Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN SEMENTARA

PRAKTIKUM EKOLOGI MIKROBIA 2021

Disusun Oleh:

Dapati Pima Gea

20/459503/PN/16697

Andromeda

Asisten Koreksi:

Jihan Mustika

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
DEPARTEMEN MIKROBIOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2021
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Mikroorganisme umumnya hidup dalam bentuk asosiasi yang bekerja sama satu
dengan lainnya. Hubungan mikroorganisme dapat terjadi baik dengan sesama mikroba,
dengan hewan dan dengan tumbuhan. Hubungan ini membentuk suatu pola interaksi
yang spesifik yang dikenal dengan simbiosis.
Interaksi antar mikroorganisme yang menempati suatu habitat yang sama akan
memberikan pengaruh positif, saling menguntungkan dan pengaruh negatif; saling
merugikan dan netral; tidak ada pengaruh yang berarti. Interaksi yang “netral”
sebenarnya jarang terjadi hanya dapat terjadi dalam keadaan dorman seperti endospora.
Beberapa macam interaksi yang mungkin terjadi antara mikoorganisme dengan
organisme lain, diantaranya: muatualisme, komensalisme, parasitisme, amensalisme dll.
Hubungan inang dan parasit memiliki karakteristik fisiologi yang spesifik. Suatu parasit
merupakan organisme yang hidup pada permukaan atau dalam suatu organisme kedua,
yang disebut inang. Interaksi yang membentuk hubungan inang-parasit adalah
kompleks. Ketika suatu parasit mencoba untuk menyebabkan infeksi, inang merespon
dengan menggerakkan suatu kesatuan tempur dari mekanisme pertahanan. Kemampuan
mencegah penyakit yang akan memasuki mekanisme pertahanan disebut resistensi atau
kekebalan.
Interaksi antara mikroba dan tumbuhan merupakan bagian integral dari
ekosistem terestrial kita. Interaksi antara mikroba dengan tanaman dapat berupa
antagonisme, komensalisme, mutualisme ataupun parasitisme. Interaksi yang lebih
umum adalah komensalisme atau mutualisme, di mana salah satu atau kedua spesies
mendapat manfaat dari hubungan itu masing-masing.
Salah satu contoh interaksi abtara mikobia dan tumbuhan yang akan
dilaksanakan dalam praktikum ini adalah inteaksi antara bakteri bintil Rhizobium
dengan akar legum.

2. Tujuan
1. Mengetahui penambatan nitrogen simbiotik antara bakteri Rhizobium bintil
akar dengan legum tanaman telang, kacang tanah, dan putri malu
2. Mengetahui penambatan nitrogen simbiotik antara Azolla dengan Anabaena
sp.
BAB 2
METDOLOGI

1. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum penambatan nitrogen antara
Rhizobium dan legum adalah scalpel atau silet yang tajam, tanaman legum berikut
bintil akarnya, dan cat erythrosin, sublimat 0,1 %, dan air steril. Alat dan bahan yang
digunakan dalam praktikum penambatan nitrogen antara Azolla dengan Anabaena sp.
adalah Azolla microphylla, gelas arloji, gelas benda dan gelas penutup, batang gelas,
dan mikroskop.
2. Cara Kerja
Cara kerja yang dilakukan dalam praktikum penambatan nitrogen antara
Rhizobium dan legum adalah morfologi letak, cara terikatnya, dan bentuk bintilnya
diamati dan kemudian dibuat gambarnya. Selanjutnya irisan melintang dan membujur
dibuat di bintil akar beserta akarnya dan deriksa dengan mikroskop. Sitologinya
digambar dengan cara sebuah bintil disterilkan dengan sublimat dan cuci dengan air
steril. Kemudian dipindahkan pada gelas benda dan ditekan dengan batang gelas
sehingga cairan suspensi bakterinya keluar. Selanjutnya pengecatan dengan erythrosin
setelah difiksasi dilakukan dan diperiksa dengan mikroskop morfologi bakteroid dan
dibandingkan dengan biakan murni Rhizobium sp.
Cara kerja yang dilakukan dalam praktikum penambatan nitrogen antara Azolla
dengan Anabaena sp. adalah Azolla diletakkan dalam gelas arloji yang berisi air.
Kemudian diambil dengan batang gelas dengan sedikit air dan gilas di atas gelas benda.
Selanjutnya ditutup dengan gelas penutup. Diperiksa dengan mikroskop dan digambar
morfologi Anabaena azollae.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil
Tabel 1 Pengamatan morfologi bintil akar

Diameter
Jumlah Bentuk Ukuran Gambar
Tumbuhan Sebaran Rerata Foto
Nodul Nodul Nodul Tangan
Nodul

Akar
Telang 14 bulat besar 0,4 cm
primer

Kacang Akar
13 bulat besar 0,5 cm
Tanah primer

Akar
sekunder,
Puri Malu 16 lonjong kecil 2 mm
akar
tersier

Tabel 2 Pengamatan mikroskopis Rhizobium sp.

Tumbuhan Hasil Pengamatan

Telang
Kacang Tanah

Putri Malu

Tabel 3 Pengamatan morfologi Azolla microphyla

Gambar Tangan Foto

Tabel 4 Pengamatan Mikroskopis Anabaena Sp.

Tumbuhan Gambar Tangan + Bagian Hasil Pengamatan


2. Pembahasan
Bakteri bintil Rhizobium dapat berinteraksi dengan akar legum membentuk bintil
yang berfungsi sebagai tempat fiksasi nitrogen atmosfer (Relic et al. 2014 ). Simbiosis
antara legum dan rhizobia adalah proses agronomi yang efektif untuk memastikan
pasokan nitrogen yang memadai untuk tanaman dan padang rumput berbasis legum pro-
lebih rendah daripada aplikasi pupuk-N.
Pembentukan interaksi simbiosis melibatkan kemotaksiss dari bakteri menuju
akar, kolonisasi akar, deformasi rambut akar, dan pembelahan sel korteks akar (van
Rhijn dan Vanderleyden 2015 ). Peristiwa awal pembentukan nodul memerlukan
ekspresi nodulasi bakteri gen, yang diinduksi oleh avonoid tanaman, kelompok besar
terkait secara strukturalsenyawa (Derijke et al. 2006 ). Rhizobia mensintesis
lipochitooligosaccharides (Faktor anggukan) yang memicu respons pada rambut akar
pada tanaman telang, kacang tanah, dan putri malu.
Azolla adalah pakis berdaun kecil yang mengapung dan berklorofillobus dorsal.
Mengandung rongga ovoidal dan menghasilkan nitrogen dengan bantuan cyanobacteria,
contohnya Anabaena azollae. Sel-sel vegetatif dari cyanobacteria menhasilkan
RuBisCO selama pengembangan simbiosis dan mungkin mampu fi x CO 2 selama
tahapan yang berbeda dari asosiasi, mempertahankan kondisi autotrofiknya (Carrapico,
2017). Rongga daun berperan sebagai unit fisiologis dan dinamis dari simbiosis
diasosiasi ini, di mana aliran metabolisme dan energi utama terjadi. Dengan kata lain,
Anabaena azollae dapat dianggap sebagai mikrokosmos alami. Simbiosis unik ini
dipertahankan sepanjang siklus hidup Azolla, di mana selalu ada cyanobacteria dan
diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya, baik di rongga daun punggung
maupun di megasporocarps, menunjukkan sifat unik dari Azoella simbiosis (Adams, et
al., 2012).
Fungsi dari alat dan bahan adalah akar dari telang, kacang tanah dan, putri malu
digunakan sebagai tempat simbiosis Rhizobia dengan legum yang merupakan contoh
dari penmabatan nitrogen secara simbiotik. Bahan dari Azolla microphylla digunakan
sebagai tumbuhan dimana ia dapat menambat nitrogen di udara dengan bantuan
Anabaena sp. Silet digunakan untuk membuat irisan melitang di bintil akar. Sublimat
0,1 %, dan air steril digunakan untuk mensterilkan bintil akar. Gelas arloji digunakan
untuk meletakkan Azolla. Mikroskop digunakan untuk mengamati morfologi (Hastuti,
2014).
Manfaat yang didapatkan dari praktikum interaksi antara mikrobia dengan
tumbuhan adalah mahasiswa dapat memahami interaksi antara mirobia dengan
tumbuhan, tepatnya simbiosis penambatan nitrogen secara simbiotik oleh legum
beberapa tanaman dengan Rhizobium dan penambatan nitrogen secara simbiotik oleh
Azolla microphylla dan Anabaena azollae.
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Penambatan nitrogen secara simbiotik antara legum dengan rhizobium dan
penambatan nitrogen secara simbiotik antara azolla dengan anabaena sp terjadi secara
alami dan sesuai dengan literatur.
2. Saran
Media dan isolat yang digunakan bisa lebih divariasikan demi mendapatkan
data yang lebih banyak dan dapat digunakan sebagai pembanding demi hasil yang
lebih akurat
DAFTAR PUSTAKA

Adams, D.G., Duggan, P.S., dan, Jackson O. 2012. Cyanobacterial symbioses, In:
Whitton BA (ed). Ecology of Cyanobacteria II: Their Diversity in Space and
Time. Springer Science+Business Media B.V. 2012, pp. 593–647.

Carrapico, F. 2017. The azolla–anabaena–bacteria association: a case of symbiotic


abduction?. World Scientific Publishing Company. (1)1: 329-345.

Derijke, E., et al. 2006. Analytical separation and detection methods for flavonoids. J
Chromatogr A 112:31–63.

Hastuti, U. S. 2004. Penuntun Praktikum Mikologi. Malang: UMM Press

Relic, B., et al. 2014. Nod factors of Rhizobium are a key to the legume door. Mol
Microbiol 1(13): 171–178.

Vanrhijn, P. dan Vanderleyden J. 2015. The Rhizobium- plant symbiosis. Microbiol


Mol Biol Rev 5(59): 124–142.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai