2
https://www.irriot.com/
1. Sistem irigasi dan Tujuan Irigasi
2. Aspek Penting Manajemen
Irigasi
3. Prinsip Praktek Irigasi yang baik
https://www.123rf.com/photo_13378418_modern-device-of-
4. Isu-isu Irigasi tidak efisen
irrigation-garden-irrigation-system-technique-of-watering-in-
the-garden-lawn-sprink.html
5. Arti Audit Irigasi
6. Efisensi Sistem Irigasi
Bahan Kajian 7. Cased Study Audit Irigasi
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer
adipiscing elit. Maecenas porttitor congue massa
Sumber: Pawan Jeet, 2017
Damodhara Rao Mailapalli, 2018
3
1
Sistem irigasi dan Tujuan Irigasi
4
bangunan intake (Utama), atau stasiun pompa (utama) ,
mengarahkan air dari sumber pasokan, seperti waduk atau
sungai, ke dalam sistem irigasi.
5
6
Pumping station
conveyance system
untuk penyediaan
air, selain air untuk memastikan Untuk
hujan ke tanaman bahwa air yang meningkatkan
di tegal, kebun tersedia di tanah produksi tanaman
buah-buahan, atau cukup untuk dan efisiensi air
tanaman budidaya memenuhi serta efektivitas
lainnya. kebutuhan air input lainnya.
tanaman.
8
2
Aspek Penting Manajemen
Irigasi
9
Aspek Pertimbangan Keputusan Mengirigasi
Lahan Pertanian
Lingkungan,
Sistem Budidaya Pertanian,
Nilai Ekonomi,
Kemampuan personnel dalam menjalankan irigasi
Kebutuhan masyarakat dan
Dampak Lingkungan
Rencana Managemen Air di Lahan
Akurasi rancangan lahan irrigasi termasuk sistem irigasinya
Karakteristik, jumlah, laju aliran dan kualitas pasokan air
Penilian sistem Pertanian yang diterapkan– Perkiraan kebutuhan air
Faktor Pembatas Ketersediaan Air – dan implikasinya di pertanaman
Strategi untuk mengatasi kekeringan
Jenis dan sifat Tanah serta kedalaman zona akar
Jadwal Irigasi
target kinerja Sistem
Isu Kualitas air
Biaya air
Dampak terhadap lingkungan sebagai akibat praktek irigasi
Ketrampilan dan pelatihan staf
Strategi untuk mengadopsi teknologi baru
Evaluasi sistem manajemen dan efisiensi irrigasi secara berkala
3
Prinsip Praktek Irigasi yang baik
12
Prinsip Praktek Irrigasi yang Baik
https://www.allgreen.com.au/garden-advice/the-importance-of-irrigation-and-soil-preparation
Irrigasi yang baik adalah aplikasi air irrigasi yang efisien dengan
jumlah air yang tepat dengan pemberian air pada tanaman pada
waktu yang tepat dan di tempat yang tepat.
Prinsip Praktek Irrigasi yang Baik
(A) Jumlah air yang diterapkan adalah sesuai kebutuhan tanaman dan kondisi tanah
(B) Waktu aplikasi air sesuai dengan kebutuhan tanaman dan kondisi cuaca
(C) Air diterapkan secara merata dan efektif
(D) Air diterapkan pada zona akar tanaman tanpa kehilangan akibat limpasan permukaan, drainase dalam,
kurang efektifnya cakupan irrigasi dan penyebab lainnya.
4
Isu-isu Irigasi tidak efisen
15
Penyebab Utama Keborosan Air: Tidak Effisien
17
Apa itu Audit Sistem Irrigasi?
http://www.irrigatortech.com/certified-irrigation-auditor.html
Apa itu Audit Sistem Irrigasi?
20
Efisiensi Irigasi
Efisiensi
penyaluran
Efisiensi
Penerapan
Efisiensi sistem
o Irigasi: pemberian air secara buatan ke tanah irigasi
untuk mendapatkan pertumbuhan dan Efisiensi
Penyimpanan
produksi tanaman yang optimum
o Efisiensi: kuantitatif relative output yang
diperoleh dari input yang diberikan Efisiensi Distribusi
Efisiensi Irigasi
o Efisiensi Irigasi: volume air yang dibutuhkan
untuk digunakan tanaman dalam Efisiensi
pertumbuhannya terhadap volume air yang penggunaan air
• Ec = (Vf / Vt) x 100 . • Ea = (Vs / Vf) x 100 . • Es = [Vs / (Vfc – Va)] x 100
• Air yang sampai • Kehilangan air sistem .
dipertanaman lebih rendah sprinkler: terbawa angina, • Pemgisian kembali profil
dibanding air yang disalurkan evaporasi dari butiran air tanah sekitar 90% kapasitas
dari sumber air, karena di udara, kanopi tanaman lapangan adalah strategi
kehilangan perembesan, dan tanah. yang baik
luapan dalm saluran, ,
• Irigasi permukaan: • Sistem Sprinkler dan irigasi
evaporasi dan kebocoran pipa
Limpasan permukaan, mikro biasanya hanya cukup
evaporasi permukaan air bila diberikan untuk
tanah dan perkolasi. memenuhi kebutuhan ET,
tanpa perlu mengisi semua
Dimana zona perakaran
Vf = Volume air irigasi yang mencapai lahan pertanaman
Vt = Volume air irigasi yang dialihkan dari sumber air • Vfc = Kapasitas volume di kapasitas lapang dalam zona perakaran 22
Vs = Volume air irigasi yang disimpan di zona perakaran • Va = Volume air di zona akar sebelum pemberian irigasi
Potensi Efisiensi Aplikasi untuk sistem irigasi dengan
perancangan dan pemeliharaan yang baik
23
Efisiensi sistem irigasi
• Efisiensi Irigasi Keseluruhan (Overall) : Eo = (Ec x Ea x Es ) x100
• Efisiensi Irigasi Efektif: Ee = [Eo + (FR) x (1 - Ea)] x100
Root Zone
Soil Below Root Zone
Uniform -- Efficient
Non-uniformity
(100% uniformity
Adequate irrigation not practical)
Non-uniform -- Inefficient
Under irrigated
Non-uniform -- Inefficient
Over irrigation
Uniform -- Inefficient
Ketidak Kemerataan irrigasi sprinkler
Jarak antara Sprinklers dan jangkauan penyemprotannya terlalu jauh
profil distribusi curahan air Sprinkler Buruk
Kondisi lingkungan waktu memberikan air irigasi kurang baik - angin
Salah mengoperasikan tekanan
Salah ukuran nozzle
Kualitas pipa dan ukuran katup yang buruk - tekanan yang berlebihan dan terjadi variasi aliran dalam
sistem
kepala Sprinkler atau peralatan lain tidak berfungsi secara efektif.
Menghindari Kelebihan Air
Limpasan – masalah rancangan atau manajemen
Angin - kerugian uap air yang terbawa angin dan pola pembasahan yang menyimpang
Salah arah semprotan dan alat penyiram
Salah mengatur tekanan
Terhambatnya distribusi air dari sprinkler dan semprotan
Nozel tersubat
How to Test Uniformity
Catch-can Method
Indikator Kinerja Utama Kemetaraan Irigasi (springkler)
1. Tingkat Presisipiasi Sistem - PR (mm per jam): Mengukur laju rata-rata air yang mencapai
permukaan tanah di dalam area pengujian. Ini harus lebih kecil dari laju infiltrasi tanah untuk
menghindari limpasan.
• Menghitung Tingkat Curahan air Irigasi Teoritis:
• Teoritis/ Pengukuran Curahan Air (mm/jam) = (Laju aliran keluaran)/ (Air yang diterima di area
yang teririgasi)
• Curahan air Irigasi (PR)= (q x 60)/ (S x L) mm/Jam
q – Debit aliran dari outlet (sprinkler or spray) (L/menit)
S – Jarak antar outlet di sepanjang lateral (m)
L – Jarak Tegak lurus antar laterals (m)
• Menghitung Tingkat Curahan Air Irigasi Aktual :
• Curahan Air Irigasi Aktual (PR) = (Vrata2x 60,000)/ (T x Ac) mm/jam
Vavg - volume rata-rata dalam kaleng uji (mL)
T – Waktu saat pengujian dalam menit
Ac – Luas permukaan penampung air dalam mm2
Indikator Kinerja Utama Kemetaraan Irigasi (springkler)
2. Kemerataan Distribusi - DU (harus lebih besar dari 75%): Pengukuran kemerataan aplikasi air
diberikan dengan sistem sprinkler menggunakan uji kaleng. Koefisien ini memperhitungkan rata-
rata dari 25% bacaan terendah yang diperoleh dari kaleng uji dan membandingkan nilai ini
dengan rata-rata dari semua bacaan.
• Koefisien Kemerataan Distribusi (DU):
DU (%) = (M25 x 100)/ M
Dimana:
M - nilai rata-rata dari semua bacaan hasil tangkapan di kaleng.
M25 - rata-rata bacaan terendah 25%, DU minimum 75%.
Indikator Kinerja Utama Kemetaraan Irigasi (springkler)
3. Kemerataan Christiansen - Cu (Harus lebih besar dari 84%): Mengukur kemerataan aplikasi
pemberian air irigasi dengan sistem sprinkler. Koefisien ini memperhitungkan jumlah variasi
pembacaan kaleng tes di atas dan di bawah nilai rata-rata semua bacaan kaleng. Ini lebih umum
digunakan di bidang pertanian.
Koefisen Kemerataan Christiansen - (Cu):
Cu = ( 1 - Σ Md ) (M x n) x 100 %
M - nilai rata-rata dari semua bacaan kaleng
Σ Md - total variasi setiap bacaan dari rata-rata
n - jumlah bacaan kaleng
Cu harus lebih besar dari 84%
Indikator Kinerja Utama Kemetaraan Irigasi (springkler)
4. Koefisien Penjadwalan - SC (SC25% harus kurang dari 1,3): Pengukuran kisaran kedalaman air
yang diterapkan oleh sistem irigasi di dalam area pengujian. Memberikan dasar untuk
menyesuaikan waktu operasi irigasi untuk memungkinkan area terbasahi air.
Scheduling Coefficient (SC):
Scheduling Coefficient (SC) = (Average of all can readings)/(Selected can/s readings (Dry area))
SC25% = (1/DU)
Eg. If DU is 75%, then SC25% = = (1/0.75) = 1.33
Indikator Kinerja Utama Kemetaraan Irigasi (springkler)
5. Indeks Irigasi - Ii (Tidak boleh lebih besar dari 1.0): Rasio kedalaman air yang diterapkan di
suatu lokasi dibandingkan dengan kedalaman air yang telah diperkirakan akan dibutuhkan.
Irrigation Index (Ii) =
(Water Applied to site (WA))/(Estimated Water Required (WR))
Determining Water Applied (WA):
Water applied (WA) =
(Volume of water supplied to site (Litres))/ (Irrigated area (m2)) mm
Seasonal Water Required (WR)
Net Water Requirement (NWR) = (ETc – Peff) (mm)
Estimated Irrigation Water Required (WR) =
(Net Water Requirement (NWR))/ (System Application Efficiency (Ns)) mm
Indikator Kinerja Utama Kemetaraan Irigasi (permukaan)
Dimana Dtq – rata-rata kedalaman air terinfiltrasi di seperempat terbawah lahan (m);
Dav = rata-rata kedalaman infiltrasi seluruh lahan (m)
Indikator Kinerja Utama Kemetaraan Irigasi (I- mikro)
Dimana n = jumlah emitter per tanaman; Cvm = koefisien pabrikan untuk kemerataan; qmin = rata-rata debit emitter
minimum dalam tekanan sistem minimum (m3/detik) qavg = rata-rata debit (m3/detik)
2. Koefisien Kemerataan Rancangan (CUd) untuk sistem irigasi mikro
(𝑌𝑖 − 𝑌𝑑)
𝐶𝑊𝑈𝑒 =
(𝐸𝑇𝑖 − 𝐸𝑇𝑑)
CWUe = Efisiensi penggunaan air tanaman (kg/ha-cm); Yi = Hasil tanaman yang diirigasi (kg/ha), Yd= Hasil tanaman
dengan ekuivalen pertanaman tadah hujan (kg/ha); ETi = ET tanaman dengan irigasi (cm), ETd = ET tanam di lahan tadah
hujan (cm)
Respon tanaman terhadap pemberian air irigasi.
(𝑌𝑖 −𝑌𝑑)
I𝑊𝑈𝑒 = 𝐼𝑅𝑖
(untuk mengkarakterisasi hasil tanaman dalam hubungannya dengan total kedalaman air yang
terapkan)
Dimana : IRi = Kedalaman air yang diterapkan untuk irigasi (cm), yang tidak memperhitungkan kehilangan aplikasi irigasi
𝑌𝑖
𝑊𝑈𝐸𝑏 =
𝑃𝑒 + 𝐼𝑅 + ∆𝑆𝑊
Dimana Pe = Curah Hujan Efektif (cm); IR = Irigasi yang diterapkan (cm); ∆ SW = Perubahan kandungan air di zona
perakaran (cm).
Ini mengabaikan kehilangan air perkolasi dalam, penggunaan air bawah tanah, dan limpasan permukaan
Alasan Buruknya Efisiensi Irigasi
Pemberian air ke pertanaman tidak dihentikan pada saat tercapai jumlah air
yang dubutuhkan tanaman
Tidak adanya pasokan air dari sumber air ke area pertanaman
Tingkat kelembaban tanah yang tidak dapat diukur pada saat irigasi
Perataan lahan yang tidak tepat menyebabkan distribusi air yang buruk ke
seluruh pertanaman
Kemiringan lahan yang berlebih yang menyebabkan kehilangan limpasan yang
tinggi
Penerapan air tidak berdasarkan karakteristik tanah
Perbaikan Efisiensi Irigasi
Lebih sedikit tekanan pada sumber daya air, lebih sedikit kehilangan air dan pencucian ke
air tanah dan sumber daya air permukaan
Minimalkan masukan irigasi sambil terus meningkatkan produksi dan keuntungan
keseluruhan
Memungkinkan area yang lebih luas untuk diairi dengan volume air yang terbatas
Modernisasi Sistem Irigasi
Promosi Praktek Irigasi yang Efisien
Promosi Sistem Irigasi Mikro
Diversifikasi Tanaman
Defisit Irigasi
Penggunaan Bersama Air Permukaan dan Air Tanah
50
51
52
Contoh perihitungan
Aliran dengan debit 150 liter per detik dimasukkan ke dalam saluran irigasi. Aliran tersebut yang
mengalir ke lahan pertanian menjadi 110 liter per detik. Lahan pertanian dengan luas 2.2 ha
diirgasi selama 8 jam. Efektif kedalaman zona perakanan adalah 1.5 m. Kehilangan air dalam
irigasi permukaan melalui limpasan permukaan adalah 445 m3. Kedalaman air masuk kedalam
tanah bervariasi secara liner yang dekat dengan intake 1.5 m dan di ujung aliran adalah 1.1 m.
Kapasitas Air tersedia tanah adalah 200 mm/ m kedalaman tanah. Tetapkan Efisiensi penyaluran
air (Ec), efisiensi aplikasi air (Ea), Efisiensi Penyimpanan Air (Es), dan efisiensi Distribusi air (Es).
Irigasi dimulai dengan tingkat daya serap kelembaban 50%.
Contoh perihitungan
Jawaban:
55
Efisiensi Distribusi Air (DU)
56
7
Cased Study Audit Irigasi
57
Audit Sistem Irrigasi:
Studi Kasus Sprinkler Irrigation
Keuntungan Potensial Audit
Informasi Latar Belakang: (a) catatan akurat dari sistem, lokasi dan vegetasi; (b)
program pengelolaan irigasi yang berkualitas (rincian peralatan yang akurat); (c)
Rincian pasokan air dan peralatan pengendali (pompa atau meter air,
pengontrol, katup induk, dll); (d) Karaktristik air tanah untuk setiap zona irigasi
perlu ditentukan.
Properti utama adalah tingkat infiltrasi dan kapasitas penahanan air yang
tersedia
Kondisi Uji Lokasi - Cuaca dan Hidraulik
Pemeriksaan Awal Sistem: (a) Katup yang tidak berfungsi, (b) Kepala sprinkler
yang cekung, (c) Kepala sprinkler yang salah atau tidak berputar, (d) Kepala yang
miring, (e) Nozel yang terpasang, (f) Selongsong yang rusak dan bagian yang
hilang , (g) Distribusi semprotan terdistorsi, (h) Nozel yang dipasang salah, (i)
Pelaksanaan Audit
Click to Enlarge
Sumber:
http://vro.agriculture.vic.gov.au/dpi/vro/vrosite.nsf/pages/l
wm_farmwater_efficient_irrigation_wheel
THANK
Mahasiswa YOU
mampu
menjelaskan dasar-dasar
https://www.greenmylife.in/showcase/irrigatio
seleksi sistem irigasi,
n/sprinkler-lawn/ mendiskusikan lingkup seleksi
someone@example.com
https://www.topekalandscape.com/sprinkler-
systems
Apa yang diseleksi
https://www.usgs.gov/special-topic/water-science-school/science/irrigation-methods-furrow-or-flood-irrigation?qt-
science_center_objects=0#qt-science_center_objects
1
APA YANG
DISELEKSI
4
FIELD APLICATION IRIGATION
Sf4
Side Roll
Permanent Sprinklers
Sprinkler Set System Hose Move
Periodic
Hand Move -
Sprinkler System Sp1. Sprinkler Set System
Lateral Linear
CONTINUOUS
SYSTEM
Centre Pivot
Centre Pivot
Sub Surface - Lay Flat
Ss1. Sub Surface Ditches/ Channels Sub Surface - Installation
2. Ss2. Undergound
M1. Drippers
M2. Micro Sprayers
M2. Micro Sprinklers
Bubblers
2
PERTIMBANGAN
SELEKSI SISTEM
IRIGASI
16
• Sistem irigasi dirancang untuk
memaksimalkan:
(1) efisiensi penggunaan air,
Peluang dan hambatan untuk perbaikan atau mengganti sistem irigasi yang
baru!
LANGKAH 2.2 BAGAIMANA KONDISI LAHAN
PERTANIAN ANDA SAAT INI DAN APA KENDALA
YANG ADA?
• 2.2.1 – Apa jenis tanah di lahan pertanian yang dirancang?
• 2.2.2 - Bagaimana bentuk petak lahan pertanian yang ada saat ini?
(1) Border – petak pesegi, Central pivot : circlular, part circle
• 2.2.3 - Apakah ada penghambat fisik di lahan?
• 2.2.4.- Apakah ada pepohonan di lahan?
• 2.2.5. Bagaimana kondisi topografi (apakah lahan yang dirancang bergelombang / berbukit)?
LANGKAH 2.2 BAGAIMANA KONDISI LAHAN
PERTANIAN ANDA SAAT INI DAN APA KENDALA
YANG ADA?
• 2.2.6. Apakah di lahan tersebut memungkinkan mendapat akses aliran listrik?
(1) Listrik 3-phase dibutuhkan untuk mengoperasikan pompa dengan daya diatas 8 kW.
(2) Sistem Center pivot panjang 400 m (50 ha) dengan kapasitas 12 mm/hari (6 MegaL/hari), beroperasi pada
tekanan 35 m (50 psi) membutuhkan daya listrik sekitar 45 kw melalui jaringan Listrik 3-phase .
(3) Biaya sekitar $20,000 (atau lebih) untuk mendapatkan jaringan listrik 3-phase.
• 2.2.7. Apakah memungkinkan mendrainase air melalui aliran permukaan?
(1) Drainase yang baik penting untuk menghindari genangan air di sekitar tanaman
LANGKAH 2.2 BAGAIMANA KONDISI LAHAN
PERTANIAN ANDA SAAT INI DAN APA KENDALA
YANG ADA?
• 2.2.8. Apakah memungkinkan mendrainase air melalui aliran dibawah permukaan tanah?
• 2.2.9. Dari mana sumber air yang digunakan untuk irrigasi? Apakah debitnya cukup?
• 2.2.10. Bagaimana kualitas airnya?
• 2.2.11. Apa isu-isu ekternal atau isu daerah tangkapan yang perlu dipertimbangkan?
• 2.2.11.1 - Pengendalian Perencanaan Pekerjaan Tanah
• 2.2.11.2 - Vegetasi yang tersisa di lahan
• 2.2.11.3 - Manajemen Limbah Pertanian
• 2.2.11.4 - Pengembangan Irigasi Baru
• 2.2.11.5 - Bendungan penyedia Irigasi Pertanian
LANGKAH 2.3 SEBERAPA BAIK KINERJA SISTEM
IRIGASI YANG AKAN DIIRIGASI SAAT INI?
• 2.3.1 – Berapa banyak air yang dibutuhkan tanaman di lahan pertanian yang akan diirigasi?
• 2.3.2 - Seberapa besar kontribusi air hujan terhadap kebutuhan air tanaman yang akan
diirigasi?
• 2.3.3 - Berapa banyak kebutuhan air untuk irigasi tanaman di lahan yang akan diirigasi?
• 2.3.4.- Berapa banyak air yang tersedia untuk lahan yang akan diirigasi?
Water source
ML
Channel supply water (ML) 200
Bore water (ML) 100 Sebagai conoth luas areal
Drainage diversion (ML) 50
irigassi = 30 ha
Inetensitas Irigasi
Stream diversion (ML) 10
340/30 = 11.3 ML/ha
Runoff used elsewhere (deduct) (ML) -20
Total (ML) 340
LANGKAH 2.3 SEBERAPA BAIK KINERJA
SISTEM IRIGASI ANDA SAAT INI?
2.3.5. Sebaik apa pemanfaatan air irigasi di lahan anda? (Audit Irigasi)
• 2.3.5.1 – Seberapa sering melakukan irigasi?
• 2.3.5.2 - Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengirigasi?
• 2.3.5.3 - Seberapa cepat air dia areal pertanaman terdrainasi?
2.3.6 – Bagaimana produktivitas lahan pertanian anda?
2.3.7. Apakah bisa anda perbaiki kinerja irrigasi yang telah ada?
Year Irrigation water use Irrigation requirement Potential water saving Ada potensi untuk menghema
ML/ha ML/ha ML/ha
sekitar 2 ML / ha di pertanian
1 8.2 6.6 1.6
ini, melebihi kebutuhan irigasi 8
2 11.7 8.6 3.1 hingga 9 ML / ha selama satu
3 9.1 7.4 1.7 musim.Dalam praktiknya, lebih
4 10.8 9.7 1.1 realistis untuk menargetkan
5 10.8 8.5 2.3 kelebihan tidak lebih dari 1,0
ML / ha, atau efisiensi 90%
LANGKAH 2.3 SEBERAPA BAIK KINERJA
SISTEM IRIGASI SAAT INI?
2.3.7. Apakah bisa anda perbaiki kinerja irrigasi yang telah ada?
• 2.3.7.1 - Berapa banyak air yang dapat dihemat?
• 2.3.7.2 - Seberapa cocok irigasi permukaan untuk jenis tanah di pertanaman ini?
• 2.3.7.3 - Apakah irigasi central pivot menjadi pilihan yang lebih baik?
sebagai unit dengan bentangan 35 meter atau sepanjang 800 meter dengan 18 atau 20 menara, mengairi sekitar 200 Ha.,
efisiensi irigasi (IE) 95%, Produktivitas per hektar meningkat hingga 10% melebihi irigasi permukaaan
5
PERTIMBANGAN
PILIHAN MACAM
IRIGASI
39
Contoh :
PT Great Giant Pineapple
Lampung
Contoh :
PT Great Giant
Pineapple
Lampung
FISIKA
DATA KONDISI TANAH GGP
TEKSTUR DOMINAN
APAKAH
SUDAH TEPAT
PEMILIHAN
SISTEM Hard Hose Travellers with Big Guns
IRIGASI GGP
INI?
LANGKAH 3 - APA PILIHAN IRIGASI YANG
HARUS ANDA PERTIMBANGKAN?
(1) Langkah 3.1: Apa kekuatan dan keterbatasan dan biaya relatif diantara
sistem irigasi yang berbeda ?
(2) Langkah 3.2: Bagaimana pilihan tersebut sesuai dengan tujuan dan
sararan yang telah anda tetapkan dan kesesuaian dengan kondisi lahan
pertanian anda?
LANGKAH 3.1: APA KEKUATAN DAN
KETERBATASAN DAN BIAYA RELATIF DIANTARA
SISTEM IRIGASI YANG BERBEDA ?
Tabel 3.1 - Perbandingan berbagai jenis sistem irigasi
Metode Biaya Biaya Persyaratan Efisiensi Keseragaman Potensi Komentar
Modal* Pemompaan tenaga kerja aplikasi aplikasi kehilangan air
Irigasi Sedang Rendah Sedang hingga Rendah sampai Rendah sampai - Penguapan Kinerja sangat bervariasi
permukaan- hingga tinggi, (umumnya tinggi tinggi, tergantung tinggi, tergantung - Limpasan tergantung pada
furrow tergantung menggunakan (tergantung tata letak / sifat tata letak / sifat permukaan pengaturan lokasi dan
pada sistem pada tingkat tanah / tanah / - Rembesan sangat dipengaruhi oleh
persyaratan gravitasi) otomatisasi) pengelolaan irigasi pengelolaan irigasi pengelolaan irigasi. Bisa
perataan bermasalah dengan erosi.
tanah Kinerja irigasi dapat
ditingkatkan dengan
menggunakan aliran
gelombang daripada aliran
irigasi konstan.
Pertanaman baris ganda
juga dapat mengurangi
penggunaan air secara
keseluruhan
1. Pilih sistem irigasi yang akan dipertimbangkan untuk diterapkan (dari Table
3.1) dan masukkan dalam kolum pilihan di Tabel 3.2.
2. Lalu, gunakan tanda berikut untuk menilai pilihan terhadap faktor kunci:
• 0 = tidak relevan;
• √ = Sesuai;
• X = Tidak sesuai
• ! = masih dibutuhkan lebih banyak informasi
3. Kolom yang terakhir dibeberikan komentar tentang pendapat tentang
setiap opsi. Komentar ini dapat membantu untuk memprioritaskan opsi
yang dipilih untuk penyelidikan lebih lanjut di Langkah 4 yang melihat di
perencanaan, perancangan, biaya, dan pengelolaan sistem yang berbeda
secara terperinci.
Faktor kunci yang perlu dipertimbangkan Pilihan 1 Pilihan 2 Pilihan 3 Komentar Kebutuhan informasi
(……..……) (……..……) (……..……) lanjutan
Apakah pilihan tersebut memenuhi kebutuhan yang ingin capai (tujuan
dan target) dalam merancang dan mengelola Irigasi?
Kondisi dan Kendala areal pertanaman
- Topografi
- Tipe Tanah
- Ukuran Lahan
- Bentuk Lahan
- Pohon di Lahan
(remnant vegetation)
Tanaman yang di budidayakan
- Pergiiliran Tanaman 1
- Pergiiliran Tanaman 2
- Pergiiliran Tanaman 3
Pertimbangan Air
- Penyediaan (Supplay)
- Ketersediaan (availability)
- Kualitas
Obligasi Daerah Tangkapan
Kebutuhan ijin perencanaan :
- earthworks
- remnant veg. removal
- farm effluent management
Pertimbangan Managemen
- Asesibilitas lahan pertanian
- Irrigation scheduling
- Ketersediaan tenaga Kerja
- Manajemen Tanaman
Pertimbangan biaya
- Biaya Modal
- Biaya operasional
- Ketersediaan Finansial untuk audit irgigasi
Apakah anda membutuhkan informasi lain dalam perencanaan,
rancangan, biaya, dan manajemen pada sistem yang berbeda?
Tetapkan Keputusan
dari 3 pilihan Sistem Irigasi
menjadi 1 sistem irigasi yang
direkomendasikan
6
PERTIMBANGAN
RANCANGAN,
MANAJEMEN
DAN BIAYA
57
LANGKAH 4: APA YANG DIBUTUHKAN DALAM PERENC ANAAN,
PERANC ANGAN DAN MANAJEMEN SISTEM IRIGASI, DAN BERAPA
BIAYANYA?
(1) STEP 4.1 – IRIGASI PERMUKAAN : BORDER-CHECK IRRIGATION
(2) 4.1.2 – Apa kebutuhan yang perlu dipertimbangkan dalam tahap perancangan?
(3) 4.1.3 – Berapa kebutuhan Biaya irrigasi border?
(4) 4.1.4 – Bagaimana mengelola sistem irrigasi border?
LANGKAH 4.1.2: IRRIGASI PERMUKAAN BORDER -APA KEBUTUHAN
YANG PERLU DIPERTIMBANGKAN DALAM TAHAP PERANC ANGAN?
(1) Irigasi permukaan adalah sistem irigasi gravitasi dimana air didistribusikan ke seluruh permukaan tanah.
(2) Idealnya, tanah tersebut agak miring atau cukup datar agar air dapat didistribusikan secara merata ke seluruh
permukaan. Semakin rata tanahnya, semakin efisien banjir yang terjadi. Berdasarkan desain, operasi dan
manajemen efisiensi sistem dapat berkisar antara 45% sampai 75%.
(3) Cocok untuk tanaman jarak dekat, dengan akar yang dalam dan menanam padi di sawah.
$ 4000 per hektar (biaya 2004). Pemasangan sistem pipa dan riser sebagai pengganti sistem
saluran terbuka akan menambah tambahan $ 1000 per ha atau lebih, tergantung pada lokasinya.
Costs of implementing a Whole Farm Plan Costs
Preparation of Whole Farm Plan
Surveying @ 30 x 30 grid 60.0 ha 35.00/ha $2,100
Design @ 30 x30 grid 60.0 ha 40.00/ha $2,400
Certification of Whole Farm Plan by Local Government 250.00 $250
Total $4,500
Channel, Drains, Reuse and Laneways Earthwork
Channels - Pad 6,000 m3
Drains - Cut 4,200 m3
Laneways - Pad 3,000 m3
Reuse - Cut 5,850 m3 4.50 ML
Net earthworks cost 10,050 m3 @ 1.50/m $15,075
Reuse - pump. motor, structures 1 @$10,000 $10,000
Connection to electricity 1 @$10,000 $10,000
Channels - Formation 2,820 m @1.20/m $3,384
Laneways - Formation 1,440 m @1.20/m $1,728
Total $40,187
Fencing 12,000 m @ $1,200 per km $14,400
Protection of remnants 2 ha @ $3,500 per km $7,000
Trees, revegetation 5 km @ $3,500 per km $16,250
Total $55,620
Total Farm Cost $236,048
Total Cost per Hectare $3,934
Costs of implementing a Whole Farm Plan Costs
Channel and Drain Crossings
Channel crossings (installed) 9 @ $550 (600 mm) $4,950
Channel checks (installed) 9 @ $300 $2,700
Drain structures (installed) 9 @ $230 (300 mm) $2,070
Bay outlets (installed) 20 @ $220 $4,488
Pipe bay outlets (installed) 20 @ $450 $9,180
Total $23,388
Automation
Automation - channels 59 @ $1,000 $58,800
Automation - outlets 3 @ $1,300 $3,900
Total $62,700
Landforming
Peg out and check survey 60.0 ha @ $50/ha $3,000
Clearing 60.0 ha @ $50/ha $3,000
Ripping 60.0 ha @ $65/ha $3,900
Discing (once) 60.0 ha @ $45/ha $2,700
Earthwork (cut/fill) 16,620 m3 @ $1.25/m3 $20,775
Topsoiling 6,180 m3 @ $1.20/m3 $7,0416
Total $40,791
Pastures 60.0 ha
Gypsum 5 t/ha @ $40 per t $12,000
Seed @ $150 per ha $9,000
Fertiliser - super 0.75 t/ha @ $250 per t $11,250
Total $32,250
Improvements
Stock troughs 36 @ $400 $14,400
Piping and installation 4,200 m @ $850 per km $3,570
Fencing 12,000 m @ $1,200 per km $14,400
Protection of remnants 2 ha @ $3,500 per km $7,000
Trees, revegetation 5 km @ $3,500 per km $16,250
Total $55,620
Total Farm Cost $236,048
Total Cost per Hectare $3,934
LANGKAH 4.1.4: IRRIGASI BORDER -BAGAIMANA MENGELOLA SISTEM
IRRIGASI BORDER?
1. 4.2.3.1 – Berapa kebutuhan biaya untuk instalasi irrigasi sistem centre pivot?
2. 4.2.3.2 – Berapa biaya untuk mengoperasikan irrigasi sistem centre pivot?
3. 4.2.3.3 – Bagaimana trade-off antara biaya instalasi dan operasional?
LANGKAH 4.2.4: IRIGASI CENTER PIVOT -BAGAIMANA MENGELOLA
SISTEM IRRIGASI?
(1) 4.3.2.1- Berapa seharusnya laju aliran di emitter, berapa jarak antar emiter, pada
kedalaman berapa?
(2) 4.3.2.2- Berapa luas lahan yang bisa dikembangkan untuk diirigasi?
(3) 4.3.2.3- Apakah dibutuhkan automatisasi?
(4) 4.3.2.4- Berapa banyak energi yang dibutuhkan, dan berapa gas greenhouse yang
diemisikan? For example, a 2.0 ha subsurface drip irrigation used 237 kilowatt
hours (kWh) of electricity to pump each megalitre of water.
LANGKAH 4.3.3: SUBSURFACE DRIP IRRIGATION (SDI) -BERAPA
KEBUTUHAN BIAYA?
1. 4.3.4.1 Kapan anda melakukan irigasi dan berapa banyak air yang diaplikasikan?
2. 4.3.4.2 Bagaimana anda mengelola penerapan pemupukan di sistem irigasi?
3. 4.3.4.3 Bagaimana anda mengelola tanaman yang anda budidayakan?
4. 4.3.4.4 Aspek salinitas apa yang perlu dikelola untuk dipertimbangkan dalam
pilihan irigasi ini?
LANGKAH 4.3.5: SUBSURFACE DRIP IRRIGATION (SDI) -WHAT SYSTEM
MAINTENANCE IS REQUIRED?
1. Jika pembasahan tanah tidak teratur di beberapa daerah, itu berarti drip tape or emitters rusak dan perlu diganti. Bukti kebocoran
mungkin terlihat jelas, atau terlihat sebagaian areal pertanaman ada yang terlalu basah. Kebocoran sebenarnya mungkin agak jauh
dari tempat ia muncul di permukaan. Sambungan lepas yang menghubungkan sub-main dengan drip tape juga dapat menyebabkan
kebocoran dan perlu diperbaiki
2. Jika area di lapangan relatif kering, itu berarti drip tape or emitters tersumbat dan perlu dibersihkan. Di dalam kondisi tanaman
stress air, akar tanaman dapat mengikuti air ke arah emitters yang mengelurakan air dan dapat memblokirnya, sehingga menghasilkan
pertumbuhan tanaman yang rendah atau tidak ada di area tersebut. Perkembangan akar di sekitar drip tapes perlu dibatasi oleh
anulus jenuh. Penyumbatan juga dapat terjadi karena partikulat atau pengendapan bahan kimia di dalam suplai air atau penumpukan
bahan organik. Pengaliran zat asam ke sistem dua kali dalam satu musim dapat membantu mengurangi risiko penyumbatan emitor.
Klorinasi sistem dapat menghilangkan penyumbatan biologis
3. Munculnya stres tanaman dapat disebabkan oleh distribusi air yang tidak merata di seluruh lahan. Dalam hal ini tekanan sistem perlu
diperiksa
4. Pembersihan filter sangat penting untuk menghindari penyumbatan. Jika filter media pasir digunakan, mereka perlu diganti setiap
musim. Filter layar dan disk juga perlu dibersihkan secara teratur (biasanya dua kali musim) tergantung pada kualitas air
5. Selama musim irigasi, pembilasan sistem secara rutin sangat penting untuk pengoperasian yang benar. Misalnya, pembilasan biasanya
dilakukan setelah setiap pemotongan di lucerne dan umumnya ada 6-7 pemotongan di setiap musim. Pembilasan di awal musim
irigasi sangat penting
6. Katup pembilas dan pelepasan udara perlu diperiksa secara teratur dan jika perlu diperbaiki atau diganti
7. Sebelum sistem dimatikan selama musim penghujan, siram semua sistem secara menyeluruh. Periode ini sangat penting untuk
menemukan kesalahan dan untuk memastikan pemeliharaan kinerja
8. Hewan pengerat dan serangga bisa mengunyah tabung; karenanya gunakan tindakan pencegahan untuk mencegah kerusakan hewan
pengerat dan serangga jika ditemukan
LANGKAH 4.3.6: SUBSURFACE DRIP IRRIGATION (SDI) -INSTALLATION
OF SDI
7
PENETAPAN
PILIHAN UNTUK
KETERCAPAIAN
TUJUAN
80
LANGKAH 5: APAKAH KEPUTUSAN SISTEM IRIGASI YANG DITETAPKAN
MERUPAKAN PILIHAN YANG TERBAIK UNTUK MENC APAI TUJUAN
IRRIGASI YANG TELAH DITETAPKAN?
(1) Step 5.1 – Apakah investasi sistem irigasi yang anda pilih sesuai dengan tujuan dan sasaran irigasi yang telah anda
tetapkan?
(1) Anda ingin hasil akhirnya seperti apa? Apakah Anda dapat mencapai ini dengan opsi yang Anda pilih?
(2) Apa manfaat dan hambatan terpenting yang terkait dengan pilihan Anda? Apakah itu sejalan dengan aspirasi
bisnis Anda?
(3) Apakah Anda memiliki strategi untuk mengatasi hambatan ini?
(2) Step 5.2 – Apakah anda telah mempertimbangkan semua resiko terkait dengan pilihan anda?
LANGKAH 5.2: BORDER-CHECK SYSTEMS
Suprayogo@ub.ac.id
file:///C:/Users/USER/AppData/Local/Temp/Irrigation-and-Its-
Types-600x315%20(3).webp
CHEMIGATION/FERTIGATION
TIM DOSEN LAB.FISIKA TANAH, JURUSAN TANAH FP UB
SUB POKOK BAHASAN
APA ITU CHEMIGASI/FERTIGASI?
CONTOH PENERAPANNYA
SISTEM, CARA KERJA DAN KOMPONEN
MAINTENANCE
PEMUPUKAN FERTIGASI
KELEBIHAN & KEKURANGAN
SUB CPMK
MAHASISWA MAMPU MEMAHAMI
SISTEM,CARA KERJA, DAN KOMPONEN
CHEMIGASI/FERTIGASI
PUPUK
/PESTISIDA
/INSECTISIDA
• Gerakan piston
menimbulkan daya
hisap sehingga
mampu mengalirkan
pupuk atau pestisida
menuju system
irigasi.
INJECTOR VENTURI
• Memanfaatkan efek
Venturi yaitu perbedaan
tekanan aliran air antara
inlet dan outlet yang
melewati celah sempit.
• Hal ini menimbulkan
daya hisap dari lubang
bagian bawah (gambar).
• Bahan kimia
(pupuk/pestisida)
terhisap dan mengalir ke
sistem irigasi
SISTEM IRIGASI
Sistem irigasi yang sesuai
untuk penerapan Chemi/Ferti-
gasi adalah:
1. Sistem irigasi drip
(fertigasi)-pemupukan
2. Subsurface (fertigasi)-
pemupukan
3. Sprinkle (chemigasi)-hama
penyakit
Chemigasi dan Fertigasi tidak
sesuai untuk sisitem irigasi
terbuka→ karena tdk efisien.
MAINTENANCE
(PERAWATAN)
MAINTENANCE YANG
UTAMA (PERAWATAN)
1. Pastikan suplai air memenuhi
kualitas dan kuantitasnya.
2. Pastikan Pemutus Aliran Balik
dalam kondisi baik.
3. Pastikan filter secara periodic
diganti.
4. Pastikan injector berfungsi baik.
5. Pastikan emitter tidak tersumbat
*) perwatan sistem irigasi lebih detail telah dijelaskan pada tatap muka sebelumnya
Perawatan
JAR TEST
BASIC RULE MIXING
3. Don’tmix iron with phosphorus.
4. Add acids first and never mix acid and alkaline products directly, as this will result in a strong, hot
chemical reaction.
5. Always put acid into water, not water into acid
6. Don’t mix chelates and organic matter based products in the same tank as acids.
7. When a colored product is part of the mix, the color of the solution is likely to change or remain
the same.
8. Remember that water with high levels of Ca, Mg, SO4, Fe, or Mn can affect some mixtures.
9. Take into consideration other compounds that are to be added, e.g. pesticides.
10. When mixing products the solubility can be lower than expected for a single product due to some
reactions. For example, if magnesium sulfate is mixed with potassium nitrate the reaction may
form potassium sulfate, which has a lower solubility and can precipitate out.
11. Always add the liquid fertilizer to the water before adding dry soluble fertilizer.
TABEL KOMPATIBILITAS
PELARUTAN PUPUK
FERTIGASI
KELEBIHAN
&
KEKURANGAN
PERBEDAAN CHEMI/FERTI -GATION
KONVENSIONAL
VS
CHEMIGATION/FERTIGATION
TIM DOSEN
LABORATORIUM FISIKA TANAH
JURUSAN TANAH, FP UB
SUB CAPAIAN PEMBELAJARAN
VS
AIR BAWAH TANAH
AIR BAWAH TANAH (Groundwater)
AIR BAWAH TANAH : air yang mengisi seluruh ruangan pori dalam
zone jenuh
Air Meresap
Zone Jenuh
(air tanah)
Pori-pori terisi
Air
This section, including most illustrations, was adapted with permission from "What is Groundwater?" by Lyle Raymond, Jr.
(© Cornell Cooperative Extension, Cornell University, July 1988).
AIR BAWAH TANAH : Akuifer
Akuifer Tertutup (confined) dan Akuifer Terbuka (unconfined)
SIFAT AKUIFER :
1. Porositas : jumlah menyimpan air
2. Permeabilitas : sifat menghantarkan air
This section, including most illustrations, was adapted with permission from "What is Groundwater?" by Lyle Raymond, Jr.
(© Cornell Cooperative Extension, Cornell University, July 1988).
AIR BAWAH TANAH : Discharge
Sumber Air Tanah
This section, including most illustrations, was adapted with permission from "What is Groundwater?" by Lyle Raymond, Jr.
(© Cornell Cooperative Extension, Cornell University, July 1988).
AIR BAWAH TANAH : Discharge
Hubungan antara Air Bawah Tanah (ABT) dan Sungai
Sungai
Rembesan
Muka ABT
ABT
Muka ABT
ABT
Effluent : air bawah tanah ke
sungai Terpisah dari Air Tanah
Penyebab recharge: Penyebab discharge:
Peresapan air hujan mel Evapotranspirasi dr permuk
permuk tanah tnh
Perembesan air aquifer
Peresapan air mel dsr &
menuju sungai, danau, laut,
tebing sungai, danau, laut
dsb
dsb
Perembesan ke aquifer lain
Perembesan air dr aquifer
Aliran keluar sbg sumber air
lain
AIR BAWAH TANAH : Pola Aliran Air
AIR BAWAH TANAH : waktu tempuh aliran air tanah
AIR BAWAH TANAH : Muka Air Tanah
Penyedotan air tanah mengakibatkan penurunan muka air tanah
head
intake
intake level
DRAINASE
POKOK BAHASAN
• Drainase adalah pembuangan massa air dari permukaan atau bawah permukaan dari suatu hamparan,
baik itu secara alami atau buatan .
• Pembuangan dilakukan dengan cara mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air.
• Pematusan bisa melalui permukaan atau bawah permukaan
M E N G A PA P E R L U
DILAKUKAN DRAINASE?
TUJUAN
DRAINASE
MENGENDALIKAN
GENANGAN AIR MENGENDALIKAN
MENURUNKAN KADAR GARAM
DI PERMUKAAN MUKA AIRTANAH
DALAM TANAH
TANAH
M E N G E N DA L I K A N G E N A N G A N A I R D I
P E R M U K A A N TA N A H
Drainase permukaan untuk mengalirkan air genangan di permukaan menuju saluran alami atau buatan
dengan membuat saluran tambahan atau mengatur kemiringan permukaan tanah
M E N U RU N K A N M U K A A I R T A N A H
• JENIS TANAMAN :
Kedalaman perakaran dan toleransi
• MORFOLOGI dan SIFAT FISIK TANAH :
Keragaman dalam Profil Tanah
Tekstur Tanah
Daya Hantar Air Jenuh (saturated hydraulic
conductivity) lapisan-lapisan tanah
• DINAMIKA MUKA AIR TANAH ( water
table ) :
Monitoring ketinggian muka air tanah
DAYA H A N TA R J E N U H
SUMUR GANDA
D I N A M I K A M U K A A I R TA N A H
ENGINEERING FACTORS
KOMPONEN SISTEM DRAINASE
• A field drainage system, which prevents ponding water on the field and/or controls the
water table.
• A main drainage system, which conveys the water away from the farm.
• An outlet, which is the point where the drainage water is led out of the area.
Dimana :
NFR : kebutuhan air bersih di sawah
CT : kebutuhan air tanaman
CPL : kebutuhan air untuk penyiapan lahan
CP : kebutuhan air untuk perkolasi
CPLA : kebutuhan air untuk penggantian lapisan air
Reff : curah hujan effektif
Kebutuhan Air Tanaman
Dimana :
k : koefisien tanaman
ETo : evapotranspirasi potensial (mm/hari)
Kebutuhan Air untuk Penyiapan Lahan
Menghitung :
1. Perkolasi dan ETo kemudian dijumlahkan (P+ETo)
2. Waktu penjenuhan (T)
3. Kebutuhan air untuk penjenuhan lahan (Tabel dlm Standart Perencanaan
Irigasi,1995:8)
Perkolasi
Tergantung :
1. Tekstur tanah
2. Permeabilitas tanah
3. Tebal lapisan tanah atas
4. Tanaman penutup tanah
Dimana :
CPLA : kebutuhan air untuk penggantian lapisan air (mm/hari)
CP : kebutuhan air untuk penjenuhan lahan (mm/hari)
Curah Hujan Effektif (Reff)
Cara menghitung :
1. Curah hujan bulanan diurutkan dari nilai terkecil ke besar
2. Mencari curah hujan andalan (R80 dan R50)
R80 = n/5 + 1
R50 = n/2 + 1
3. Reff (padi) = (0.70 x R80)
Reff (palawija) = R50
Kebutuhan Air di Intake
IR padi = NFR/effisiensi x A
IR palawija = (CT – Reff)/effisiensi x A
Dimana :
IR padi : kebutuhan air irigasi untuk tanaman padi (l/dt)
IR palawija : kebutuhan air irigasi untuk tanaman palawija (l/dt)
NFR : kebutuhan air bersih di sawah
A : luas lahan (ha)
CT : kebutuhan air tanaman
Reff : curah hujan effektif
Kebutuhan Air Irigasi
Metode Perhitungan :
dimana :
LPRi : luas palawija relative jenis tanaman i (ha.pol)
Ai : luas jenis tanaman i (ha)
Ci : koefisien jenis tanaman i, merupakan perbandingan kebutuhan air terhadap palawija
TORi: kebutuhan air di bangunan sadap tersier untuk jenis tanaman i
TORpalawija : total kebutuhan air di bangunan sadap tersier (l/dt)
Faktor Palawija Relatif (FPR)
dimana :
FPR tersier : FPR tingkat tersier (l/dt/ha.pol)
DR : kebutuhan air irigasi di bangunan utama
E TORi : total kebutuhan air di bangunan sadap tersier utk tanaman i-n (l/dt)
E nsaluran : total efisiensi saluran ke i-n (%)
Kategori FPR untuk operasional
6. Kebutuhan Air Kotor = PAK rasio luas + PL rasio luas + P rasio luas + WLR rasio luas
7. Reff
8. NFR
9. Efisiensi
10. Kebutuhan Irigasi di Intake = NFR/Efisiensi
Metode CropWat 8.0
Data input :
1. Data meteorology
2. Data curah hujan
3. Data tanah
4. Data tanaman
Data output :
1. ETo
2. R eff
3. Etc
4. IWR
Pola Tanam dan Jadwal Tanam
Pola Tata Tanam : susunan rencana penanaman berbagai jenis tanaman selama
satu tahun
Umumnya ada 3 kelompok jenis tanaman : padi, tebu dan palawija
Tujuan Pola Tata Tanam
RTTG : rencana tata tanam secara global untuk DI yang menunjukkan rencana
tata tanam secara keseluruan yang menyangkut luas areal dengan pola tata
tanam, jadwal pengolahan tanah serta penanaman nya dalam waktu satu
tahun dengan mempertimbangkan alokasi air yang tersedia
RTTG → disyahkan Bupati
RTTG menggambarkan :
1. Perbandingan luas tanam tanaman (padi,palawija,tebu)
2. Mulai tanam dan akhir tanam
Debit Andalan
IMPELEMENTATION APPRAISSAL
Project Analysis
• Land
• Analisa penggunaan • Water
sumberdaya
• Labor & inputs
• Income Generate
• Analisa Investasi
• Cropping pattern
• Labour requirement
• Crop budget
Cropping Pattern
Without irrigation project
Farmers
Participation
• Pekerjaan awal
• Pekerjaan di lapangan
• Bangunan pagar, jalan, dan
drainase
• Pembersihan lahan
• Bangunan (gudang, kantor,
sanitasi)
• Peralatan dan bahan
• Pengeluaran tak terduga
2. Lahan
• Jika lahan dalam suatu kegiatan
irigasi merupakan bagian yang
harus dibeli, maka lahan harus
dimasukkan dalam analisis
investasi.
• Demikian pula dengan lahan yang
disewa untuk usaha pertanian yang
melibatkan kegiatan irigasi.
3. Biaya operasional
Biaya operasional dihitung dari penggunaan peralatan dalam rangka
memfungsikan barang-barang investasi
Merupakan nilai dari sisa asset yang tidak digunakan pada akhir
project.
c. Bantuan
• Misalkan bantuan untuk antisipasi kekeringan dari pemerintah.
In USD
2.d. Periode Project
• Disesuaikan dengan umur peralatan irigasi
• Generally 20 tahun
• Waduk 30 tahun
2.e. Nilai Mata Uang
• Ketika cost dan benefit pada suatu project
tersebar pada beberapa tahun periode
project, maka akan muncul masalah terkait
perbandingan pendapatan pada masa yang
akan datang dan saat ini.
• Sehingga nilai dari mata uang yang akan
datang harus dikurangi terhadap nilai mata
uang pada saat ini.
• Fakta: satu rupiah hari ini dapat membeli
lebih banyak daripada hari besok.
1. Penentuan tingkat diskon
• Having money today is better than having it
your hand a year from now.
• Meminjamkan uang kepada orang lain, berarti
memberikan kesempatan orang lain untuk
menginvestasikan uang tersebut secara
productive à jika meminjamkan uang (untuk
usaha), perhitungkan suku bunga terkait
penurunan nilai mata dan pendapatan dari
investasi uang tersebut.
2. Compounding
Merupakan proses
perhitungan akumulasi
uang pada suku bunga
tertentu untuk
mendapatkan nilai uang
pada sekian waktu yang
telah ditetapkan.
Rumus
3. Discounting
• Merupakan kebalikan dari compounding
• Merupakan proses pencarian Present Value
(PV) dari Future Value (FV)
• Tujuan : untuk mengetahui berapa nilai
atau value dari income yang akan
didapatkan pada masa yang akan datang,
dibandingkan pada masa sekarang.
Contoh
2.f. Evaluasi Kelayakan Project
Ada 4 indicator yang dapat digunakan:
• Net Present Value (NPV)
• Benefit/Cost Ratio (BCR)
• Internal Rate of Return (IRR)
• Payback Period
1. Net Present Value (NPV)