Fiksasi Nitrogen
Nitrogen merupakan unsur makronutrien yang diperlukan oleh tanaman. Namun,
ketersediaan nitrogen pada daerah tropis, seperti Indonesia, tergolong rendah (Hendriayanto et
al., 2017). Penggunaan bakteri Rhizobium menjadi solusi untuk meningkatkan kandungan
maktonutrien nitrogen pada tanah karena kemampuannya memfiksasi nitrogen.
Fiksasi nitrogen merupakan sebuah proses yang dilakukan oleh bakteri dengan enzim
nitrogenase yang dapat mereduksi nitrogen di atmosfer menjadi amonia dalam bintil atau nodul
akar. Beberapa bakteri yang dapat melakukan fiksasi nitrogen adalah bakteri golongan
Rhizobium, Sinorhizobium, Bradyrhizobium, Mesorhizobium, dan Azorhizobium. Proses
fiksasi nitrogen oleh bakteri yang melekat pada nodul akar dimulai dengan keluarnya senyawa
protein spesifik bernama inducen sebelum bakteri menginfeksi tanaman inang kacang-
kacangan. Protein ini dikeluarkan sebagai sinyal dari tanaman agar dikenali oleh bakteri.
Selanjutnya, bakteri mengeluarkan senyawa lipo-oligosakarida atau disebut nod factor untuk
perintah pembelahan sel inang (Prayoga et al., 2018).
Simbiosis dapat terjadi apabila terdapat kecocokan masing-masing substrat yang
dihasilkan. Mekanisme penambatan nitrogen oleh Rhizobium pada tanaman legum diawali
dengan proses infeksi, dengan penetrasi bakteri ke dalam sel rambut akar. Infeksi pada rambut
akar ini menyebabkan pertumbuhan rambut akar keriting akibat dari adanya auksin yang
dihasilkan oleh bakteri. Benang infeksi akan terus berkembang sampai di korteks dan
mengadakan percabangan. Percabangan ini menyebabkan jaringan korteks membesar
membentuk bintil akar (Prayoga et al., 2018).
Diperlukan 15-30 ATP untuk mereduksi satu molekul nitrogen, dengan 30-60% dari
ATP yang digunakan terbuang dalam bentuk gas H2. Reaksi umum yang terjadi dalam proses
penambatan nitrogen oleh bakteri Rhizobium adalah sebagai berikut (Novriani, 2011 ; Prayoga,
2018):
Penggunaan Rhizobium
Rhizobium dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman karena kemampuannya
mengikat unsur hara nitrogen yang dimanfaatkan tanaman untuk merangsang pertumbuhan
vegetatif terutama pada akar, batang, dan daun tanaman, serta berperan dalam pembentukan
klorofil yang penting dalam proses fotosintesis. Inokulasi Rhizobium atau pemindahan bakteri
Rhizobium dari satu media ke media lainnya dapat dilakukan untuk mengoptimalkan
pertumbuhan tanaman (Novriani, 2011 ; Prayoga, 2018). Secara umum, inokulasi Rhizobium
dilakukan untuk meningkatkan produktivitas tanah serta tanaman dalam pertanian organik
berkelanjutan. Inokulasi dilakukan dengan menempatkan bakteri Rhizobium kedalam tanah
agar bakteri tersebut mampu berasosiasi dengan tanaman kedelai dalam mengikat N2 bebas
dari udara. Keuntungan menggunakan inokulan tersebut adalah bakteri Rhizobium dapat
membantu dalam fiksasi nitrogen dari udara. Sebagian nitrogen yang ditambat tetap berada
dalam akar dan bintil akarnya lepas ke dalam tanah, nitrogen tersebut akan dimanfaatkan
makluk lain dan berakhir dalam bentuk amonium dan nitrat (Kebede, 2021).
Gambar 2. Efek Inokulasi Bakteri Rhizobium pada Tanah
Referensi :
Kabede, E. (2021). Competency of rhizobial inoculation in sustainable agricultural production and
biocontrol of plant diseases. Frontiers in Sustainable Food System, 5, 1-22.
Raza, A., Zahra, N., Hafeez, M. B., Ahmad, M., Iqbal, S., Shaukat, K., et al. (2020). Nitrogen fixation
of legumes: biology and physiology. The Plant Family Fabaceae, eds M. Hasanuzzaman, S.
Araújo, and S. Gill (Singapore: Springer), 43–74.
Referensi :
Kabede, E. (2021). Competency of rhizobial inoculation in sustainable agricultural production and
biocontrol of plant diseases. Frontiers in Sustainable Food System, 5, 1-22.
Shamseldin, A., Abdelkhalek, A., and Sadowsky, M. J. (2017). Recent changes to the classification of
symbiotic, nitrogen-fixing, legume-associating bacteria: a review. Symbiosis, 71, 91–109.