Oleh:
Wulandhari
2014151036
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2021
I. PENDAHULUAN
2.1. Rhizobium
Bakteri berasal dari kata bakterion (bahasa Yunani) yang berarti tongkat atau
batang. Bentuk bakteri dibagi atas tiga golongan, yaitu golongan
basil(tongkat/batang), golongan kokus (bulat), dan spiril (bengkok). Bentuk
tubuhbakteri dipengaruhi oleh keadaan medium dan usia bakteri (Dwijoseputro,
2010).
Holl (1975) cit. Surtiningsih et al., (2009) karakteristik bakteri Rhizobium secara
makroskopis adalah warna koloni putih susu, tidak transparan, bentuk koloni
sirkuler, konveks, semitranslusen, diameter 2-4 mm dalam waktu 3-5 hari pada
agar khamir-manitol-garam mineral. Secara mikroskopis sel bakteri Rhizobium
berbentuk batang, aerobik, gram negativ dengan ukuran 0,5-0,9 x 1,2-3 µm,
bersifat motil pada media cair, umumnya memiliki satu flagella polar atau
subpolar. Untuk pertumbuhan optimum dibutuhkan temperature 25-300C, pH 6-7
(kecuali galur-galur dari tanah masam).
Nitrogen merupakan suatu unsur hara esensial yang dibutuhkan tanaman dalam
jumlah banyak, yang berfungsi sebagai penyusun protein dan penyusun enzim.
Tanaman memerlukan suplai nitrogen pada semua tingkat pertumbuhan, terutama
pada awal pertumbuhan, sehingga adanya sumber N yang murah akan sangat
membantu mengurangi biaya produksi. Jika unsur nitrogen terdapat dalam
keadaan kurang, maka pertumbuhan dan produksi tanaman akan terganggu.
(Armiadi, 2009).
Menurut Tortora (2001) dan Campbell (2003) pembentukan bintil akar (nodulasi)
meliputi beberapa langkah berurutan yaitu sebagai berikut:
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 1 Oktober 2021 pukul 15.00 –
17.50 WIB dan bertempat di jalan Swadaya, Desa Leuweung Kolot, Kecamatan
Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu cangkul, alat tulis, pisau, dan
penggaris. Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah tanaman
leguminoceae.
4.1. Hasil
4.2. Pembahasan
Dari hasil pengamatan diketahui bintil akar pada putri malu berada pada akar
halus bukan pada akar utama sehingga ukuran bintil relative kecil dan berwarna
putih kecoklatan. Bintil akar pada petai cina atau lamtoro juga ditemukan pada
akar halus dan berwarna coklat terang.
Lamtoro atau yang sering disebut petai cina, atau petai selong adalah sejenis
perdu dari famili Fabaceae (Leguminoseae, polong-polongan), yang kerap
digunakan dalam penghijauan lahan atau pencegahan erosi. Bala et al. (2003)
melaporkan bahwa di Lampung, akar lamtoro hanya dinodulasi oleh genus
Rhizobium Mekanisme Simbiosis Rhizobium dengan Akar Tanaman.
Deformasi rambut akar disebabkan oleh adanya Rhizobium yang melekat pada
ujung akar. Adanya perlekatan ini memungkinkan Rhizobium terperangkap ke
dalam lingkungan akar tersebut dan mendegradasi dinding sel akar. Degradasi
dinding sel tersebut mengakibatkan Rhizobium masuk ke dalam sel korteks
melalui benang infeksi (Soedarjo, 1998).
Selama periode tersebut kebutuhan karbohidrat, nutrient, mineral dan asam amino
disediakan olehinang. Bakteri membentuk satu komplek enzim yang dibutuhkan
untuk menambat nitrogen. Bentuk bakteri dalam satu sel akar yang mengandung
nodul aktif (bila dibelah melintang akan terlihat warna merah muda hingga
kecoklatan di bagian tengahnya disebut bakteroid. Akar tanaman mengeluarkan
senyawa triftopan yang menyebabkan bakteri berkembang pada ujung akar.
Senyawa triftopan diubaholeh Rhizobium menjadi IAA (Indole Acetic Acid) yang
menyebabkan akar membengkok karena adanya interaksi antara akar dan
Rhizobium kemudian bakteri merombak dinding sel akar tanaman sehingga
terjadi kontak antara keduanya. Terbentuklah benang infeksi yang merupakan
perkembangan dari membran plasma yang memanjang dari sel terinfeksi. Setelah
itu Rhizobium berkembang di dalam benang infeksi yang menjalar menembus sel-
sel korteks sampai parenkim dalam sel kortek Rhizobium, dilepas di dalam
sitoplasma untuk membentuk bakteroid dan menghasilkan stimulan yang
merangsang sel korteks untuk membelah. Pembelahan tersebut menyebabkan
proliferasi jaringan, membentuk struktur bintil akar yang menonjol sampai keluar
akar tanaman, yang mengandung bakteri Rhizobium (Armiadi, 2009).
Pranata et al. (1981) cit. Fuskhah et al., (2014) tanaman inang pada asosiasi
Rhizobium leguminosa memperoleh hasil fiksasi nitrogen berupa asam amino
yang ditranslokasikan melalui xylem, sedangkan bakteri Rhizobium mendapatkan
senyawa karbon hasil fotosintesis dari tanaman inang.
5.1 Simpulan
1. Bintil akar yang terdapat pada puti malu berwarna putih kecoklatan dan
tersebar di akar hakus. Sedangkan bintil akar pada lamtoro atau petai cina
lebih berwarna coklat dan tersebar pada akar halus.
2. Simbiosis yang terjadi pada rhizobium dengan akar tumbuhan legum adalah
simbiosi mutualisme. Dimana rhizobium masuk ke dalam akar tumbuhan
legume dan membentuk bintil akar yang dapat menambat nitrogen yang
diperlukan oleh tumbuhan untuk dapat tumbuh dan berkembang.
3. Bintil akar yang efektif biasanya berukuran besar, terletak dibagian atas atau
bergerombol di sekitar leher akar dan tampak warna merah pada bagian
tengah nodul ketika dibelah. Warna merah tersebut disebabkan karena dalam
nodul terdapat kandungan lehemoglobin
5.2. Saran
Bakteri rhizobium yang terdapat pada bintil akar tanaman legum memiliki banyak
manfaat untuk tumbuhan lainnya. Contohnya bintil akar pada putri malu dapat di
inokulasi dan dibuat sebagai biofertilizer untuk tanaman lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Sari E., dkk. 2018. ISOLASI DAN KARAKTERISASI Rhizobium DARI Glycine
max L. DAN Mimosa pudica Linn. Jurnal Penelitian Biologi, Botani, Zoologi
dan Mikrobiologi. Volume 03(2): 55-62.
Yuliani dkk. 2016. PEMANFAATAN RPTT (Rhizobakteri Pemacu Tumbuh
Tanaman) AKAR PUTRI MALU DAN GIBERELIN UNTUK
PENINGKATAN PERTUMBUHAN TANAMAN CABAI (Capsicum
annum L.). Journal of Agroscience. Volume 6(2): 49-54.
LAMPIRAN
Putri Malu (Mimosa pudica)