OLEH:
NINING SYOFIA RANI
YULASRI WAHYUNI PUTRI
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah mikrobiologi tanah yang berjudul
Asosiasi Mikroba Tanah. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata
kuliah Mikrobiologi Tanah. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan
waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan
bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Padang, Oktober 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI..
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan.....
1.4 Manfaat....
BAB II TINJAUAN MATERI
2.1 Pengertian Mikroba Tanah
2.2 Asosiasi mikroba tanah ....
2.3 Peranan asosiasi tripartit dan tetrapartit mikroba tanah ...
2. 3. 1. Interaksi akar, mikoriza dan collembola ..
2. 3. 2. Interaksi mikroba rizosfer dengan fungi pathogen akar .
2. 3. 3. Interaksi antara mikrofauna dengan mikroflora .
2. 4. Contoh Asosiasi Mkroba Tripartit dan Tetrapartit yang Diinokulasi...
2.4.1. Inokulasi Jamur Mikoriza dengan Bakteri Penambat N..
2.4.1.1. Interaksi antara jamur AM (G. mosseae) dengan bakteri penambat N
(Rhizobium) pada tanaman (Medicago sativa)..
2.4.1.2. Interaksi antara jamur mikoriza (Glomus mosseae, G. fasciculatum, G.
Macrocarpum, Gigaspora gilmorei, G. Margarita, Scutellospora calospora dan
Endogone duseii) dengan bakteri penambat N (Bradyrhizobium sp. (vigna) strain
S 24) dan tanaman Vigna radiate...
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang
Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme mikroskopik yang
sebagian besar berupa satu sel yang terlalu kecil untuk dapat dilihat menggunakan
mata telanjang. Mikroba berukuran sekitar seperseribu milimeter (1 mikrometer)
atau bahkan kurang, walaupun ada juga yang lebih besar dari 5 mikrometer.
Karenanya, mikroba hanya bisa dilihat dengan menggunakan alat bantu berupa
mikroskop.
Mikroba-mikroba tanah yang bermanfaat untuk melarutkan unsur hara,
membantu penyerapan unsur hara, maupun merangsang pertumbuhan tanaman
diformulasikan dalam bahan pembawa khusus dan digunakan sebagai biofertilizer
untuk pertanian organik.
Setiap jenis tanah mempunyai perbedaan dalam sifat fisik, kimia, dan
biologi. Ketiga komponen utama tersebut meliputi jenis mineral, tekstur, struktur,
ruang pori, pH, kapasitas tukar kation (KTK), kejenuhan basa (KB), kandungan
bahan organik, status konsentrasi unsur hara, dan keragaman dan padat populasi
organisme tanah. Komponen tersebut seharusnya berada dalam keseimbangan
optimum ekosistem tanah sehingga dapat mendukung tanaman tumbuh dan
berproduksi dengan baik. Keseimbangan sistem sangat dipengaruhi oleh
hubungan di antara komponen-komponen sistem.
Bagian tanaman yang berhubungan langsung dengan tanah sebagai media
tempat tumbuhnya adalah akar. Akar tanah berfungsi untuk melekatkan
tanaman, namun fungsi akar yang lebih penting adalah sebagai alat untuk
menyerap unsur hara yang diperlukan kemudian mengangkutnya ke daun untuk
proses fotosintesis.
Selama proses fotosintesis tanaman menghasilkan senyawa-senyawa yang
penting untuk pertumbuhannya. Disamping itu tanaman juga menghasilkan
metabolit sekunder yang dilepaskan ke daerah perakaran. Hasil metabolit
sekunder yang dilepaskan tanaman ke rizosfer menjadi sumber makanan dan
energi bagi mikroba tanah.
BAB II
ISI
2.1 Pengertian mikroba Tanah
Tanah sangat kaya akan keragaman mikroorganisme, seperti bakteri,
aktinomicetes, fungi, protozoa, alga dan virus. Tanah pertanian yang subur
mengandung lebih dari 100 juta mikroba per gram tanah.Produktivitas dan daya
dukung tanah tergantung pada aktivitas mikroba tersebut. Sebagian besar mikroba
tanah memiliki peranan yang menguntungan bagi pertanian, yaitu berperan dalam
menghancurkan limbah organik, re-cycling hara tanaman, fiksasi biologis
nitrogen, pelarutan fosfat, merangsang pertumbuhan, biokontrol patogen dan
membantu penyerapan unsur hara.
Fungsi tanah dilihat dari sudut pandang pertanian konvensional tidak lebih
sebagai media tempat tumbuh dan penyedia hara dan air bagi tanam, karena itu
pada sistem ini penggunaan bahan kimia pertanian sangat intensif untuk
mendapatkan hasil setinggi-tingginya. Pertanian biologis-organik (Mayhew, 2003)
memandang tanah tidak hanya sebagai media tempat tumbuh dan penyedia hara
bagi tanaman tetapi lebih dari itu tanah adalah suatu mesin bioreaktor yang di
dalamnya terdapat organisme tanah sebagai motor penggeraknya. Petani biologisorganik, karena itu, memahami bahwa supaya sistem bioreaktor tetap berjalan
maka motor penggerak sebagai suatu subsistem harus dikonservasi. Selain itu,
mereka juga memahami bahwa jika mesin bioreaktor berjalan dengan baik maka
input bahan kimia pertanian dapat diminimalisasi. Sudut pandang tersebut tampak
lebih maju dibanding sudut pandang konvensional.
Interaksi tripartit Tanah-Tanaman-Mikroorganisme dimaksudkan untuk
mengamati pengaruh timbal-balik di antara dua komponen yang berinteraksi. Oleh
karena itu, interaksi ini akan dilihat dalam hubungan tanah-tanaman, tanahmikroorganisme, dan tanaman-mikroorganisme. Lingkungan fisik tanah yang baik
adalah lingkungan dimana akar tanaman dapat tumbuh dengan bebas, proses
fisiologi bagian tanaman yang ada dalam tanah dapat berlangsung dengan baik,
dan tanaman dapat tumbuh dengan tegak.
Senyawa-senyawa metabolit yang dilepaskan akar dibedakan menjadi lima jenis
yaitu:
eksudat, sekresi, mucilage, mucigel, lysate. Eksudat meliputi senyawa-senyawa
dengan berat molekul rendah, seperti gula, asam amino dan aromatik yang
dikeluarkan oleh sel ke ruang diantara sel dan tanah di sekitarnya. Sekresi
merupakan bioproduk dari aktivitas metabolik tanaman yang secara aktif
dikeluarkan dari sel, meliputi senyawa dengan berat molekul rendah maupun
tinggi. Lysate adalah senyawa yang keluar dari dalam sel-sel epidermal akar
ketika ujung akar tersebut mati dan pecah sehingga senyawa ini menjadi tersedia
bagi komunitas mikroba di rizosfir. Mucilage adalah senyawa yang berasal dari
sel-sel yang rontok dari ujung akar yang sedang tumbuh. Sel-sel tersebut
mengandung selulosa, pektin, pati dan lignin. Sedangkan mucigel adalah lapisan
tipis yang menyelimuti permukaan akar yang akan menghubungkan akar dengan
lingkungan tanah di sekelilingnya (Sylvia, 2005).
Bagian tanaman yang berhubungan langsung dengan tanah sebagai media
tempat tumbuhnya adalah akar. Akar tanah berfungsi untuk melekatkan
tanaman, namun fungsi akar yang lebih penting adalah sebagai alat untuk
menyerap unsur hara yang diperlukan kemudian mengangkutnya ke daun untuk
proses fotosintesis. Selama proses fotosintesis tanaman menghasilkan senyawasenyawa yang penting untuk pertumbuhannya. Disamping itu tanaman juga
menghasilkan metabolit sekunder yang dilepaskan ke daerah perakaran. Hasil
metabolit sekunder yang dilepaskan tanaman ke rizosfer menjadi sumber makanan
dan energi bagi mikroba tanah. Sebagian besar mikroba di rizosfer adalah saprofit
atau dekomposer. Asosiasi antara tanaman, mikoriza dan bakteri, tidak hanya
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman, tetapi juga
berpengaruh terhadap fisiologi ketiga organisme tersebut. Interaksi antara jamur
dan bakteri pada akar tanaman dapat memberikan respon positif, negatif, atau
netral (Widyati, 2013).
dan
mikoriza
bersama
dengan
bakteri
tersebut
nyata
mosseae nyata
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Mikroba-mikroba tanah yang bermanfaat untuk melarutkan unsur hara,
membantu penyerapan unsur hara, maupun merangsang pertumbuhan tanaman
diformulasikan dalam bahan pembawa khusus dan digunakan sebagai biofertilizer
untuk pertanian organik.
Interaksi antara mikroba tanah melibatkan beberapa organisme, yaitu
mikoriza, fungi dan bakteri. Asosiasi ini mengakibatkan keuntungan bagi
tumbuhan bahkan dapat menambah efektifitas tumbuhan dalam mengambil unsur
hara yang berada di tanah. Sehingga, pertumbuhan tumbuhan dapat berlangsung
dengan lebih cepat.
Selain dapat mempercepat pertumbuhana tumbuhan, interaksi antara
mikroba dapat menekan fungi patogen yang menyerang akar pada rizosfer yang
mengandung patogen.
3.2. Saran
Pembuataan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Penulis
menyarankan adanya sumber-sumber yang lebih banyak mengenai asosiasi
tetrapartit mikroba tanah., Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan
ilmu pengetahuan bagi kita semua.