Anda di halaman 1dari 8

Final test

mikrobiologi terapan

Dosen pengampu :

Dr. Fauziah Harahap, M.Si

DISUSUN OLEH :

Rifnatul Husna

Magister Program Studi Pendidikan Biologi

Sekolah Pasca Sarjana

Universitas Negeri Medan

Tahun 2012
1. Mekanisme terbentuknya bintil akar pada tanaman Legume

Mekanisme pembentukan bintil akar terdiri dari 5 tahap, yaitu :

1. Tahap I
a. Pengenalan akar
b. Mengeluarkan sinyal AHL
c. Eksperimen gen nodulasi bakteri
d. Menginduksi pembentukan nodulasi meristem
e. Bakteri masuk kedalam meristem
f. Terjadi interaksi simbiosis sinyal
g. Tanaman mensekresikan flavonoid yang gugus fenolnya bersama dengan
NOD (protein utama/penggerak utama)
h. Memproduksi ekspresi dari gen pembentuk nodul (NOD D, NOD A,
NOD B dan NOD F)
i. Rhizobium memprodukso NOD factor
j. NOD factor direspon oleh tanaman dengan membentuk nodul
k. Kemudian disekitar bulu-bulu akar berkumpul Rhizhobium
l. Bulu-bulu akar mengeluarkan triptofan
m. Kemudian triptofan dirubah menjadi bakteri indol asetat
n. Akibatnya bulu akar melengkung
o. Bakteri menghasilkan enzim yang melarutkan senyawa pektat yang
terdapat dalam selulosa kulit bulu akar
p. Bakteri menempel pada bulu akar.
2. Tahap II (invasi bakteri dalam bulu akar)
a. Akibat adanya larutan pektat
b. Bakteri Rizobium berubah menjadi bulat, kecil dan dapat bergerak
c. Senyawa pektat berikatan dengan sellulosa
d. Karena dinding bulu tipis
e. Maka ditembus oleh bakteri Rhizobium
f. Bakteri memperbanyak diri
g. Bakteri masuk kedalam korteks
h. Terakhir terbentuk koloni pada akar
3. Tahap III (aktifitas koloni bakteri disepanjang akar)
a. Ditempat infeksi bakteri
b. Bakteri menuju kedalam sitoplasma sel inang
c. Akar berubah menjadi bengkok tidak teratur
d. Struktur akar yang bercabang disebut bakteroid
e. Kemudian menjadi terkepung dalam kelompok kecil (simbiosme)
4. Tahap IV
a. Bakteri dalam bulu akar memperbanyak diri
b. Masuk kebagian akar dengan membentuk benang infeksi
c. Sehingga koloni bakteri didapatkan pada setiap sel akar
5. Tahap V
Simbiosme mengeluarkan hormon
 pembelahan cepat inti sel poliploid bintil
 leghemoglobin melindungi enzim fiksasi pembentukan komponen lain
bintil kemudian terbentuk nodul matur

2. Peranan mikoriza arbuskular pada absorpsi zat hara (Fospor) yang


dibutuhkan tanaman.
Arbuskular adalah struktur hifa yang bercabang-cabang seperti pohon kecil
yang mirip haustorium (membentuk poladikotom) berfungsi sebagai tempat
pertukaran nutrisi antara tanaman inangdengan jamur.
Peranan mikoriza arbuskular adalah :
Tanaman yang bermikoriza arbuskular dapat meningkatkan penyerapan unsur
hara makro dan beberapa unsur hara mikro. Selain itu akar tanaman yang
bermikoriza dapat menyerap unsur hara dalam bentuk terikat dan tidak tersedia
untuk tanaman. Unsur hara yang meningkat penyerapannya adalah N, P, K, Ca,
Mg, Fe, Cu, Mn dan Zn.
Mekanisme mikoriza arbuskular dalam penyerapan Fospor

Beberapa hipotesis dikemukakan oleh Tinker (1975) tentang mekanisme


penyerapan Fospor, yaitu:
a. Kolonisasi mikoriza mengubah morfologi akar sedemikian rupa, misalnya
menginduksi hipertrofi akar, sehingga mengakibatkan pembesaran sistem akar,
demikian Luas permukaan akar untuk mengabsorpsi Fospor menjadi lebih Besar.
b. Mikoriza memiliki: akses terhadap Sumber Fospor -Anorganik Yang relatif tidak
dapat larut (seperti misalnya apatit), Yang tidak dimiliki oleh yang tidak akar
bermikoriza.
c. Kolonisasi mikoriza mengubah metabolisme tanaman inang sehingga absorpsi
atau Pemanfaatan Fospor oleh akar terkolonisasi ditingkatkan, yaitu peningkatan
daya absorpsi (daya serap) individu-individu akar.
d. Hifa dalam tanah mengabsorpsi Fospor dan mengangkutnya ke akar-akar yang
dikolonisasi, dimana Fospor ditransfer ke inang yang bermikoriza, sehingga
berakibat meningkatnya volume tanah tang dapat dijangkau oleh sistem akar
tanaman.
e. Daerah akar bermikoriza tetap aktif dalam, mengabsorpsi hara untuk jangka
waktu lebih lama dibandingkan yang akar yang tidak bermikoriza.
Dari kelima hipotesis diatasl, hipotesis keempat dianggap yang pagar penting
Illustrasi meningkatkan penyerapan Fospor, berdasarkan bukti-bukti eksperimental
yang ada. Cendawan Mikoriza Arbuskular memiliki struktur hifa yang menjalar
Keluar ke dalam, tanah. Hifa meluas di dalam, tanah, melampaui jauh jarak yang
dapat dicapai oleh rambut akar. Ketika Fospor di sekitar akar rambut Sudah terserap,
maka hifa membantu menyerap Fospor di klien untuk membuka posisi-klien untuk
membuka posisi yang tidak dapat dijangkau lagi rambut akar seperti pada gambar
dibawah ini
Gambar Skema penyerapan Fospor oleh akar bermikoriza
Proses unsur hara dipasok ke tanaman oleh cendawan Mikoriza Arbuskular menjadi
Tiga fase, yaitu:
a. Absorbsi hara dari tanah oleh hifa eksternal;
b. Translokasi hara bahasa dari hifa eksternal ke miselium internal yang
illustrasi akar tanaman inang; dan
c. Pelepasan hara dari miselium internal yang ke sel-sel akar.
Fospor diangkut melalui hifa eksternal dalam, bentuk poliFospor. Adanya
Granul poliFospor dalam, vakuola hifa telah dibuktikan melalui Mikroskop electron.
Peran agronomis yang memucat kedudukan mikoriza yang diterima hingga
Saat inisial adalah kemampuannya untuk meningkatkan serapan hara tanaman.
Penyerapan Fospor pada permukaan akar lebih cepat bahasa dari pergerakan Fospor
ke Permukaan akar, sehingga zona terkurasnya Fospor terjadi di sekitar akar. Hifa
yang meluas dari permukaan akar membantu tanaman melintasi zona Inisial,
sehingga dapat menyerap Fospor bahasa dari zona yang tidak dapat dicapai oleh
yang tidak akar bermikoriza.

3. Mengapa plastic dengan logo Go Green dapat hancur dengan sendirinya?


Dan apakah ada kaitannya dengan mikrobiologi terapan?
Plastic yang diperoleh dari Indomaret adalah jenis plastic Degradable plastik,
yaitu Sebuah plastik berbasis minyak yang mengandung aditif kimia yang
mengalami perubahan signifikan dalam struktur kimianya sehingga akan berubah
menjadi partikel yang lebih kecil. Proses degradasi material yang dipicu oleh kondisi
lingkungan tertentu (seperti sinar matahari, panas dan kelembaban). Residu bukan
makanan bagi mikroorganisme dan tidak biodegradable atau Compostable.

Menurut saya plastic degradable sangat erat kaitannya dengan materi kuliah
mirobiologi terapan karena proses hancurnya platik terjadi dengan bantuan bakteri.
Plastik degradable adalah plastik yang dibuat dengan menggunakan bahan dari
tumbuhan sehingga mudah diuraikan kembali oleh microba dan alga. Degradable
artinya bisa dihancurkan oleh mahluk hidup menjadi substansi lain yang berbeda
struktur kimia secara signifikan. Jenis dari plastik degradable antara lain:

Bioplastik
Disebut juga dengan Plastik kompos, yaitu Sebuah plastik yang mengalami
degradasi biologis selama proses pengomposan (2-3 bulan) untuk menghasilkan
karbon dioksida, air, senyawa anorganik dan biomassa pada tingkat yang konsisten
atau dikenalsebagai bahan kompos dan tidak meninggalkan residu visual atau bahan
beracun.
Biodegradable plastik
Sebuah plastik yang bisa terdegradasi dimana degradasi harus dilakukan
dengan bantuan mikroorganisme alami selama periode waktu tertentu (2-3 tahun di
tempat pembuangan sampah).
Degradable plastik
Sebuah plastik berbasis minyak yang mengandung aditif kimia yang
mengalami perubahan signifikan dalam struktur kimianya sehingga akan berubah
menjadi partikel yang lebih kecil. Proses degradasi material yang dipicu oleh kondisi
lingkungan tertentu (seperti sinar matahari, panas dan kelembaban). Residu bukan
makanan bagi mikroorganisme dan tidak biodegradable atau Compostable.
Jika ditilik dari proses penguraian plastik ini, ada beberapa manfaat
lingkungan yang berpotensi dapat diperoleh dari penggunaan plastik degradable
dibandingkan dengan plastik konvensional berbasis minyak bumi, antara lain :
  Kompos berasal dari bagian plastik biodegradable meningkatkan komponen
organik tanah seperti air dan nutrisi retensi, dengan mengurangi bahan kimia
dalam tanah akan menekan perningkatan penyakit tanaman.
  Dengan kantong plastik yang degradable ini, maka tempat untuk pembuangan
sampah akan semakin kecil, karena proses penguraian yang semakin cepat.
  Energi yang dibutuhkan dalam pembuatan plastik degradable umumnya jauh lebih
rendah dibandingkan untuk non-degradable plastik atau plastik konvensional.
Pengecualian adalah biopolimer PHA yang mengkonsumsi input energi yang
sama dengan polietilena. Ini akan mengurangi penggunaan energi untuk proses
produksi.
  Plastik degradable juga menawarkan manfaat lingkungan yang penting melalui,
dalam banyak kasus, penggunaan sumber daya energi terbarukan dan efek gas
rumah kaca akan berkurang.         
Dengan penggunaan plastik degradable ini, maka jumlah sampah plastik yang
tertimbun akan berkurang hingga 225 kali, dengan asumsi plastik konvensional dapat
terurai dalam waktu 450 tahun, sedangkan plastik degradable hanya membutuhkan
waktu 2 tahun untuk terurai menjadi partikel-partikel kecil yang tidak berbahaya bagi
tanah dan air. Perubahan yang cukup signifikan untuk mengatasi masalah sampah
plastik dunia. Jika setiap kantong plastik yang digunakan adalah plastik degradable,
maka tumpukan sampah plastik di samudera pasifik utara akan berangsur berkurang
setiap tahunnya, namun untuk menghilangkan tumpukan ini akan membutuhkan
waktu yang sangat lama. Dengan asumsi plastik konvensional terurai selama 450
tahun, jika dunia sejak saat ini menggunakan plastik degradable secara keseluruhan,
dibutuhkan waktu setidaknya 450 tahun agar tumpukan sampah plastik yang ada bisa
menghilang.
Disamping itu, masyarakat dunia sudah semakin perduli dengan dampak
sampah plastik terhadap lingkungan. Banyak Lembaga Swadaya Masyarakat peduli
lingkungan telah menyerukan perhatian terhadap bahaya sampah plastik ini. Dengan
adanya gerakan ini, masyarakat juga akan semakin selektif dalam memilih produk
yang akan digunakan. Mereka akan lebih memilih produk yang ramah lingkungan,
salah satunya adalah pembungkus yang digunakan untuk membungkus produk
tersebut.
Dengan adanya gerakan-gerakan peduli lingkungan ini, maka menggunakan
plastik yang ramah lingkungan akan menjadi suatu kewajiban untuk menjamin
kelangsungan bisnis dimasa mendatang. Walau dengan biaya yang sedikit lebih
tinggi, namun penggunaan plastik ini akan mengangkat reputasi dari bisnis sehingga
konsumen lebih loyal terhadap produk tersebut. Inilah yang menjadi perhatian dari
stokeholder dalam mengambil langkah penggunaan plastik degradable ini. Pilihan ini
diyakini akan menjadi satu langkah yang penting untuk mendukung kelanjutan
bisnis.

4. Peranan mikrobiologi terapan untuk mengatasi sampah nonorganic


Limbah nonorganic adalah limbah yang tidak dapat diuraikan oleh mikroba.
Sampah nonorganic biasanya dalam bentuk plasti, kaleng, dan kemasan minuman
ringan. Jenis sampah nonorganic masih menjadi masalah besar diseluruh dunia
karena sampah jenis ini sangat sulit diuraikan oleh organisme.
Dengan adanya ilmu mikrobiologi terapan diharapkan dapat memecahkan
masalah sampah, dengan memanfaatkan bakteri yang dapat menguraikan sampah
nonorganic tersebut.
Dengan adalanya ilmu mikrobiologi terapan telah terciptanya beberapa
inovasi yang dapat mempermudah manusia untuk menjaga kestabilan ekosistem
alam, yaitu dikembangkannya
1. Plastic ramah lingkungan, yaitu jenis platik Degradable yang dibuat dengan
memanfaatkan bahan organic, sehingga proses degradasinya lebih cepat dengan
bantuan bakteri dan alga.
2. Dikembangnya bakteri yang dapat mempermudah penguraian logam pada
kemasan-kemasan kaleng
5.

Anda mungkin juga menyukai