Anda di halaman 1dari 331

Audit Irigasi

Tim Dosen Fisika Tanah, Fakultas Pertanian,


Univeritas Brawijaya
Mahasiswa mampu menjelaskan dan
mendiskusikan lingkup audit irigasi,
http://meridiangarden.es/services/irrigation-systems/ mempraktekkan audit irigasi dan
menghitung secara lancar dan tepat
Sub Capaian efisiensi air dalam sistem irigasi.
Pembelajaran

2
https://www.irriot.com/
1. Sistem irigasi dan Tujuan Irigasi
2. Aspek Penting Manajemen
Irigasi
3. Prinsip Praktek Irigasi yang baik
https://www.123rf.com/photo_13378418_modern-device-of-
4. Isu-isu Irigasi tidak efisen
irrigation-garden-irrigation-system-technique-of-watering-in-
the-garden-lawn-sprink.html
5. Arti Audit Irigasi
6. Efisensi Sistem Irigasi
Bahan Kajian 7. Cased Study Audit Irigasi
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer
adipiscing elit. Maecenas porttitor congue massa
Sumber: Pawan Jeet, 2017
Damodhara Rao Mailapalli, 2018
3
1
Sistem irigasi dan Tujuan Irigasi

4
 bangunan intake (Utama), atau stasiun pompa (utama) ,
mengarahkan air dari sumber pasokan, seperti waduk atau
sungai, ke dalam sistem irigasi.

 Sistem pengangkutan menjamin pengangkutan air dari


bangunan intake utama atau stasiun pemompaan utama
sampai ke saluran-saluran air di lapangan.

 Sistem distribusi menjamin pengangkutan air melalui saluran-


saluran air di lapangan hingga lahan yang diirigasi.

 Sistem aplikasi lapangan menjamin transportasi air di lahan


yang diirrigasi.

 Sistem drainase menghilangkan kelebihan air (yang


disebabkan oleh curah hujan dan / atau irigasi) dari lahan
yang diirigasi.

5
6
Pumping station
conveyance system

distribution system field application system


Tujuan Irigasi

untuk penyediaan
air, selain air untuk memastikan Untuk
hujan ke tanaman bahwa air yang meningkatkan
di tegal, kebun tersedia di tanah produksi tanaman
buah-buahan, atau cukup untuk dan efisiensi air
tanaman budidaya memenuhi serta efektivitas
lainnya. kebutuhan air input lainnya.
tanaman.

8
2
Aspek Penting Manajemen
Irigasi

9
Aspek Pertimbangan Keputusan Mengirigasi
Lahan Pertanian
 Lingkungan,
 Sistem Budidaya Pertanian,
 Nilai Ekonomi,
 Kemampuan personnel dalam menjalankan irigasi
 Kebutuhan masyarakat dan
 Dampak Lingkungan
Rencana Managemen Air di Lahan
 Akurasi rancangan lahan irrigasi termasuk sistem irigasinya
 Karakteristik, jumlah, laju aliran dan kualitas pasokan air
 Penilian sistem Pertanian yang diterapkan– Perkiraan kebutuhan air
 Faktor Pembatas Ketersediaan Air – dan implikasinya di pertanaman
 Strategi untuk mengatasi kekeringan
 Jenis dan sifat Tanah serta kedalaman zona akar
 Jadwal Irigasi
 target kinerja Sistem
 Isu Kualitas air
 Biaya air
 Dampak terhadap lingkungan sebagai akibat praktek irigasi
 Ketrampilan dan pelatihan staf
 Strategi untuk mengadopsi teknologi baru
 Evaluasi sistem manajemen dan efisiensi irrigasi secara berkala
3
Prinsip Praktek Irigasi yang baik

12
Prinsip Praktek Irrigasi yang Baik

https://www.allgreen.com.au/garden-advice/the-importance-of-irrigation-and-soil-preparation

Irrigasi yang baik adalah aplikasi air irrigasi yang efisien dengan
jumlah air yang tepat dengan pemberian air pada tanaman pada
waktu yang tepat dan di tempat yang tepat.
Prinsip Praktek Irrigasi yang Baik

 (A) Jumlah air yang diterapkan adalah sesuai kebutuhan tanaman dan kondisi tanah
 (B) Waktu aplikasi air sesuai dengan kebutuhan tanaman dan kondisi cuaca
 (C) Air diterapkan secara merata dan efektif
 (D) Air diterapkan pada zona akar tanaman tanpa kehilangan akibat limpasan permukaan, drainase dalam,
kurang efektifnya cakupan irrigasi dan penyebab lainnya.
4
Isu-isu Irigasi tidak efisen

15
Penyebab Utama Keborosan Air: Tidak Effisien

 Jumlah air diterapkan melebihi dari kebutuhan tanaman


 Kurang meratanya aplikasi air
 Tingkat curah hujan lebih tinggi dari tingkat infiltrasi tanah
 Rusak atau tidak berfungsinya peralatan irigasi
 Bila menggunakan irrigasi springkler: Beroperasi dalam kondisi berangin
 Limpasan permukaan
 Penyemprotan yang berlebihan dari dari alat sprinkler dan karena salah arah
penyiramannya
5
Arti Audit Irigasi

17
Apa itu Audit Sistem Irrigasi?

penentuan efisiensi saat ini -


SEBELUM membuat perubahan besar
(keseragaman, kebocoran, ...)

http://www.irrigatortech.com/certified-irrigation-auditor.html
Apa itu Audit Sistem Irrigasi?

Audit irigasi adalah kegiatan mengumpulkan data,


memverifikasi sistem berfungsi seperti yang dirancang
dan mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan
efisiensi penggunaan air.
Audit Irigasi yang efektif:
1. Analisis kebutuhan air dan efisiensi penggunaan irigasi dalam konteks kondisi
spesifik lokasi.
2. Pengembangan jadwal irigasi berdasarkan kebutuhan, kualitas dan ketersediaan
air.
3. Pembuatan rekomendasi pemeliharaan untuk menjaga sistem irigasi bekerja
dengan andal dan hemat biaya.
4. Perkiraan potensi penghematan biaya dan air dengan penerapan teknologi,
produk teknologi , dan praktik irigasi yang inovatif.
6
Efisiensi Sistem Irigasi

20
Efisiensi Irigasi
Efisiensi
penyaluran

Efisiensi
Penerapan
Efisiensi sistem
o Irigasi: pemberian air secara buatan ke tanah irigasi
untuk mendapatkan pertumbuhan dan Efisiensi
Penyimpanan
produksi tanaman yang optimum
o Efisiensi: kuantitatif relative output yang
diperoleh dari input yang diberikan Efisiensi Distribusi
Efisiensi Irigasi
o Efisiensi Irigasi: volume air yang dibutuhkan
untuk digunakan tanaman dalam Efisiensi
pertumbuhannya terhadap volume air yang penggunaan air

disalurkan dari sumbernya.


Efisiensi Efisiensi
o Efisiensi irigasi: pertanaman Transpirasi
o Kinerja sistem Irigasi
o Kemerataan aplikasi air Efisiensi
Penggunaan air
o Respon tanaman terhadap pemberian air pertanaman
irigasi.
Howell (2003), Jensen (2007), Odhiambo (2011)
21
Efisiensi sistem irigasi

Efisiensi penyaluran Efisiensi Penerapan Efisiensi Penyimpanan


(Conveyance) (Application) (Storage)

• Ec = (Vf / Vt) x 100 . • Ea = (Vs / Vf) x 100 . • Es = [Vs / (Vfc – Va)] x 100
• Air yang sampai • Kehilangan air sistem .
dipertanaman lebih rendah sprinkler: terbawa angina, • Pemgisian kembali profil
dibanding air yang disalurkan evaporasi dari butiran air tanah sekitar 90% kapasitas
dari sumber air, karena di udara, kanopi tanaman lapangan adalah strategi
kehilangan perembesan, dan tanah. yang baik
luapan dalm saluran, ,
• Irigasi permukaan: • Sistem Sprinkler dan irigasi
evaporasi dan kebocoran pipa
Limpasan permukaan, mikro biasanya hanya cukup
evaporasi permukaan air bila diberikan untuk
tanah dan perkolasi. memenuhi kebutuhan ET,
tanpa perlu mengisi semua
Dimana zona perakaran
Vf = Volume air irigasi yang mencapai lahan pertanaman
Vt = Volume air irigasi yang dialihkan dari sumber air • Vfc = Kapasitas volume di kapasitas lapang dalam zona perakaran 22
Vs = Volume air irigasi yang disimpan di zona perakaran • Va = Volume air di zona akar sebelum pemberian irigasi
Potensi Efisiensi Aplikasi untuk sistem irigasi dengan
perancangan dan pemeliharaan yang baik

23
Efisiensi sistem irigasi
• Efisiensi Irigasi Keseluruhan (Overall) : Eo = (Ec x Ea x Es ) x100
• Efisiensi Irigasi Efektif: Ee = [Eo + (FR) x (1 - Ea)] x100

• Dimana FR = fraksi limpasan permukaan, rembesan, dan perkolasi dalam yang


dipulihkan

• Efisiensi Irigasi keuntungan lain (benefit) : Eb = (Vb / Vf ) x100


• Dimana Vb = volume air dengan penggunaan yang menguntungkan. Kehilangan air
yang terjadi sebagai hasil perkolasi dalam yang berlebihan, limpasan permukaan, ET
gulma, terbawa angin, tidak ditetapkan sebagai penggunaan yang menguntungkan
• Penggunaan yang menguntungkan adalah untuk: menghilangkan garam karena
salinasi (kebutuhan pencucian); pengendalian iklim mikro (pendinginan untuk
pengendalian evaporasi, pelumpuran saat persiapan lahan, pengemburan akibat soil
crasting, perkecambahan benih, chemigation
25
26
27
Kemerataan Aplikasi Air Irigasi
Ketidak seragaman dalam Irigasi Permukaan
• Perbedaan dalam kesempatan waktu infiltrasi
• Variabilitas spatial karaktersitik infiltrasi tanah
• Ketidak seragaman kemiringan

Ketidak seragaman dalam Irigasi Mikro


• Variasi tekanan disebabkan gesekan dalam
pipa dan topografi
• Variasi dalam sifat hidraulik emitter atau titik https://extensionaus.com.au/irrigatingag/aspects-
emissi when-choosing-an-irrigation-system-for-horticulture/
• Variasi dalam pembasahan dari titik emisi
Umumnya keseragaman irigasi dihitung atas dasar pengukuran tidak langsung
Uniformity vs. Efficiency

Root Zone
Soil Below Root Zone
Uniform -- Efficient

Non-uniformity
(100% uniformity
Adequate irrigation not practical)
Non-uniform -- Inefficient

Under irrigated
Non-uniform -- Inefficient

Over irrigation
Uniform -- Inefficient
Ketidak Kemerataan irrigasi sprinkler
 Jarak antara Sprinklers dan jangkauan penyemprotannya terlalu jauh
 profil distribusi curahan air Sprinkler Buruk
 Kondisi lingkungan waktu memberikan air irigasi kurang baik - angin
 Salah mengoperasikan tekanan
 Salah ukuran nozzle
 Kualitas pipa dan ukuran katup yang buruk - tekanan yang berlebihan dan terjadi variasi aliran dalam
sistem
 kepala Sprinkler atau peralatan lain tidak berfungsi secara efektif.
Menghindari Kelebihan Air
 Limpasan – masalah rancangan atau manajemen
 Angin - kerugian uap air yang terbawa angin dan pola pembasahan yang menyimpang
 Salah arah semprotan dan alat penyiram
 Salah mengatur tekanan
 Terhambatnya distribusi air dari sprinkler dan semprotan
 Nozel tersubat
How to Test Uniformity

Catch-can Method
Indikator Kinerja Utama Kemetaraan Irigasi (springkler)
1. Tingkat Presisipiasi Sistem - PR (mm per jam): Mengukur laju rata-rata air yang mencapai
permukaan tanah di dalam area pengujian. Ini harus lebih kecil dari laju infiltrasi tanah untuk
menghindari limpasan.
• Menghitung Tingkat Curahan air Irigasi Teoritis:
• Teoritis/ Pengukuran Curahan Air (mm/jam) = (Laju aliran keluaran)/ (Air yang diterima di area
yang teririgasi)
• Curahan air Irigasi (PR)= (q x 60)/ (S x L) mm/Jam
q – Debit aliran dari outlet (sprinkler or spray) (L/menit)
S – Jarak antar outlet di sepanjang lateral (m)
L – Jarak Tegak lurus antar laterals (m)
• Menghitung Tingkat Curahan Air Irigasi Aktual :
• Curahan Air Irigasi Aktual (PR) = (Vrata2x 60,000)/ (T x Ac) mm/jam
Vavg - volume rata-rata dalam kaleng uji (mL)
T – Waktu saat pengujian dalam menit
Ac – Luas permukaan penampung air dalam mm2
Indikator Kinerja Utama Kemetaraan Irigasi (springkler)

2. Kemerataan Distribusi - DU (harus lebih besar dari 75%): Pengukuran kemerataan aplikasi air
diberikan dengan sistem sprinkler menggunakan uji kaleng. Koefisien ini memperhitungkan rata-
rata dari 25% bacaan terendah yang diperoleh dari kaleng uji dan membandingkan nilai ini
dengan rata-rata dari semua bacaan.
• Koefisien Kemerataan Distribusi (DU):
DU (%) = (M25 x 100)/ M
Dimana:
M - nilai rata-rata dari semua bacaan hasil tangkapan di kaleng.
M25 - rata-rata bacaan terendah 25%, DU minimum 75%.
Indikator Kinerja Utama Kemetaraan Irigasi (springkler)

3. Kemerataan Christiansen - Cu (Harus lebih besar dari 84%): Mengukur kemerataan aplikasi
pemberian air irigasi dengan sistem sprinkler. Koefisien ini memperhitungkan jumlah variasi
pembacaan kaleng tes di atas dan di bawah nilai rata-rata semua bacaan kaleng. Ini lebih umum
digunakan di bidang pertanian.
Koefisen Kemerataan Christiansen - (Cu):
Cu = ( 1 - Σ Md ) (M x n) x 100 %
M - nilai rata-rata dari semua bacaan kaleng
Σ Md - total variasi setiap bacaan dari rata-rata
n - jumlah bacaan kaleng
Cu harus lebih besar dari 84%
Indikator Kinerja Utama Kemetaraan Irigasi (springkler)

4. Koefisien Penjadwalan - SC (SC25% harus kurang dari 1,3): Pengukuran kisaran kedalaman air
yang diterapkan oleh sistem irigasi di dalam area pengujian. Memberikan dasar untuk
menyesuaikan waktu operasi irigasi untuk memungkinkan area terbasahi air.
 Scheduling Coefficient (SC):
Scheduling Coefficient (SC) = (Average of all can readings)/(Selected can/s readings (Dry area))

SC25% = (1/DU)
Eg. If DU is 75%, then SC25% = = (1/0.75) = 1.33
Indikator Kinerja Utama Kemetaraan Irigasi (springkler)

5. Indeks Irigasi - Ii (Tidak boleh lebih besar dari 1.0): Rasio kedalaman air yang diterapkan di
suatu lokasi dibandingkan dengan kedalaman air yang telah diperkirakan akan dibutuhkan.
Irrigation Index (Ii) =
(Water Applied to site (WA))/(Estimated Water Required (WR))
Determining Water Applied (WA):
Water applied (WA) =
(Volume of water supplied to site (Litres))/ (Irrigated area (m2)) mm
Seasonal Water Required (WR)
Net Water Requirement (NWR) = (ETc – Peff) (mm)
Estimated Irrigation Water Required (WR) =
(Net Water Requirement (NWR))/ (System Application Efficiency (Ns)) mm
Indikator Kinerja Utama Kemetaraan Irigasi (permukaan)

Efisiensi Kemerataan Distribusi (DU) Seperempat-terendah untuk irigasi permukaan :


𝑫𝒕𝒒
𝑫𝑼 = X 100
𝑫𝒂𝒗

Dimana Dtq – rata-rata kedalaman air terinfiltrasi di seperempat terbawah lahan (m);
Dav = rata-rata kedalaman infiltrasi seluruh lahan (m)
Indikator Kinerja Utama Kemetaraan Irigasi (I- mikro)

1. Efisiensi Kemerataan Emisi (EU) untuk sistem irigasi mikro :


Konsep Cu dan DU tidak praktis untuk mikro irigasi, karena lahan pertanaman tidak basah
Kemerataan air irigasi dinayatakan dalam kemerataan emisi (Eu)

Dimana n = jumlah emitter per tanaman; Cvm = koefisien pabrikan untuk kemerataan; qmin = rata-rata debit emitter
minimum dalam tekanan sistem minimum (m3/detik) qavg = rata-rata debit (m3/detik)
2. Koefisien Kemerataan Rancangan (CUd) untuk sistem irigasi mikro

Dimana Cvm = Koefisien pabrikan kemerataan; n = jumlah emitter per tanaman


Respon tanaman terhadap pemberian air irigasi.
• Parameter Kinerja sistem irigasi dan kemerataan yang didiskusikan sebelumnya adalah untuk mengevaluasi
aspek keteknikan dan operasional sistem irigasi.
• Tiga parameter yang paling sring digunakan untuk mengevaluasi respon tanaman terhadap pemberian air irigasi:
 Efisiensi penggunaan air tanaman
 Efisiensi pengunaan air irigasi
 Efisiensi penggunaan air

1. Efisiensi penggunaan air tanaman (CWUe).

(𝑌𝑖 − 𝑌𝑑)
𝐶𝑊𝑈𝑒 =
(𝐸𝑇𝑖 − 𝐸𝑇𝑑)

CWUe = Efisiensi penggunaan air tanaman (kg/ha-cm); Yi = Hasil tanaman yang diirigasi (kg/ha), Yd= Hasil tanaman
dengan ekuivalen pertanaman tadah hujan (kg/ha); ETi = ET tanaman dengan irigasi (cm), ETd = ET tanam di lahan tadah
hujan (cm)
Respon tanaman terhadap pemberian air irigasi.

2. Efisiensi penggunaan air irigasi (IWUe).

(𝑌𝑖 −𝑌𝑑)
I𝑊𝑈𝑒 = 𝐼𝑅𝑖
(untuk mengkarakterisasi hasil tanaman dalam hubungannya dengan total kedalaman air yang
terapkan)

Dimana : IRi = Kedalaman air yang diterapkan untuk irigasi (cm), yang tidak memperhitungkan kehilangan aplikasi irigasi

3. Efisiensi Penggunaan Air (WUEb)

𝑌𝑖
𝑊𝑈𝐸𝑏 =
𝑃𝑒 + 𝐼𝑅 + ∆𝑆𝑊

Dimana Pe = Curah Hujan Efektif (cm); IR = Irigasi yang diterapkan (cm); ∆ SW = Perubahan kandungan air di zona
perakaran (cm).
Ini mengabaikan kehilangan air perkolasi dalam, penggunaan air bawah tanah, dan limpasan permukaan
Alasan Buruknya Efisiensi Irigasi

 Pemberian air ke pertanaman tidak dihentikan pada saat tercapai jumlah air
yang dubutuhkan tanaman
 Tidak adanya pasokan air dari sumber air ke area pertanaman
 Tingkat kelembaban tanah yang tidak dapat diukur pada saat irigasi
 Perataan lahan yang tidak tepat menyebabkan distribusi air yang buruk ke
seluruh pertanaman
 Kemiringan lahan yang berlebih yang menyebabkan kehilangan limpasan yang
tinggi
 Penerapan air tidak berdasarkan karakteristik tanah
Perbaikan Efisiensi Irigasi

 Lebih sedikit tekanan pada sumber daya air, lebih sedikit kehilangan air dan pencucian ke
air tanah dan sumber daya air permukaan
 Minimalkan masukan irigasi sambil terus meningkatkan produksi dan keuntungan
keseluruhan
 Memungkinkan area yang lebih luas untuk diairi dengan volume air yang terbatas
 Modernisasi Sistem Irigasi
 Promosi Praktek Irigasi yang Efisien
 Promosi Sistem Irigasi Mikro
 Diversifikasi Tanaman
 Defisit Irigasi
 Penggunaan Bersama Air Permukaan dan Air Tanah
50
51
52
Contoh perihitungan

Aliran dengan debit 150 liter per detik dimasukkan ke dalam saluran irigasi. Aliran tersebut yang
mengalir ke lahan pertanian menjadi 110 liter per detik. Lahan pertanian dengan luas 2.2 ha
diirgasi selama 8 jam. Efektif kedalaman zona perakanan adalah 1.5 m. Kehilangan air dalam
irigasi permukaan melalui limpasan permukaan adalah 445 m3. Kedalaman air masuk kedalam
tanah bervariasi secara liner yang dekat dengan intake 1.5 m dan di ujung aliran adalah 1.1 m.
Kapasitas Air tersedia tanah adalah 200 mm/ m kedalaman tanah. Tetapkan Efisiensi penyaluran
air (Ec), efisiensi aplikasi air (Ea), Efisiensi Penyimpanan Air (Es), dan efisiensi Distribusi air (Es).
Irigasi dimulai dengan tingkat daya serap kelembaban 50%.
Contoh perihitungan

Jawaban:

1. Efisiensi penyaluran air (Ec) > >> Ec = (Vf / Vt) x 100 .


= (110/150) X 100
= 73.3%

2. Efisiensi aplikasi air (Ea) > >> Ea = (Vs / Vf) x 100


𝟏𝟏𝟎 𝒙 𝟔𝟎 𝒙 𝟔𝟎 𝒙 𝟖
Volume air yang dimasukan ke petak lahan pertanian = = 3168 m3
𝟏𝟎𝟎𝟎
Limpasan permukaan = 445 m3

Vs = 3168 -445 = 2723 m3


2723
Ea = 3168 X 100 = 86%
Efisiensi Penyimpanan Air (Es)

55
Efisiensi Distribusi Air (DU)

56
7
Cased Study Audit Irigasi

57
Audit Sistem Irrigasi:
Studi Kasus Sprinkler Irrigation
Keuntungan Potensial Audit

 Potensi penghematan air dan penghematan biaya


 Penghematan unsur hara dan pengurangan pelepasan unsur hara ke
lingkungan
 Kualitas lebih tinggi dari penanaman lahan dan lanskap misalnya.
permukaan tanah lebih seragam
 Penghematan waktu dan tenaga
 Pengelolaan yang lebih baik dari sumber daya yang berharga
Ketersediaan Informasi Hasil Audit

 Identifikasi peralatan yang rusak


 Efisiensi pengoperasian dan keseragaman sistem saat ini
 Identifikasi setiap kelemahan dalam sistem
 Tetapkan parameter kinerja sistem utama tekanan, laju aliran, laju presipitasi
 Berikan dasar untuk mengembangkan jadwal irigasi untuk suatu tempat yag
akan diaudit
 Berapa banyak yang harus diterapkan, kapan harus diterapkan.
Persiapan Audit

 Informasi Latar Belakang: (a) catatan akurat dari sistem, lokasi dan vegetasi; (b)
program pengelolaan irigasi yang berkualitas (rincian peralatan yang akurat); (c)
Rincian pasokan air dan peralatan pengendali (pompa atau meter air,
pengontrol, katup induk, dll); (d) Karaktristik air tanah untuk setiap zona irigasi
perlu ditentukan.
 Properti utama adalah tingkat infiltrasi dan kapasitas penahanan air yang
tersedia
 Kondisi Uji Lokasi - Cuaca dan Hidraulik
 Pemeriksaan Awal Sistem: (a) Katup yang tidak berfungsi, (b) Kepala sprinkler
yang cekung, (c) Kepala sprinkler yang salah atau tidak berputar, (d) Kepala yang
miring, (e) Nozel yang terpasang, (f) Selongsong yang rusak dan bagian yang
hilang , (g) Distribusi semprotan terdistorsi, (h) Nozel yang dipasang salah, (i)
Pelaksanaan Audit

Alat Uji Audit;


 (a) Menetapkan Kaleng,
 (b) Pengujian Tekanan:
• (1) Memeriksa saluran keluar (alat penyiram dan semprotan) beroperasi pada
tekanan yang benar (optimal).
• (2) Variasi tekanan di sepanjang lateral Apakah dapat diterima?
• (3) Variasi tekanan antara stasiun dan outlet di berbagai bagian sistem.
• (4) Besarnya kehilangan tekanan akibat gesekan pada sistem.
• (5) Hilangnya tekanan di katup, filter, dan alat kelengkapan khusus.
frequent irrigation audits in
a variety of situations. Also
has the necessary tools for
more in-depth sprinkler
hydraulic analysis. Kit
includes:

Mobile Equipment Cart


Oakfield Model 'B' Soil
Probe
30 - Catch Can (Premium)
30 - Catch Can Stand
(Stainless Steel)
100' Fiberglass Tape
Measure
50 Marking Flags
POC Pressure Gauge
Rotor Head Pressure Gauge
Spray Head Pressure Gauge
Stop Watch
Anemometer
Premium Audit Kits Premium
Audit Kit B
"you already have a soil probe"

Click to Enlarge

This kit includes all the tools in the


Premium Audit Kit A, without the
soil probe. This kit is for
performing frequent irrigation
audits in a variety of situations.
Also has the necessary tools for
more in-depth sprinkler hydraulic
analysis. Kit includes:

Mobile Equipment Cart


30 - Catch Can (Premium)
30 - Catch Can Stand (Stainless
Steel)
100' Fiberglass Tape Measure
50 - Marking Flags
POC Pressure Gauge
Rotor Head Pressure Gauge
Spray Head Pressure Gauge
Stop Watch
Anemometer
Menganalisa Hasil Audit
 (1) the evenness or uniformity of the application and (2) the average precipitation rate.
 Precipitation Rate Results: actual precipitation rate should be less than the soil infiltration rate;
 Uniformity Results: DU greater than 75% and Cu greater than 84%.
 Developing An Irrigation Schedule:
 Run Time = (Irrigation Depth (mm) x 60 min/ (Precipitation Rate (PR) (mm/h)
Example - Irrigation Run Time
Site: sports oval
Turf: kikuyu
Irrigation Depth: 8.3 mm
Precipitation Rate: 12 mm/h (This is an assumed value)
Run Time = (8.3 x 60)/ 12 = 41.5 min
Menganalisa Hasil Audit
 (1) kemerataan atau keseragaman aplikasi dan (2) rata-rata curah hujan.
 Hasil Laju Curah Hujan: laju curah hujan aktual harus lebih kecil dari laju infiltrasi tanah;
 Hasil Keseragaman: DU lebih besar dari 75% dan Cu lebih besar dari 84%.
 Mengembangkan Jadwal Irigasi:
 Run Time = (Kedalaman Irigasi (mm) x 60 mnt / (Laju presipitasi (PR) (mm / jam)
Contoh - Run Time Irigasi
Situs: Olah Raga Oval
Rumput: kikuyu
Kedalaman Irigasi: 8,3 mm
Laju presipitasi: 12 mm / jam (Ini adalah nilai asumsi)
Run Time = (8,3 x 60) / 12 = 41,5 menit
Strategi Konservasi Air

 (1) REDUCE PLANT WATER DEMAND


 A. Plant selection
 B. Site landscape design
 C. Plant cultural practices
 D. Root zone depth
 E. Mulching
 F. Soil amendments
 (2) MAXIMISE IRRIGATION APPLICATION EFFICIENCY
 (3) PRECISE CONTROL OF IRRIGATION
 (4) ADOPT NEW TECHNOLOGIES
 (5) OPERATOR SKILLS
Strategi Konservasi Air

 (1) REDUCE PLANT WATER DEMAND


 (2) MAXIMISE IRRIGATION APPLICATION EFFICIENCY
 A. High uniformity
 B. Optimise hydraulic operating conditions for outlets
 C. Correct outlet selection
 D. Effective outlet coverage
 E. Effective functioning of equipment
 F. Low head drainage
 (3) PRECISE CONTROL OF IRRIGATION
 (4) ADOPT NEW TECHNOLOGIES
 (5) OPERATOR SKILLS
Strategi Konservasi Air

 (1) REDUCE PLANT WATER DEMAND


 (2) MAXIMISE IRRIGATION APPLICATION EFFICIENCY
 (3) PRECISE CONTROL OF IRRIGATION
 A. Match irrigation to plant water demand
 B. Correct depth of irrigation
 C. Hydrozones
 (4) ADOPT NEW TECHNOLOGIES
 A. Weather stations
 B. Soil moisture sensors
 C. Smart controllers
 D. Alternative method of irrigation - Subsurface drip
 (5) OPERATOR SKILLS
Terima Kasih
Didik Suprayogo
08123399648
Suprayogo@ub.ac.id
https://tanah.ub.ac.id/en/
SELEKSI SISTEM
IRIGASI
Tim Dosen Fisika Tanah, Fakultas Pertanian,
Univeritas Brawijaya

Sumber:
http://vro.agriculture.vic.gov.au/dpi/vro/vrosite.nsf/pages/l
wm_farmwater_efficient_irrigation_wheel
THANK
Mahasiswa YOU
mampu
menjelaskan dasar-dasar
https://www.greenmylife.in/showcase/irrigatio
seleksi sistem irigasi,
n/sprinkler-lawn/ mendiskusikan lingkup seleksi
someone@example.com

SUB C APAI AN PE MB E L AJAR AN sistem irigasi, dan


mempraktekkan proses seleksi
sistem irigasi secara
bertanggungjawab.

https://www.topekalandscape.com/sprinkler-
systems
Apa yang diseleksi

Pertimbangan Seleksi Sistem Irigasi

Penetapan Tujuan dalam Seleksi Sistem Irigasi

Kondisi dan Kendala sistem irigasi


BAHAN KAJIAN
Pertimbangan Pilihan Macam irigasi

Pertimbangan Rancangan, Manajemen dan Biaya

Penetapan Pilihan untuk Ketercapaian Tujuan

https://www.usgs.gov/special-topic/water-science-school/science/irrigation-methods-furrow-or-flood-irrigation?qt-
science_center_objects=0#qt-science_center_objects
1
APA YANG
DISELEKSI

4
FIELD APLICATION IRIGATION

A. Surface Irrigation: D. Micro:


C. Sub Surface:
1. Sf1. Basin B. Sprinkler:
1. Ss1. Ditches/ 1. M1. Drip
2. Sf2. Border 1. Sp1. Set System
Channels 2. M2. Micro
3. Sf3. Furrow 2. Sp2. Continous S
2. Ss2. Undergound Sprinkler
4. Sf4. Bankless
Sf1.
Surface
Irrigation
Basin

Sf2. Surface Irrigation Border


Sf 3. Furrow Surface Irrigation Sf3.
Sf4. Bankless Surface Irrigation - Layout Diagram

Bankless Cross Section

Sf4
Side Roll

Permanent Sprinklers
Sprinkler Set System Hose Move
Periodic

Hand Move -
Sprinkler System Sp1. Sprinkler Set System
Lateral Linear
CONTINUOUS
SYSTEM

Centre Pivot

Hard/Soft Hose/Booms Travellers

Centre Pivot
Sub Surface - Lay Flat
Ss1. Sub Surface Ditches/ Channels Sub Surface - Installation
2. Ss2. Undergound
M1. Drippers
M2. Micro Sprayers
M2. Micro Sprinklers
Bubblers
2
PERTIMBANGAN
SELEKSI SISTEM
IRIGASI

16
• Sistem irigasi dirancang untuk
memaksimalkan:
(1) efisiensi penggunaan air,

SASARAN (2) hasil dan kualitas tanaman,


SELEKSI

(3) meminimalkan tenaga kerja dan

(4) Penetapan kebutuhan modal.


• memilih sistem irigasi sebelum perancangan adalah penting
untuk menetapkan spesifikasi peralatan dan kegiatan
instalasi irrigasi.
• Pertimbangan komprehensif, aspek: ketersediaan air,
agronomi, ekonomi dan keuangan, hukum dan peraturan,
lingkungan, dan sumber daya manusia
• pemilihan sistem irrigasi perlu mempertimbangkan kelebihan
LANDASAN dan keterbatasan dari semua alternatif sistem irigasi.
PERTIMBANGAN • manajemen yang tidak memadai dapat memperburuk seluruh
SELEKSI sistem atau membuat tidak efisien, praktek manajemen yang
efektif tergantung jenis sistem irigasi dan rancangannya
• Rancangan irigasi perlu mempertimbangkan banyak air yang
diterapkan , dan bagaimana efisiensi irrigasi dapat
ditingkatkan
• manfaat rancangan dan manajemen sistem irigasi
bervariasi dari satu lokasi ke lokasi, dari tanaman satu
dengan tanaman lainnya, tahun ke tahun, dan dari petani ke
petani
• Pertimbangan Bio-Fisik,
PERTIMBANGAN
SELEKSI • Pertimbangan Ekonomi,
• Pertimbangan Sosial
• Tanaman dan Praktek Budidayanya
• Tanah
• Tekstur, kedalaman, dan keseragaman Soil water holding capacity
compared to application depth.
• Soil infiltration rate compared to application rate
• Salinitas dan drainase inetrnal
• Ketahanan beban dan dampak kerusakan
• Iklim: curah hujan, suhu, penyinaran matahari, pengaruh angin

PERTIMBANGAN • Boundary constraints dan gangguan muka air

BIOFISIK • Topografi- Kemiringan dan ketidak teraturan penyediaan air


• Sumber dan jadwal penyaluran air
• Kuantitas ketersediaan dan reliability
• Kualiatas air- kima dan suspensi padatan
• Bahaya banjir
• Gulma, Hama dan penyakit
• Energy availability and reliability , Catchup ability , Future flexibility ,
Shifting
• Kemerataan Distribusi Irigasi
• Investasi modal yang dibutuhkan, ketersediaan kredit
dan bunga bank (Capital investment)
• Umur pakai peralatan dan biaya pemeliharaan tahunan
(Annualised costs)
• Cash flow (Financing and delivery )
• Biaya dan inflasi
• energi, operasi dan pemeliharaan
PERTIMBANGAN
• Tenaga kerja (Labour costs)
EKONOMI
• Supervisi dan manajemen
• Reliability and service
• Faktor efisiensi: fungsi peningkatan produksi yang diperoleh
versus jumlah air dan energi yang digunakan
• Umur efektif sistem peraltan irigasi
• Nilai dan ketersediaan lahan
• Isu Legal dan politik pemerintah daerah
dalam memberikan dukungan dan kerjasama
• Ketersediaan dan keandalan tenaga
kerja
• Tingkat pengetahuan dan keahlian
PERTIMBANGAN tenaga kerja
SOSIAL • Harapan pemerintah dan masyarakat
setempat
• Tingkat otomatisasi pengendalian
sistem irigasi yang dibutuhkan
• Potensi kerusakan akibat vandalism
• Isu kesehatan
• Sistem irigasi di lahan pertanian harus
berfungsi selaras dengan operasi
pertanian lainnya seperti pengolahan tanah,
persiapan pertanaman hingga pemanenan.
• Penggunaan peralatan mekanik irigasi
FAKTOR berukuran besar membutuhkan bidang lahan
PERTIMBANGAN yang lebih luas dan dalam jangka waktu yang
SELEKSI relatif lebih lama.
• Sistem irigasi tidak boleh mengganggu
kegiatan pertanaman dan untuk itu perlu
mempertimbangkan sistem peralatan irrigasi
yang mudah dipindah-pindah atau berfungsi di
luar batas pertanaman.
• Jenis sistem irigasi yang dipilih adalah keputusan
ekonomi penting. Beberapa jenis sistem bertekanan
tinggi membutuhkan modal dan biaya operasi tinggi,
tetapi hanya membutuhkan sedikit tenaga kerja dan
menghemat air. Penggunaan sistem irigasi ini cenderung
unt tanam yang bernilai ekonomi tinggi. Sistem lain
untuk membangun dan mengoperasikan relatif lebih
FAKTOR
murah , namun memiliki kebutuhan tenaga kerja yang
PERTIMBANGAN
SELEKSI tinggi.
• Beberapa sistem dibatasi oleh jenis tanah atau
topografi yang ditemukan di lapangan.
• Biaya pemeliharaan dan masa berfungsinya
sistem irrigasi sangat terkait dengan biaya tahunan
untuk energi, air, penyusutan aset, persiapan lahan,
pemeliharaan, tenaga kerja dan pajak harus
dipertimbangkan dalam pemilihan sistem irigasi.
• Topografi merupakan faktor utama yang mempengaruhi pilihan sistem
irigasi. Lokasi dan elevasi penyaluran air relatif terhadap batas-batas lahan,
daerah dan tata letak lahan dan akses jalan dan jaringan tempat-tempat
yang berkaitan dengan budidaya pertanian. Lereng dan keseragaman
lahan adalah dua faktor topografi yang paling penting.
• Kapasitas penahanan air tanah, tingkat penyerapan air oleh tanaman,
dan kedalaman aplikasi air irrigasi adalah kriteria utama yang
mempengaruhi jenis sistem irrigasi yang dipilih. Tanah berpasir biasanya
memiliki tingkat penggunaan air yang tinggi dan kapasitas penyimpanan
kelembaban tanah yang rendah dan mungkin memerlukan strategi irigasi
FAKTOR yang sama sekali berbeda dengan tanah liat dengan tingkat infiltrasi
PERTIMBANGAN rendah tetapi kapasitas penyimpanan kelembaban tinggi. Tanah berpasir
membutuhkan lebih sering, aplikasi air yang kecil, sedangkan tanah liat
SELEKSI dapat diirigasi lebih jarang dan untuk kedalaman yang lebih besar.
Distribusi tanah dapat bervariasi di bentang lahan dan mungkin
merupakan faktor pembatas yang penting pada beberapa metode
menerapkan air irigasi.
• Kualitas dan kuantitas sumber air dapat memiliki dampak yang
signifikan terhadap praktik irigasi. Salinitas umumnya adalah masalah yang
paling signifikan. Sumber air dengan kualitas air buruk harus digunakan
lebih sering dan dalam jumlah yang lebih besar dibanding dengan air
irrigasi berkualitas baik.
• Hasil panen tanaman dapat dipengaruhi oleh bagaimana jumlah air irrigasi
diterapkan dilapangan. Sistem irigasi menciptakan kondisi lingkungan yang
berbeda, seperti kelembaban, temperatur dan aerasi tanah. Mereka
mempengaruhi tanaman yang berbeda melalui perbedaan pembasahan bagian
tanaman. Beberapa tanaman memiliki nilai ekonomi tinggi dan memungkinkan
praktik penerapan modal yang lebih intensif. Tanaman berakar dalam lebih sesuai
dengan irrigasi frekuensi rendah, sistem aplikasi tingkat frekuensi yang tinggi lebih
cocok untuk tanaman yang berakar dangkal.
• Melampaui batas-batas kepemilikan individu petani, irigasi adalah perusahaan
masyarakat. Individu, kelompok individu petani dan seringkali pihak yang
FAKTOR berwenang mengelola air dan pemerintah harus menyatu bersama untuk
PERTIMBANGAN membangun, mengoperasikan dan memelihara sistem irigasi secara keseluruhan.
Irigasi sering berarti intervensi teknologi dalam sistem pertanian. Teknologi baru
SELEKSI berarti operasi baru dan praktek pemeliharaan baru. Jika masyarakat tidak cukup
beradaptasi terhadap perubahan, beberapa sistem irigasi tidak akan berhasil.
• Desainer, konsultan atau manajer sistem irigasi harus menyadari
prespektif yang lebih luas dari fungsi irigasi pertanian. Ketidaktahuan dalam
merancang menyebabkan lebih banyak kegagalan atau kekurangan dibandingkan
dengan kesalahan audit atau pelatihan staf yang buruk. Satu hal perlu diingat
bahwa banyak praktek keteknikan adalah suatu seni daripada ilmu pengetahuan.
Pengalaman sering merupakan sumber daya yang lebih berharga dari pada
kemampuan menghitung rancangan irrigasi , walaupun keduanya dibutuhkan.
Langkah Seleksi Sistem Irigasi
Langkah 1: Apa
yang butuh
dicapai dalam
Irigasi?

Langkah 5: Apakah keputusan sistem


Langkah 2: Bagaimana
irigasi yang ditetapkan merupakan
kondisi dan kendala di
pilihan yang terbaik untuk mencapai
lahan yang akan diirigasi?
tujuan irrigasi yang telah ditetapkan?

Langkah 3 - Apa yang


Langkah 4: Apa yang harus harus dipertimbangkan
dipertimbangkan dalam dalam memilih sistem
merancang dan mengelola sistem irigasi?
Irigasi, dan berapa biayanya?
3
PENETAPAN
TUJUAN DALAM
SELEKSI SISTEM
IRIGASI
28
LANGKAH 1: APA YANG BUTUH DICAPAI
DALAM IRIGASI?
 Langkah 1.1: Apa tujuan dan sararan yang akan dicapai dalam investasi
Irigasi?
 Macam tujuan dan sasaran: ekonomi, pertimbangan lingkungan atau sosial atau kombinasi
dari faktor-faktor ini.
 Tujuan ekonomi dapat fokus pada peningkatan produksi tanaman untuk mencapai hasil
yang lebih baik sekaligus mengurangi input tenaga kerja.
 Tujuan sosial dapat berhubungan dengan masalah gaya hidup, seperti mendapatkan
istirahat malam yang baik tanpa memikirkan tanaman kekurangan air.
 Tujuan lingkungan mungkin berhubungan dengan pengurangan run-off dan drainase dalam
 Langkah 1.2 - Apakah investasi ini konsisten dengan tujuan bisnis
jangka panjang anda?
LANGKAH 1: APA YANG INGIN DICAPAI
DALAM IRIGASI?
• Langkah 1.1: Apa tujuan dan sararan yang akan dicapai dalam investasi Irigasi?
Contoh sasaran:
• Mengurangi penggunaan air, agar biaya tagihan penggunaan air dapat dikurangi
• Mengurangi penggunaan air, agar air yang terbatas dapat dimanfaatkan dilahan
yang lebih luas
• Mengurangi kebutuhan tenaga kerja, atau
• Meminimumkan run-off irigasi dari areal pertanaman, untuk menyimpan air
dan mencegah pencemaran sungai
4
KONDISI DAN
KENDALA SISTEM
IRIGASI
31
LANGKAH (L)2: BAGAIMANA KONDISI DAN
KENDALA DI LAHAN YANG AKAN DIIRIGASI?
• L. 2.1 Bagaimana kondisi sistem irigasi saat ini?
• L. 2.2 Bagaimana kondisi lahan pertanian saat ini dan apa ada kendala?
• L. 2.3 Seberapa baik kinerja sistem irigasi saat ini?

Peluang dan hambatan untuk perbaikan atau mengganti sistem irigasi yang
baru!
LANGKAH 2.2 BAGAIMANA KONDISI LAHAN
PERTANIAN ANDA SAAT INI DAN APA KENDALA
YANG ADA?
• 2.2.1 – Apa jenis tanah di lahan pertanian yang dirancang?

• 2.2.2 - Bagaimana bentuk petak lahan pertanian yang ada saat ini?
(1) Border – petak pesegi, Central pivot : circlular, part circle
• 2.2.3 - Apakah ada penghambat fisik di lahan?
• 2.2.4.- Apakah ada pepohonan di lahan?
• 2.2.5. Bagaimana kondisi topografi (apakah lahan yang dirancang bergelombang / berbukit)?
LANGKAH 2.2 BAGAIMANA KONDISI LAHAN
PERTANIAN ANDA SAAT INI DAN APA KENDALA
YANG ADA?
• 2.2.6. Apakah di lahan tersebut memungkinkan mendapat akses aliran listrik?
(1) Listrik 3-phase dibutuhkan untuk mengoperasikan pompa dengan daya diatas 8 kW.
(2) Sistem Center pivot panjang 400 m (50 ha) dengan kapasitas 12 mm/hari (6 MegaL/hari), beroperasi pada
tekanan 35 m (50 psi) membutuhkan daya listrik sekitar 45 kw melalui jaringan Listrik 3-phase .
(3) Biaya sekitar $20,000 (atau lebih) untuk mendapatkan jaringan listrik 3-phase.
• 2.2.7. Apakah memungkinkan mendrainase air melalui aliran permukaan?
(1) Drainase yang baik penting untuk menghindari genangan air di sekitar tanaman
LANGKAH 2.2 BAGAIMANA KONDISI LAHAN
PERTANIAN ANDA SAAT INI DAN APA KENDALA
YANG ADA?
• 2.2.8. Apakah memungkinkan mendrainase air melalui aliran dibawah permukaan tanah?
• 2.2.9. Dari mana sumber air yang digunakan untuk irrigasi? Apakah debitnya cukup?
• 2.2.10. Bagaimana kualitas airnya?
• 2.2.11. Apa isu-isu ekternal atau isu daerah tangkapan yang perlu dipertimbangkan?
• 2.2.11.1 - Pengendalian Perencanaan Pekerjaan Tanah
• 2.2.11.2 - Vegetasi yang tersisa di lahan
• 2.2.11.3 - Manajemen Limbah Pertanian
• 2.2.11.4 - Pengembangan Irigasi Baru
• 2.2.11.5 - Bendungan penyedia Irigasi Pertanian
LANGKAH 2.3 SEBERAPA BAIK KINERJA SISTEM
IRIGASI YANG AKAN DIIRIGASI SAAT INI?
• 2.3.1 – Berapa banyak air yang dibutuhkan tanaman di lahan pertanian yang akan diirigasi?
• 2.3.2 - Seberapa besar kontribusi air hujan terhadap kebutuhan air tanaman yang akan
diirigasi?
• 2.3.3 - Berapa banyak kebutuhan air untuk irigasi tanaman di lahan yang akan diirigasi?
• 2.3.4.- Berapa banyak air yang tersedia untuk lahan yang akan diirigasi?

Water source
ML
Channel supply water (ML) 200
Bore water (ML) 100 Sebagai conoth luas areal
Drainage diversion (ML) 50
irigassi = 30 ha
Inetensitas Irigasi
Stream diversion (ML) 10
340/30 = 11.3 ML/ha
Runoff used elsewhere (deduct) (ML) -20
Total (ML) 340
LANGKAH 2.3 SEBERAPA BAIK KINERJA
SISTEM IRIGASI ANDA SAAT INI?
2.3.5. Sebaik apa pemanfaatan air irigasi di lahan anda? (Audit Irigasi)
• 2.3.5.1 – Seberapa sering melakukan irigasi?
• 2.3.5.2 - Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengirigasi?
• 2.3.5.3 - Seberapa cepat air dia areal pertanaman terdrainasi?
2.3.6 – Bagaimana produktivitas lahan pertanian anda?
2.3.7. Apakah bisa anda perbaiki kinerja irrigasi yang telah ada?
Year Irrigation water use Irrigation requirement Potential water saving Ada potensi untuk menghema
ML/ha ML/ha ML/ha
sekitar 2 ML / ha di pertanian
1 8.2 6.6 1.6
ini, melebihi kebutuhan irigasi 8
2 11.7 8.6 3.1 hingga 9 ML / ha selama satu
3 9.1 7.4 1.7 musim.Dalam praktiknya, lebih
4 10.8 9.7 1.1 realistis untuk menargetkan
5 10.8 8.5 2.3 kelebihan tidak lebih dari 1,0
ML / ha, atau efisiensi 90%
LANGKAH 2.3 SEBERAPA BAIK KINERJA
SISTEM IRIGASI SAAT INI?
2.3.7. Apakah bisa anda perbaiki kinerja irrigasi yang telah ada?
• 2.3.7.1 - Berapa banyak air yang dapat dihemat?
• 2.3.7.2 - Seberapa cocok irigasi permukaan untuk jenis tanah di pertanaman ini?
• 2.3.7.3 - Apakah irigasi central pivot menjadi pilihan yang lebih baik?

Soil type Infiltration 1.5 hr 3 hr application 6 hr 9 hr application


rate application time time application time
(mm/hr) time
Sand 14 4.5 9 18 27
Sandy loam 5 1.5 3 6 9
Medium clay 2.5 1.0 1.5 3 4.5
Heavy clay <2 0.5 0.5 0.5 0.5

sebagai unit dengan bentangan 35 meter atau sepanjang 800 meter dengan 18 atau 20 menara, mengairi sekitar 200 Ha.,
efisiensi irigasi (IE) 95%, Produktivitas per hektar meningkat hingga 10% melebihi irigasi permukaaan
5
PERTIMBANGAN
PILIHAN MACAM
IRIGASI
39
Contoh :
PT Great Giant Pineapple
Lampung
Contoh :
PT Great Giant
Pineapple
Lampung
FISIKA
DATA KONDISI TANAH GGP
TEKSTUR DOMINAN
APAKAH
SUDAH TEPAT
PEMILIHAN
SISTEM Hard Hose Travellers with Big Guns
IRIGASI GGP
INI?
LANGKAH 3 - APA PILIHAN IRIGASI YANG
HARUS ANDA PERTIMBANGKAN?
(1) Langkah 3.1: Apa kekuatan dan keterbatasan dan biaya relatif diantara
sistem irigasi yang berbeda ?

(2) Langkah 3.2: Bagaimana pilihan tersebut sesuai dengan tujuan dan
sararan yang telah anda tetapkan dan kesesuaian dengan kondisi lahan
pertanian anda?
LANGKAH 3.1: APA KEKUATAN DAN
KETERBATASAN DAN BIAYA RELATIF DIANTARA
SISTEM IRIGASI YANG BERBEDA ?
Tabel 3.1 - Perbandingan berbagai jenis sistem irigasi
Metode Biaya Biaya Persyaratan Efisiensi Keseragaman Potensi Komentar
Modal* Pemompaan tenaga kerja aplikasi aplikasi kehilangan air
Irigasi Sedang Rendah Sedang hingga Rendah sampai Rendah sampai - Penguapan Kinerja sangat bervariasi
permukaan- hingga tinggi, (umumnya tinggi tinggi, tergantung tinggi, tergantung - Limpasan tergantung pada
furrow tergantung menggunakan (tergantung tata letak / sifat tata letak / sifat permukaan pengaturan lokasi dan
pada sistem pada tingkat tanah / tanah / - Rembesan sangat dipengaruhi oleh
persyaratan gravitasi) otomatisasi) pengelolaan irigasi pengelolaan irigasi pengelolaan irigasi. Bisa
perataan bermasalah dengan erosi.
tanah Kinerja irigasi dapat
ditingkatkan dengan
menggunakan aliran
gelombang daripada aliran
irigasi konstan.
Pertanaman baris ganda
juga dapat mengurangi
penggunaan air secara
keseluruhan

Tidak cocok untuk lahan


berumput
LANGKAH 3.1: APA KEKUATAN DAN
KETERBATASAN DAN BIAYA RELATIF DIANTARA
SISTEM IRIGASI YANG BERBEDA ?
Tabel 3.1 - Perbandingan berbagai jenis sistem irigasi
Metode Biaya Biaya Persyaratan Efisiensi Keseragaman Potensi Komentar
Modal* Pemompaan tenaga kerja aplikasi aplikasi kehilangan air
Irigasi Sedang Rendah Sedang hingga Sedang hingga Rendah sampai - Penguapan Kinerja sangat bervariasi
permukaan- hingga tinggi, (umumnya tinggi tinggi (tergantung tinggi, tergantung - Limpasan tergantung pada
border tergantung menggunakan (tergantung pada tingkat tata letak / sifat permukaan pengaturan lokasi dan
pada sistem pada tingkat otomatisasi) tanah / - Rembesan sangat dipengaruhi oleh
persyaratan gravitasi) otomatisasi) pengelolaan irigasi pengelolaan irigasi. Cocok
perataan untuk area dengan
tanah kemiringan yang rata,
untuk tanaman seperti padi

Sangat cocok untuk padi


atau lahan berumput
LANGKAH 3.1: APA KEKUATAN DAN KETERB ATASAN DAN BIAYA
RELATIF DIANTARA SISTEM IRIGASI YANG BERBEDA ?

Tabel 3.1 - Perbandingan berbagai jenis sistem irigasi


Metode Biaya Biaya Persyaratan Efisiensi Keseragaman Potensi Komentar
Modal* Pemompaan tenaga kerja aplikasi aplikasi kehilangan air
Springkler Relatif tinggi Relatif rendah Penting saat Tinggi Baik jika dirancang - Penguapan. - Cocok untuk sayuran
set system: ke rendah - penyiapan & dengan benar - Beberapa intensif, herba & tanaman
yang fix atau beroperasi pemasangan; dengan jarak yang penyebaran hias, sistem tetap untuk
pada tekanan minimal sekali sesuai angina tanaman keras.Umumnya
portabel sedang saat disiapkan. - Kemungkinan tidak cocok untuk padi,
limpasan atau rerumputan
permukaan
tergantung
pada
manajemen
Sprinkler Menengah - Tinggi. Menegah - lebih Rendah hingga Rendah. Tidak rata - - Dispersi angin Sistem yang sangat
continuous lebih tinggi Dibutuhkan rendah untuk sedang (lebih di awal dan akhir - Mungkin fleksibel dan portabel.
system : untuk hard- tekanan tinggi. jenis hard hose tinggi untuk sistem pemberian irigasi. terdapat Efisiensi dipengaruhi oleh
hose systems Lebih tinggi types. Traktor boom) Keseragaman limpasan / derajat tumpang tindih
Travelling untuk hard berukuran wajar yang lebih baik rembesan antar irigasi. Paling cocok
gun or boom hose (kerugian diperlukan dengan boom. berlebih di untuk tanaman tahunan
irrigators, gesekan untuk Keseragaman ujung-ujungnya (termasuk padang rumput)
with soft or meningkat). menggerakkan bergantung pada yang terlalu dengan kebutuhan air
hard hose. Sistem boom mesin hard tumpang tindih banyak air rendah
menggunakan hose yang proses
tekanan lebih besar
rendah
LANGKAH 3.1: APA KEKUATAN DAN
KETERBATASAN DAN BIAYA RELATIF DIANTARA
SISTEM IRIGASI YANG BERBEDA ?
Tabel 3.1 - Perbandingan berbagai jenis sistem irigasi
Metode Biaya Biaya Persyaratan Efisiensi Keseragaman Potensi Komentar
Modal* Pemompaan tenaga kerja aplikasi aplikasi kehilangan air
Kontinous Relatif rendah Sedang. Tinggi dan Rendah Sangat rendah - - Dispersi angin Biaya modal rendah tetapi
system: Kehilangan normal (bergantung pada keseragaman - Penguapan kebutuhan tenaga kerja
Long lateral gesekan yang akurasi saat bergantung pada - Limpasan tinggi. Cocok untuk
signifikan pada tumpang tindih tumpang tindih permukaan atau padang rumput. Cocok
sprinklers selang lateral. saat menjalankan saat menjalankan rembesan untuk area dengan bentuk
(eg Van den irigasi) irigasi rendah tidak beraturan atau
Bosch, K- topografi bergelombang
line)
Continous Sedang Rendah hingga Rendah Dapat Tinggi sampai Tinggi sampai - Kehilangan Kuat di lahan yang
systems sampai tinggi sedang, menjadi sedang sangat tinggi sangat tinggi. penguapan bergelombang. Jika
Springkler: tergantung jika opsi yang Mungkin Beberapa dirancang dengan benar
pada digunakan memerlukan end limpasan di memungkinkan irigasi
Centre Pivot rancangan dengan gun untuk cakupan ujung saluran efisien yang konsisten
tekanan penarikan maksimum di pada sistem dengan tenaga kerja
paddock persegi. besar minimal. Paling cocok
Keseragaman di (tergantung untuk area tanaman yang
bawah end gun pada luas dengan kebutuhan air
rendah. rancangan) yang tinggi dan / atau
bernilai tinggi
LANGKAH 3.1: APA KEKUATAN DAN
KETERBATASAN DAN BIAYA RELATIF DIANTARA
SISTEM IRIGASI YANG BERBEDA ?
Tabel 3.1 - Perbandingan berbagai jenis sistem irigasi
Metode Biaya Biaya Persyaratan Efisiensi Keseragaman Potensi Komentar
Modal* Pemompaan tenaga kerja aplikasi aplikasi kehilangan air
Continuous Sedang Rendah hingga Rendah hingga Tinggi sampai Tinggi sampai - Kehilangan Jika dirancang dengan
System: sampai tinggi sedang, lebih sedang sangat tinggi sangat tinggi. penguapan. benar memungkinkan
Sprinkler tinggi dari Hanya cocok untuk Beberapa irigasi efisien yang
centre pivot area persegi limpasan jika konsisten dengan tenaga
Linear or jika disuplai panjang laju aplikasi> kerja minimal. Paling
lateral move oleh selang, kapasitas cocok untuk area tanaman
karena infiltrasi tanah yang luas dengan
kehilangan kebutuhan air yang tinggi
gesekan; lebih dan / atau bernilai tinggi.
rendah jika Kurang sesuai pada
dipasok oleh medan bergelombang atau
saluran tidak beraturan
LANGKAH 3.1: APA KEKUATAN DAN KETERB ATASAN DAN BIAYA RELATIF
DIANTARA SISTEM IRIGASI YANG BERBEDA ?

Tabel 3.1 - Perbandingan berbagai jenis sistem irigasi


Metode Biaya Biaya Persyarata Efisiensi Keseragaman Potensi Komentar
Modal* Pemompaan n tenaga aplikasi aplikasi kehilangan
kerja air
Irigasi mikro Tinggi sampai Rendah hingga Rendah Sangat tinggi Tinggi Kehilangan Cocok untuk tanaman merambat dan
- sprayer sangat tinggi sedang, lebih (beroperasi penguapan pohon. Pengendalian irigasi yang
mikro atau tinggi dari centre pada rendah. akurat, paling baik digunakan dengan
pivot jika disuplai tekanan Kemungkinan metode penjadwalan yang canggih.
sparyer mini oleh selang, rendah) limpasan Membutuhkan sistem filtrasi dan air
karena kehilangan permukaan yang relatif bersih
gesekan; lebih tergantung pada
rendah jika manajemen
dipasok oleh
saluran
Irigasi mikro Tinggi sampai Rendah Rendah Sangat tinggi Tinggi Mengurangi Cocok untuk irigasi hortikultura dan
- subsurface sangat tinggi (beroperasi pada (pemelihara kerugian padang rumput (jika dirancang
drip tekanan rendah) an musiman) penguapan, dengan benar). Fleksibel (cocok
limpasan atau dengan sebagian besar tata letak).
rembesan Air diterapkan di dalam zona akar
minimal untuk meminimalkan kehilangan.
Akan membutuhkan sistem filtrasi
dan air yang relatif bersih. Mungkin
membutuhkan sistem irigasi
tambahan untuk perkecambahan
tanaman
Irrigation type Advantages Disadvantages
Border dyke Low labour Efficiency low
Medium cost Return interval up to 24
Low maintenance days
Centre pivot (fixed) Low labour $1200/ha for Problems with high
large, defined as 800m+ application rates at pivot's
long end
Up to $2000/ha for medium More complicated to
- 400-500m long maintain because of costly
Uniform application electronics
Not affected by wind
Towable centre point Higher water application More labour
Hard hose gun Low labour High pressure
Easy to use Affected badly by wind
K Line Low initial capital cost Not necessarily low
<$1000/ha (for system and maintenance
main lines) Higher labour (50ha/hr)
Easy maintenance
Good on slopes
Gentle irrigation
Good for heavy soils
Rotary Boom Lower labour (120ha/hr) Low pressure
Medium application Slow down in the wind -
efficiency may not reach the end of the
Medium cost run
PERBANDINGAN SISTEM
LANGKAH 3.2: B AGAIMANA PILIHAN TERSEBUT SESUAI DENGAN
TUJUAN DAN SARARAN YANG TELAH DITETAPKAN DAN KESESUAIAN
DENGAN KONDISI LAHAN PERTANAMAN YANG DIUSAHAKAN ?

1. Pilih sistem irigasi yang akan dipertimbangkan untuk diterapkan (dari Table
3.1) dan masukkan dalam kolum pilihan di Tabel 3.2.
2. Lalu, gunakan tanda berikut untuk menilai pilihan terhadap faktor kunci:
• 0 = tidak relevan;
• √ = Sesuai;
• X = Tidak sesuai
• ! = masih dibutuhkan lebih banyak informasi
3. Kolom yang terakhir dibeberikan komentar tentang pendapat tentang
setiap opsi. Komentar ini dapat membantu untuk memprioritaskan opsi
yang dipilih untuk penyelidikan lebih lanjut di Langkah 4 yang melihat di
perencanaan, perancangan, biaya, dan pengelolaan sistem yang berbeda
secara terperinci.
Faktor kunci yang perlu dipertimbangkan Pilihan 1 Pilihan 2 Pilihan 3 Komentar Kebutuhan informasi
(……..……) (……..……) (……..……) lanjutan
Apakah pilihan tersebut memenuhi kebutuhan yang ingin capai (tujuan
dan target) dalam merancang dan mengelola Irigasi?
Kondisi dan Kendala areal pertanaman
- Topografi
- Tipe Tanah
- Ukuran Lahan
- Bentuk Lahan
- Pohon di Lahan
(remnant vegetation)
Tanaman yang di budidayakan
- Pergiiliran Tanaman 1
- Pergiiliran Tanaman 2
- Pergiiliran Tanaman 3
Pertimbangan Air
- Penyediaan (Supplay)
- Ketersediaan (availability)
- Kualitas
Obligasi Daerah Tangkapan
Kebutuhan ijin perencanaan :
- earthworks
- remnant veg. removal
- farm effluent management
Pertimbangan Managemen
- Asesibilitas lahan pertanian
- Irrigation scheduling
- Ketersediaan tenaga Kerja
- Manajemen Tanaman
Pertimbangan biaya
- Biaya Modal
- Biaya operasional
- Ketersediaan Finansial untuk audit irgigasi
Apakah anda membutuhkan informasi lain dalam perencanaan,
rancangan, biaya, dan manajemen pada sistem yang berbeda?
Tetapkan Keputusan
dari 3 pilihan Sistem Irigasi
menjadi 1 sistem irigasi yang
direkomendasikan
6
PERTIMBANGAN
RANCANGAN,
MANAJEMEN
DAN BIAYA
57
LANGKAH 4: APA YANG DIBUTUHKAN DALAM PERENC ANAAN,
PERANC ANGAN DAN MANAJEMEN SISTEM IRIGASI, DAN BERAPA
BIAYANYA?
(1) STEP 4.1 – IRIGASI PERMUKAAN : BORDER-CHECK IRRIGATION

(2) STEP 4.2 – SPRINKLER: CENTRE PIVOT IRRIGATION

(3) STEP 4.3 - SUBSURFACE DRIP IRRIGATION (SDI)?


PERANCANGAN IRIGASI PERMUKAAN
LANGKAH 4.1: IRRIGASI PERMUKAAN -BORDER -APA YANG
DIBUTUHKAN DALAM PERENC ANAAN, PERANC ANGAN DAN
MANAJEMEN SISTEM IRIGASI, DAN BERAPA BIAYANYA?
(1) 4.1.1 – Apa isue perencanaan yang harus dipertimbangkan?
(1) Step - 4.1.1.1 – Bagaiamana kondisi luas dan bentuk lahan yang dapat diirigasi dengan sistem border?
(2) Step - 4.1.1.2 – Dapatkah lahan bergelombang diirigasi?, :Kemiringan 1: 100 hingga 1: 800 dapat digunakan
untuk mengairi padi atau padang rumput permanen atau tanaman tahunan, dengan kemungkinan optimal 1:
300 hingga 1: 600,
(3) Step - 4.1.1.3 – Jenis tanah apa yang sesuai dengan sistem irigasi Border?
(4) Step - 4.1.1.4 – Apa isu-isu ketersediaan air dan kualitas air yang perlu dipertimbangkan? : Flow rate
(5) Step - 4.1.1.5 – Apa isu-isu daerah tangkapan yang perlu dipertimbangkan?

(2) 4.1.2 – Apa kebutuhan yang perlu dipertimbangkan dalam tahap perancangan?
(3) 4.1.3 – Berapa kebutuhan Biaya irrigasi border?
(4) 4.1.4 – Bagaimana mengelola sistem irrigasi border?
LANGKAH 4.1.2: IRRIGASI PERMUKAAN BORDER -APA KEBUTUHAN
YANG PERLU DIPERTIMBANGKAN DALAM TAHAP PERANC ANGAN?
(1) Irigasi permukaan adalah sistem irigasi gravitasi dimana air didistribusikan ke seluruh permukaan tanah.
(2) Idealnya, tanah tersebut agak miring atau cukup datar agar air dapat didistribusikan secara merata ke seluruh
permukaan. Semakin rata tanahnya, semakin efisien banjir yang terjadi. Berdasarkan desain, operasi dan
manajemen efisiensi sistem dapat berkisar antara 45% sampai 75%.
(3) Cocok untuk tanaman jarak dekat, dengan akar yang dalam dan menanam padi di sawah.

(4)The surface irrigation system components are:


• water supply (channel, ditch, river, dam)
• water conveyance or delivery (field channel/ditch, check, layflat pipe etc.)
• water use (furrow, border, etc.)
• drainage
Agar sistem yang lengkap dapat bekerja dengan baik, masing-masing harus bekerja secara bersama-sama menuju
tujuan bersama untuk mempromosikan produksi di pertanian secara maksimal. Secara historis, elemen-elemen dari
jenis sistem irigasi ini tidak berfungsi dengan baik sebagai suatu sistem dan seringkali hasilnya sangat buruk, sehingga
menghasilkan efisiensi irigasi yang rendah.
LANGKAH 4.1.3: IRRIGASI BORDER -BERAPA KEBUTUHAN BIAYA
IRRIGASI BORDER?

$ 4000 per hektar (biaya 2004). Pemasangan sistem pipa dan riser sebagai pengganti sistem
saluran terbuka akan menambah tambahan $ 1000 per ha atau lebih, tergantung pada lokasinya.
Costs of implementing a Whole Farm Plan Costs
Preparation of Whole Farm Plan
Surveying @ 30 x 30 grid 60.0 ha 35.00/ha $2,100
Design @ 30 x30 grid 60.0 ha 40.00/ha $2,400
Certification of Whole Farm Plan by Local Government 250.00 $250
Total $4,500
Channel, Drains, Reuse and Laneways Earthwork
Channels - Pad 6,000 m3
Drains - Cut 4,200 m3
Laneways - Pad 3,000 m3
Reuse - Cut 5,850 m3 4.50 ML
Net earthworks cost 10,050 m3 @ 1.50/m $15,075
Reuse - pump. motor, structures 1 @$10,000 $10,000
Connection to electricity 1 @$10,000 $10,000
Channels - Formation 2,820 m @1.20/m $3,384
Laneways - Formation 1,440 m @1.20/m $1,728
Total $40,187
Fencing 12,000 m @ $1,200 per km $14,400
Protection of remnants 2 ha @ $3,500 per km $7,000
Trees, revegetation 5 km @ $3,500 per km $16,250
Total $55,620
Total Farm Cost $236,048
Total Cost per Hectare $3,934
Costs of implementing a Whole Farm Plan Costs
Channel and Drain Crossings
Channel crossings (installed) 9 @ $550 (600 mm) $4,950
Channel checks (installed) 9 @ $300 $2,700
Drain structures (installed) 9 @ $230 (300 mm) $2,070
Bay outlets (installed) 20 @ $220 $4,488
Pipe bay outlets (installed) 20 @ $450 $9,180
Total $23,388
Automation
Automation - channels 59 @ $1,000 $58,800
Automation - outlets 3 @ $1,300 $3,900
Total $62,700
Landforming
Peg out and check survey 60.0 ha @ $50/ha $3,000
Clearing 60.0 ha @ $50/ha $3,000
Ripping 60.0 ha @ $65/ha $3,900
Discing (once) 60.0 ha @ $45/ha $2,700
Earthwork (cut/fill) 16,620 m3 @ $1.25/m3 $20,775
Topsoiling 6,180 m3 @ $1.20/m3 $7,0416
Total $40,791
Pastures 60.0 ha
Gypsum 5 t/ha @ $40 per t $12,000
Seed @ $150 per ha $9,000
Fertiliser - super 0.75 t/ha @ $250 per t $11,250
Total $32,250
Improvements
Stock troughs 36 @ $400 $14,400
Piping and installation 4,200 m @ $850 per km $3,570
Fencing 12,000 m @ $1,200 per km $14,400
Protection of remnants 2 ha @ $3,500 per km $7,000
Trees, revegetation 5 km @ $3,500 per km $16,250
Total $55,620
Total Farm Cost $236,048
Total Cost per Hectare $3,934
LANGKAH 4.1.4: IRRIGASI BORDER -BAGAIMANA MENGELOLA SISTEM
IRRIGASI BORDER?

1. 4.1.4.1 – Berapa laju aliran yang digunakan dalam irrigasi?


2. 4.1.4.2 – Kapan memberi irigasi?
3. 4.1.4.3 – Berapa banyak air yang diberikan, atau berapa lama air dialirkan ke
lahan?
4. 4.1.4.4 – Bagaimana seharusnya mengelola drainase agar bisa didaur ulang?
5. 4.1.4.5 – Bagaimana seharusnya sistem irigasi dipeliara?
PERANCANGAN IRIGASI SPRINKLER
LANGKAH 4.2: IRIGASI SPRINKLER CENTER PIVOT -APA YANG
DIBUTUHKAN DALAM PERENC ANAAN, PERANC ANGAN DAN
MANAJEMEN SISTEM IRIGASI, DAN BERAPA BIAYANYA?
1. 4.2.1 – Apa isue perencanaan yang harus dipertimbangkan?
2. 4.2.2 – Apa kebutuhan yang perlu dipertimbangkan dalam tahap
perancangan?
3. 4.2.3 – Berapa kebutuhan Biaya irrigasi Center Pivot?
4. 4.2.4 – Bagaimana mengelola sistem irrigasi Center Pivot?
LANGKAH 4.2.1: IRIGASI CENTER PIVOT -APA ISUE PERENC ANAAN
YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN?
1. Step - 4.2.1.1 – Bagaiamana kondisi luas yang dapat diirigasi dengan sistem Center Pivot?
2. Step - 4.2.1.2 bentuk lahan yang bagaimana yang bisa dirigasi?
3. Step - 4.2.1.3 – Dapatkah lahan bergelombang diirigasi?
4. Step - 4.2.1.4 – Jenis tanah apa yang sesuai dengan sistem irigasi Border?
5. Step - 4.2.1.5 – Apa isu-isu ketersediaan air dan kualitas air yang perlu dipertimbangkan?
6. Step - 4.2.1.6 – Apa isu-isu daerah tangkapan yang perlu dipertimbangkan?
LANGKAH 4.2.2: IRIGASI CENTER PIVOT-APA KEBUTUHAN YANG PERLU
DIPERTIMBANGKAN DALAM TAHAP PERANC ANGAN?
1. 4.2.2.1 – Apakah kapasitas sistem sudah tepat dan dapat memberikan cukup air pada kondisi lahan terkering?
2. 4.2.2.2 – Apakah aplikasi irigasinya merata?
3. 4.2.2.3 – Sprinkler yang seperti apa yang anda butuhkan?
4. 4.2.2.4 – Berapa tekanan yang dibutuhkan dalam sistem irigasi sprinkler anda?
5. 4.2.2.5 – Bagaimana anda miminumkan areal rute roda jaringan irrigasi sprinkler?
6. 4.2.2.6 – Apakah sistem anda membutuhkan sistem drainasi?
7. 4.2.2.7 – Apakah anda memilih sistem hidraulik atau elektrik sebagai penggerak sistem?
8. 4.2.2.8 - Centre pivot or lateral move?
9. 4.2.2.9 - What do I choose – diesel or electric operation?
LANGKAH 4.2.3: IRIGASI CENTER PIVOT -BERAPA KEBUTUHAN BIAYA
IRRIGASI BORDER?

1. 4.2.3.1 – Berapa kebutuhan biaya untuk instalasi irrigasi sistem centre pivot?
2. 4.2.3.2 – Berapa biaya untuk mengoperasikan irrigasi sistem centre pivot?
3. 4.2.3.3 – Bagaimana trade-off antara biaya instalasi dan operasional?
LANGKAH 4.2.4: IRIGASI CENTER PIVOT -BAGAIMANA MENGELOLA
SISTEM IRRIGASI?

1. 4.2.4.1 – Bagaimana pertanaman anda dikelola?


2. 4.2.4.2 – Bagaimana sebaiknya mengelola jalur roda penggerak sistem irigasi?
3. 4.2.4.3 – Berapa banyak air yang diberikan, atau berapa lama air dialirakan ke lahan?
4. 4.2.4.4 – Bagaimana seharusnya sistem irigasi dipeliara?
PERANCANGAN SUB-SURFACE IRIGASI
LANGKAH 4.3: SUBSURFACE DRIP IRRIGATION (SDI) -APA YANG
DIBUTUHKAN DALAM PERENC ANAAN, PERANC ANGAN DAN
MANAJEMEN SISTEM IRIGASI, DAN BERAPA BIAYANYA?
1. 4.3.1 – Apa isue perencanaan yang harus dipertimbangkan?
2. 4.3.2 – Apa kebutuhan yang perlu dipertimbangkan dalam tahap perancangan?
3. 4.3.3 – Berapa kebutuhan Biaya irrigasi subsurface drip irrigation (SDI)??
4. 4.3.4 – Bagaimana mengelola sistem irrigasi subsurface drip irrigation (SDI)??
LANGKAH 4.3.1: SUBSURFACE DRIP IRRIGATION (SDI) -APA ISUE
PERENC ANAAN YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN?
1. Step 4.3.1.1 – Apa kelebihan dan kekurangan sistem SDI?
2. Step 4.3.1.2 – Apa komponen-komponen kunci sistem SDI?
3. Step 4.3.1.3 – Bagaimana luasan dan bentuk lahan yang dapat diirigasi?
4. Step 4.3.1.4 – Dapatkah lahan bergelombang diirigasi?
5. Step 4.3.1.5 - Jenis tanah apa yang sesuai dengan sistem SDI?
6. Step 4.3.1.6 – Isu-isu apa dalam penyediaan air (water supply)?
7. Step 4.3.1.7 – Isu-isu kualitas air apa yang perlu diperhatian?
8. Step 4.3.1.8 – Apakah air saline bawah tanah dapat digunakan untuk irigasi?
9. Step 4.3.1.9 - Apakah dibutuhkan sistem drainasi?
10. Step 4.3.1.10 – Apa obligasi daearah tangkapan anda?
11. Step 4.3.1.11 – Apakah dibutuhkan filtrasi dan penggelontoran air dalam sisitem irrigasi anda?
12. Step 4.3.1.12 – Apakah anda dapat menanam tanaman lain dalam sistem irigasi anda?
LANGKAH 4.3.2: SUBSURFACE DRIP IRRIGATION (SDI) -APA
KEBUTUHAN YANG PERLU DIPERTIMBANGKAN DALAM TAHAP
PERANC ANGAN?

(1) 4.3.2.1- Berapa seharusnya laju aliran di emitter, berapa jarak antar emiter, pada
kedalaman berapa?
(2) 4.3.2.2- Berapa luas lahan yang bisa dikembangkan untuk diirigasi?
(3) 4.3.2.3- Apakah dibutuhkan automatisasi?
(4) 4.3.2.4- Berapa banyak energi yang dibutuhkan, dan berapa gas greenhouse yang
diemisikan? For example, a 2.0 ha subsurface drip irrigation used 237 kilowatt
hours (kWh) of electricity to pump each megalitre of water.
LANGKAH 4.3.3: SUBSURFACE DRIP IRRIGATION (SDI) -BERAPA
KEBUTUHAN BIAYA?

1. 4.3.3.1 Perusahaan mana yang bisa mensuplai secara terbaik kebutuhan


peralatan iririgasi anda?
2. 4.3.3.2 Berapa biaya modal yang harus diinevstasikan? approximately $8,950/ha
(2008 prices) or around $226,000
Subsurfacefor
Drip25 ha (Heard
Irrigation (SDI) and Finger 2009).
3. 4.3.3.3 Berapa biaya yang dibutuhkan untuk mengoperasikan sistem irigasi
tersebut?
4. 4.3.3.4 – Bagaimana trade-off antara biaya instalasi dan operasional?
5. 4.3.3.5 Berapa nilai keuntungan bersih yang akan diperoleh dengan
mengenalkan sistem irigasi ini?
Tape spacing Total capital Pumping cost Pumping cost Pumping cost
(m) cost ($/ha) per 8 mm/ha for season for season
irrigation ($) when 8.5 when 6.5
ML/ha applied ML/ha applied
($) ($)
0.6 11 150 9 985 752
1.0 8 950 26 2 474 1 889
1.4 8 007 42 4 208 3 212
LANGKAH 4.3.4: SUBSURFACE DRIP IRRIGATION (SDI) -BAGAIMANA
MENGELOLA SISTEM IRRIGASI?

1. 4.3.4.1 Kapan anda melakukan irigasi dan berapa banyak air yang diaplikasikan?
2. 4.3.4.2 Bagaimana anda mengelola penerapan pemupukan di sistem irigasi?
3. 4.3.4.3 Bagaimana anda mengelola tanaman yang anda budidayakan?
4. 4.3.4.4 Aspek salinitas apa yang perlu dikelola untuk dipertimbangkan dalam
pilihan irigasi ini?
LANGKAH 4.3.5: SUBSURFACE DRIP IRRIGATION (SDI) -WHAT SYSTEM
MAINTENANCE IS REQUIRED?
1. Jika pembasahan tanah tidak teratur di beberapa daerah, itu berarti drip tape or emitters rusak dan perlu diganti. Bukti kebocoran
mungkin terlihat jelas, atau terlihat sebagaian areal pertanaman ada yang terlalu basah. Kebocoran sebenarnya mungkin agak jauh
dari tempat ia muncul di permukaan. Sambungan lepas yang menghubungkan sub-main dengan drip tape juga dapat menyebabkan
kebocoran dan perlu diperbaiki
2. Jika area di lapangan relatif kering, itu berarti drip tape or emitters tersumbat dan perlu dibersihkan. Di dalam kondisi tanaman
stress air, akar tanaman dapat mengikuti air ke arah emitters yang mengelurakan air dan dapat memblokirnya, sehingga menghasilkan
pertumbuhan tanaman yang rendah atau tidak ada di area tersebut. Perkembangan akar di sekitar drip tapes perlu dibatasi oleh
anulus jenuh. Penyumbatan juga dapat terjadi karena partikulat atau pengendapan bahan kimia di dalam suplai air atau penumpukan
bahan organik. Pengaliran zat asam ke sistem dua kali dalam satu musim dapat membantu mengurangi risiko penyumbatan emitor.
Klorinasi sistem dapat menghilangkan penyumbatan biologis
3. Munculnya stres tanaman dapat disebabkan oleh distribusi air yang tidak merata di seluruh lahan. Dalam hal ini tekanan sistem perlu
diperiksa
4. Pembersihan filter sangat penting untuk menghindari penyumbatan. Jika filter media pasir digunakan, mereka perlu diganti setiap
musim. Filter layar dan disk juga perlu dibersihkan secara teratur (biasanya dua kali musim) tergantung pada kualitas air
5. Selama musim irigasi, pembilasan sistem secara rutin sangat penting untuk pengoperasian yang benar. Misalnya, pembilasan biasanya
dilakukan setelah setiap pemotongan di lucerne dan umumnya ada 6-7 pemotongan di setiap musim. Pembilasan di awal musim
irigasi sangat penting
6. Katup pembilas dan pelepasan udara perlu diperiksa secara teratur dan jika perlu diperbaiki atau diganti
7. Sebelum sistem dimatikan selama musim penghujan, siram semua sistem secara menyeluruh. Periode ini sangat penting untuk
menemukan kesalahan dan untuk memastikan pemeliharaan kinerja
8. Hewan pengerat dan serangga bisa mengunyah tabung; karenanya gunakan tindakan pencegahan untuk mencegah kerusakan hewan
pengerat dan serangga jika ditemukan
LANGKAH 4.3.6: SUBSURFACE DRIP IRRIGATION (SDI) -INSTALLATION
OF SDI
7
PENETAPAN
PILIHAN UNTUK
KETERCAPAIAN
TUJUAN
80
LANGKAH 5: APAKAH KEPUTUSAN SISTEM IRIGASI YANG DITETAPKAN
MERUPAKAN PILIHAN YANG TERBAIK UNTUK MENC APAI TUJUAN
IRRIGASI YANG TELAH DITETAPKAN?
(1) Step 5.1 – Apakah investasi sistem irigasi yang anda pilih sesuai dengan tujuan dan sasaran irigasi yang telah anda
tetapkan?
(1) Anda ingin hasil akhirnya seperti apa? Apakah Anda dapat mencapai ini dengan opsi yang Anda pilih?
(2) Apa manfaat dan hambatan terpenting yang terkait dengan pilihan Anda? Apakah itu sejalan dengan aspirasi
bisnis Anda?
(3) Apakah Anda memiliki strategi untuk mengatasi hambatan ini?
(2) Step 5.2 – Apakah anda telah mempertimbangkan semua resiko terkait dengan pilihan anda?
LANGKAH 5.2: BORDER-CHECK SYSTEMS

Border-check system risks Information source


Planning
Have I considered the soil types on my farm? Step 2.2.1
Is my water quality suitable? Step 4.1.1.4
Do I need to remove remnant vegetation? Step 4.1.1.5
Design
Do I have a whole farm plan for my property? Step 4.1.2.1
Have I considered appropriate slope, length, width and flow rates for my bays? Step 4.1.2.2
Have I considered appropriate channels and drains? Step 4.1.2.3
Cost
What does border-check irrigation on my farm/site cost? Step 4.1.3
What does it cost to run the system? Step 4.1.3
Management
What flow rates should I use? Step 4.1.4.1
When should I irrigate? Step 4.1.4.2
How much should I apply? Step 4.1.4.3
How should I manage my drainage reuse system? Step 4.1.4.4
Overall
Is my investment consistent with my goals and aspirations? Step 1.1 and 1.2
LANGKAH 5.2: CENTRE PIVOT SYSTEMS

Centre pivot system risks Information source


Planning
What is my water availability? Will water be available when required? Step 4.2.1.5 & Information Note - Centre-pivot and Rural Water
Authorities (PDF - 40 KB
Is my water quality suitable? Step 4.2.1.6
Do I need to remove remnant vegetation from my property? Step 4.2.1.7
Design
Can my system supply enough water in hot weather? Step 4.2.2.1
Do I have the appropriate sprinklers in my system? Step 4.2.2.3
What do I need to do to minimise wheel rutting? Step 4.2.2.5 & Information Note - Centre pivot wheel rutting
Cost
What does a suitable centre pivot (for my farm/site) cost? Step 4.2.3.1
What does it cost to run? Step 4.2.3.2
What is the trade-off between capital and operational costs? Information Note - Centre pivot - Capital and operating costs
Management
What are the management requirements for centre pivot systems? Step 4.2.4
How do I manage wheel tracks? Step 4.2.4.2
Overall
Is my investment consistent with my goals and aspirations? Step 1.1 and 1.2
Sub-surface drip irrigation risks Information source
Planning
Can I use undulating land for SDI? Step 4.3.1.4
Have I considered the soil types on my farm? Step 2.2.1, 4.3.1.5
Will water be available when required? Step 4.3.1.6
Is the water quality suitable for SDI? Step 4.3.1.7
Can I grow other crops using the same setup? Step 4.3.1.12
Design
How large an area can I develop? Step 4.3.2.1
What should be the emitter flow rate and spacing Step 4.3.2.2
Do I need system automation? Step 4.3.2.3
Cost
Have I surveyed the market to compare the cost and quality of system components and service? Step 4.3.3.1
What will be the initial cost of the system? Step 4.3.3.2
How much it cost to run the system? Step 4.3.3.3
What will be the net benefit? Step 4.3.3.5
Management
When should I irrigate and how much to apply? Step 4.3.4.1
What is the best practice to apply fertiliser? Step 4.3.4.2
How do I manage grazing? Step 4.3.4.3
Maintenance
What are the maintenance issues with SDI? Step 4.3.5
Installation
What is the general procedure to install SDI? Step 4.3.6
Overall
Is my investment consistent with my goals and aspirations? Step 5.1 and 5.2
TERIMAKASIH

Suprayogo@ub.ac.id

file:///C:/Users/USER/AppData/Local/Temp/Irrigation-and-Its-
Types-600x315%20(3).webp
CHEMIGATION/FERTIGATION
TIM DOSEN LAB.FISIKA TANAH, JURUSAN TANAH FP UB
SUB POKOK BAHASAN
APA ITU CHEMIGASI/FERTIGASI?
CONTOH PENERAPANNYA
SISTEM, CARA KERJA DAN KOMPONEN
MAINTENANCE
PEMUPUKAN FERTIGASI
KELEBIHAN & KEKURANGAN
SUB CPMK
MAHASISWA MAMPU MEMAHAMI
SISTEM,CARA KERJA, DAN KOMPONEN
CHEMIGASI/FERTIGASI

DAN MAMPU SECARA LANCAR DAN TEPAT


MENJELASKAN PROSEDUR
CHEMIGASI/FERTIGASI SECARA TERTULIS

SEHINGGA DAPAT MENGHARGAI SECARA


JUJUR NILAI SUMBERDAYA LAHAN
APA ITU
CHEMIGASI/FERTIGASI ?
• 1696 -1654 SM : Babilonia membuat sistem irigasi dengan
cara mengalirkan air yang diperkaya oksigen dan unsur hara.
SEJARAH • Sistem tersebut diterapkan pada taman yang dikenal salah
satu 7 keajaiban dunia→ Taman Bergantung Babilonia (The
Hanging Garden of Babylon).

• Konsep ini serupa dengan chemigasi/fertigasi


pada masa modern saat ini.
• Posisi Babilonia pada masa saat ini ada di
selatan Kota Baghdad, Irak.
CHEMICAL
PENGERTIAN CHEMIGATION
CHEMIGATION gabungan dari dua kata
→CHEMICAL + IRRIGATION

1. Chemigation is the practice of applying chemicals such as


pesticides or fertilizers to crops by means of irrigation
IRRIGATION water.
2. Chemigation is the application agricultural chemical into
water flowing through irrigation system. Agricultural
chemical →fertilizer, micro nutrient, herbicide,
insecticide, nematicide, soil conditioner, growth
regulator, biological agents, animal waste.
3. Chemigation is the application of fertilizers and pesticides
to agricultural crops with irrigation water
• Berdasarkan berbagai definisi tersebut maka semua
FERTILIZER kegiatan pemupukan (fertilizer) dan pengendalian
hama penyakit (pesticide) yang aplikasinya terintegrasi
dengan system irigasi dinamakan CHEMIGATION.
• Namun dalam perkembangannya ada pemisahan
istilah yaitu:
1) FERTIGATION bila aplikasi yang digunakan berupa
pupuk (fertilizer, micronutrient), zat pengatur
tumbuh, dan bahan pembenah tanah.
IRRIGATION 2) CHEMIGATION bila aplikasi yang digunakan berupa
pengendalian hama penyakit (pesticide, herbicide,
insecticide).

FERTIGATION juga berasal dari dua kata yaitu


FERTILIZER + IRRIGATION= FERTIGATION
CONTOH
CHEMIGASI/FERTIGASI
• Pertanian pada greenhouse
CONTOH CHEMI/FERTI- • Otomatisasi alat telah berjalan→manipulasi kondis
GASI INDOOR DENGAN lingkungan
• Media tanam tanah→kelembaban tanah dan penyinaran
TANAH dijaga.
CONTOH CHEMI/FERTI- Pertanian green house
GASI INDOOR TANPA Tanpa media tanah →hidroponik
TANAH (HIDROPONIK) Otomatisasi alat telah berjalan →pengatur iklim mikro,
CONTOH CHEMI/FERTI- • Media tanam berupa tanah
GASI OUTDOOR SKALA • Lokasi di lapangan →factor lingkungan mempengaruhi
BESAR • Otomatisasi juga telah berjalan
• Luas Garapan < 10 hektar
CONTOH CHEMI/FERTI-
• Setting alat mendukung system fertigasi telah
GASI OUTDOOR SKALA dilakukan
KECIL • Tanaman semusim.
SISTEM & CARA KERJA
SERTA
KOMPONEN PENYUSUN
SISTEM CHEMI/FERTI-GASI PADA RUMAH KACA
SISTEM CHEMI/FERTI-GASI PADA LAHAN
SKEMA CHEMI/FERTI-GASI

PUPUK
/PESTISIDA
/INSECTISIDA

RUMAH KACA/INDOOR LAHAN/OUTDOOR


KOMPONEN YANG PENTING UNTUK DIPERHATIKAN
1. SUPLAI AIR
2. BACKFLOW DEVICE (PEMUTUS ALIRAN AIR OTOMATIS)
3. FILTER
4. INJECTOR (CHEMI/FERTI-GASI)
5. SISTEM IRIGASI YANG DIPILIH. (Drip, sprinkle, subsurface)→telah
dijelaskan pada kuliah sebelumnya.

SUPLAI AIR FILTER CHEMI/FERTI-GASI SISTEM IRIGASI


SUPLAI AIR
Menjaga kontinuitas suplai air
meliputi volume dan tekanan, hal
yang perlu diperhatikan adalah:
1. MESIN POMPA: daya hisap &
daya dorong
2. KAPASITAS TANKI
3. KETINGGIAN TANKI
BACKFLOW DEVICE
• Backflow adalah aliran balik
yang terjadi ketika tekanan air
input < tekanan air output.
• Fungsi→menutup aliran
otomatis sehingga air dari
system chemi/ferti-gasi tidak
mencemari sumber air.
• Air pada ouput (mengandung
bahan kimia berbahaya)
sehingga berbahaya bila
mencemari sumber air.
FILTER
1. Filter berfungsi untuk
menyaring partikel dan
berbagai kotoran yang ikut
larut dalam air.
2. Bila menggunakan air dari
tangka air maka filter untuk
menyaring lumut.
3. Filter dapat juga diberikan
treatment tambahan
sehingga berfungsi sebagai
desinfektan.
POSISI INSTALASI FILTER
INJECTOR (CHEMI/FERTI-GASI)
3 TIPE INJECTOR:
1. CLOSED TANK, The dilution ratio and the rate of
injection are not constant. The concentration 1 2
of fertilizer is high at the beginning and very
low at the end of the operation
2. VENTURI, The rate of injection is very sensitive
to pressure variations, and small pressure 3
regulators are sometimes needed for a
constant ejection
3. PISTON, The system’s flow activates the piston
and the injector is operated, ejecting the
fertilizer solution from a container, while
maintaining a constant rate of injection
INJECTOR TANGKI TERTUTUP (closed tank)

• Berbahan plastic, portable,


dan ringan
• Langsung aplikasikan
dengan kran air.
• Berbahan besi permanen,
berat, kapasitas besar.
• Pupuk atau input bahan
kimia yang akan
ditambahakan masukan
dalam tangki.
INJECTOR PISTON
• Aliran air
menggerakkan
piston.

• Gerakan piston
menimbulkan daya
hisap sehingga
mampu mengalirkan
pupuk atau pestisida
menuju system
irigasi.
INJECTOR VENTURI
• Memanfaatkan efek
Venturi yaitu perbedaan
tekanan aliran air antara
inlet dan outlet yang
melewati celah sempit.
• Hal ini menimbulkan
daya hisap dari lubang
bagian bawah (gambar).
• Bahan kimia
(pupuk/pestisida)
terhisap dan mengalir ke
sistem irigasi
SISTEM IRIGASI
Sistem irigasi yang sesuai
untuk penerapan Chemi/Ferti-
gasi adalah:
1. Sistem irigasi drip
(fertigasi)-pemupukan
2. Subsurface (fertigasi)-
pemupukan
3. Sprinkle (chemigasi)-hama
penyakit
Chemigasi dan Fertigasi tidak
sesuai untuk sisitem irigasi
terbuka→ karena tdk efisien.
MAINTENANCE
(PERAWATAN)
MAINTENANCE YANG
UTAMA (PERAWATAN)
1. Pastikan suplai air memenuhi
kualitas dan kuantitasnya.
2. Pastikan Pemutus Aliran Balik
dalam kondisi baik.
3. Pastikan filter secara periodic
diganti.
4. Pastikan injector berfungsi baik.
5. Pastikan emitter tidak tersumbat

*) perwatan sistem irigasi lebih detail telah dijelaskan pada tatap muka sebelumnya
Perawatan

• Berbagai alat yang


secara periodic harus
diganti dan dicek.
• Hidrolik pump
• Venturi
• Tekanan system
• Filter
Kualitas air harus selalu dipastikan dalam kondisi
baik→pH, COD,BOD, turbidity, dan EC,
PERAWATAN EMITTER
• Terdapat berabagia macam tipe emitter
• Kualitas air yang buruk menyebabkan
rawan penyumbatan
• Emitter yang tersumbat mengganggu
aliran air ke tanaman.
• Sumbatan terjadi karena endapan
PEMUPUKAN FERTIGASI
PEMUPUKAN FERTIGASI
Pastikan beberapa hal berikut sebelum mulai fertigasi:
• Analisis tanah→menghitung kadar hara tersedia tanah dan pH
• Kebutuhan air tanaman→ jumlah air setiap fase tumbuh tanaman berbeda.
• Kualitas air→ partikel/sedimen tanah dapat menyumbat emitter.
• Kecukupan jumlah air→air tanah, air hujan.
• Pupuk harus dalam bentuk larutan, sehingga 1) gunakan pupuk cair yang
sudah tersedia, dan 2) gunakan pupuk padat dan harus diencerkan terlebih
dahulu.
TAHAPAN FERTIGASI

1. Menghitung kebutuhan air tanaman

2. Menghitung kebutuhan hara tanaman

3. Mengkonversi kebutuhan hara tanaman menjadi pupuk

4. Membuat schedule fertigasi kebutuhan tanaman, kondisi tanah, kondisi iklim

5. Menghitung konsentrasi hara yang dibutuhkan, jumlah aplikasinya, dan


pengenceran pupuk dalam tangki yang paling pas masuk proses injeksi
BASIC RULE MIXING
When mixing fertilizers of unknown compatibility, it is
important to check for compatibility using a “JAR
TEST”; always using the same strength of solution that
will be used in the fertigation system mixing tanks.
1. Never mix sulfate or phosphate containing
fertilizers with calcium, mixing them together into
irrigation water will cause calcium sulfate or
gypsum to form.
2. Only add phosphorus fertilizers with magnesium
when the pH of the solution is below 7.5.

JAR TEST
BASIC RULE MIXING
3. Don’tmix iron with phosphorus.
4. Add acids first and never mix acid and alkaline products directly, as this will result in a strong, hot
chemical reaction.
5. Always put acid into water, not water into acid
6. Don’t mix chelates and organic matter based products in the same tank as acids.
7. When a colored product is part of the mix, the color of the solution is likely to change or remain
the same.
8. Remember that water with high levels of Ca, Mg, SO4, Fe, or Mn can affect some mixtures.
9. Take into consideration other compounds that are to be added, e.g. pesticides.
10. When mixing products the solubility can be lower than expected for a single product due to some
reactions. For example, if magnesium sulfate is mixed with potassium nitrate the reaction may
form potassium sulfate, which has a lower solubility and can precipitate out.
11. Always add the liquid fertilizer to the water before adding dry soluble fertilizer.
TABEL KOMPATIBILITAS
PELARUTAN PUPUK
FERTIGASI
KELEBIHAN
&
KEKURANGAN
PERBEDAAN CHEMI/FERTI -GATION
KONVENSIONAL
VS
CHEMIGATION/FERTIGATION

• Input→jumlah berlebih vs pas


• Air yang digunakan→Jernih vs bebas
• Kebutuhan biaya→mahal vs murah
• Operasional (SDM & Skill)→sedikit/tinggi vs
banyak/rendah
• Perawatan→sulit vs mudah
• Risiko penyakit→rendah vs tinggi
• Keseragaman input→seragam vs tdk seragam
• Aplikasi→terintegrasi vs terpisah KONVENSIONAL
Kelebihan (advantage)
1) Peningkatan efisiensi penggunaan pupuk, dengan fertigasi cukup menggunakan 60-80%
dari rekomendasi dosis pupuk
2) Kelembaban tanah yang selalu terjaga berdampak pada peningkatan hara tersedia..
3) Pupuk diberikan dalam jumlah sesuai fase pertumbuhan tanaman. Fase generative
menghendaki jumlah pupuk yang berebda dengan fase vegetative.
4) Meningkatkan efisiensi penggunaan air irigasi sekitar 30-40%.
5) Biaya tenaga kerja untuk pemupukan dapat dikurangi, karena pupuk diberikan bersamaan
dengan penyiraman.
6) mengurangi kehilangan unsur hara (khususnya nitrogen) akibat ‘leaching’ atau pencucian
dan denitrifikasi (kehilangan nitrogen akibat perubahan menjadi gas).
7) Menekan risiko penyebaran penyakit tanaman
8) Kualitas hasil pertanian lebih baik
Kekurangan (disadvantage)
1) Ketika terjadi kerusakan pada system distribusi air maka dapat menimbulkan penjenuhan air yang
berlebihan sehingga terjadi over pemupukan atau pencucuian yang berlebihan.
2) Reaksi kimia pencampuran antara pupuk yang mengandung kalsium, magnesium, bicarbonate dan air
dapat memicu penyumbatan.
3) Ketidaksesuaian antar pupuk yang dilarutkan dapat menimbulkan endapan, misal pupuk P dan
beberapa hara mikro yang mengendap akan merusak saluran.
4) Sistem fertigasi membutuhkan peralatan yang tahan korosi.
5) Bila terjadi aliran balik dari larutan kimia yang telah tercampur maka berpotensi mencemari sumber air
(tandon ataupun sumur).
6) Modal awal yang relatif tinggi
7) Pengetahuan yang mendalam perihal tanaman
8) Pengurusan ladang yang berkelanjutan.
9) Kerusakan sistem pengairan berpengaruh terhadap hasil pertanian
MK IRIGASI DAN DRAINASE
BAHAN KAJIAN MINGGU KE- 12

AIR TANAH dan


POMPA AIR

TIM DOSEN
LABORATORIUM FISIKA TANAH
JURUSAN TANAH, FP UB
SUB CAPAIAN PEMBELAJARAN

Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan dengan lugas


dan tepat terkait air tanah (groundwater) dalam siklus hidrologi
dan fungsinya dalam aktivitas irigasi,
serta mampu menentukan penggunaan pompa air dalam
rancangan irigasi dengan pertimbangan yang tepat.
1. GROUNDWATER
- Posisi Groundwater dalam Siklus Hidrologi
- Definisi dan Material Penyusun Groundwater BAHAN
- Macam Air Tanah KAJIAN
- Proses Recharging Groundwater dan Pola Aliran
- Air Tanah dan Sungai
- Status Muka Air Tanah
- Pencemaran Groundwater
2. Pompa Air (Definisi, Macam dan Prinsip Kerja)
1. GROUNDWATER Siklus Hidrologi : air selalu bergerak dan berpindah
AIR TANAH

VS
AIR BAWAH TANAH
AIR BAWAH TANAH (Groundwater)
AIR BAWAH TANAH : air yang mengisi seluruh ruangan pori dalam
zone jenuh

Pori-pori terisi Air dan


Udara

Air Meresap

Zone Tidak Jenuh

Muka Air Tanah

Zone Jenuh
(air tanah)

Pori-pori terisi
Air

Groundwater. PA-WREN (Water Resources Education Network)


ZONASI AIR TANAH SECARA VERTIKAL
AIR BAWAH TANAH : Akuifer
Material dalam Akuifer
Akuifer berisi material yang porous atau retakan batuan → memiliki
ruangan pori dan daya hantar air

 kerikil dan pasir


 Batu gamping
 batuan gunung berapi
 batu pasir
 konglomerat
 batuan kristalin

This section, including most illustrations, was adapted with permission from "What is Groundwater?" by Lyle Raymond, Jr.
(© Cornell Cooperative Extension, Cornell University, July 1988).
AIR BAWAH TANAH : Akuifer
Akuifer Tertutup (confined) dan Akuifer Terbuka (unconfined)

Groundwater. PA-WREN (Water Resources Education Network)


AIR BAWAH TANAH : Sifat Akuifer

SIFAT AKUIFER :
1. Porositas : jumlah menyimpan air
2. Permeabilitas : sifat menghantarkan air

MATERIAL POROSITAS PERMEABILITAS


Liat 54 - 57 % vol 0,00005 – 0,1 m/hari

Pasir 35 – 40 % vol 5 -150 m/hari

Kerikil 30 – 40 % vol 50 – 750 m/hari

Batu Pasir 10 - 20 % vol 0,005 -2,5 m/hari


AIR BAWAH TANAH : Recharge
AIR BAWAH TANAH : pengisian air bawah tanah biasanya dari kawasan resapan di dataran tinggi
bagian hulu mengalir ke dataran rendah bagian hilir

Groundwater. PA-WREN (Water Resources Education Network)


AIR BAWAH TANAH : Recharge
Pengisian Air Bawah Tanah (peresapan)

This section, including most illustrations, was adapted with permission from "What is Groundwater?" by Lyle Raymond, Jr.
(© Cornell Cooperative Extension, Cornell University, July 1988).
AIR BAWAH TANAH : Discharge
Sumber Air Tanah

This section, including most illustrations, was adapted with permission from "What is Groundwater?" by Lyle Raymond, Jr.
(© Cornell Cooperative Extension, Cornell University, July 1988).
AIR BAWAH TANAH : Discharge
Hubungan antara Air Bawah Tanah (ABT) dan Sungai

Sungai
Rembesan
Muka ABT

ABT

Influent : sungai ke air bawah Efimeral : Kering ketika


tanah kemarau
Sungai
Lapisan
Impermeabel

Muka ABT

ABT
Effluent : air bawah tanah ke
sungai Terpisah dari Air Tanah
Penyebab recharge: Penyebab discharge:
 Peresapan air hujan mel  Evapotranspirasi dr permuk
permuk tanah tnh
 Perembesan air aquifer
 Peresapan air mel dsr &
menuju sungai, danau, laut,
tebing sungai, danau, laut
dsb
dsb
 Perembesan ke aquifer lain
 Perembesan air dr aquifer
 Aliran keluar sbg sumber air
lain
AIR BAWAH TANAH : Pola Aliran Air
AIR BAWAH TANAH : waktu tempuh aliran air tanah
AIR BAWAH TANAH : Muka Air Tanah
Penyedotan air tanah mengakibatkan penurunan muka air tanah

Groundwater. PA-WREN (Water Resources Education Network)


AIR BAWAH TANAH : Sumur

❑ Sumur : lubang vertikal sampai lapisan jenuh


❑ Muka air statis : permukaan air tanah jika tidak dipompa keluar
❑ Penurunan muka air : perbedaan tinggi muka air statis dengan muka air
ketika (setelah) air dipompa keluar
❑ Kecepatan pemompaan air :
o Debit pompa > permeabilitas → muka air turun
o Debit pompa < permeabilitas → muka air naik
o Debit pompa = permeabilitas → muka air tetap
❑ Test pompa → debit air tanah (permeabilitas)
AIR BAWAH TANAH : Sumur
❑ Air Bebas dalam sumur berasal dari lapisan jenuh sekitarnya → ketika dipompa
keluar, maka muka air disekitarnya turun tajam → cone of depression

Pola penurunan Air yg dipompa juga


muka air berasal dari sekitar
(cone of depression) lubang sumur

Penurunan Muka Penurunan Muka Air


Air Tanah : KECIL Tanah : BESAR
AIR BAWAH TANAH : Pencemaran
Sumber-sumber Pencemaran Air Tanah

Groundwater. PA-WREN (Water Resources Education Network)


AIR BAWAH TANAH : Pencemaran
Sumber-sumber Pencemaran
Air Tanah

Groundwater. PA-WREN (Water Resources Education Network)


2. POMPA AIR : Water Lifting Devices
❑ Sumber energi yang dipakai
❑ Prinsip pengangkut air
❑ Jenis cairan yang diangkut
❑ Tinggi angkutan
POMPA AIR

Sumber enerji yang dipakai


SUMBER ENERJI :
❑ Tenaga Manusia
❑ Tenaga Ternak
❑ Tenaga Surya
❑ Tenaga Angin
❑ Tenaga Air
❑ Tenaga Listrik
❑ Tenaga Bahan Bakar Fosil
POMPA AIR
Prinsip pengangkut air
CARA MENGANGKUT AIR :
❑ Ember
❑ Sistem Tali dan Ember (kontinyu)
❑ Pompa Piston
❑ Pompa Membran
❑ Pompa Sentrifugal
❑ Pompa Impuls
❑ Pompa Ejektor
❑ Pompa Rotor
❑ Pompa Coil
❑ Pompa Rotary
POMPA AIR
Jenis cairan (fluida) yang dipompa dari dalam tanah
JENIS CAIRAN (FLUIDA) :
❑ Air Jernih & Bersih
❑ Air Kotor
❑ Lumpur
❑ Minyak
❑ Udara
POMPA AIR
Tinggi angkutan = HEAD
pomp discharge level
a
Panjang Pipa
(bukan HEAD)

head
intake
intake level

❑ Pompa sumur dangkal : suction pump


(head : 0 – 7 m)
❑ Pompa sumur dalam : lift pump (head : 0
– 7 m atau lebih dalam)
POMPA AIR
Kekuatan pompa digunakan untuk mengalahkan :
❑ Gaya gravitasi
❑ Gaya tahanan oleh pipa (friksi)
❑ Gaya inert pompa (adanya bagian pompa yang bergerak)
POMPA AIR
Beberapa Prinsip Pengangkatan Air oleh Pompa (FAO, 1986)
POMPA AIR
Contoh : Evolusi Pompa
POMPA AIR
counterweighte
d
POMPA AIR
POMPA AIR
PENUTUP
Ekplorasi Air Tanah :
❑ Air Tanah : cadangan air bersih dunia
❑ Keseimbangan : penyedotan vs pengisian
❑ Kualitas Air Tanah
❑ Fungsi Tanah untuk AIR :
o Menyimpan (storage)
o Menyaring (filtering)
o Mengatur aliran(regulating)
TIM DOSEN LAB. FISIKA TANAH FP UB

DRAINASE
POKOK BAHASAN

1. APA ITU DRAINASE?


2. MENGAPA PERLU DRAINASE?
3. TUJUAN DRAINASE
4. MACAM SISTEM DRAINASE
5. MANFAAT DRAINASE
6. FAKTOR PERANCANGAN DRAINASE
7. KOMPONEN SISTEM DRAINASE
A PA I T U D R A I N A S E ?

• Drainase adalah pembuangan massa air dari permukaan atau bawah permukaan dari suatu hamparan,
baik itu secara alami atau buatan .
• Pembuangan dilakukan dengan cara mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air.
• Pematusan bisa melalui permukaan atau bawah permukaan
M E N G A PA P E R L U
DILAKUKAN DRAINASE?

Irigasi pada prinsipnya adalah memasukan air ke dalam


lahan pertanian.

Air tersimpan ke dalam tanah melalui proses infiltrasi dan


dilanjutkan dengan perkolasi.

Sumber irigasi berasal dari air hujan, mata air dan


tampungan air yang dialirkan melalui saluran irigasi
(terbuka / tertutup).

Ada kalanya proses irigasi berlangsung bersamaan antara


air hujan dan dari saluran irigasi.
TERJADI GENANGAN AIR DI PERMUKAAN
TA N A H → P O ND I NG
K E N A I K A N M U K A A I R TA N A H PA DA Z O N A
P E R A K A R A N T A N A M A N → WA T E RL O G G I N G
P E N I N G K ATA N K A DA R G A R A M PA DA Z O N A
P E R K A R A N DA N P E R M U K A A N TA N A H → S A L I NI Z AT I O N
A PA T U J UA N D R A I N A S E ?

TUJUAN
DRAINASE

MENGENDALIKAN
GENANGAN AIR MENGENDALIKAN
MENURUNKAN KADAR GARAM
DI PERMUKAAN MUKA AIRTANAH
DALAM TANAH
TANAH
M E N G E N DA L I K A N G E N A N G A N A I R D I
P E R M U K A A N TA N A H

Drainase permukaan untuk mengalirkan air genangan di permukaan menuju saluran alami atau buatan
dengan membuat saluran tambahan atau mengatur kemiringan permukaan tanah
M E N U RU N K A N M U K A A I R T A N A H

• Drainasi bawah permukaan untuk menurunkan kejenuhan air di lapisan perakaran


• Melalui aliran air tanah ( groundwater ) menuju saluran/pipa pembuangan sehingga muka
air tanah turun.
• Saluran drainase dengan system surface (kanal) atau subsurface (melalu piapa)
• SubSurface (bawah permukaan)
• Surface (permukaan)
M E N G E N DA L I K A N K A DA R G A R A M
DA L A M TA N A H ( Z O N A P E R A K A R A N )

• Pencucian (leaching) = mengusir garam-


garam yang terlarut dalam air (larutan
tanah) bersama air drainasi yang
dipatuskan dari lapisan perakaran melalui
saluran atau pipa pembuangan air
(perkolasi)
MACAM DRAINASE

• Sistem drainase permukaan


(surface drainage)
→mengendalikan
penggenangan air diperukaan
tanah.
• Sistem drainase bawah
permukaan (subsurface drainage).
→ mengendalikan kenaikan
muka air tanah dan salinization.
M A N FA AT D R A I N A S E
1. Perkembangan akar tanaman bisa lebih
dalam
2. Pilihan jenis tanaman yang cocok lebih
beragam
3. Dapat mengurangi pertumbuhan dan
populasi gulma
4. Pemberian dan penggunaan pupuk lebih
efisien
5. Kehilangan N melalui denitrifikasi
berkurang
6. Sifat fisik dan mekanik tanah lebih baik
(aksesibilitas dan daya dukung)
7. Aktivitas fauna tanah meningkat sehingga
meningkatkan porositas
8. Salinitas (kadar garam) dalam zone
perakaran dapat dikendalikan
• Pengaruh kedalaman muka air tanah terhadap hasil panen pada berbagai komoditas hortikultura.
• Kesimpulan: semakin dalam muka air tanah maka hasil panen juga meningkat.
• Hal ini membuktikan perlu adanya drainase pada lahan hortikultura ntuk mengendalikan muka air
tanah.
• Pengaruh system drainase terhadap produksi jagung dengan 3 dosis pemupukan.
• Kesimpulan 1: semakin besar dosis pupuk maka produksi juga semakin tinggi
• Kesimpulan 2: produksi tanaman jagung tertinggi diperoleh melalui system drainse subsurface.
• Kesimpulan 3: lahan tanpa drainase memberikan hasil produksi jagung paling rendah.
• Hal ini menunjukan pentingnya drainase dalam budidaya tanaman jagung dan juga ketetapan
pemilihan jenis system drainase.
• Hubungan antara hasil panen pisang, umur,
dan rata-rata kedalaman muka air tanah.
• Kesimpulan 1: Semakin tua umur tanaman
pisang maka produksinya semakin
menurun.
• Kesimpulan 2: Semakin dalam muka air
tanah maka produksi juga semakin tinggi.
• Hal ini membuktikan bahwa system
drainase perlu diterapkan dalam budidaya
pisang (paling baik 0,9 m)
F A K T O R Y A N G M E M P E N G A RU H I D R A I N A S E
A G R I C U LT U R E & E N V I RO N M E N TA L

• JENIS TANAMAN :
Kedalaman perakaran dan toleransi
• MORFOLOGI dan SIFAT FISIK TANAH :
Keragaman dalam Profil Tanah
Tekstur Tanah
Daya Hantar Air Jenuh (saturated hydraulic
conductivity) lapisan-lapisan tanah
• DINAMIKA MUKA AIR TANAH ( water
table ) :
Monitoring ketinggian muka air tanah
DAYA H A N TA R J E N U H

• Metode pengukuran ada 2 yaitu metode sumur


tunggal dan metode sumur ganda.
SUMUR TUNGGAL

SUMUR GANDA
D I N A M I K A M U K A A I R TA N A H
ENGINEERING FACTORS
KOMPONEN SISTEM DRAINASE
• A field drainage system, which prevents ponding water on the field and/or controls the
water table.
• A main drainage system, which conveys the water away from the farm.
• An outlet, which is the point where the drainage water is led out of the area.

The field drainage system is a network


that gathers the excess water from the
land by means of field drains, possibly
supplemented by measures to promote The main drainage system is a water-
the flow of water to these drains conveyance system that receives water
from the field drainage systems, surface
runoff and groundwater flow, and
transports it to the outlet point. The outlet is the terminal point of the
entire drainage system, from where
the drainage water is discharged into a
river, a lake, or a sea.
PENUTUP

Pentapan s is tem dra ins e


harus berdasarkan pada
perma s a l a ha n dra ina s e
yang terjadi dis etia p
l a ha n.
M 15
KEBUTUHAN AIR IRIGASI
(RTTG)
DISUSUN : PROF.DR.IR. SUGENG PRIJONO, SU
Faktor yg Mempengaruhi Pemakaian air
Irigasi
1. Jenis Tanaman (kelompk padi dan palawija)
2. Pola Tata Tanam (jenis dan luas, waktu tanam)
3. Cara Pemberian Air (giliran sesuai waktu tanam)
4. Jenis Tanah (daya serap air irigasi)
5. Iklim dan Meteorologi
6. Cara Pemeliharaan dan pengelolaan saluran dan bangunan (kehilangan air
30%-40%)
Kebutuhan Air Irigasi di Sawah
NFR = CT + CPL + CP + CPLA - Reff

Dimana :
NFR : kebutuhan air bersih di sawah
CT : kebutuhan air tanaman
CPL : kebutuhan air untuk penyiapan lahan
CP : kebutuhan air untuk perkolasi
CPLA : kebutuhan air untuk penggantian lapisan air
Reff : curah hujan effektif
Kebutuhan Air Tanaman

CT = k x ETo x Luas rasio tanam

Dimana :
k : koefisien tanaman
ETo : evapotranspirasi potensial (mm/hari)
Kebutuhan Air untuk Penyiapan Lahan

CPL = C penjenuhan lahan x Luas rasio tanam

Menghitung :
1. Perkolasi dan ETo kemudian dijumlahkan (P+ETo)
2. Waktu penjenuhan (T)
3. Kebutuhan air untuk penjenuhan lahan (Tabel dlm Standart Perencanaan
Irigasi,1995:8)
Perkolasi
Tergantung :
1. Tekstur tanah
2. Permeabilitas tanah
3. Tebal lapisan tanah atas
4. Tanaman penutup tanah

Fukuda dan Hikaru Tsutsui,Rice Irrigation In Japan, 1973:22 →


Lempung berpasir: 3-6 mm/hari
Lempung : 2-3 mm/hari
Liat : 1-2 mm/hari
Kebutuhan Air untuk Penggantian
Lapisan Air
WLR : water level requirement
 WLR diperlukan saat terjadi pemupukan dan penyiangan, yaitu 1-2 bulan dari
tanam
 WLR = 50 mm
 Jangka waktu WLR = 1,5 bulan
 Menghitung CP = C/n
CP : kebutuhan air untuk penjenuhan lapisan air (mm/hari)
C : kebutuhan air untuk penggantian lapisan air (mm)
n : jangka waktu penggantian (hari)
Menghitung CPLA

CPLA = CP x Luas rasio tanam

Dimana :
CPLA : kebutuhan air untuk penggantian lapisan air (mm/hari)
CP : kebutuhan air untuk penjenuhan lahan (mm/hari)
Curah Hujan Effektif (Reff)

Cara menghitung :
1. Curah hujan bulanan diurutkan dari nilai terkecil ke besar
2. Mencari curah hujan andalan (R80 dan R50)
R80 = n/5 + 1
R50 = n/2 + 1
3. Reff (padi) = (0.70 x R80)
Reff (palawija) = R50
Kebutuhan Air di Intake

IR padi = NFR/effisiensi x A
IR palawija = (CT – Reff)/effisiensi x A

Dimana :
IR padi : kebutuhan air irigasi untuk tanaman padi (l/dt)
IR palawija : kebutuhan air irigasi untuk tanaman palawija (l/dt)
NFR : kebutuhan air bersih di sawah
A : luas lahan (ha)
CT : kebutuhan air tanaman
Reff : curah hujan effektif
Kebutuhan Air Irigasi

Metode Perhitungan :

1. Metode FPR dan LPR


2. Metode Water Balance/PU
3. Metode CropWat 8.0
Luas Palawija Relatif (LPR)
LPRi = Ai x Ci
Ci = TORi / TORpalawija

dimana :
LPRi : luas palawija relative jenis tanaman i (ha.pol)
Ai : luas jenis tanaman i (ha)
Ci : koefisien jenis tanaman i, merupakan perbandingan kebutuhan air terhadap palawija
TORi: kebutuhan air di bangunan sadap tersier untuk jenis tanaman i
TORpalawija : total kebutuhan air di bangunan sadap tersier (l/dt)
Faktor Palawija Relatif (FPR)

FPR tersier = DR/ETORi x 1/Ensaluran

dimana :
FPR tersier : FPR tingkat tersier (l/dt/ha.pol)
DR : kebutuhan air irigasi di bangunan utama
E TORi : total kebutuhan air di bangunan sadap tersier utk tanaman i-n (l/dt)
E nsaluran : total efisiensi saluran ke i-n (%)
Kategori FPR untuk operasional

1. Cukup, FPR = 0.25-0.35 l/dt/ha.pol (Nopember-Februari)


2. Sedang, FPR = 0.35-0.45 l/dt/ha.pol (Maret-Juni)
3. Kurang, FPR = 0.45-0.55 l/dt/ha.pol (Juli-Oktober)
Jumlah Kebutuhan Air pada Petak Tersier

Q tersier = FPR x LPR tersier

Q primer = (FPR x LPR) / EI


dimana :
Q tersier : debit air di pintu tersier (l/dt)
Q primer : debit air di pintu primer (l/dt)
FPR : faktor palawija relatif di pintu tersier (l/dt/ha.pol)
LPRtersier : luas palawija relatif di petak tersier (ha.pol)
LPR : luas palawija relatif (ha.pol)
EI : efisiensi irigasi (%)
Metode Water Balance/PU
Cara Menghitung :
1. PAK = c x ETo
2. PAK rasio luas = PAK x Rasio luas
3. PL rasio luas
4. Perkolasi rasio luas
5. MLR rasio luas

6. Kebutuhan Air Kotor = PAK rasio luas + PL rasio luas + P rasio luas + WLR rasio luas
7. Reff
8. NFR
9. Efisiensi
10. Kebutuhan Irigasi di Intake = NFR/Efisiensi
Metode CropWat 8.0

Data input :
1. Data meteorology
2. Data curah hujan
3. Data tanah
4. Data tanaman
Data output :
1. ETo
2. R eff
3. Etc
4. IWR
Pola Tanam dan Jadwal Tanam

Pola Tata Tanam : susunan rencana penanaman berbagai jenis tanaman selama
satu tahun
Umumnya ada 3 kelompok jenis tanaman : padi, tebu dan palawija
Tujuan Pola Tata Tanam

1. Menghindari ketidak seragaman tanaman


2. Memudahkan dalam proses penanaman dan pengelolaan air irigasi
3. Menjaga tingkat kesuburan tanah
4. Peningkatan efisiensi irigasi dan hasil produksi
5. Penggunaan air seefektif dan seefisien mungkin
Perlu Memperhatikan Kondisi Setempat

1. Keinginan dan kebiasaan petani


2. Kebijaksanaan pemerintah
3. Kesesuaian Lahan
4. Ketersediaan air
5. Iklim dan Hama
6. Ketersediaan tenaga kerja
Rencana Tata Tanam Global (RTTG)

 RTTG : rencana tata tanam secara global untuk DI yang menunjukkan rencana
tata tanam secara keseluruan yang menyangkut luas areal dengan pola tata
tanam, jadwal pengolahan tanah serta penanaman nya dalam waktu satu
tahun dengan mempertimbangkan alokasi air yang tersedia
 RTTG → disyahkan Bupati
 RTTG menggambarkan :
1. Perbandingan luas tanam tanaman (padi,palawija,tebu)
2. Mulai tanam dan akhir tanam
Debit Andalan

 Harus tercapai Qb < Qa


Qb : kebutuhan air di pintu pengambilan (intake)
Qa : debit tersedia
 Terminologi debit sungai (Suyono, 2004) :
1. Debit air musim kering. Debit-debit sebanyak 355 hari dalam setahun dapat
dilampaui (tingkat keandalan 97,26%)
2. Debit air normal. Debit-debit sebanyak 275 hari terlampaui (keandalan
75,34%)
3. Debit air basah. Debit-debit sebanyak 95 hari terlampaui (keandalan 26,03%)
Debit Andalan

Debit Andalan (dependable discharge) : debit rencana yang diharapkan tersedia


untuk keperluan tertentu sepanjang tahun dengan resiko kegagalan yang telah
diperhitungkan.
Metode Perhitungan Debit Andalan

1. Metode Q rerata minimum


 fluktuasi debit maks dan min tidak terlalu besar
 kebutuhan relative konstan
2. Metode karakteristik aliran (flow characteristic)
 fluktuasi debit maks dan min terlalu besar
 kebutuhan relative tidak konstan
 data yang tersedia cukup panjang
3. Metode bulan dasar (basic month)
 seperti metode karakteristik tetapi dipilih bulan tertentu sebagai dasar
perencanaan
4. Metode tahun dasar (basic year)
Analisa Finansial Proyek
Irigasi

Laboratorium Fisika Tanah,


Fakultas Pertanian, UB
Sub Capaian
Pembelajaran
Mahasiswa diharapkan mampu
memahami tentang prinsip analisa
finansial pada suatu proyek irigasi
Bahan Kajian
1. Perencanaan proyek (identifikasi,
preparasi & analisis, assessment,
implementasi, monitoring & evaluasi)
2. Analisis Finansial
• Analisa pendapatan
• Analisa skema investasi
• Budgeting investasi
• Periode project
• Nilai mata uang
• Project worthiness
1. Perencanaan Proyek
• Suatu proyek, secara umum adalah aktivitas investasi
spesifik dimana penggunaan sumberdaya dilakukan
dalam kisaran waktu tertentu dengan harapan
munculnya aliran keuntungan.
• Merupakan poses continue yang melibatkan beberapa
Langkah yang akan membentuk suatu siklus, yang
disebut siklus proyek.
Project Cycle

EVALUATION PROJECT IDENTIFICATION

MONITORING PROJECT PREPARATION & ANALYSIS

IMPELEMENTATION APPRAISSAL
Project Analysis

MARKET TECHNICAL FINANCIAL ECONOMIC & SOSIAL ECOLOGICAL


ANALYSIS STUDY ANALYSIS COST BENEFIT ANALYSIS PROJECT
SUSTAINABILITY
ANALYSIS ANALYSIS
• Markets inputs • Land topography, • NPV • Employment Effect of a project on Project
Materials • Water resources • B/C Ratio • Food security the world of natural implementatio
• Labour • Climate & crop • IRR • Foreign exchange flora and fauna n should result
• Products or outputs earnings (biodiversity), water in benefits that
• Capita & Labour • Payback Period
• Access to new and have a lasting
• Energy (availability human beings existing
technology effect.
& cost). • Better in the project area.
• standard of living
2. Analisis Finansial
• Production level
Farmer • Labor Requirement
Level • Net income “with” and “without”
project

Irrigation vs Estimated Income


Project
BENEFIT OF INVESTING
IRRIGATION

Scheme • Construction cost


Level • Operating cost
• Managing cost
2.1. Farm Income Analysis
Asumsi: farm atau farm community memperoleh
pendapatan maksimal dari kegiatan irigasi yang
dilakukan.

• Land
• Analisa penggunaan • Water
sumberdaya
• Labor & inputs
• Income Generate
• Analisa Investasi
• Cropping pattern

• Labour requirement

• Crop budget
Cropping Pattern
Without irrigation project
Farmers
Participation

Irrigation Full time


Project irrigator
Income
comparison

Pola tanam with &


without irrigation
Pertimbangan pengusulan pola With irrigation project
tanam
• Harapan dan aspirasi petani
• Aspek pasar
• Kebijakan pemerintah
• Aspek budidaya (tanah, iklim,
kebutuhan tanaman akan air, rotasi
tanaman)
• Akses input
• Keuangan
• Tenaga kerja
Pertanyaan yang harus dijawab:

Labour • Apa yang menyebabkan suatu project


irigasi membutuhkan tambahan tenaga
Requirement kerja?
• Apakah keterlibatan petani dapat
menanggulangi kebutuhan tenaga kerja
pada project dengan irigasi?
Crop Budget
• Crop budget : evaluasi dari gross
margin per ha dari jenis tanaman
yang berbeda-beda.
• Gross margin : pendapatan yang
dihasilkan dari suatu kegiatan
produksi yang sebanding dengan
perbedaan antara total gross
income dengan total variable cost.
2.b. Analisa Skema
Investasi
Analisis investasi dilakukan dengan
mempertimbangkan tiga factor yaitu:
1. gross margin,
2. biaya investasi,
3. biaya operasional & perawatan
1. Investasi
Contoh barang dan jasa yang termasuk dalam investasi:

• Pekerjaan awal
• Pekerjaan di lapangan
• Bangunan pagar, jalan, dan
drainase
• Pembersihan lahan
• Bangunan (gudang, kantor,
sanitasi)
• Peralatan dan bahan
• Pengeluaran tak terduga
2. Lahan
• Jika lahan dalam suatu kegiatan
irigasi merupakan bagian yang
harus dibeli, maka lahan harus
dimasukkan dalam analisis
investasi.
• Demikian pula dengan lahan yang
disewa untuk usaha pertanian yang
melibatkan kegiatan irigasi.
3. Biaya operasional
Biaya operasional dihitung dari penggunaan peralatan dalam rangka
memfungsikan barang-barang investasi

Operasional cost meliputi:


• Biaya penggantian peralatan
• Biaya untuk energi
• Biaya pemeliharaan & perbaikan
• Technical support (dukungan tenaga ahli)
• Biaya air
4. Biaya-biaya Lain
a. Sunk cost
• Biaya yang timbul sebagai konsekuensi dari suatu kondisi
(project) lama yang tidak dapat diambilkan dari residual
value project yang lama atau terdahulu.

• Sunk cost tidak dimasukkan sebagai outflow


(pengeluaran) jika dilakukan analisis finansial.
b. Residual value

Merupakan nilai dari sisa asset yang tidak digunakan pada akhir
project.

Dalam analisa keuangan di akhir project, residual value pada


umumnya dimasukkan dalam perhitungan sebagai aliran keuntungan.

c. Bantuan
• Misalkan bantuan untuk antisipasi kekeringan dari pemerintah.

• Nilai bantuan ini dalam analisa finansial dimasukkan sebagai pengeluaran


bantuan kekeringan yang tersimpan.
2.c. Budgeting Investasi
• Dilakukan setelah ada
analisa cost and benefit.
• Periode project perlu
ditentukan.
• Perlu mengestimasi nilai
mata uang.
Contoh
budget
investasi

In USD
2.d. Periode Project
• Disesuaikan dengan umur peralatan irigasi
• Generally 20 tahun
• Waduk 30 tahun
2.e. Nilai Mata Uang
• Ketika cost dan benefit pada suatu project
tersebar pada beberapa tahun periode
project, maka akan muncul masalah terkait
perbandingan pendapatan pada masa yang
akan datang dan saat ini.
• Sehingga nilai dari mata uang yang akan
datang harus dikurangi terhadap nilai mata
uang pada saat ini.
• Fakta: satu rupiah hari ini dapat membeli
lebih banyak daripada hari besok.
1. Penentuan tingkat diskon
• Having money today is better than having it
your hand a year from now.
• Meminjamkan uang kepada orang lain, berarti
memberikan kesempatan orang lain untuk
menginvestasikan uang tersebut secara
productive à jika meminjamkan uang (untuk
usaha), perhitungkan suku bunga terkait
penurunan nilai mata dan pendapatan dari
investasi uang tersebut.
2. Compounding
Merupakan proses
perhitungan akumulasi
uang pada suku bunga
tertentu untuk
mendapatkan nilai uang
pada sekian waktu yang
telah ditetapkan.
Rumus
3. Discounting
• Merupakan kebalikan dari compounding
• Merupakan proses pencarian Present Value
(PV) dari Future Value (FV)
• Tujuan : untuk mengetahui berapa nilai
atau value dari income yang akan
didapatkan pada masa yang akan datang,
dibandingkan pada masa sekarang.
Contoh
2.f. Evaluasi Kelayakan Project
Ada 4 indicator yang dapat digunakan:
• Net Present Value (NPV)
• Benefit/Cost Ratio (BCR)
• Internal Rate of Return (IRR)
• Payback Period
1. Net Present Value (NPV)

• Merupakan kelayakan actual dari laba


(keuntungan) bersih dari suatu project
• NPV negative à tidak layak
• NPV > 0 à layak
Contoh
tabel
perhitungan
NPV
Discount
Factor
Compound
Factor
2. Benefit/Cost Ratio (B/C Ratio)

• Merupakan rasio antara PV dari


benefit dan PV dari cost.
• B/C Ratio < 1 à project tidak
layak
• B/C Rario > 1 à project layak
Contoh
table
perhitungan
B/C Ratio
3. Internal Rate of Return (IRR)
• Merupakan tingkat diskon dimana total
keuntungan cash yang didiskon dalam
suatu project diharapkan sebanding
dengan total harga atau biaya yang
diperlukan untuk investasi.

• Merupakan tingkat yang membuat


NPV dari suatu project sebanding
dengan nol.

• Merupakan tingkat pertumbuhan dari


suatu investasi.
4. Payback
Period
• Waktu yang diperlukan oleh
project untuk memperoleh
keuntungan untuk
mengkover biaya yang
digunakan untuk investasi.
921 217
1 265 272
Thank You

Anda mungkin juga menyukai