PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah:
a. Untuk mengetahui definisi dan manfaat simbiosis tanaman dengan
mikoriza.
b. Untuk mengetahui mekanisme terbentuknya MVA.
1.3 Manfaat
Manfaat dari praktikum ini adalah:
a. Dapat mengetahui definisi dan manfaat simbiosis tanaman dengan
mikoriza.
b. Dapat mengetahui mekanisme terbentuknya MVA.
III. METODOLOGI
Masukan tanah kedlam breaker glas ,tambah air dan aduk hingga homogen,
diamkan beberapa saat kemudia saring koloid tanah menggunakan saaringan
bertingkat
Tanah pada saringan ketiga dan keempat dibilas dengan sprayer dan
dimasukkan kedalam tabung yang telah ditambahkan larutan gula 60%.
4.1 Hasil
4.1.1 Deskripsi Wilayah Pengambilan Sampel Tanah
4.1.1.1 Lahan Tanaman Semusim
a. Penggunaan dan Tutupan Lahan
Pengambilan sampel tanah pada tanaman semusim dilakukan di daerah
Joyosuko Metro, Merjosari, Kota Malang. Penggunaan lahan tempat
pengambilan sampel adalah tegalan dengan tutupan lahan tanaman
semusim yaitu tomat. Komoditas utama yang dibudidayakan pada lahan
tempat pengambilan sampel adalah tanaman tomat.
b. Kondisi Tanah
Pada tempat pengambilan sampel, ketebalan seresah adalah 0,5 cm.
Kelembaban tanah terlihat baik karena pada lahan dipasang mulsa yang
berfungsi menjaga suhu dan kelembaban tanah.
c. Sejarah lahan
Luas lahan tempat pengambilan sampel tanah adalah 250 m2. Lahan
tempat pengambilan sampel tanah belum diketahui nama pemiliknya.
Sebelum ditanamai tomat, lahan tersebut ditanami cabai. Penanaman
tomat menggunakan mulsa plastik dan ajir.
4.1.1.2 Lahan Tanaman Tahunan
a. Penggunaan dan Tutupan Lahan
Pengambilan sampel tanah pada tanaman perkebunan dilakukan di
daerah Kecamatan Bumiaji Kota Batu. Penggunaan lahan tempat
pengambilan sampel adalah tegalan. Kondisi tutupan lahan terdiri dari
apel dan rerumputan yang sangat lebat. Selain digunakan untuk lahan
apel ditengah-tengah terdapat tanaman sawi.
b. Kondisi Tanah
Kondisi tanah tertutupi oleh rumput yang lebat sehingga memungkinkan
kelembaban tanah terjaga.
c. Sejarah lahan
Luas lahan tempat pengambilan sampel tanah adalah 2500 m 2. Lahan
tempat pengambilan sampel tanah milik Bapak Heru. Sejak Bapak Heru
kecil, lahan ditanami apel karena sudah turun temurun di keluarganya.
Dalam budidaya apel, Bapak Heru intensif menggunakan pestisida.
Dalam 3 hari sekali Bapak Heru melakukan pengompresan. Untuk
membantu pertumbuhan tanaman apel, Bapak Heru menggunakan pupuk
kandang.
Spora mikoriza
berbentuk bulat,
1 berwarna hitam,
dan terdapat
hifanya
Spora mikoriza
berbentuk bulat
2 dan berwarna
merah
Spora mikoriza
berbentuk bulat
3
dan berwarna
hitam
Spora mikoriza
1. berbentuk lonjong,
berwarna merah
Spora mikoriza
berbentuk bulat
2. dan berwarna
merah
4.2 Pembahasan
Hasil eksplorasi mikoriza pada tanaman tomat terdapat 3 jenis mikoriza.
Spora mikoriza pertama terlihat berbentuk bulat, berwarna hitam, dan terdapat
hifanya. Spora mikoriza kedua terlihat berbentuk bulat dan berwarna merah.
Spora mikoriza ketiga terlihat berbentuk bulat dan berwarna hitam. Hasil
eksplorasi mikoriza pada tanaman apel didapatkan 2 jenis spora mikoriza yang
berbeda. Ciri mikoriza pertama berbentuk lonjong, berwarna merah, sedangkan
ciri mikoriza kedua berbentuk bulat dan berwarna merah.
Tidak diketahui jumlah spora yang ditemuka baik yang beasosiasi dengan
apel maupun dengan tomat namun banyaknya infeksi mikoriza pada suatu
tanaman dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan, ketinggian tempat maupun
faktor inang. Kompatibilitas antara mikoriza dan tanaman inang juga
mempengaruhi jumlah mikoriza. Infektivitas mikoriza dipengaruhi spesies
cendawan, tanaman inang, interaksi mikrobial, tipe perakaran tanaman inang,
dan kompetisi antara cendawan mikoriza yang disebut sebagai faktor biotik, dan
faktor lingkungan tanah yang disebut sebagai faktor abiotik (Solaiman dan Hirata
1995 dalam Nurhayati 2012). Meskipun mikoriza tidak mempunyai spesifitas
tertentu tanaman inang, namun kemampuan menginfeksi dan mengkoloni akar
berbeda antar spesies yang satu dengan yang lainnya. Hal ini diduga karena
perbedaan dalam daya adaptasi terhadap kondisi tanah, keberlimpahan propagul
dan sifat fisiologi propagul serta perkembangan jamur di dalam akar setelah
infeksi.
Perbedaan jenis tanaman inang juga akan mempengaruhi banyaknya
mikoriza yang meninfeksi atau berasosiasi dengan tanaman. Menurut Nurhayati
(2012), Jenis tanaman yang berbeda akan menunjukkan reaksi yang berlainan
terhadap infeksi mikoriza dan secara tidak langsung mempengaruhi
perkembangan infeksi dan kolonisasi jamur mikoriza.
Jenis mikoriza yang beasosiasi dengan tanaman tomat lebih banyak
daripada jenis mikoriza yang beasosiasi dengan tanaman apel. Hal ini diduga
karena pada lahan tanaman tomat terlihat lebih tidak terawat sehingga memacu
jumlah mikoriza. Pada kondisi tanaman yang stress, perkembangan mikoriza
akan lebih baik karena pada dasarnya mikoriza juga membutuhkan nutrisi dari
asosiasinya dengan tanaman sehingga apabila tanaman stress akan memacu
pertumbuhan dan perkembangan mikoriza.
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Mikoriza meurpakan jamur yang berasosiasi dengan akar tanaman
membentuk suatu simbiosis mutualisme. Mikoriza yang didapatkan dari tanaman
apel dan tanaman tomat memiliki bentuk spora yang berbeda. Jenis mikoriza
yang ditemukan pada tomat lebih banyak daripada jenis mikoriza yang ditemukan
pada tanaman apel karena kondisi lahan pada tanaman tomat terlihat tidak
terawat daripada kondisi lahan tanaman apel. Perbedaan jenis tanaman inang
juga akan mempengaruhi banyaknya mikoriza yang meninfeksi atau berasosiasi
dengan tanaman.
5.2 Saran
Sebaiknya dijelaskan dahulu hasil dari praktikum agar praktikan
lebih paham dengan hasil pengamatan yang dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA