Anda di halaman 1dari 22

BAHAN AJAR

JAMUR (FUNGI)

KOMPETENSI DASAR
3.7 Mengelompokkan jamur berdasarkan ciri-ciri, cara reproduksi, dan mengaitkan
peranannya dalam kehidupan
INDIKATOR
3.7.1 Peserta didik mampu menjelaskan ciri-ciri/karakteristik jamur secara umum
3.7.2 Peserta didik mampu menjelaskan struktur tubuh jamur
3.7.3 Peserta didik mampu menjelaskan cara hidup jamur
3.7.4 Peserta didik mampu menjelaskan cara reproduksi jamur secara generatif
3.7.5 Peserta didik mampu menjelaskan cara reproduksi jamur secara vegetatif
3.7.6 Peserta didik mampu mengklasifikasikanjamur berdasarkan spora seksual
3.7.7 Peserta didik mampu menjelaskan ciri-ciri jamur divisi Zygomycota
3.7.8 Peserta didik mampu menjelaskan cara hidup jamur divisi Zygomycota
3.7.9 Peserta didik mampu menjelaskan cara reproduksi jamur divisi Zygomycota
3.7.10 Peserta didik mampu menjelaskan peranan jamur Zygomycota dalam kehidupan
3.7.11 Peserta didik mampu menjelaskan ciri-ciri jamur divisi Ascomycota
3.7.12 Peserta didik mampu menjelaskan cara hidup jamur divisi Ascomycota
3.7.13 Peserta didik mampu menjelaskan cara reproduksi jamur divisi Ascomycota
3.7.14 Peserta didik mampu menjelaskan peranan jamur Ascomycota dalam kehidupan
3.7.15 Peserta didik mampu menjelaskan ciri-ciri jamur divisi Basidiomycota
3.7.16 Peserta didik mampu menjelaskan cara hidup jamur divisi Basidiomycota
3.7.17 Peserta didik mampu menjelaskan cara reproduksi jamur divisi Basidiomycota
3.7.18 Peserta didik mampu menjelaskan peranan jamur Basidiomycota dalam kehidupan
3.7.19 Peserta didik mampu menjelaskan ciri-ciri jamur divisi Deuteromycota
3.7.20 Peserta didik mampu menjelaskan cara hidup jamur divisi Deuteromycota
3.7.21 Peserta didik mampu menjelaskan cara reproduksi jamur divisi Deuteromycota
3.7.22 Peserta didik mampu menjelaskan peranan jamur Deuteromycota dalam kehidupan
A. Ciri-Ciri/Karakteristik Jamur Secara Umum
Jamur atau fungi memiliki beberapa ciri-ciri/karakteristik secara umum, yaitu:
1. Organisme eukariotik
2. Uniseluler dan multiseluler
3. Memiliki dinding sel yang tersusun dari zat kitin
4. Tidak memiliki klorofil sehingga bersifat heterotrof
5. Habitat di darat dan di tempat-tempat yang lembab
6. Bentuk tubuh bervariasi, berbentuk oval (Saccharomyces cereviceae), bulat (Lycoperdon
gemmatum), pipih (Auricularia polytricha), bercak-bercak (jamur penyebab panu), untaian
benang seperti kapas (Rhizopus oryzae), payung (Volvariella volvaceae), dan mangkok
(Sarcoscypha coccinea)
7. Berkembang biak secara seksual (pembentukan spora seksual) dan aseksual (pembentukan
spora aseksual, fragmentasi, pembentukan tunas/kuncup)
B. Struktur Tubuh Jamur
Tubuh jamur tersusun dari sel-sel eukariotik yang memiliki dinding sel dari zat kitin. Zat
kitin tersusun dari polisakarida yang mengandung nitrogen, bersifat kuat, tetapi fleksibel.

Gambar 1. Struktur tubuh jamur multiseluler (makroskopik dan mikroskopik)


Tubuh jamur multiseluler disusun oleh hifa, yaitu benang-benang halus (filamen). Hifa
terdiri dari dinding sel berbentuk tabung yang mengelilingi membran plasma dan sitoplasma
sel. Tidak seperti dinding sel tumbuhan yang mengandung selulosa, dinding sel fungi
diperkuat oleh kitin (chitin). Kitin adalah polisakarida mengandung nitrogen, kuat, dan bersifat
fleksibel. Hifa yang bercabang-cabang membentuk jaringan yang disebut miselium. Hifa yang
bercabang-cabang membentuk miselium memungkinkan terjadinya perluasan permukaan
bidang absorpsi (penyerapan) sehingga absorpsi (penyerapan) makanan menjadi lebih efisien.
Miselium menyusun jalinan-jalinan membentuk tubuh buah. Pada sebagian miselium ada yang
berdiferensiasi dan termodifikasi membentuk alat reproduksi untuk menghasilkan spora
disebut miselium fertil (miselium generatif), sedangkan miselium yang berfungsi menyarap
nutrisi disebut miselium vegetatif.
Pada kebanyakan jamur, sel-sel penyusun hifa dipisahkan oleh sekat yang disebut septa
yang membentuk kompartemen. Septa umumnya memiliki pori-pori yang cukup besar untuk
memungkinkan ribosom, mitokondria, dan bahkan nukleus mengalir dari satu ruangan ke
ruangan sel yang lain. Jamur yang memiliki hifa bersekat disebut hifa septat, sedangkan yang
tidak bersekat disebut aseptat (hifa senositik). Sebagian besar jamur, kecuali khamir yang
uniseluler bersifat senositik atau di dalam sitoplasmanya mengandung banyak nukleus
(multinukleus). Jumlah nukleus yang banyak merupakan hasil pembelahan nukleus yang
berulang-ulang tanpa disertai pembelahan sitoplasma (sitokinesis). Jamur yang hidup parasit
pada organisme lain memiliki hifa yang termodifikasi menjadi haustorium. Haustorium adalah
ujung hifa yang menembus jaringan inang dan berfungsi untuk menyerap sari makanan.

Gambar 2. (a) hifa bersekat atau yang memiliki septum (b) hifa tak bersekat (senositik) (c) hifa
yang termodifikasi membentuk haustorium
C. Cara Hidup Jamur
Untuk memperoleh makanan, jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa
dan miseliumnya, kemudian menyimpannya dalam bentuk glikogen (polisakarida). Sebelum
diserap, zat organik kompleks akan diuraikan menjadi zat organik sederhana oleh enzim
hidrolitik yang dikeluarkan jamur. Selain untuk memecah molekul kompleks menjadi molekul
sederhana, enzim hidrolitik juga digunakan oleh fungi-fungi lain untuk menembus dinding sel
tumbuhan sehingga fungi mampu menyerap nutrien dari sel tumbuhan. Penguraian atau
pencernaan zat organik di luar sel atau tubuh jamur ini disebut sebagai pencernaan
ekstraseluler. Bahan organik yang diserap selain digunakan langsung untuk kelangsungan
hidupnya, juga ada yang disimpan dalam bentuk glikogen.
Enzim-enzim berbeda yang ditemukan pada berbagai spesies fungi dapat mencerna
senyawa-senyawa dari berbagai macam sumber, baik dari makhluk hidup maupun telah mati.
Akibatnya, fungi memiliki banyak peranan dalam komunitas ekologis dengan berbagai
spesies yang hidup sebagai dekomposer (saproba), parasit, dan mutualis. Enzim-enzim yang
dimiliki oleh fungi sehingga memungkinkannya mencerna berbagai macam sumber makanan
bukanlah satu-satunya alasan yang mendukung kesuksesan ekologisnya. Faktor yang lain
adalah struktur tubuhnya yang dapat meningkatkan efisisensi absorpsi nutrien.
1. Jamur dekomposer (saproba)
Jamur dekomposer (saproba) memecah dan menyerap nutrien dari zat-zat organik
tak hidup, seperti batang kayu mati, bangkai hewan, dan sisa-sisa yang dihasilkan oleh
organisme hidup. Jamur dekomposer hidup secara saproba karena dapat tumbuh pada
tumpukan sampah organik yang basah, bahan makanan, pohon tumbang, tumpukan kertas
basah, dan bangkai hewan atau buangan organisme hidup. Jamur yang hidup secara
saproba mempunyai peranan penting sebagai pengurai (dekomposer) sisa-sisa organisme
untuk mengembalikan unsur hara ke dalam tanah.
2. Jamur Parasit
Menyerap nutrisi dari tubuh organisme lain yang ditumpangi (sel inang) yang masih
hidup. Jamur parasit menyebabkan penyakit atau bersifat patogen pada organisme yang
ditumpanginya, misalnya jenis jamur tertentu yang menginfeksi paru-paru manusia, jamur
penyebab panu yang tumbuh di kulit dan penyebab ketombe di kulit kepala.
3. Jamur Mutualistik
Jamur Simbiosis mutualisme mendapatkan nutrisi dari organisme hidup lain, tetapi
mampu memberikan keuntungan bagi organisme pasangan simbiosisnya, seperti simbiosis
antara jamur dengan ganggang hijau membentuk Lichenes (lumut kerak) dan fungi
mutualistik yang hidup di dalam spesies rayap tertentu menggunakan enzimnya untuk
menguraikan kayu. Contoh lainnya adalah simbiosis antara jamur dengan akar tumbuhan
disebut mikoriza. Fungi mikoriza (fungi yang membentuk mikoriza) dapat meningkatkan
pengantaran ion fosfat dan mineral-mineral yang lain ke tumbuhan karena jejaring
miselium fungi yang sangat luas lebih efisien daripada akar tumbuhan dalam memperoleh
mineral-mineral dari tanah. Sebagai gantinya, tumbuhan menyuplai fungi dengan nutrien-
nutrien organik seperti karbohidrat.
Gambar 3. Cara hidup jamur beserta contoh organismenya
D. Reproduksi Jamur secara Vegetatif
Reproduksi vegetatif pada jamur bersel satu dilakukan dengan cara pembentukan tunas
yang akan tumbuh menjadi individu baru. Sementara reproduksi vegetatif pada jamur
multiseluler dilakun dengan cara sebagai berikut:
1. Fragmentasi (pemutusan) hifa. Potongan hifa yang terpisah akan tumbuh menjadi jamur
baru.
2. Pembentukan spora aseksual. Spora aseksual dapat berupa sporangiospora atau
konidiaspora

Gambar 4. Struktur penghasil spora aseksual (sporangiospora atau konidiaspora)


Jamur jenis tertentu yang sudah dewasa menghasilkan sporangiofor (tangkai kotak
spora). Pada ujung sporangiofor, terdapat sporangium (kotak spora). Di dalam kotak spora
terjadi pembelahan sel secara mitosis dan menghasilkan banyak sporangiospora dengan
kromosom yang haploid (n). Jamur jenis lainnya yang sudah dewasa dapat menghasilkan
konidiofor (tangkai konidium). Pada ujung konidiofor, terdapat konidium (kotak
konidiospora). Di dalam konidium, terjadi pembelahan sel secara mitosis dan menghasilkan
banyak konidiospora dengan kromosom yang haploid (n). Baik sporangiospora maupun
koniidiospora, jika jatuh di tempat yang sesuai dengan tempat pertumbuhan jamur, akan
tumbuh menjadi hifa baru yang haploid (n).
E. Reproduksi Jamur secara Generatif
Perkembangbiakan jamur secara generatif adalah perkembangbiakan yang diawali
dengan peleburan gamet (sel-sel kelamin), yang didahului dengan penyatuan 2 hifa yang
berbeda, yang disebut konjugasi.
Mekanismenya dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Hifa (+) dan hifa (-), masing-masing berkromosom haploid (n), berdekatan membentuk
gametangium. Gametangium merupakan organ yang menghasilkan gamet pada tumbuhan
tingkat rendah.
2. Gametangium mengalami plasmogami (peleburan sitoplasma) membentuk
zigosporangium dikariotik (heterokariotik) dengan pasangan nukleus haploid yang belum
bersatu. Zigosporangium memiliki lapisan dinding sel yang tebal dan kasar untuk
bertahan pada kondisi buruk atau kering.
3. Bila kondisi lingkungan membaik akan terjadi kariogami (peleburan inti) sehingga
zigosporangium memiliki inti yang diploid (2n).
4. Inti diploid zigosporangium segera mengalami pembelahan secara meiosis menghasilkan
zigospora haploid (n) di dalam zigosporangium.
5. Zigospora haploid (n) akan berkecambah membentuk sporangium bertangkai pendek
dengan kromosom haploid (n).
6. Sporangium haploid (n) akan menghasilkan spora-spora yang haploid (n). Spora-spora ini
memiliki keanekaragaman genetik.
7. Bila spora-spora haploid (n) jatuh di tempat yang cocok, maka akan berkecambah
(germinasi) menjadi hifa jamur yang haploid (n). Hifa akan tumbuh membentuk jaringan
miselium yang semuanya haploid (n).
Gambar 5. Reproduksi jamur secara aseksual dan seksual
F. Klasifikasi Jamur Berdasarkan Spora Seksual
Kingdom Fungi dibagi menjadi 4 divisi berdasarkan cara reproduksi generatif (seksual),
yaitu Zygomycota (menghasilkan zigospora), Ascomycota (menghasilkan askospora),
Basidiomycota (menghasilkan basidiospora). Sedangkan jamur-jamur yang reproduksi
seksualnya belum diketahui, diklasifikasikan ke dalam satu divisi, yaituDeuteromycota (belum
diketahui cara reproduksi seksualnya).

Gambar 6. Spora seksual jamur


1. Divisi Zygomycota
Ciri-ciri:
 Tubuh terdiri atas hifa tak bersekat dan banyak inti sel
 Septa hanya terdapat pada sel untuk reproduksi
 Dinding sel mengandung zat kitin
 Tidak memiliki tubuh buah
 Bersifat multiseluler
 Reproduksi aseksual dengan membentuk sporangiospora, secara seksual dengan
membentuk zigospora

Gambar 7. Jamur yang ada pada roti basi


Cara Hidup Zygomycota
Sebagian besar dari Zygomycota hidup sebagai saproba (pengurai) di tanah, pada sisa-
sisa organisme yang sudah mati atau sudah membusuk, dan makanan seperti tempe, nasi dan
roti. Beberapa dari jenis Zygomycota hidup dengan bersimbiosis mutualisme pada akar
tumbuhan dengan membentuk mikoriza, zygomycota memperoleh nutrisi yang berupa zat
organik yang berasal dari inang tumbuhan, sedangkan akar tumbuhan inang dapat
meningkatkan penyerapan air dan mineral yang berasal dari dalam tanah. Ada pula
zygomycota yang hidup sebagai parasit, seperti jamur penyebab pembusukan pada ubi-ubian.
Daur Hidup Zygomycota
Zygomycota mengalami dua macam cara bereproduksi. Reproduksi yang dilakukan
secara aseksual terjadi bila kondisi lingkungan baik dan mendukung, sedangkan pada
reproduksi yang dilakukan secara seksual terjadi pada kondisi lingkungan yang kering dan
tidak menguntungkan.
 Reproduksi Aseksual Zygomycota
Reproduksi secara aseksual Zygomycota adalah dilakukan dengan cara fragmentasi hifa
dan pembentukan spora aseksual (sporangiospora). Hifa dewasa yang terputus dan juga
terpisah dapat tumbuh menjadi sebuah hifa jamur baru. Pada bagian hifa tertentu yang
sudah dewasa akan terbentuk sporangiofor yang ujungnya terdapat sporangium (kotak
spora). Didalam sporangium terjadi pembelahan secara mitosis dengan menghasilkan
sporangiospora yang berkromosom haploid (n).
 Reproduksi Seksual Zygomycota
Zygomycota bereproduksi secara seksual adalah dilakukan dengan cara membentuk spora
seksual (zigospora) melalui peleburan antara hifa yang berbeda jenis.

Gambar 8. Reproduksi Secara Aseksual dan Seksual


Contoh Zygomycota
Beberapa contoh zygomycota dan perannya
1. Rhizopus stolonifer adalah jamur roti
2. Rhizopus oryzae digunakan dalam pembuatan tempe
3. Pilobolus, adalah jamur pengurai kotoran hewan
4. Mucor mucedo Hidup pada kotoran ternak
5. Mucor hiemalis berperan dalam fermentasi susu kedelai
6. Rhizopus nigricans Menghasilkan asam fumarat. Dan menyebabkan pembusukan pada
buah tomat.
7. Rhizopus nodusus Menghasilkan asam laktat
Gambar 9. Jamur yang tumbuh pada roti dan nasi basi

Gambar 10. Rhizopus stolonifer pada roti basi


2. Divisi Ascomycota
Ciri-ciri :
 Hidup saprofit, parasit atau bersimbiosis
 Tubuhnya ada yang uniseluler dan ada yang multiseluler dengan hifa bersekat
 Beberapa jenis memiliki hifa bercabang yang membentuk miselium dan tersusun
menjadi tubuh buah yang disebut askokarp
 askokarp dapat berbentuk botol, bola, mangkok
 Reproduksi aseksual dengan membentuk konidiospora yang dihasilkan oleh
struktur yang disebut konidium sedangkan reproduksi seksual dengan membentuk
askospora di dalam askus yang memiliki bentuk seperti kantung. Umumnya
askus tersebut dibentuk di dalam askokarp.
Gambar 11. Konidia Penicillium notataum

Cara Hidup Ascomycota


Ascomycota hidup sebagai pengurai bahan organik yang khususnya dari tumbuhan atau
sisa-sisa dari organisme yang terdapat di dalam tanah maupun dilaut. Ascomycota bersel satu
atau ragi hidup pada bahan yang mengandung gula atau karbohidrat, contohnya pada
singkong untuk menghasilkan tapai.
Beberapa jenis ada yang hidup sebagai parasit pada organisme lain. Ada pula yang
hidup bersimbiosis mutualisme dengan organisme lain, seperti jamur Morchella esculenta
yang bersimbiosis dengan tumbuhan membentuk mikoriza, dan separuh dari jumlah spesies
ascomycota bersimbiosis dengan ganggang membentuk liken (lumut kerak).

Daur Hidup Ascomycota atau Reproduksinya


Didalam daur hidupnya, Ascomycota uniseluler ataupun multiseluler yang dapat
bereproduksi dengan secara aseksual (vegetatif) serta juga reproduksi demham secara seksual
(generatif). Berikut ini adalah uraian reproduksi secara aseksual serta juga seksual.

a. Reproduksi Aseksual Ascomycota


1) Ascomycota Uniseluler
Reproduksi dengan secara aseksual tersebut berdasarkan uniseluler yang dilakukan
dengan melakukan pembelahan sel atau juga pelepasan tunas dari sel induk. Tunas yang
terlepas tersebut akan menjadi suatu sel jamur yang baru. tetapi, jika tidak terlepas maka
sel tunas tersebut akan membentuk suatu rantai pseudohifa (hifa semu).
2) Ascomycota Multiseluler
Bereproduksi aseksual dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu fragmentasi hifa serta
pembentukan spora aseksual konidiospora. Hifa dewasa yang terputus menjadi hifa jamur
baru. Hifa haploid (n) yang sudah dewasa akan menghasilkan konidiofor (tangkai
konidia). Pada ujung konidiofor terbentuk spora yang diterbangkan oleh angin yang
disebut konidia. Konidia mempunyai jumlah kromosom yang haploid (n). Hifa akan
bercabang-cabang membentuk miselium yang haploid (n).
b. Reproduksi Seksual Ascomycota
1) Ascomycota Uniseluler
Reproduksi Ascomycota uniseluler tersebut diawali dengan konjugasi atau juga
penyatuan 2(dua) sel haploid (n) yang berbeda jenis. Dari hasil penyatuan menghasilkan
suatu zigot yang berkromosom diploid (2n).
2) Ascomycota Multiseluler
Reproduksi seksual jamur Ascomycota multiseluer antara lain sebagai berikut:
 Hifa (+) serta hifa (-) yang masing-masing mempunyai kromosom haploid yang
berdekatan. Hifa (+) membentuk suatu askogonium (alat reproduksi betina), sedangkan
hifa (-) dengan membentuk suatu anteridium (alat reproduksi jantan).
 Askogonium itu akan membentuk suatu saluran yang menuju anteridium yang disebut
trikogin. Melalui trikogin ini, maka terjadi proses plasmogami (peleburan sitoplasma).
 Askogonium itu akan tumbuh dan menjadi sebuah hifa dikariotik yang bercabang-cabang
serta juga tergabung dalam askokarp (tubuh buah).
 Ujung-ujung hifa di askokarp akan membentuk suatu askus dikariotik
 Didalam aksus terjadi suatu kariogami (peleburan inti) sehingga akan terbentuk;ah suatu
inti yang berkromosom diploid (2n).
 Inti diploid yang terdapat dalam askus tersebut akan membelah dengan secara meiosis
dengan menghasilkan 4(empat) nukelus yang haploid (n).
 Masing-masing dari nukleus haploid tersebut akan membelah dengan secara mitosis
sehingga yang terdapat didalam askus 8 nukleus. Selanjutnya, dari sekitar nukleus
tersebut akan terbentuk suatu dinding sel serta juga terbentuk askospora yang
berkromosom haploid (n).
 Apabila askus sudah masak, maka askospora tersebut akan membesar dengan secara
serentak. Hal tersebut akan terjadi disebabkan karena apabila satu askus pecah maka akan
berakibat pada pecahnya askus lain itu.
 Askospora yang jatuh pada tempat yang cocok tersebut akan berkecambah dan menjadi
hifa baru yang haploid (n). Hifa haploid itu akan tumbuh bercabang-cabang dan
membentuk miselium yang haploid (n).

Gambar 12. Reproduksi pada Ascomycota


Contoh Ascomycota
Anggota jamur dalam divisi Ascomycota disebut fungi kantong (sac fungi). Para ahli
mikologi telah mendeskripsikan sekitar 60.000 fungi kantong, baik yang uniseluler maupun
multiseluler.
a. Saccharomyces cerevisiae merupakan jamur bersel satu dan memiliki dinding askus yang
tipis, dikenal sebagai khamir. Saccharomyces cerevisiae digunakan untuk pembuatan
minuman beralkohol, tapai, dan pengembang adonan roti. Jamur ini dapat mengubah gula
menjadi alkohol dan karbon dioksida (CO2) melalui proses fermentasi (respirasi anaerob).
Gas CO2 yang terbentuk menjadikan adonan roti mengembang.
b. Penicillium notatum dan Penicillium chrysogenum digunakan untuk pembuatan antibiotik
penisilin dengan cara mengekstraksi biakan cair. Penisilin digunakan untuk membasmi
bakteri, antara lain Neisseria meningitidis, Streptococcus pneumoniae, dan
Staphylococcus sp.
c. Penicillium roqueforti dan Penicillium camemberti digunakan dalam pembuatan keju
d. Kapang biru (blue mold) yang tumbuh pada buah jeruk merupakan jamur Penicillium
yang hidup saproba .
e. Neurospora crassa dan Neurospora sitophila merupakan jamur oncom yang memiliki
spora berwarna oranye.
f. Morchella esculenta, jamur yang memiliki tubuh buah mengandung banyak air dan enak
dimakan (Gambar 5.16). Jamur ini sering ditemukan di bawah pohon buah-buahan.
g. Claviceps purpurea merupakan jamur Ascomycota berwarna ungu yang biasa disebut
ergot, bersifat parasit pada gandum hitam (rye). Bila jamur ini ikut tergiling bersama
gandum dan tercampur dalam tepung, lalu dikonsumsi manusia, maka akan menimbulkan
penyakit gangren. Gejala yang dialami antara lain kejang saraf, rasa panas terbakar,
halusinasi, dan kegilaan temporer (sementara).
h. Tuber melanosporum (truffle) merupakan jamur yang hidup bersimbiosis dengan akar
tumbuhan membentuk mikorhiza. Truffle sangat disukai oleh ahli pencicip kuliner karena
memiliki cita rasa yang enak. Pencari truffle biasanya menggunakan bantuan anjing yang
memiliki penciuman tajam untuk menemukannya.
i. Candida albicans hidup parasit pada jaringan epitel yang lembap, misalnya saluran
pernapasan, saluran pencernaan, dan alat kelamin wanita (penyebab keputihan).
j. Trichophyton mentagrophytes menyebabkan penyakit kurap pada kulit tubuh dan kulit
kepala.
k. Aspergillus flavus pada umumnya hidup saproba pada makanan dan biji-bijian. Koloni
Aspergillus flavus menghasilkan spora berwarna cokelat kehijauan atau kehitaman dan
menyekresikan senyawa aflatoksin yang bersifat racun bagi manusia.
3. Basidiomycota
Ciri-Ciri Basidiomycota
Istilah Basidiomycota berasal dan bahasa Yunani, basidium yang artinya alas kecil.
Seluruh jamur Basidiomycota memiliki struktur tubuh bersel banyak (multiseluler) dengan
hifa bersekat. Hifa bercabang-cabang membentuk miselium. Miselium tersusun padat
membentuk tubuh buah makroskopis, namun ada pula yang tidak membentuk tubuh buah.
Tubuh buah Basidiomycota disebut basidiokarp atau basidiokarpus. Bentuk
basidiokarp bervariasi, antara lain seperti payung, lingkaran, kancing, atau telinga manusia.
Pada bagian bawah payung terdapat bilah-bilah berbentuk lembaran seperti insang (gill)
tempat basidium menghasilkan basidiospora sebagai alat reproduksi secara generatif. Jumlah
basidiospora yang dihasilkan bisa, mencapai miliaran.
Stinkhorn merupakan Basidiomycota yang menghasilkan sekumpulan basidiospora yang
berlendir, lengket, dan berbau busuk sehingga menarik lalat atau serangga lain untuk
membantu penyebaran spora jamur.
Cara Hidup Basidiomycota
Pada umumnya, Basidiomycota hidup sebagai saproba (pengurai) sisa-sisa organisme
yang sudah mati. Basidiomycota hidup di tanah yang mengandung sampah organik, di
batang kayu yang mati, atau di tumpukan jerami. Dibandingkan dengan jenis jamur lainnya,
Basidiomycota merupakan pengurai polimer lignin kompleks terbaik. Lignin merupakan
komponen penyusun kayu. Basidiomycota juga dapat hidup bersimbiosis mutualisme dengan
akar tumbuhan dengan membentuk mikorhiza, namun ada pula yang hidup parasit pada
organisme lainnya.
Daur Hidup Basidiomycota
Basidiomycota bereproduksi secara vegetatif (vegetatif) dan generatif (generatif).
Berbeda dengan kelompok jamur Ascomycota, reproduksi generatif pada Basidiomycota
lebih sering terjadi daripada reproduksi secara vegetatif.
a. Reproduksi vegetatif Basidiomycota
Reproduksi secara vegetatif terjadi dengan membentuk konidiospora (spora konidia). Hifa
haploid (n) yang sudah dewasa akan menghasilkan konidiofor (tangkai konidia). Pada ujung
konidiofor terbentuk spora yang dapat diterbangkan oleh angin, disebut konidia. Konidia
memiliki jumlah kromosom yang haploid (n). Bila kondisi lingkungan menguntungkan,
maka konidia akan berkecambah menjadi hifa yang haploid.
b. Reproduksi generatif Basidiomycota
Reproduksi secara generatif terjadi melalui peleburan antara hifa berbeda jenis yang akan
menghasilkan spora generatif basidiospora. Mekanisme reproduksi generatif Basidiomycota
adalah sebagai berikut.
1) Miselium (+) dan miselium (-) yang masing-masing berkromosom haploid (n) bertemu.
Miselium ini terdiri atas hifa-hifa monokariotik (berinti sel satu).
2) Terjadi plasmogami antara miselium (+) dengan miselium (-) menghasilkan miselium
dengan hifa dikariotik (berinti sel dua). Miselium dikariotik memiliki pertumbuhan yang
sangat cepat sehingga mendesak pertumbuhan miselium haploid induknya.
3) Perubahan cuaca lingkungan, misalnya musim hujan atau perubahan suhu, mengakibatkan
miselium dikariotik membentuk tubuh buah (basidiokarp). Miselium dikariotik yang
membentuk tubuh buah ini berumur panjang.
4) Permukaan bawah basidiokarp dilapisi oleh sel-sel dikariotik yang disebut basidium.
5) Selanjutnya, terjadi kariogami (peleburan inti) yang akan menghasilkan nukleus yang diploid
(2n).
6) Nukleus diploid (2n) segera membelah secara meiosis menghasilkan empat inti yang haploid
(n).
7) Masing-masing basidium melakukan empat pertumbuhan penjuluran atau membentuk
tonjolan yang disebut sterigma. Setiap satu nukleus haploid masuk ke dalam satu sterigma
sehingga berkembang menjadi basidiospora yang haploid (n).
8) Basidiopora yang sudah masak akan terlepas dan basidium dan berkecambah menjadi hifa
baru yang haploid (n). Hifa haploid akan bercabang-cabang membentuk miselium yang
haploid.

Gambar 13. Reproduksi seksual pada daur hidup Basidiomycota

Contoh Basidiomycota
Terdapat sekitar 25.000 spesies jamur
Basidiomycota yang sudah diidentifikasi. Beberapa jenis
Basidiomycota dapat dimanfaatkan sebagai makanan,
namun ada pula yang beracun.
a. Volvariella volvacea (jamur merang), sering ditemukan
Gambar 14. Volvariella volvaceae
pada tumpukan jerami (sisa-sisa batang padi). Tubuh buah (jamur merang)
berbentuk payung, berwarna putih agak krem, bagian
bawah tudung berwarna kecokelatan. Jamur ini
dibudidayakan untuk dimanfaatkan sebagai bahan
makanan yang bergizi tinggi. Jamur ini biasanya dipanen
sebelum mekar.
b. Auricularia polytricha (jamur kuping), biasanya
ditemukan pada batang kayu yang sudah mati, berbentuk Gambar 15. Auricularia polytricha (jamur
seperti telinga manusia, berwarna cokelat kehitaman, kuping)

serta dimanfaatkan untuk campuran sop atau kimlo.


Terkadang jamur ini diperdagangkan dalam bentuk kering.
c. Pleurotus sp. (jamur tiram), tumbuh pada kayu lapuk,
berwarna putih, dan dapat dimakan. Jamur tiram
dibudidayakan pada medium serbuk kayu.
d. Calvatia gigantea, dikenal dengan nama giant puffball, Gambar 16. Pleurotus sp (jamur tiram)

memiliki tubuh buah yang sangat besar dengan diameter


lebih dan 1 meter, sehingga dapat mengeluarkan spora
berjumlah trilyunan.
e. Amanita sp., termasuk spesies Amanita muscaria, Amanita
phaioides, Amanita pantherina, dan Amanita virosa
merupakan jamur yang beracun bagi manusia. Bila jamur
ini dimakan dapat menimbulkan kejang perut, muntah- Gambar 17. Calvatia gigantean (giant
puffball)
muntah, diare, halusinasi, dan bahkan kematian. Tubuh
buah jamur Amanita phalloides berbentuk mirip dengan
jamur merang (Volvariella volvacea) sehingga sulit
dibedakan.
4. Deuteromycota (jamur tidak sempurna)
Ciri-ciri Deuteromycota (jamur tidak sempurna)
Berbagai penyakit jamur pada manusia dan hewan Gambar 18: Amanita muscaria
banyak diakibatkan oleh jamur Deuteromycota. Akan tetapi
jamur Deuteromycota juga ada yang bermanfaat, yaitu
Aspergillus.Kelompok deuteromycota meliputi jenis jamur
yang belum diketahui cara perkembangbiakan
generatifnya, sehingga jamur tersebut tidak dapat
Gambar 19. Jamur Deuteromycota
dimasukan kedalam kelas-kelas jamur sebelumnya.
Oleh karena itu kelompok ini disebut kelompok jamur tidak sempurna (jamur
imperfecti). Contohnya Helminthosporium oryzae, parasit pada kecambah dan merusak daun
tanaman padi, sehingga timbul bercak-bercak hitam.
Ciri-ciri umum dari jamur tidak sempurna adalah:
 Multiseluler dan mikroskopis
 hifanya yang bersekat
 bereproduksi vegetatif dengan konidiospora.
 saprofit atau parasit.
 hidup di daratan dan tempat lembab
Siklus Hidup Deuteromycota
Jamur Deuteromycota bersifat saprofit dibanyak jenis materi organik, sebagai parasit pada
tanaman tingkat tinggi , dan perusak tanaman budidaya dan tanaman hias. Jamur Deuteromycota
juga menyebabkan penyakit pada manusia, yaitu dermatokinosis (kurap dan panu) dan
menimbulkan pelapukan pada kayu. Contoh klasik jamur Deuteromycota adalah monilia
sitophila, yaitu jamur oncom. Jamur Deuteromycota umumnya digunakan untuk pembuatan
oncom dari bungkil kacang. Monilia juga dapat tumbuh dari roti , sisa- sisa makanan, tongkol
jagung, pada tonggak – tonggak atau rumput sisa terbakar, konodiumnya sangat banyak dan
berwarna jingga.
Fase pembiakan secara vegetatif pada monilia sp. Ditemukan oleh Dodge (1927) dari
amerika serikat, sedangakan fase generatifnya ditemukan oleh Dwidjoseputro (1961), setelah
diketahui fase generatifnya, kemudian jamur Deuteromycota dimasukkan golongan
ascomycocetes dan diganti namanya menjadi Neurospora sitophilla atau Neurospora crassa.
Reproduksi generatif monilia sp dengan
menghasilkan askospora. Askus- askus yang tumbuh
pada tubuh buah dinamakan peritesium, tiap askus
mengandung delapan spora. Contoh lain jamur yang
tidak diketahui alat reproduksi seksualnya antara
lain : chalado sporium, curvularia, gleosporium, dan
diploria. Untuk memberantas jamur Deuteromycota
digunakan fungisida, misalnya lokanol dithane M-45
dan copper Sandoz. Gambar 20: Siklus hidup jamur
Deuteromycota

Klasifikasi Deuteromycota
Beberapa jamur Deuteromycota lainnya yang
diklasifikasi ulang menjadi Ascomycota antara lain jamur
dari genus Aspergillus, Candida, dan Penicillium. Oleh ahli
mikologi, nama genus Aspergillus diubah menjadi
Eurotium, Candida menjadi Pichia, dan Penicillium
menjadi Talaromyces. Contoh jamur yang tergolong Gambar 21: Jamur Tinea versicolor

Deuteromycota adalah Tinea versicolor penyebab panu dan


Epidermophyton floocossum penyebab penyakit kaki atlet.
Berbagai penyakit jamur pada manusia banyak
diakibatkan oleh jamur Deuteromycota. Demikian pula
penyakit pada hewan. Jamur Deuteromycota juga ada yang
bermanfaat, yaitu Aspergillus. Aspergillus ada yang telah
Gambar 22: Jamur Epidermophyton
memasukkannya ke dalam Ascomycota. floocossum
Akan tetapi, ada pula yang memasukkannya ke dalam Deuteromycota. Aspergillus
bersifat saprofit dan terdapat di mana-mana, baik di negara tropika maupun subtropika.
Aspergillus hidup pada makanan, sampah, kayu, dan pakaian.
Hifa Aspergillus bercabang-cabang. Pada hifa tertentu muncul konidior (pembawa
konidia) yang memiliki konidiaspora yang tumbuh radial pada konidiofor. Coba
perhatikan jamur berwarna kekuningan atau kecokelatan pada roti dan periksalah dengan
mikroskop. Berikut merupakan tabel klasifikasi Jamur berdasarkan spora seksualnya.
Divisi Contoh Ciri Ciri Lain
Reproduksi
Zygomycota Rhizopus, Spora seksual berupa Jamur darat; kebanyakan
Pilobolus zigospora yang hidup di tanah dan
berdinding tebal menguraikan tumbuhan dan
hewan yang telah mati;
meliputi jamur roti hitam dan
parasit pada beberapa hewan.
Ascomycota Neurospo Spora seksual yang Grup fungi terbesar; meliputi
ra, terbentuk di dalam khamir, morel dan jamur;
Morchella kantong yang disebut warna hijau kebiru-biruan,
askus cokelat, dan merah; dapat
merusak makanan;
menyebabkan banyak
penyakit pada tumbuhan.
Basidiomy- Agaricus, Spora seksual dalam Meliputi jamur yang dapat
cota Amanita struktur dalam tongkat dimakan; banyak spesies
yang disebut basidium merupakan parasit tumbuhan
dan dekomposer.
Deuteromy- Arthro- Tahapan seksual tidak Meliputi jamur penyebab
cota botrys, ada atau belum diketahui kadas (kurap) dan sariawan.
Aspergi-
llus
G. Peranan Jamur Dalam Kehidupan Manusia
1. Peranan Jamur yang Menguntungkan
Dalam kehidupan manusia, jamur mempunyai berbagai manfaat, antara lain menjaga
keseimbangan dan kelestarian ekosistem, sebagai sumber bahan makanan bergizi tinggi,
untuk membuat jenis akanan baru dan makanan suplemen, untuk obat-obatan, dan
membasmi organisme penyebab penyakit. Perhatikan data selengkapnya pada tabel berikut.
No. Manfaat Jenis atau nama Tempat/Hidup/ Fungsi Jamur
Jamur Medium Substrak
1. Menjaga Semua jamur Tanah daratan, air Pengurangi sampah
keseimbangan saproba (pengurai) tawar, dan air laut dan bangkai,
dan membantu tumbuhan
kelestarian untuk mendapatkan zat
ekosistem anorganik
Mucor mucedo Kotoran hewan Pengurangi kotoran
Trichoderma sp Kertas, sisa-sisa Mempercepat
Kertas, sisa-sisa kayu penguraian selulosa
kayu karena dapat
menghasilkan enzim
selulase
2. Sumber bahan Sarcoscypha Batang kayu mati Sebagai obat
makanan coccinea
Lentinula edodes Kayu lapuk Untuk dimakan
(jamur shitake)
Jamur Maitake Kayu lapuk Sebagai campuran sop
atau ditumis
Agaricus bisporus Kayu lapuk Bergizi tinggi, untuk
(jamur dimakan
champignon)
3. Membuat Rhizopus oryzae, Bahan baku kedelai Untuk membuat tempe
jenis makanan Rhizopus
dan minuman oligosporus
baru Mucor racemosus, Bahan baku kedelai Untuk membuat sufu
Actinomucor (tofu fermentasi)
elegans
Saccharomyces Nira Minuman tuak
tuac
Saccharomyces Buah-buahan Minuman anggur
ellipsoideus
Aspergillus wentii Kedelai Membuat kecap dan
tauco
Aspergillus oryzae Beras Minuman sake
Aspergillus niger Buah-buahan Menghasilkan enzim
penjernih minuman
anggur
Penicillum Susu Membuat susu
roqueforti,
Penicillum
camemberti
4. Obat-obatan Penicillum Tumbuhan pada Membuat antibiotik
antibiotika, notatum, roti, kentang, penisilin
makanan Penicillum kacang, dan bahan
suplemen chrysogenum makanan yang
membusuk
Ganoderma Kayu lapuk Makanan suplemen,
obat-obatan
Lichen Menempel pada Untuk membuat kertas
batang lakmus
5. Membunuh Arthrobotrys Hidup di dalam Membunuh cacing
organisme tanah Nematoda perusak
patogen akar tanaman
(misalnya kopi)

2. Peranan Jamur yang Merugikan


Beberapa jenis jamur dapat merugikan manusia, misalnya jamur yang bersifat patogen
atau menimbulkan penyakit, menghasilkan racun, merusak tanaman budidaya sehingga
menggagalkan panen, dan membusukkan bahan makanan. Perhatikan data selengkapnya
pada tabel berikut.

No. Divisi Jamur Jenis atau nama Tempat Dampak yang


jamur hidup/medium ditimbulkan
1. Zygomycota Rhizopus stolonifer Roti Menyebabkan roti
basi dan membusuk
Rhizopus nigricans Buah tomat Menyebabkan
pembusukan
2. Ascomycota Aspergillus Tumbuhan busuk, Penyakit saluran
fumigatus tubuh manusia pernapasan dan paru-
paru
Trichophyton Rambut kepala Penyakit tinea kopitis
tonsurans yang menyebabkan
gatal, ketombe, dan
rambut mudah patah
Trichophyton Kulit pada daerah Penyebab penyakit
rubrum lipatan dan sel jari athlete’s foot
kaki
Blastomyces Tubuh manusia Penyebab
brasiliensis blastomikosis
(infeksi kulit, paru-
paru dan hati)
3. Basidiomycota Ustatilago maydis Tanaman jagung Penyakit pada
tanaman jagung
Puccinia arachidis Tanaman kacang Penyakit pada
tanaman kacang
Puccinia graminis tanaman pertanian Jamur karat pada
tanaman jagung, dan
gandum

Anda mungkin juga menyukai