“BINTIL AKAR”
DISUSUN OLEH:
NAMA : FIADHA AULIA MARNETA
NIM : 195040200111213
KELAS : G/G1
ASISTEN : DEMAS DHARMAWAN
NILAI : …….
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Dalam praktikum minggu ini prktikan dituntut untuk memahami video dan
mengetahui ciri-ciri bintil akar, bagaimana pengujian bintil akar, serta mekanisme
fiksasi nitrogen pada bintil akar.
1.3 Manfaat
PEMBAHASAN
Bintil akar berfungsi untuk mengikat unsur nitrogen bebas, serta bintil akar
terbentuk saat adanya rangsangan pada permukaan akar yang menyebabkan bakteri
dapat masuk ke dalam akar dan berkembang didalamnya (Kumalasari et.al, 2013).
Bintil akar memiliki ciri-ciri ketika aktif dan pasif, Bintari (2017) menyatakan
bahwa bintil akar yang efektif memfiksasi N2, berwarna merah karena mengandung
leghemoglobin, serta bintil akar tetap aktif selama 50-60 hari, setelah itu akan
mengalami penuaan, pada saat penuaan bakteroid dan leghemoglobin akan
mengalami degradasi sehingga bintil akar menjadi pasif dan bintil akar akan
berwarna hijau atau coklat. Selain itu, menurut Purwaningsih et.al (2012) bintil akar
tetap aktif selama 50-60 hari, setelah itu akan mengalami senescen. Semakin
banyak jumlah bintil akar, semakin banyak jumlah bakteri bintil akar (rhizobium)
sehingga kemampuan menambat nitrogen akan semakin tinggi pula (Bintari, 2017),
namun bila semakin sedikit jumlah bintil akar, semakin sedikit jumlah bakteri bintil
akar (rhizobium) maka kemamouan menambat nitrogen akan menjadi rendah, hal
ini disebutkan ketika bintil akar menjadi pasif. Sari dan Prayudyaningsih (2015)
menambahkan strain inefektif dari Rhizobium, bentuk nodula umumnya kecil dan
berisi sedikit jaringan bakteroid yang berkembang, menunjukkan akumulasi tepung
dalam sel tanaman inang yang tidak berisi rhizobium.
Pada tahap pengujian bintil akar (video) ini diperlukan untuk menyiapkan
alat dan bahan terlebih dahulu. Alat dan bahan yang di butuhkan adalah nodul akar,
gram iodin/garam yodium, mikroskop, cover glass/cover slip, gliserin, pinset, silet,
cawan, kuas, preparat. Hal yang pertama dilakukan adalah mengambil nodul akar
menggunakan pinset, karena nodul akar berada di dalam gelas larutan, menyimpan
nodul akar di cawan. Selanjutnya mengambil nodul akar menggunakan silet (secara
hati-hati). Menuangkan gram iodin/garam yodium kedalam cawan yang lain, disini
fungsi gram iodin/garam yodium adalah sebagai indicator warna, hal ini sesuai
dengan pernyataan Hidayah et.al (2016) bahwa iodin digunakan sebagai bahan
pewarna. Setelah itu menyayat nodul akar menjadi ukuran yang lebih kecil dan tipis
dengan menggunakan silet.
Nodul akar yang telah teriris kecil dan tipis dimasukkan kedalam larutan
gram iodin/garam yodium. Selanjunya menetesi preparat dengan larutan gliserin
yang menurut Asngad et.al (2018) gliserin berfungsi sebagai agen pengental, dan
menaruh nodul akar yang telah direndam atau didiamkan pada larutan gram
iodin/garam yodium dengan menggunakan kuas secara hati-hati dan perlahan.
Meletakkan nodul akar pada preparat dan menutupnya menggunakan cover
glass/cover slip. Meletakkan preparat di mikroskop, dan melakukan penelitian
dengan mengatur perbesaran lensa mikroskop (10x) agar jaringan nodul akar
terlihat dengan jelas.
Semua reaksi yang terjadi pada proses fiksasi nitrogen dikatalisis oleh nitrogenase.
Menurut Dewi dalam Sari dan Prayudyaningsih (2015) menyatakan bahwa reaksi
ini berlangsung ketika molekul N2 terikat pada kompleks enzim nitrogenase.
Protein Fe mula-mula direduksi oleh elektron yang diberikan oleh ferredoksin.
Kemudian Fe reduksi mengikat ATP dan mereduksi protein molibden besi yang
memberikan elektron pada N2 sehingga menghasilkan NH=NH. Pada dua daur
berikutnya prosesi ini (masing-masing membutuhkan elektron yang disumbangkan
oleh ferredoksin) NH=NH direduksi menjadi H2N-NH2 dan selanjutnya direduksi
menjadi NH3 tergantung pada jenis mikrobanya, ferredoksin eduksi yang memasok
elektron untuk proses ini diperoleh melalui fotosintesis, respirasi atau fermentasi.
Enzim nitrogenase akan hancur ketika kontak dengan oksigen. Oleh karena itu,
proses pengikatan nitrogen hanya terjadi pada kondisi anaerob (tanpa oksigen) atau
oksigen yang dinetralkan dengan bahan kimia lain seperti leghemoglobin.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Untuk praktikum online kali ini kurang bisa dipahami karena pemberian
video untuk direview tidak ada suaranya. Untuk praktikum selanjutnya semoga bisa
lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA