisiensi kalsium
berpengaruh langsung terhadap pembentukan simbiosis
(4)

 Faktor ekologis Penggunaan pestisida merupakan usaha


yang dilakukan untuk mengendalikan hama dan penyakit
tanaman dan beberapa senyawa kimia ini mungkin
mempengaruhi proses mikrobiologis dalam tanah. Tetapi
dengan dosis yang direkomendasikan pestisida tidak
mempengaruhi nodulasi. Sebaliknya, herbisida
mempengaruhi proses pembentukan bintil dan fiksasi
nitrogen pada legum. Pada percobaan menunjukkan
bahwa penggunaan Dalapon dapat mengurangi
pembentukkan bintil dan cenderung mengurangi efisiensi
fiksasi nitrogen. Hal ini terlihat dari autoradiograf
herbisida ditranslokasikan dengan cepat dan dapat
dideteksi dalam daun dan bintil
(5)
 Ketersediaan Hara Lainnya
 Ketersediaan fosfor (P) merupakan faktor penting dalam
pembentukkan bintil dan pertumbuhan tanaman terutama
pada tanah-tanah masam. Kandungan P dalam bintil 2-3
kali lebih besar daripada kandungan P pada akar .Bahwa
aplikasi KH2PO4 25 ppm di tanah-tanah masam
meningkatkan dengan signifikan persentase
pembentukkan bintil pada Trifolium subterraneum yang
diinokulasikan Rhizobium leguminosarum bv. Trifolii.
Hal yang sama, pembentukkan bintil dan fiksasi N2
(aktivitas nitrogenase) pada Trifolium vesiculosum akan
meningkat secara signifikan setelah ditambahkan P (100
ppm) dan K (300 ppm) sedangkan aktivitas nitrogenase
meningkat dua kali pada saat konsentrasi P dinaikkan
menjadi 400 ppm.
(6)
 Kandungan N dalam tanah (khususnya dalam bentuk
NO3-) dapat menghambat proses nodulasi dan fiksasi
N2 oleh bakteri rhizobia yang bersimbiosis dengan
tanaman legum. Selain itu Molibdenum merupakan
unsur mikro yang sangat esensial untuk semua
tanaman dan sangat dibutuhkan untuk pembentukkan
bintil akar dan fungsi enzim kompleks nitrogenase
dari bakteri rhizobia. Tanah yang kekurangan Mo
akan menurunkan populasi rhizobia sehingga tanaman
yang terinfeksi tidak ternodulasi efektif Interaksi
Mikroorganisme
(7)
 Interaksi Mikroorganisme Setiap inokulasi strain
Rhizobium ke media tanah akan mengalami beberapa
kendala untuk mencapai keberhasilan nodulasi akar.
Tiga kendala utama yaitu : (1) rhizobia tidak berhasil
bertahan hidup di daerah rhizosfer maupun membentuk
bintil akar tanaman inang. (2) Inokulan Rhizobium berhasil
bertahan hidup di daerah rhizosfer dan menghasilkan bintil
akar yang baik tetapi gagal bertahan hidup di media tanah
sekitarnya. (3) Inokulan Rhizobium gagal bersaing dengan
rhizobia asli untuk membentuk bintil akar. Indikasi
kemampuan kompetitif dan daya efektivitas strain rhizobia
tergantung dari karakter strain itu sendiri, namun tanaman
inang lebih menyeleksi beberapa strain yang terbaik dari
campuran populasi strain efektif dan strain tidak efektif .
(8)

 Ada beberapa jenis fungi terutama Penicillium dan


Aspergillus bersifat antagonis terhadap R. trifoli atau
R. lupini. Fungi tersebut membentuk koloni pada
tanah atau daerah sekitar rhizosfer yang
mengakibatkan berkurangnya daya simbiosis yaitu
berkurangnya pembentukkan bintil, leghaemoglobin
bintil, kandungan nitrogen dan pertumbuhan tanaman
inang
Reaksi pada proses penambatan nitrogen:

N2 + 8H+ + 8e- + 16 ATP 2NH3 + 16 ADP + 16Pj + H2

Untuk mereduksi 1 molekul N2 diperlukan 15 – 30 ATP


yang 30 – 60 % dari energi ATP ini terbuang dalam
bentuk gas H2

Rumus Pemanfaatan Nitrogen bagi Tanaman:

N2 + H2 → NH4 + O2 → NO3 + O2→ NO2


 mengetahui komposisi botani, yaitu : a) Pemisahan
dengan tangan dan penimbangan hijauan pakan yang telah
dipotong; b) Estimasi persentase berat pada hijuan pakan
yang telah dipotong; c) Estimasi persentase berat in situ di
kebun atau di lapangan; dan d) Estimasi unit berat dari
tiap-tiap spesies di kebun atau lapangan

Anda mungkin juga menyukai