Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

KULTUR JARINGAN TANAMAN

ACARA II
STERILISASI EKSPLAN

Nama : ADE DWI ASTHA BAGUS


NIM : 24020218140040
Kelompok :5
Hari, Tanggal : Jumat, 3 April 2020
Asisten : Wahyu Dwi Safitri

LABORATURIUM BIOTEKNOLOGI
PS BIOTEKNOLOGI – DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2020

1
I. TUJUAN

Mampu memilih eksplan dan melakukan tahap sterilisasi eksplan kultur


jaringan tanaman dengan benar.

II. TINJAUAN PUSTAKA


II.1Isolasi Eksplan
Kultur jaringan merupakan teknik isolasi bagian tanaman yang bertujuan
untuk menjadikan tanaman baru yang lengkap dan memiliki persamaan dengan
induknya (Abbas, 2009). Eksplan adalah Jaringan Tanaman yang digunakan
sebagai bahan isolasi dalam cawan maupun botol kultur. Eksplan dipilih dari
Jaringan meristem karena Jaringan tersebut tersusun atas sel meristem (Gunawan,
2009). Fase pertama dalam kultur jaringan yaitu dengan melakukan isolasi
tanaman sumber eksplan di cawan maupun botol kultur diantaranya untuk
mengetahui sifat fisiologi dan morfologi tanaman, di samping untuk melindungi
dari hama penyakit. Persiapan dan ketersediaan sumber eksplan menjadi syarat
utama keberhasilan inisiasi dan regenerasi budidaya jaringan (George and
Debergh, 2008).

II.2Sterilisasi Eksplan
Sterilisasi adalah proses pembebasan dari mikroorganisme. Tujuan
sterilisasi yaitu untuk menciptakan kondisi kultur yang steril. Beberapa tahapan
sterilisasi yaitu: sterilisasi peralatan gelas dan stainless dalam suhu 121ºC di
dalam autoklaf dan sterilisasi bahan tanaman. Langkah-langkah sterilisasi eksplan
yaitu, eksplan dicuci dengan larutan detergen 5 g dalam 1 liter kemudian dibilas
dengan air mengalir. Eksplan dimasukkan dalam LAF yang sudah disterilkan
dengan penyinaran UV selama 45 menit dan dibersihkan dengan alkohol 70%.
Eksplan dalam larutan asam askorbat 150 mg/liter sebagai antioksidan. Eksplan
direndam sambil dikocok dalam larutan NaOCl 1% dalam pemutih pakaian
komersial yang telah diberi dua tetes Tween-20 per 100 ml selama 10 menit,
kemudian dibilas dengan akuades steril sebanyak tiga kali masing- masing 5
menit. (Yusnita, 2003).

II.3Bahan Yang Di Perlukan


II.3.1 Fungisida
Fungisida merupakan bahan yang mengandung senyawa kimia
beracun yang digunakan untuk memberantas dan mencegah jamur
(Wudianto, 2007). Penggunaan fungisida bertujuan untuk membunuh
fungi penyebab penyakit pada tanaman, akan tetapi selain membunuh
fungi penyebab penyakit fungisida dapat membunuh fungi yang

2
menguntungkan seperti mikoriza. Fungisida merupakan salah satu cara
dalam pengendalian yang dilakukan dalam budidaya. Fungisida
biasanya digunakan untuk menekan pertumbuhan jamur baik yang
disemprotkan maupun dengan perlakuan benih. Selain itu, beberapa
jenis fungisida dilaporkan dapat digunakan sebagai pemacu
pertumbuhan tanaman. Penggunaan fungisida menimbulkan pengaruh
buruk terhadap lingkungan, namun pengguna fungisida enggan beralih
ke jenis pengendali hayati. Permasalahan tersebut disebabkan oleh
hambatan pertumbuhan dan perkembangan fungi patogen yang
dikendalikan menggunakan fungisida lebih cepat dapat diamati
hasilnya daripada menggunakan pengendali hayati, dan para pengguna
fungisida tidak memahami akibat buruk dari penggunaan fungisida
tersebut ( Sudirman, 2009).

II.3.2 Pemutih (NaOCl)


NaOCl merupakan agen antimikrobial yang kuat, membunuh
hampir seluruh bakteria secara instan melalui kontak langsung.NaOCl
juga efektif melarutkan sisa pulpa dan kolagen, komponen organik
utama dari dentin4. Penggunaan bahan irigasi NaOCl dengan
konsentrasi 5,25% efektif dalam membunuh bakteri dan jamur tetapi
mempunyai efek toksisitas yang tinggi, sedangkan penggunaan NaOCl
dengan konsentrasi 2,5% efek toksisitasnya dapat diminimalisir tetapi
tetap mempunyai efek melarutkan jaringan pulpa dan anti
mikroba.Terdapat beberapa efek samping dari penggunaan NaOCl
yakni mengurangi kekuatan pelekatan siler resin dikaitkan dengan
pengham- batan polimerisasi resin yang disebabkan oleh lapisan yang
mengandung banyak oksigen yang tertinggal di permukaan dentin7.
Oleh sebab itu, ketika akan menggunakan bahan pengisi saluran akar
berbahan dasar resin, NaOCl tidak diperbolehkan sebagai bahan irigasi
yang terakhir dan disarankan diirigasi terlebih dahulu mengguna- kan
EDTA, klorheksidin, atau MTAD (Mixture of tetracycline acid
detergent)(Baskara,2016).

II.3.3 Antibiotik
Antibiotik adalah zat-zat kimia yang dihasilkan oleh fungi (jamur)
dan bakteri, memiliki khasiat untuk mematikan atau menghambat
pertumbuhan kuman, serta sifat toksik (racun) yang ditimbulkan bagi
manusia relatif lebih kecil. Cara kerja antibiotik yang terpenting adalah
perintangan sintesa protein, dengan sintesa protein ini kuman menjadi
musnah atau tidak berkembang.Antibiotik merupakan obat yang
berasal dari seluruh bagian tertentu mikroorganisme yang digunakan
3
untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Antibiotik
tidak efektif untuk melawan infeksi yang disebabkan oleh virus,
karena virus tidak memiliki proses metabolisme sesungguhnya
melainkan bergantung pada tuan rumah (Tjay dan Rahardja, 2007).

II.3.4 Alkohol
Alkohol adalah senyawa yang mempul mempunyai gugus fungsi
hidroksil yang terikat pada atom karbon jenuh. Alkohol mempunyai
rumus umum ROH ,dimana R merupakan alkil, alkil tersubstitusi, atau
hidrokarbon siklik. Alkohol disini tidak termasuk fenol (gugus
hidroksil berikatan dengan cincin aromatik), enol (gugus hidroksil
berikatan dengan karbon vinilik) karena sifatnya kadang berbeda.
Alkohol dapat dianggap merupakan turunan dari air (H--O--H) ,
dimana satu atom hidrogennya diganti dengan gugus alkil.Alkohol
digolongkan ke dalam alkohol primer,sekunder,atau tersier,bergantung
apakah satu,dua,atau tiga gugus organik yang berhubungan dengan
atom karbon pembawa hidroksil (Riswiyanto,2009).

II.3.5 Bakterisida
Bakterisida mengandung bahan aktif yang bisa membunuh bakteri.
Ukuran bakteri sangat kecil yaitu sekitar 0,15-6 mikron, sehingga
mudah masuk kedalam tanaman inang melalui luka, stomata, pori air,
kelenjar madu dan lentisel. Didalam tanaman, enzim bakteri akan
memecah sel sehingga menimbulkan lubang pada bermacam-macam
jaringan atau memecah tepung menjadi gula dan menyederhanakan
senyawa nitrogen yang komplek untuk memperoleh tenaga agar
bertahan hidup. Bakteri ini juga menghasilkan zat racun dan zat lain
yang merugikan tanaman, bahkan menghasilkan zat yang bisa
merangsang sel-sel inang membelah secara tidak normal. Didalam
tanaman, bakteri ini akan bereaksi menimbulkan penyakit sesuai
tipenya. Bakteri bisa menyebar melalui biji, buah, umbi, serangga,
burung, siput, ulat, manusia, dan pupuk kandang (Sartika,2018).

III. METODE PENELITIAN


III.1 ALAT
4
III.1.1 Pinset
III.1.2 Botol eksplan
III.1.3 Skapel
III.1.4 Laminar Air Flow (LAF)
III.1.5 Alumunium Foil
III.1.6 Karet gelang
III.1.7 Erlenmeyer
III.1.8 Jar
III.1.9 Pipet Tetes
III.1.10 Label

III.2 BAHAN
III.2.1 Alkohol 70%
III.2.2 Eksplan tanaman
III.2.3 Media tanam
III.2.4 Larutan detergen
III.2.5 Larutan fungisida
III.2.6 Larutan bakterisida
III.2.7 Larutan antibiotic
III.2.8 Aquadest

III.3 CARA KERJA


III.3.1 Tanaman yang akan dikulturkan diambil bagian yang dekat dengan
akar sepanjang dua ruas untuk dijadikan eksplan
III.3.2 Eksplan tanaman dibersihkan dengan mengupas bagian seludang daun
dan dipotong menjadi bagian yang lebih kecil
III.3.3 Eksplan tanaman direndam dan dikocok dengan larutan detergen
selama 10 menit
III.3.4 Eksplan tanaman dibilas dengan aquadest dan ditiriskan
III.3.5 Eksplan tanaman disterilkan dengan larutan fungisida selama 15 menit
kemudian dibilas kembali dengan aquadest selama 3 menit
III.3.6 Eksplan tanaman dimasukkan kedalam larutan bakterisida dan dikocok
selama 15 - 30 menit kemudian dibilas dengan aquadest selama 3
menit
III.3.7 Eksplan dimasukkan kedalam cairan antibiotik dan dikocok selama 1 –
7 jam, kemudian dibilas dengan aquadest selama 3 menit
III.3.8 Eksplan ditanam didalam botol berisi media steril dan ditutup rapat
menggunakan alumunium foil
III.3.9 Eksplan yang telah melewati sterilisasi secara lengkap, diinokulasikan
kedalam media yang sudah disediakan secara aseptis
III.3.10 Botol kultur ditutup dengan alumunium foil
5
IV. HASIL PENGAMATAN

No. Nama Referensi Keterangan

6
1. Eksplan tanaman Eksplan benih disiapkan,
dapat menggunakan
bagian biji maupun tunas

(Nursyamsi, 2017)

2. Pencucian eksplan Eksplan dicuci didalam


rendaman deterjen
selama 10 menit sambil
dikocok

(Nursyamsi, 2017)

3. Eksplan dibilas Eksplan dibilas dengan


akuades hingga bersih

(Nursyamsi, 2017)

4. Penyemprotan alkohol Eksplan disemprot dengan


alkohol 70%

7
(Nursyamsi, 2017)

5. Sterilisasi dengan Eksplan disterilkan


fungisida dengan larutan fungisida
selama 15 menit untuk
mencegah jamur

(Nursyamsi, 2017)

6. Pembilasan Eksplan dibilas kembali


dengan akuades selama 3
menit untuk mengangkat
residu

(Nursyamsi, 2017)

7. Sterilisasi dengan Eksplan disterilkan


bakterisida dengan larutan
bakterisida selama 15-30
menit

(Nursyamsi, 2017)

8. Pembilasan Eksplan dibilas kembali


dengan akuades selama 3
menit untuk mengangkat
residu

8
(Nursyamsi, 2017)

9. Pemberian antibiotik Eksplan dikocok dalam


larutan antibiotik selama
1-7 jam

(Nursyamsi, 2017)

10. Pembilasan Eksplan dibilas kembali


dengan akuades selama 3
menit untuk mengangkat
residu

(Nursyamsi, 2017)

11. Proses skarifikasi Eksplan diskarifikasi

(Nursyamsi, 2017)

12. Penanaman eksplan Eksplan ditanam didalam


media MSA

9
(Nursyamsi, 2017)

V. PEMBAHASAN
Praktikum Kultur Jaringan Tanaman dengan judul Sterilisasi Eksplan
dilaksanakan pada hari Jumat, 3 April 2020 secara online. Alat-alat yang digunakan
adalah Laminar Air Flow (laf), botol kultur, pinset, cawan petri, scapel erlenmeyer,
pipet tetes, botol spray. Bahan yang digunakan adalah Media MSA, Bagian eksplan
tanaman, Detergen, Antibiotik, Alkohol 70%, Bakterisida, Fungisida.

10
V.1ISOLASI EKSPLAN
Sebelum melakukan pekerjaan kultur jaringan, ada beberapa tahap yang
harus diperhatikan, antara lain persiapan atau pemilihan bahan tanam (eksplan).
Eksplan merupakan faktor penentu dalam keberhasilan yang menjadi bahan dasar
dalam pembentukan kalus (bentuk awal calon tunas yang kemudian mengalami
proses pelengkapan bagian tanaman seperti daun, batang dan akar). Syarat-syarat
eksplan yang baik yaitu berasal dari induk yang sehat, subur dan bebas dari
penyakit, berasal dari induk yang diketahui jenisnya, tempat tumbuh pada
lingkungan yang baik, ukuran tunas optimal sekitar 5 cm tingginya ( biasanya
ukuran tunas yang bisa dipakai sebagai eksplan adalah tunas yang berukuran
antara 5 – 10 cm). Hal ini didukung oleh pernyataan Prasetyo (2009), bahwa
Bahan tanam yang akan dikulturkan sebaiknya diambil dari tanaman yang sehat dan
memiliki kualitas yang bagus. Syarat-syarat eksplan yang baik adalah bebas dari
hama dan penyakit tanaman, asalkan induknya bagus, mempunyai hasil yang
bagus serta berproduksi tinggi. Dari pemilihan bahan tanam (eksplan) ini
diharapkan pula memperoleh tanaman baru yang bersifat unggul dan sesuai
pernyataan Yusnita (2003), bahwa sebelum melakukan kultur jaringan untuk
suatu tanaman, kegiatan yang pertama harus dilakukan adalah memilih tanaman
induk yang hendak diperbanyak. Tanaman tersebut harus jelas jenis, spesies, dan
varietasnya, serta harus sehat dan bebas penyakit.
Proses dalam pengambilan eksplan tanaman yaitu eksplan diambil dari
pohon induk dengan memotong di bagian tangkai daun yang bebas dari penyakit,
bagian tersebut diletakkan ke dalam botol yang sudah steril dan diberi label. Hal
ini sesuai pernyataan Ibrahim (2015), bahwa eksplan diambil dari pohon induk
yang telah ditentukan genotipenya. Daun muda (flush) diambil dengan cara
menggunting tangkai daun. Daun yang dipilih adalah daun yang tidak
menunjukkan gejala serangan hama dan penyakit. Daun dimasukkan ke dalam
kantong plastik atau botol yang sudah steril dan diberi label. Apabila pengambilan
eksplan jauh dari laboratorium kultur jaringan, eksplan sebaiknya dibawa
menggunakan termos es untuk menjaga kesegaran eksplan. Setelah sampai di
laboratorium, jika tidak langsung dipakai eksplan disimpan dalam suhu 5 - 10 °C.
Daun yang disimpan pada kondisi tersebut mampu bertahan selama ± 5 hari.
Ketika hendak digunakan, daun sebaiknya dibiarkan pada suhu ruang.

V.2STERILISASI EKSPLAN
Proses sterilisasi eksplan dilakukan dengan cara eksplan tanaman
dibersihkan dengan mengupas bagian seludang daun. Eksplan tanaman
direndam dan dikocok dengan larutan deterjen selama 10 menit, kemudian
dibilas dengan air mengalir. Eksplan tanaman disterilkan dengan
menggunakan larutan fungisida selama 15 menit untuk mencegah
tumbuhnya jamur. Eksplan tanaman kemudian dibilas dengan air steril
11
selama 3 menit untuk mengangkat residu dan seetelahnya dikocok dengan
larutan bakterisida selama 15-30 menit. Eksplan tersebut dibilas dengan
air steril selama 3 menit dan dikocok dengan antibiotik selama 1-7jam.
Tahapan yang terakhir yaitu eksplan tanaman dibilas kembali mengunakan
air steril selama 3 menit. Menurut Syahmi (2004) bahwa sterilisasi eksplan
dilakukan dengan memilih tanaman yang akan digunakan serta dikuliti
(dibuang sekamnya),kemudian dicuci dengan air rinso (deterjen) selama 2
menit,selanjutnya direndam dalam benlate 1 g/l selama 30 menit sabil
digoyang- goyang dengan shaker. Untuk mencegah kontaminasi, proses
sterilisasi selanjutnya dilakukan dalam kontak pindah suci hama ( laminar
air flow cabinet), dimana semua alat dan bahan yang akan dimasukkan
kedalam laminar disemprot dahulu dengan alkohol 70%. Sterilisasi
dilanjutkan dengan perendaman kedalam alkohol 70 %selama 5 atau 10
menit, HgCl 0,2% selama 1 atau 2 menit, kemudian sunklin 30 %, 20%,
dan 10% masing- masing 10,15, dan 30 menit. Setelah itu dibilas dengan
aquades steril sebanyak 3 kali maisng – masing 5 menit. Eksplan yang
sudah stereil dipindahkan ke dalam botol kultur.

Bahan – bahan yang digunakan dalam sterilirisasi eksplan yaitu


larutan deterjen, larutan fungsida, air teril, larutan bakterisida, dan
antibiotik. Larutan fungisida digunakan untuk mencegah tumuhnya jamur
pada eksplan tanaman. Hal ini sesuai dengan Sudirman (2009) bahwa
larutan fungisida berfungsi untuk menekan pertumbuhan jamur pada
eksplan tanaman. Larutan bakterisida digunakan untuk mengurangi
sumber kontaminan yang berasal dari eksplan. Hal ini sesuai dengan
Wulandari (2014) bahwa larutan bakterisida berfungsi untuk
meminimalkan sumber kontaminan yang berasal dari eksplan. Antibiotik
digunakan untuk membasmi kontaminan bakteri yang terdapat pada
eksplan tanaman. Hal ini sesuai dengan Dangash (2015) bahwa antibiotik
digunakan untuk membantu membasmi kontaminan bakteri. Air steril
digunakan untuk mengangkat residu.Hal ini sesuai dengan Wulandari
(2014) bahwa penggunaan air steril dalam proses sterilisasi eksplan
berguna untuk mengangkat residu. Larutan detergen berguna untuk
mempermudah penetrasi sterilan. Menurut Toaha (2017) bahwa adanya
detergen akan mempermudah penetrasi sterilan dan mencegah
terbentuknya gelembung udara yang akan menutupi permukaan jaringan.

12
VI. KESIMPULAN
Eksplan tanaman yang akan dikulturkan diambil pada bagian dekat akar.
Sterilisasi eksplan tersebut dilakukan dengan cara direndam pada detergen, fungisida,
bakterisida, dan cairan antibiotik. Sebelum dilakukan pemindahan eksplan dari cairan
satu ke cairan lain, eksplan dibilas terlebih dahulu dengan akuades

13
DAFTAR PUSTAKA

Abbas, B. 2009. Prinsip Dasar Teknik Kultur Jaringan. Bogor: Alfabeta.


Baskara ,Tri Aji dkk.2016 .Perbandingan Daya Antibakteri Disinfektan. Jurnal Kedokteran Gigi
UGM vol 7 no 6 hal 1-7.
Dangash, A. 2015.In Vitro Selection and Hormonal Regulation in Cell Culture of Artemisia
annua L. Plant. JSM Cell and Development Biology 3(1):1013.

George, E.F. 2008. Micropropagation: Uses and Methods In Plant Propagation by Tissue
Culture 3rd Edition. E.F. George, M.A. Hall & G-Jan De Klerk (eds.). Netherland:
Springer Pub.

14
Gunawan I. 2007. Perlakuan Sterilisasi Eksplan Anggrek Kuping Gajah (Bulbophyllum beccarii
Rchb.f). Bogor: Fakultas Kehutanan. Bogor: Institut Pertanian.
Ibrahim, Meynarti Sari Dewi. 2015. FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN
PERBANYAKAN KOPI (Coffea spp.) MELALUI EMBRIOGENESIS SOMATIK.
Jurnal SIRINOV, Vol 3, No 3, Desember 2015 (Hal : 127 – 136).
Nursyamsi. 2017. TAHAPAN STERILISASI DAN SKARIFIKASI BENIH KAYU KUKU
(Pericopsis mooniana THW) UNTUK MEMPERCEPAT PERKECAMBAHAN
SECARA In Vitro. Info Teknis EBONI. VOL 14 No 1.

Prasetyo, Cahyo Hari. 2009. Teknik Kultur Jaringan Anggrek Dendrobium Sp. di


Pembudidayaan Anggrek Widorokandang Yogyakarta. Surakarta : Universitas Sebelas
Maret.
Riswiyanto.2009. Kimia Oraganik .Jakarta :Erlangga.

Sartika, S. (2018). Hubungan Kadar Hemoglobin Dengan Jumlah Eritrosit Pada Petani Yang
Terpapar Pestisida Di Desa Klampok Kabupaten Brebes. Semarang: Universitas
Muhammadiyah Semarang.
Sudirman. 2009. Pengaruh Penggunaan Fungisida terhadap Perkecambahan Spora Fungi
Mikoriza Arbuskula. Medan: Universitas Sumatera Utara.
Syahmi,Edi. 2004. Sterilisasi Eksplan Tanaman Padi Untuk Kultur In Vitro. Jurnal Sains
Indonesia. Vol.28(4):174-176.
Toaha, Abdul.2017. Tahapan Sterilisasi dan Skarifikasi Benih Kayu Kuku ( Precopsis
mooniana) Untuk Mempercepat Perkecambahan Secara In Vitro. Info Teknis EBONI.
Vol.14(1):11-21.
Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja. 2007. Obat-Obat Penting Khasiat, Penggunaan dan Efek-
Efek Sampingnya, Edisi Keenam, 262, 269-271. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo,

Wudianto, R. 2007. Petunjuk Penggunaan Pestida. Jakarta: Penerbit Penebar Swadaya.


Wulandari, Sekar. 2014. Pengaruh Bahan Sterilan Terhadap Keberhasilan Inisiasi Eksplan
Paulownia (Paulownia elongata) Secara In Vitro. Jurnal Silvikultur Tropika. Vol.5(1):1-
6.
Yanti,Elvi.2015.Mudah Menanam Terung.Jakarta:Bhuana Ilmu Populer.

LEMBAR PENGESAHAN

Semarang, 27 Maret 2020


Mengetahui,
Asisten, Praktikan,

15
Wahyu Dwi Safitri Ade Dwi Astha Bagus

(24020117120016) (24020218140040)

16

Anda mungkin juga menyukai