LAPORAN PRAKTIKUM
Disusun oleh:
Kelompok 6
C. Dasar Teori
Spora bakteri adalah bentuk bekteri yang sedang dalam usaha
mengamankan diri terhadap pengaruh buruk dari luar. Spora bakteri mempunyai
fungsi yang sama seperti kista amoeba, sebab bakteri dalam bentuk spora dan
amoeba dalam bentuk kista merupakan suatu fase dimana kedua mikroorganisme
itu berubah bentuk untuk melindungi diri terhadap faktor luar yang tidak
menguntungkan. Jenis-jenis bakteri tertentu, terutama yang tergolong dalam genus
Bacillus dan Clostridium mampu membentuk spora. Spora yang dihasilkan diluar
sel vegetatif (eksospora) atau di dalam sel vegetatif (endospora) (Pratiwi, 2008).
Bakteri membentuk spora bila kondisi lingkungan tidak optimum lagi
untuk pertumbuhan dan perkembangannya, misalnya medium mengering,
kandungan nutrisi menyusut dan sebagainya (Hastuti, 2012).
Beberapa spesies bakteri menghasilkan spora eksternal. Streptomyces
misalnya, meghasilkan serantaian spora (disebut konidia), yang disangga di ujung
hifa, suatu filamen vegetatif. Proses ini serupa dengan proses pembentukan spora
pada beberapa cendawan. Spora pada bakteri adalah endospora, suatu badan yang
refraktil terdapat dalam induk sel dan merupakan suatu stadium isrtirahat dari sel
tersebut. Endospora memiliki tingkatme tabolisme yang sangat rendah sehingga
dapat hidup sampai bertahun-tahun tanpa memerlukan sumber makanan dari luar
(Irianto, 2006).
Pembentukan spora dapat dianggap sebagai suatu proses diferensiasi dari
suatu siklus hidup dalam keadaan-keadaan tertentu. Hal ini berbeda dari peristiwa
pembelahan sel karena tidak terjadi replikasi kromosom. Kemampuan
menghasilkan spora memberi keuntungan ekologis pada bakteri, karena
memungkinkan bakteri itu bertahan dalam keadaan buruk (Pratiwi, 2008).
D. Alat dan Bahan
Bahan:
6. Alkohol 70%
E. Prosedur
Menyediakan kaca benda yang bersih, lalu melewatkan di atas nyala api
lampu spiritus.
Melakukan fiksasi dengan cara melewatkan sediaan tersebut di atas nyala api
spiritus dengan cepat
Meneteskan larutan hijau malakit di atas sediaan itu, lalu memanasan sediaan
di atas nyala api spiritus selama 3 menit. Larutan dijaga agar tidak mendidih
atau mengering, jika mengering segera menambahkan lagi larutan tersebut.
G.
H.
K.
L.
Mencuci kelebihan larutan safranin pada sediaan tersebut
M.
N.
- -
2. Ada spora
Oval
Bebas
(bulat telur)
G. Analisis
Pada saat menguji dan mengamati ada tidaknya spora pada bakteri
(endospora) kami melakukan percobaan dengan menggunakan pewarna. Kami
menguji bakteri biakan yang telah kami temukan sebelumnya di Kantin FMIPA,
jadi kami tidak menggunakan bakteri Bacillus subtilis dan Bakteri Clostridium
botulinum.Pertama, kami menyiapkan kaca benda yang bersih lalu
melewatkannya di atas nyala api lampu spirtus agar steril. Lalu kami meneteskan
satu ose aquades steril di atas kaca benda tersebut. Setelah itu, secara aseptik kami
mengambil inokulum koloni bakteri 1 yang akan diperiksa terlebih dahulu dan
meletakkannya diatas tetesan aquades tersebut. Lalu kami meratakannya secara
perlahan sampai kering. Kami melakukan fiksasi, lalu untuk mengujinya sediaan
perlu diteteskan larutan hijau malakit 5 % dan memanaskan sediaan selama 3
menit. Lalu menunggu sampe dingin. Setelah dingin sediaan dibilas secara
perlahan dengan menggunakan air keran. Langkah selanjutnya adalah meneteskan
larutan safranin di atas sediaan dan membiarkannya selama 3 menit. Fungsi
larutan safranin ini adalah agar diserap bakteri sebagai penanda bakteri,
sedangkan larutan hijau malakit tadi berfungsi sebagai pewarna atau penanda
sporanya. Setelah 3 menit kami mencuci larutan safranin dan menunggunya
hingga kering. Langkah terakhir adalah mengamati sediaan koloni bakteri 1 di
miksroskop binokuler cahaya. Hasilnya, pada perbesaran 1000 x nampak ada
banyak bakteri bentuk basil berwarna transparan dengan tepi kehijauan tanpa ada
warna merah sedikitpun. Pada pengamatan koloni 2 langkah kerjanya sama
dengan koloni 1 tadi. Hasil yang didapat adalah pada perbesaran 1000 x nampak
banyak bakteri berbentuk coccus berwarna merah dengan tepi transparan serta
pada beberapa bakteri terdapat gumpalan kecil berbentuk oval dan bewarna hijau
yang diduga adalah spora. Letak sporanya adalah bebas.
H. Pembahasan
Prinsip dari percobaan ini adalah pemanasan akan mengembangkan
lapisan luar spora sehingga zat warna utama dapat masuk masuk ke dalam spora
sehingga berwarna hijau. Melalui pendinginan warna utama akan terperangkap di
dalam spora,dengan pencucian zat warna utama yang ada pada sel vegetatif akan
terlepas sehingga pada saat pewarnaan kedua (safranin), sel vegetatif akan
berwarna merah (Dwidjoseputro, 2005).
I. Diskusi
1. Apakah fungsi spora pada bakteri?
Jawaban: Spora bakteri berfungsi untuk melindungi diri terhadap faktor
luar yang tidak menguntungkan. Spora bakteri adalah bentuk bekteri yang
sedang dalam usaha mengamankan diri terhadap pengaruh buruk dari luar.
Sama seperti kista amoeba, sebab bakteri dalam bentuk spora dan amoeba
dalam bentuk kista merupakan suatu fase dimana kedua mikroorganisme itu
berubah bentuk
2. Mengapa diperlukan pemanasan dalam proses pewarnaan spora? Jelaskan!
Jawaban: pemanasan pada proses pewarnaan spora bertujuan agar bakteri
dapat menempel pada kaca benda sehingga mudah diamati dan juga untuk
membunuh mikroorganisme yang akan diamati
J. Kesimpulan
1. Pewarnaan bakteri dilakukan dengan mengambil inokulasi bakteri yang
diletakkan pada kaca benda yang berisi satu ose aquades steril, setelah
kering dasar kaca benda dipanaskan agar bakteri dapat menempel pada
kaca benda sehingga mudah diamati dan juga untuk membunuh
mikroorganisme yang akan diamati. setelah itu meneteskan larutan hijau
malakit kemudian dipanaskan selama 3 menit setelah dingin dibilas dan
ditetesi safranin dan menunggu selama 3 menit setelah itu dibilas dan
diamati di Mikroskop perbesaran 1000 kali
2. Pada bakteri koloni 1 setelah diuji tidak memiliki spora. Hal ini ditandai
saat diamati spora berwarna merah dikarenakan larutan hijau malakit tidak
dapat diikat bakteri, dikarenakanbakteri tidak menghasilkan endospora,
sedangkan pada bakteri koloni 2 setelah diuji memiliki spora. Hal ini
ditandai saat diamati spora berwarna hijau dikarenakan larutan hijau
malasit akan berikatan dengan spora sehingga saat pencucian akan tetap
berwarna hijau dan cat penutup atau safranin tidak bisa diikat oleh
endospora.
K. Daftar Rujukan