Anda di halaman 1dari 3

NAMA: NADZIROTUL LAILI

NIM : 200311100040
KELAS : A - AGROEKOTEKNOLOGI

Peranan Azospririllum dalam Melindungi Tanaman Jagung (Zea Mays L.) dari
Cekaman Kekeringan
Cekaman kekeringan adalah kondisi yang terjadi karena berkurangnya kelembaban dan
ketersediaan air tanah terutama disekitar daerah perakaran tanaman sehingga menurunkan
tingkat absorbsi air dan nutrisi terlarut dari tanah menuju jaringan tanaman melalui
perakarannya (Rini et al., 2020). Kekeringan merupakan istilah untuk menyatakan bahwa
tanaman mengalami kekurangan air akibat keterbatasan air dari lingkungan atau media tanam
(Dewi et al., 2019). Mekanisme toleransi tanaman terhadap cekaman kekeringan antara lain
tanaman akan mengakumulasi senyawa yang berfungsi untuk melindungi sel dari kerusakan
dengan cara mengatur potensial osmotik sel (Rohaeni dan Susanto, 2020). Senyawa yang
berperan dalam penyesuaian osmotik sel adalah kandungan gula total dan senyawa prolin.
(Nazirah, 2018). Indikator tanaman dikatakan toleran terhadap cekaman kekeringan ditandai
dengan adanya peningkatan jumlah kandungan prolin. Fungsi dari senyawa prolin adalah
sebagai penyimpan unsur nitrogen, osmoregulator, dan protektor enzim tertentu. Senyawa
prolin juga berfungsi sebagai penjaga turgor sel dan pertumbuhan akar pada saat kondisi
potensial osmotik air rendah (Nurmalasari, 2018). Tanaman yang mengalami cekaman
kekeringan yakni tanaman jagung. Tanaman jagung merupakan salah satu tanaman yang sangat
sensitif terhadap kekeringan dan kahat hara (Ilmiawan et al., 2018). Dalam mengatasi
permasalahan tersebut, pemenuhan kebutuhan nitrogen dapat dilakukan dengan penambatan
secara alami oleh bakteri penambat nitrogen, eksplorasi yang dilakukan (Santoso et al., 2019)
menyatakan terdapat 3 kelompok bakteri yang dapat menambat nitrogen bebas yaitu dari
kelompok Azotobacter, Azospirillum, dan Pseudomonas. Sehingga untuk mengatasi
permasalahan ini salah satunya kita dapat menggunakan Azosprillum.
Azospirillum merupakan bakteri yang hidup di daerah perakaran tanaman baik golongan
C4 (seperti jagung, sorgum, dan rumuput rumputan) dan golongan C3 (seperti gandum, padi
dan oats). Azospirillum sp. merupakan bakteri pemfiksasi nitrogen bebas di atmosfer dan
memiliki potensi sebagai grow promoting rhizobacteria (PGPR) (Fallo et al., 2022). Bakteri
Azospirillum sp. merupakan bakteri tanah golongan rhizobacter yang hidup bebas didalam
tanah sekitar perakaran, tetapi tidak bersimbiosis dengan akar tanaman dalam membentuk bintil
serta membantu menyediakan unsur hara N dan P dengan menambat N bebas di udara (Noviani
dan Rahayu, 2022). Bakteri ini berkembang biak dengan membentuk koloni terutama pada
daerah perpanjangan akar dan pangkal bulu akar. Sumber energi yang mereka sukai adalah
asam organik seperti malat, suksinat, laktat, dan piruvat (Sriwahyuni dan Parmila 2019).
Azospirillum adalah bakteri gram negatif, termasuk dalam phylum alphaproteobacteria. Bakteri
ini hidup pada lingkungan dan tanaman yang beraneka ragam, tidak hanya tanaman agronomi
yang penting, seperti sereal, tebu, rumput, tetapi juga pada tanaman lain seperti kopi, buah-
buahan dan bunga bungaan (Kurniasih dan Soedradjad, 2019). Azospirillum adalah bakteri
aerobik kemoorganotrop nonfermentatif, vibroid dan memproduksi fitohormon, terutama
auksin. Satu spesies baru berhasil diisolasi dari tanah yang terkontaminasi minyak oleh peneliti
Taiwan yang menggunakan nutrisi agar. Spesies tersebut diberi nama A. Rugosum (Sri
Wahyuni dan Parmila, 2019).
Bakteri Azospirillum merupakan bakteri non-simbiotik. Bakteri non simbiotik adalah
adalah kelompok bakteri yang hidup bebas di lingkungan (rizosfer) (Nurcahyanti et al., 2019).
Bakteri Azospirillum dengan karakter koloni berwarna putih transparan, permukaan konveks
dan ukuran koloni kecil seperti tetesan air. Penelitian ini sejalan dengan Santoso et al,. (2019)
menyebutkan bahwa genus Azospirillum memiliki karakter morfologi koloni berbentuk bulat,
tepian rata, elevasi konveks dan berwarna kuning. Azospirillum sp. Hasil penelitian Norpansyah
dan Rifal (2018), menunjukan bahwa anggota genus Azospirillum memiliki ciri makroskopis
koloni berwarna kuning bulat dengan elevasi konveks dan tepi rata, hasil perwarnaan gram
negatif. Menurut Reis et al., (2021), Azospirillum merupakan bakteri aerobik kemoorganotrop
non fermentatif, dan memproduksi fitohormon yaitu auksin. Bakteri tersebut menggunakan
beberapa sumber karbon terutama gula dan alkohol, selain itu mampu merombak bahan organik
didalam tanah seperti kelompok karbohidrat seperti selulosa, amilosa, dan bahan organik
lainnya.
Berdasarkan hasil pengukuran faktor lingkungan yang telah dilakukan, anggota genus
Azospirillum dapat ditemukan pada daerah mangrove yang memiliki suhu tanah berkisar 27-29
C dan pH berkisar antara 6,9-7, dan memiliki salinitas karena terletak pada daerah pantai, hal
ini didukung oleh Widawati (2021), bahwa pada seluruh isolat bakteri anggota genus
Azospirillum yang diisolasi dari ekosistem pantai dapat tumbuh dengan baik pada media yang
mengandung NaCl, karena bakteri tersebut telah beradaptasi pada habitat yang memiliki
salinitas tinggi. Menurut Holt et al., (2022), ada beberapa spesies dari anggota genus
Azospirillum yang dapat tumbuh pada salinitas tinggi (NaCl 3%) seperti anggota spesies A.
brasilense, A. halopraeferens, dan A. irakense, dan ada yang tidak dapat tumbuh pada tingkat
salinitas tinggi seperti anggota spesies A. amazonese. Namun pada anggota spesies A.
brasilense menunjukan kemampuan untuk tumbuh pada salinitas NaCl sampai 4% (Ravikumar
et al., 2022). Menurut Sriwahyuni dan Parmila (2019) Azospirillum sp. dapat melarutkan P dan
hara lainya serta dapat menekan penyakit tanaman asal tanah karena memiliki siderofor
glukanase dan kitinase. Azospirillum bersifat sangat aerobik dengan adanya amonia di dalam
medium dan tidak mampu menambat nitrogen dalam keadaan anaerob total. Nitrogen yang
terfiksasi oleh Azospirillum sp. akan diubah menjadi sebuah jaringan yang kemudian melalui
proses dekomposisi, amonifikasi dan nitrifikasi, nitrogen yang terfiksasi tersebut akan berubah
menjadi bentuk N-tersedia sehingga dapat diserap oleh tanaman (Rosmalia, 2019). Nitrogen
merupakan salah satu unsur hara yang bermuatan negatif dalam bentuk NO3 - (nitrat) dan
positif dalam bentuk NH4 + (amonium). Selain sangat mutlak dibutuhkan, nitrogen dapat
dengan mudah hilang atau menjadi tidak tersedia bagi tanaman (Rahmadani et al., 2020).
Bakteri Azospirillum mampu memproduksi hormon tumbuh IAA dan sekaligus sebagai
pemantap agregat tanah (Novalia et al., 2022).
REFERENSI
Dewi, S. M., Yuwariah, Y., Qosim, W. A., Ruswandi, D., & Pengaruh. (2018). Toleransi
Genotipe Padi (Oryza sativa L.) Pada Fase Generatif terhadap Cekaman Kekeringan.
Jurnal Produksi Tanaman, 6(3), 355 – 363.
Fallo, G., Anastasia Buak, & Lukas Pardosi. (2022). SELEKSI Seleksi Dan Identifikasi Bakteri
Penambat Nitrogen Pada Perakaran Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata L) Dan Tomat
(Solanum lycopersicum L) Di Kabupaten Belu. Jurnal Biologi Dan Pembelajarannya
(JB&P), 9(1), 34–41. https://doi.org/10.29407/jbp.v9i1.17751
Holt, JG, Krieg, NR, Sneath, PHA, Staley, JT & Williams, ST. (2022). Bergey’s Manual
Determinative Bacteriology, Edisi Ke 9, Lippincott Williams dan Wilki NS, Amerika.
Ilmawan, E., Subaedah, S., & Takdir, A. (2019). Analisis Keragaan Genetik Jagung Toleran
Cekaman Kekeringan Di Lahan Sawah Tadah Hujan. AGROTEK: Jurnal Ilmiah Ilmu
Pertanian, 2(2), 39–47. https://doi.org/10.33096/agrotek.v2i2.60
Kurniasih, F. P., & Soedradjad, R. (2019). Pengaruh kompos dan PGPR (Plant Growth
Promoting Rhizobacteria) pada lahan kering terhadap produksi sawi (Brassica rapa L.).
Pertanian, 2(4), 159–163
Nazirah, L. (2018). Teknologi Budidaya Padi Toleran Kekeringan. CV. Sefa Bumi Persada,
Aceh
Norpansyah & Rifal M, 2016, Eksplorasi Mikroba Fiksasi Nitrogen Non Simbiosis Dari Tanah
Kawasan Mangrove Di Desa Srimulyo Kecamatan Air Saleh Kabupaten Banyuasin Serta
Sumbangsihnya Pada Materi Bakteri Kelas X di SMA/MA, Skripsi, UIN Raden Fatah
Palembang, Palembang
Novalia, Nurtjahya, E., Santi, R., & Sari, E. (2022). Karakter Bakteri Azotobacter dan
Azospirillum dari Rizosfer Tanaman Lada di Lahan Bekas Tambang Timah (Characters
of Azotobacter and Azospirillum Bacteria from Pepper Rhizosphere in ExTin-Mined Soil).
Jurnal Bios Logos, 12(1), 46–54. https://doi.org/10.35799/jbl.v12i1.34690
Noviani, N. W. P., & Rahayu, Y. S. (2022). Pengaruh Jerami Padi , Pseudomonas fluorescens
dan Azotobacter sp . terhadap Pertumbuhan serta Produktivitas Kedelai pada Tanah Kapur
Effect of Rice Straw , Pseudomonas fluorescens and Azotobacter sp . on Soybean Growth
and Productivity in Calcareous Soil. Lentera Bio Berkala Ilmiah Biologi, 11(2021), 395–
404.
Nurcahyanti, R., & Asri, M. T. (2019). Potensi Isolat Bakteri Endofit ( B3 ), Rhizobium ,
Azotobacter dan Azospirillum dalam Memproduksi Hormon Indole Acetic Acid ( IAA )
Potential Isolates of Endophytes Bacteria ( B3 ), Rhizobium , Azotobacter , and
Azospirillum in producing IAA. Lentera Bio, 8(3), 201–206.
Nurmalasari, IR. (2018). Kandungan asam amino prolin dua varietas padi hitam pada kondisi
cekaman kekeringan.Agrotech Science Journal, 4, 29–44.
Rahmadani, A. D., Wahyudi, I., & Rois. (2020). Status Unsur Hara Nitrogen Tanah Pada Tiga
Penggunaan Lahan Di Desa Lolu Kabupaten Sigi. E-Journal Agrotekbis, 8(1), 32–37.
http://jurnal.faperta.untad.ac.id/index.php/agrotekbis/article/view/214
Ravikumar, S, Ramanathan, G, Suba, N & Jayaseeli, L (2022). Quantifcation of Halophilic
Azospirillum from Mangroves, Indian J. Mar. Sci., 31 (2).
Reis, VM, Teixeira, KRDS, & Pedraza, RO, 2011, ‘What Is Expected from the Genus
Azospirillum as a Plant Growth-Promoting Bacteria? In Bacteria in Agrobiology: Plant
Growth Responses’, D.K. Maheshwari (ed.), Springer-Verlag, Heidelberg, Berlin
Rini, D. S., Budiarjo, B., Gunawan, I., Agung, R. H., & Munazar, R. (2020). Mekanisme
Respon Tanaman Terhadap Cekaman Kekeringan. Berita Biologi, 19(3B).
https://doi.org/10.14203/beritabiologi.v19i3b.4025
Rohaeni, WR, dan U. Susanto. (2020). Seleksi dan indeks sensitivitas cekaman kekeringan
galurgalur padi sawah tadah hujan. Jurnal Agro, 7, 71–81.
Rosmalia, A. (2019). Peranan Bakteri Azospirillum Sp. dan Kaitannya Dengan Peningkatan
Produksi Hijauan Pakan. Reaerchgate, 11, 1–10.
Santoso K. Rahmawati, Rafdinal (2019) Ekplorasi Bakteri Penambat Nitrogen dari Tanah
Hutan Mangrove Sengai Peniti, Kabupaten Mepawah. Jurnal Probiont, 8 (1) : 52-58.
Sriwahyuni P, Parmila P. 2019. Peran bioteknologi dalam pembuatan pupuk hayati. Agro Bali
(Agricultural Journal), 2(1): 46-57.
Widawati, S. (2021). The Role of Phosphate Solubilizing Bacteria and Freeliving Nitrogen
Fixing Bacteria on The Growth and Adaptation of Gmelina arborea Roxb. Grown on
Degraded Land. Journal Environ Engineering, 7 (1), 89-95.

Anda mungkin juga menyukai