Anda di halaman 1dari 81

PENGENALAN

SISTEM IRIGASI

Disampaikan oleh : DJITO


Pada Acara Sosialisasi dan Pelatihan Penggunaan e_PAKSI Tahun 2020
BBWS.Serayu Opak, Tanggal 24 November 2020

D I R E K T O R AT B I NA O P E R A S I DA N P E ME L I H A R A A N
DI R EKT OR AT J EN DE R AL SU M B ER DAYA AI R
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
DASAR HUKUM
1) UU No.17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air
2) Inpres No.2 Tahun 1984 tentang Pembinaan P3A
3) Permen PUPR No.8/PRT/M/2015 ttg Garis Sempadan Irigasi
4) Permen PUPR No.11/PRT/M/2015 ttg E&P Irigasi Rawa Pasang
Surut
5) Permen PUPR No.12/PRT/M/2015 ttg E&P Irigasi
6) Permen PUPR No.14/PRT/M/2015 ttg Kriteria dan Penetapan
Status Daerah Irigasi
7) Permen PUPR No.16/PRT/M/2015 ttg E&P Irigasi Rawa Lebak
8) Permen PUPR No.17/PRT/M/2015 ttg Komisi Irigasi
9) Permen PUPR No.21/PRT/M/2015 ttg E&P Irigasi Tambak
10)Permen PUPR No.23/PRT/M/2015 ttg PAI
11)Permen PUPR No.29/PRT/M/2015 ttg Rawa
12)Permen PUPR No.30/PRT/M/2015 ttg Pedoman PPSI
Sistem Irigasi
Ruang Lingkup

Sistemèketerpaduan secara menyeluruh dari elemen


sistem yang saling berhubungan baik, secara
langsung atau tidak langsung guna
mencapai suatu tujuan atau produk akhir.

Sistem Irigasi
• Sistem irigasi meliputi
– prasarana irigasi,
– air irigasi,
– manajemen irigasi,
– kelembagaan pengelolaan
irigasi, dan
– sumber daya manusia
3
LIMA PILAR IRIGASI
(1) AIR IRIGASI
Air Irigasi
Air & Sumber Air
AIR Pengambilan
Bendungan
Bebas
semua air yang terdapat pada, di
atas, ataupun di bawah
permukaan tanah, termasuk
Pengambilan
dalam pengertian ini Pompa Air
Pompa Air
air permukaan, Tanah

air tanah,
air hujan, dan
air laut yang berada di darat.
Bendung

Sumber air
• tempat atau wadah air alami
dan/atau buatan yang terdapat
pada, di atas, ataupun di
bawah permukaan tanah.
6
Air Irigasi
Pemanfaatan Sumberdaya Air

Sumberdaya Air Bendungan


Pengambilan
air, sumber air, dan daya air yang Bebas
terkandung di dalamnya.

Pompa Air
Pemanfataan sumberdaya air Pengambilan
Tanah
Pompa Air
Irigasi Industri
Non-Irigasi (Industri)
Pemanfataan sumberdaya air untuk
irigasi Bendung
Bendung
Pengambilan Bebas
Pompa Air
Bendungan
Pompa Air Tanah
Irigasi Pengertian Irigasi
Irigasi usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air
irigasi untuk menunjang pertanian yang jenisnya
meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi air
bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak.
AIR
Irigasi

Pembagian
Irigasi
Penyedia Pemberian
Sumber Air an Air Irigasi
Irigasi Penggunaa
n Irigasi
Pengatur
Irigasi
Pembuang
an Irigasi
8
Irigasi
Faktor Dominan Irigasi
• Tempat
– setiap petak tersier mempunyai kebutuhan air yang yang berbeda
tergantung dari jenis tanah dan iklim, serta kehilangan air di saluran
• Jumlah
– petak tersier memiliki luas dan usahatani yang berbeda

• Waktu
– setiap fase tanaman pertumbuhan (fase pengolahan
tanah, pertumbuhan dan panen) mempunyai
kebutuhan air yang berbeda.
• Mutu
– air irigasi harus memenuhi standard mutu irigasi

CARA Penyediaan, Pengaturan,


Pemberian, Penggunaan
dan Pembuangan
Yang Tepat
9
Irigasi
Tujuan, Fungsi Irigasi & Manfaat
Irigasi
Penyediaan Air Irigasi Tujuan Irigasi
Pengaturan Air Irigasi • air yang tersedia dapat dipergunakan atau
Pembuangan Air Irigasi dimanfaatkan secara efektif dan efisien,
• air yang tersedia dibagi secara adil dan
merata,
• air yang diberikan ke petak-petak tersier
secara tepat cara, waktu dan jumlah, sesuai
dengan kebutuhan pertumbuhan tanaman
• akibat negatip yang mungkin ditimbulkan
oleh air berlebihan dapat dihindari.
Fungsi Irigasi
mendukung produktivitas usaha Manfaat Irigasi :
1. melancarkan aliran air ke lahan
tani guna persawahan
meningkatkan produksi pertanian 2. menyuburkan/meningkatkan
dalam rangka ketahanan pangan kesuburan tanah
nasional dan 3. sebagai tempat budidaya
kesejahteraan masyarakat, tumbuhan
4. pengatur suhu dlm tanah
khususnya petani 10
Irigasi Aktivitas Irigasi
(Operasi Irigasi)
Penyediaan Air Irigasi
Penyediaan Air
Irigasi • penentuan volume air per satuan waktu yang
dialokasikan dari suatu sumber air untuk
suatu daerah irigasi yang didasarkan waktu,
jumlah, dan mutu sesuai dengan kebutuhan
untuk menunjang pertanian dan keperluan
lainnya.
Pengaturan Air Irigasi
• kegiatan yang meliputi
– pembagian,
– pemberian, dan
– penggunaan air irigasi
Pembuangan Air Irigasi
• pengaliran kelebihan air yang sudah tidak
dipergunakan lagi pada suatu daerah
Pengaturan Air irigasi tertentu
Irigasi 11
Irigasi
Aktivitas Irigasi
(Operasi Irigasi)
Pembagian Air Irigasi

• kegiatan membagi air di bangunan


bagi dalam jaringan primer dan/atau
jaringan sekunder.
Pemberian Air Irigasi

• kegiatan menyalurkan air dengan


jumlah tertentu dari jaringan primer
atau jaringan sekunder ke petak
tersier

Penggunaan Air Irigasi


• kegiatan memanfaatkan air dari petak
tersier untuk mengairi lahan pertanian
pada saat diperlukan
12
Jaringan Irigasi dan Daerah Irigasi

Jaringan Irigasi
saluran dan bangunan yang merupakan satu kesatuan dan
diperlukan untuk pengaturan air irigasi yang mencakup
penyediaan, pengambilan, pembagian, pemberian,
penggunaan, dan pembuangannya.

Daerah Irigasi
kesatuan wilayah
yang mendapat air
dari satu jaringan irigasi.
Jaringan Irigasi dan Daerah Irigasi

LEGENDA
Sungai
Saluran Primer
Saluran Sekunder
Saluran Tersier
Bangunan Bagi
Bangunan Sadap
Daerah Irigasi
Petak Tersier
Jaringan Irigasi dan Daerah Irigasi

Daerah Irigasi I

LEGENDA
Sungai
Saluran Suplisi
Saluran Primer
Saluran Sekunder
Saluran Tersier
Bangunan Bagi
Bangunan Sadap
Daerah Irigasi II
Daerah Irigasi
Petak Tersier
Jenis Jaringan Irigasi
Pengelolaan

Jaringan Irigasi Utama


Jaringan irigasi utama meliputi bangunan utama, saluran
sekunder dan primer serta bangunan air yang ada di saluran
primer dan saluran sekunder.
Jaringan irigasi utama ini tanggung jawab oleh
pemerintah/pemda dengan batas pengelolaan saluran tersier
berjarak batas 50 m dari bangunan sadap tersier.

Jaringan Irigasi Tersier


Jaringan irigasi tersier merupakan jaringan irigasi di petak tersier,
mulai saluran tersier saluran kuarter dan bangunan yang ada di
kedua saluran tersebut (boks bagi tersier, boks bagi kuarter dan
bangunan air lainnya).
Jaringan irigasi ini tanggung jawab oleh petani dibawah
koordinasi HIPPA (bimbingan aspek teknis diperoleh dari Dinas
Pengairan dan bimbingan aspek pertanian di bawah Dinas
Pertanian).
Tipe Pemberian Air Irigasi

• Irigasi genangan
• Irigasi curah
• Irigasi tetes/mikro
• Irigasi alur (furrow)

17
Tipe Pemberian Air Irigasi

Irigasi tetes dan alur

18
Klasifikasi Jaringan Irigasi
Kemampuan Operasional

Jaringan Irigasi Sederhana


Sistem pelaksanaan operasional pembagian air pada jaringan
irigasi sederhana pada umumnya air tidak diukur dan diatur.

Jaringan Irigasi Semi-Teknis


Pengambilan jaringan irigasi ini telah mampu berfungsi dengan
baik dan sebagian telah dilengkapi dengan bangunan ukur.
Pemisahan saluran pembawa dan pembuang belum dipisahkan
secara baik dan pembagian petak tersier belum dilakukan
secara detail, sehingga sulit dilakukan pembagian air.

Jaringan Irigasi Teknis


Jaringan irigasi ini telah dibangun sistem pengambilan yang
permanen, sistem pembagian air dapat diukur dan diatur, serta
pembagian jaringan pembawa dan pembuang telah terpisahkan
secara jelas.
Klasifikasi Jaringan Irigasi

Gambar : Jaringan irigasi Gambar : Jaringan irigasi


sederhana semi teknis
Klasifikasi Jaringan Irigasi

Gambar : Jaringan irigasi


teknis
Klasifikasi Jaringan Irigasi
Kemampuan Operasional
Jaringan Irigasi
No Parameter
Sederhana Semi teknis Teknis
Konstruksi Semi
1. Sederhana Permanen
Bangunan Permanen/Permanen
Pengukuran
2. Tidak ada Ada Ada
debit
Pengaturan
3. Tidak ada Tidak ada Ada
debit
saluran
saluran pembawa
pembawa saluran pembawa
dan saluran
4. Fungsi saluran berfungsi ganda dan saluran
pembuang tidak
sebagai saluran pembuang terpisah
sepenuhnya terpisah
pembuang
Pengatur

Pengukur
Jenis Jaringan Irigasi
Jaringan Irigasi Utama & Teriser

Batas Daerah Layanan Petak Tersier max 150 Ha


Petak Kuarter 10 – 15 Ha
Petak Tersier

JARINGAN IRIGASI
UTAMA (PRIMER & LEGENDA
SEKUNDER) Sungai
Saluran Primer
Saluran Sekunder
Saluran Tersier
Bangunan Bagi
Bangunan Sadap
Boks Tersier
Boks Kuater
Daerah Irigasi
Petak Tersier
JARINGAN IRIGASI Blok Tersier
TERSIER 23
Batasan Kewenangan
Pusat Provinsi Kab./Kota

Pengembang •Lintas provinsi § Lintas § Dalam


an •Lintas negara kab./kota satu
• Baru •Strategis § Luas kab./kota
• Upgrading nasional. 1.000- § Luas
3.000 Ha <1.000
•Luas > 3.000 Ha
Ha
Pengelolaan •Luas > 3.000 Ha § Luas • Luas <
• OP •Lintas provinsi 1.000- 1.000 ha
• Rehabilitasi •Lintas negara 3.000 ha
• Lintas
•Strategis
kab./kota
nasional.

24
(2) PRASARANA DAN SARANA
IRIGASI
Prasarana Irigasi
B. RG. 2
Daerah Irigasi & Jaringan Irigasi
B. RG. 1

B. BA. 2
Jaringan Irigasi èsaluran, bangunan,
Saluran Sekunder
Saluran Primer Batang Ragu dan bangunan pelengkapnya yang
merupakan satu kesatuan yang
B. BA. 2
diperlukan untuk penyediaan,
Saluran Sekunder Rawa

pembagian, pemberian,
B. RA. 1 penggunaan, dan pembuangan air
irigasi B.
2
RG.

B. RA. 2

B. RG.
B. RA. 3 1

B. BA.
2
B. RA.
2 B.
B. BA. B. RA. RA.3
1 1
Daerah Irigasi èkesatuan lahan yang
mendapat air dari satu
jaringan irigasi
26
Prasarana Irigasi
Jaringan Irigasi Primer
JARINGAN IRIGASI B. RG. 1 B. RG. 2

PRIMER
Saluran Sekunder
• bagian dari jaringan irigasi Saluran Primer Batang
Ragu

yang terdiri dari B. BA. 1

q bangunan utama,

Saluran Sekunder Rawa


B. RA. 1

q saluran induk/primer,
q saluran
pembuangannya, B. RA. 2

q bangunan bagi, B. RA. 3

q bangunan bagi-sadap,
q bangunan sadap, dan
q bangunan
pelengkapnya 27
Prasarana Irigasi
Jaringan Irigasi Sekunder
JARINGAN IRIGASI B. RG. 1 B. RG. 2
SEKUNDER
• bagian dari jaringan Saluran Primer Batang Saluran Sekunder
Ragu

irigasi yang terdiri dari : B. BA. 1

q saluran sekunder,

Saluran Sekunder Rawa


B. RA. 1
q saluran
pembuangannya, Saluran Sekunder
Papa

q bangunan bagi, B. RA. 2

q bangunan bagi-sadap, B. RA. 3


q bangunan sadap, dan
q bangunan
pelengkapnya

28
Prasarana Irigasi
Jaringan Irigasi Tersier
JARINGAN IRIGASI B. RG. 1 B. RG. 2

TERSIER
• jaringan irigasi yang Saluran Primer Batang Saluran Sekunder
Ragu

berfungsi sebagai B. BA. 1

prasarana pelayanan air

Saluran Sekunder Rawa


irigasi dalam petak tersier B. RA. 1

yang terdiri dari : Saluran Sekunder


q saluran tersier, Papa

q saluran kuarter dan B. RA. 2

q saluran pembuang, B. RA. 3

q boks tersier,
q boks kuarter, serta
q bangunan pelengkapnya
29
Prasarana Irigasi
Bangunan Irigasi
Bangunan Irigasi Suatu bangunan yang direncanakan di sumber air
atau saluran irigasi berfungsi untuk mengalirkan air
irigasi ke lahan pertanian atau membuang kelebihan
air, sehingga air irigasi dapat dipakai guna
keperluan irigasi secara tepat tempat, jumlah,
waktu & mutu
• Bangunan Pelengkap
• Bangunan Utama
– Talang
– Bendung
– Syphon
– Pengambilan Bebas
– Gorong-Gorong
– Waduk/Embung
– Gorong-Gorong Silang
– Pompa
– Bangunan Terjun
– Got miring
• Bangunan Bagi - Sadap – Pelimpah Samping
– Bangunan Bagi – Masukan Pembuang (Drain
– Bangunan Sadap Inlet)
– Bangunan Bagi – Sadap – Jembatan
– Boks Tersier – Jembatan Orang
– Boks Kuarter – Tangga Mandi Cuci
30
– Tempat Mandi Hewan
Bangunan Utama
Bendung Jati

Rumah
Pompa

B. M. 1
M. 1 Ka 2
114 Ha
Pintu
Pengatur

KM.000 Bendung Jati


Sungai
Madiun
Pengambilan Bebas
Prinsip Dasar

Pengambilan Bebas Bangunan yang dibuat pada tepi sungai guna


mengalirkan air ke dalam jaringan irigasi, tanpa
mengatur ketinggian muka air di sungai.

pengarah aliran
bangunan pengambilan dan
pintu pengambilan
Saluran ukur
bangunan ukur

Muka air sungai pada bangunan ini harus lebih tinggi dari lahan yang
akan diairi.
Pengambilan Bebas
Fungsional Bangunan

pengarah aliran
Mengarah aliran sungai ke bangunan
pengambilan (untuk daerah yang mempunyai
aliran sungai yang lurus);
bangunan pengambilan dan pintu
pengambilan
Mengatur mengalirkan air ke jaringan irigasi;
Saluran ukur
saluran yang menghubungkan antara
bangunan/pintu pengambilan dengan
bangunan ukur;
bangunan ukur
mengukur debit yang masuk ke jaringan irigasi
Pengambilan Bebas
Operasional
Pengambilan Bebas Mudal
DI. Gandong Atas

1 Pengambilan

Operasi pengurasan kantong lumpur dilakukan


Ketinggian muka air sungai memenuhi dengan waktu :
20 hari sekali pada musim hujan Pengurasan
Sebulan atau 1½ bulan sekali pada musim kemarau
2 Kantong Lumpur
3 – 5 jam
Pengambilan Bebas
Perencanaan Pengambilan Bebas

Pengambilan Bayur
DI. Bayur
Waduk
Prinsip Dasar

Waduk bangunan utama yang berfungsi sebagai reservoir, guna


menampung kelebihan air dan dipergunakan pada saat
kekurangan air (pengatur aliran sungai)

Waduk yang berukuran besar mempunyai banyak fungsi seperti


irigasi, tenaga air, pengendali banjir, perikanan, pariwisata dan sebagainya.
Dan waduk yang berukuran kecil (embung) dipergunakan untuk
irigasi dan air minum.
Waduk
Waduk Gondang - Lamongan

z{

y u
x
w v
1. daerah genangan
2. tubuh bendung berfungsi sebagai dinding penahan air;
3. dinding penahan hilir tubuh bendung
4. bangunan pelimpah guna mengalirkan air banjir;
5. bangunan pengambilan dan pintu pengambilan
6. saluran ukur
7. bangunan ukur
Waduk
Fungsional Bangunan
daerah genangan
daerah yang dipergunakan sebagai tempat
menyimpan air (resevoir, tandon);
tubuh bendung
dinding penahan air;
dinding penahan hilir tubuh bendung
menahan bagian hilir bawah tubuh bendung dan
membelokkan garis rembesan;
bangunan pelimpah
mengalirkan air banjir;
bangunan pengambilan dan pintu pengambilan
mengalirkan air dari waduk;
saluran ukur
saluran yang menghubungkan antara
bangunan/pintu pengambilan dengan bangunan
ukur; dan
bangunan ukur
mengukur debit yang dikeluarkan.
Bendung
Tipe Bendung

Bendung Semi Tetap


Tubuh bendung (dinding penahan air)
terbuat dari bahan yang tidak tetap
(bronjong)
Bendung Tetap
Tubuh bendung terbuat dari bahan tetap (beton, pasangan batu
kali dan lain-lain )

Bendung Gerak (barrage)


Tubuh bendung dilengkapi dengan pintu air guna mengalirkan
aliran banjir dan ditutup jika aliran kecil

Bendung Karet
Tubuh bendung terbuat dari karet. Pengempisan bendung
dipergunakan untuk mengalirkan aliran banjir dan dikembangkan
jika aliran kecil.
Bendung Gerak
Bendung Gerak Mrican – Kab. Kediri

Tujuan
Penyediaan air Irigasi daerah Warujayeng-Turi Tunggorono
seluas 23.160 ha
Pengontrol sedimen masuk ke saluran irigasi
Pengendali banjir
Pencegah degradasi berlebihan di sungai

Bendung Bangunan pembilas (sluice way)


Tipe : Concrete + pintu baja Tipe pintu : Motor penggerak
Volume beton : 18.000 m3 Jumlah pintu : 2 unit @ 4 buah
Muka air banjir : El. 58,28 Elevasi dasar pintu bawah : El. 53,20 m
Muka air normal : El. 57,20 Elevasi dasar pintu atas : El. 55,60 m
Muka air rendah : El. 57,10 Tebal pilar : 1,50 m
Jumlah pintu : 9 buah @13,20 m
Elevasi puncak : El. 55,60
Tebal pilar : 1,80 m
Tipe pintu : motor penggerak
Debit banjir rencana : 950 m3/dt
Bendung Karet
Bendung Jatimlerek- Mojokerto

Tujuan
Menaikkan muka air kali Brantas bagian tengah di musim
kemarau, untuk mensuplai air irigasi daerah persawahan
4.549ha bersama-sama Bendungan Menturus
Menaikkan intensitas tanam

Pondasi
Tipe : Reif. Concrete
Panjang : 9,00 m
Lebar : 150 m
Perkuatan pondasi : PC pile 0,400 mepanjang = 15 m
Bendung Turap : Steel sheet pilepanjang = 10 m
Tipe operasi : Isian udara Lantai beton
Jumlah pintu : 6 buah Tipe : Reinf. Concrete
Tinggi : 1,85 m Panjang : 12.00 m
Total lebar dasar : 150 m perkuatan pondasi : PC Pile 400 mm L = 12 m
Spesifikasi pintu karet Turap : Steel sheet pile panjang 10 m
Material : ethyline propyline diene
Tebal : 9 mm
Bendung
Struktur & Fungsional
~
12
~
13

~
11

~
}

|
v
u y
x z
w {
|
Bendung
Fungsional Kolam Olak & Peredam Energi

1 Aliran Normal 2 Aliran Banjir

Aliran sungai dibendung oleh mercu, sehingga air dapat


dialirkan ke jaringan irigasi
Aliran pada saat banjir
Debit besar
Mempunyai energi yang besar
Perlu dilakukan peredaman energi
Stasiun Pompa Air

. Pompa Air Permukaan

Pompa Air Tanah


BANGUNAN PENGATUR
(BAGI/BAGI SADAP/SADAP)

45
Bangunan Pengatur
Bangunan Bagi : B. CE. 4 – Sal. Sek. Cerme
B. SK. 4
Km 1,995

B. SK. 4 d
Km 1,903

B. SK. 4c
Km 1,847
B. SK. 4b
Km 1,790

B. SK. 4 a
Km 1,732

B. SK. 3
Km 1,666

B. SK. 2
Km 1,353

B. SK.2

SALURAN SEKUNDER CERME


B. SK. 1 m

B. SK. 1 h

B. SK. 1 g

B. SK. 1 d

B. SK. 1 b
B. SK. 1 e

B. SK. 1 a
B. SK. 1 k

B. SK. 1 c
Km 0,822

Km 0,604

Km 0,556

Km 0,486

Km 0,453

Km 0,392

Km 0,342

Km 0,296

Km 0,195

Km 0,137

Km 0,068
B. SK. 1 f
B. SK. 1 j

B. SK. 1 i

Km 248

B. SK.1
B. SK. 1 o
Km 1,180 B. CE.4

SALURAN SEKUNDER SULING KULON


B. SK. 1 n B. SK. 1 l
Km 0,875 Km 0,792
Bangunan Pengatur
Bangunan Sadap : Saluran Sekunder Suling
B. SK. 4
Km 1,995

B. SK. 4 d
Km 1,903

B. SK. 4c
Km 1,847
B. SK. 4b
Km 1,790

B. SK. 4 a
Km 1,732

B. SK. 3
Km 1,666

B. SK. 2
Km 1,353

B. SK.2

SALURAN SEKUNDER CERME


B. SK. 1 m

B. SK. 1 h

B. SK. 1 g

B. SK. 1 d

B. SK. 1 b
B. SK. 1 e

B. SK. 1 a
B. SK. 1 k

B. SK. 1 c
Km 0,822

Km 0,604

Km 0,556

Km 0,486

Km 0,453

Km 0,392

Km 0,342

Km 0,296

Km 0,195

Km 0,137

Km 0,068
B. SK. 1 f
B. SK. 1 j

B. SK. 1 i

Km 248

B. SK.1
B. SK. 1 o
Km 1,180 B. CE.4

SALURAN SEKUNDER SULING KULON


B. SK. 1 n B. SK. 1 l
Km 0,875 Km 0,792
Definisi & Fungsional
Bangunan Bagi-Sadap

Pengatur debit air irigasi dilakukan dengan pengaturan

1. Bangunan pengatur v

2. Pengaturan Pintu

3. Bangunan Ukur
w

u
Tipe Bangunan Bagi Sadap

1. Bangunan Bagi
Bangunan bagi terletak di saluran
primer dan sekunder pada suatu titik
cabang dan berfungsi untuk membagi
aliran antara dua saluran atau lebih.
2. Bangunan Sadap
Bangunan sadap tersier mengalirkan air
dari saluran primer atau sekunder tersier
penerima. v
3. Bangunan Bagi dan Sadap
Bangunan ini merupakan gabungan
antara bangunan bagi dan bangunan
sadap

u
Komponen Struktur
1. Bangunan Pengatur Muka Air mengatur
~
1b
muka air tinggi muka air
a. Pintu Kuras membersihkan endapan di
depan pengambilan
~
1a b. Mercu tetap menaikkan muka air
u

v w x

2. Pintu Pengambilan mengatur debit


yang dialirkan ke daerah layanan
3. Bak dan saluran ukur menstabilkan
aliran guna memenuhi persyaratan
hidrolis bangunan ukur
Bangunan Bagi B.PH.1 4. Bangunan ukur
Saluran Sekunder Pilang Hilir - DI. Mrican Kanan
Bangunan Pengatur
Jenis Bangunan Pengatur

Jenis bangunan pengatur muka air, yaitu:

pintu skot balok dapat dikontrol

pintu sorong dapat dikontrol

mercu tetap tidak dapat dikontrol

kontrol celah trapesium tidak dapat dikontrol

Bangunan pengatur yang tidak dapat dikontrol harus didisain sedemikian rupa,
sehingga tinggi muka air dioperasikan pada sistem pemberian air terus-
menerus atau sistem giliran
BANGUNAN UKUR

52
Fungsional
Pengukuran Debit

• Pengukuran debit dimaksudkan untuk


– Pemberian air irigasi dapat sesuai dengan
kebutuhan air
– Mencegah kelebihan air, sehingga air tidak meluber
di saluran (over topping)
– Dapat menyusun perencanaan pembagian air yang
adil dan merata
Tata Letak
• Tata Letak Bangunan Ukur
– Bangunan Utama : Bagian Hulu Saluran Primer
– Bangunan Bagi/Bagi-Sadap : Hulu Saluran
Sekunder/Sub Sekunder
– Bangunan Sadap : Awal sadap tersier
Tipe Bangunan Ukur
Pelimpah ambang lebar Ambang lebar
Pintu Romijn
Pelimpah ambang tajam Cipoletti
Takik V (Thomson)
Penyempitan aliran (flume) Parshall flume
Venturi flume
Aliran bawah (Orifice) Crump de Gruyter
Orifice dengan tinggi energi tetap
Baffle distributor

Drempel

Romijn
Cipoletti Crump De
Parshall Guyter
Orifices
Flume
Drempel
Konstruksi

Bangunan drempel adalah bangunan ukur ambang lebar


Bangunan ukur ambang lebar adalah bangunan aliran atas (overflow) untuk ini
tinggi energi hulu lebih kecil dari panjang mercu.

Kelebihan
Bentuk hidrolis luwes dan
sederhana,
Konstruksi kuat, sederhana dan
tidak mahal,
Benda-benda hanyut bisa
dilewatkan dengan mudah,
Eksploitasi mudah

Kelemahan
Bangunan ini hanya dapat dipakai sebagai bangunan pengukur saja,
Agar pengukuran teliti, aliran tidak boleh tenggelam
Drempel
Aliran Hidrolis

b = 0,30 m
h = 12 cm
Q = 1,71 × b × h1,5
= 1,71 × 0,30 × 121,5
Syarat : Aliran Bebas beda muka air hilir = 21,33 l/detik
dengan hulu minimal 5 cm = 21 l/detik

1,5 Q = debit (l/detik)


Q = 1,71 × b × h b = lebar ambang (m)
h = tinggi muka air (cm)

Drempel : Lebar ambang = 30 cm


Tinggi muka air = 12 cm
Berapa debit ?
Tabel Debit
Tabel 5.4 H Leb
Standard Debit Bangunan Ukur Drempel (cm) 0,15 0,25 0,30 0,35 0,40 0,45 0,50 0,55 0,60
5 3 5 6 7 8 9 10 11 11
6 4 6 8 9 10 11 13 14 15
7 5 8 10 11 13 14 16 17 19
8 6 10 12 14 15 17 19 21 23
9 7 12 14 16 18 21 23 25 28
10 8 14 16 19 22 24 27 30 32
b 11 9 16 19 22 25 28 31 34 37
peilscall 12 11 18 21 25 28 32 36 39 43
13 12 20 24 28 32 36 40 44 48
14 13 22 27 31 36 40 45 49 54
15 15 25 30 35 40 45 50 55 60
16 16 27 33 38 44 49 55 60 66
17 18 30 36 42 48 54 60 66 72
18 20 33 39 46 52 59 65 72 78
19 21 35 42 50 57 64 71 78 85
BANGUNAN UKUR Drempel 20 23 38 46 54 61 69 76 84 92
21 25 41 49 58 66 74 82 91 99
Cara Mencari Debit dengan Tabel : 22 26 44 53 62 71 79 88 97 106
23 28 47 57 66 75 85 94 104 113
(1) Ketahui dulu lebar ambang bangunan ukur drempel, misalnya 0,50 m 24 30 50 60 70 80 90 101 111 121
(2) Membaca Peilschall di hulu ambang alat ukur, misalnya menunjukkan 25 32 53 64 75 86 96 107 118 128
angka sebesar 12 cm 26 34 57 68 79 91 102 113 125 136
(3) Di bawah kolom h (tinggi pembacaan), carilah tinggi pembacaan yang 27 36 60 72 84 96 108 120 132 144
sama, misalnya 12 28 38 63 76 89 101 114 127 139 152
(4) Carilah di bawah kolom lebar ambang, angka yang letaknya sebaris 29 40 67 80 93 107 120 134 147 160
dengan hasil pembacaan. 30 42 70 84 98 112 126 140 155 169
Angka yang letaknya sebaris mendatar dengan angka 12 dan sejajar 31 44 74 89 103 118 133 148 162 177
ke bawah dengan angka 0,50 adalah angka 36 32 46 77 93 108 124 139 155 170 186
(5) Debit yang mengalir sebesar 36 l/detik 33 49 81 97 113 130 146 162 178 194
34 51 85 102 119 136 153 170 186 203
Catatan : Angka yang tercetak tebal angka teliti 35 53 89 106 124 142 159 177 195 212
36 55 92 111 129 148 166 185 203 222
Operasi Bangunan
Papan Eksploitasi

Pengaturan debit berdasarkan RPA, disebarluaskan ke petani melalui papan


eksploitasi
Papan Eksploitasi
Bangunan Pelengkap
Saluran Sekunder Suling
B. SK. 4
Km 1,995

B. SK. 4 d
Km 1,903

B. SK. 4c
Km 1,847
B. SK. 4b
Km 1,790

B. SK. 4 a
Km 1,732

B. SK. 3
Km 1,666

B. SK. 2
Km 1,353

B. SK.2

SALURAN SEKUNDER CERME


B. SK. 1 m

B. SK. 1 h

B. SK. 1 g

B. SK. 1 d

B. SK. 1 b
B. SK. 1 e

B. SK. 1 a
B. SK. 1 k

B. SK. 1 c
Km 0,822

Km 0,604

Km 0,556

Km 0,486

Km 0,453

Km 0,392

Km 0,342

Km 0,296

Km 0,195

Km 0,137

Km 0,068
B. SK. 1 f
B. SK. 1 j

B. SK. 1 i

Km 248

B. SK.1
B. SK. 1 o
Km 1,180 B. CE.4

SALURAN SEKUNDER SULING KULON


B. SK. 1 n B. SK. 1 l
Km 0,875 Km 0,792
SALURAN IRIGASI

61
Saluran Irigasi
Ruas Saluran
B. SK. 4
Km 1,995

B. SK. 4 d
Km 1,903

B. SK. 4c
Km 1,847
B. SK. 4b
Km 1,790

B. SK. 4 a
Km 1,732

B. SK. 3
Km 1,666

B. SK. 2
Km 1,353

B. SK.2

SALURAN SEKUNDER CERME


B. SK. 1 m

B. SK. 1 h

B. SK. 1 g

B. SK. 1 d

B. SK. 1 b
B. SK. 1 e

B. SK. 1 a
B. SK. 1 k

B. SK. 1 c
Km 0,822

Km 0,604

Km 0,556

Km 0,486

Km 0,453

Km 0,392

Km 0,342

Km 0,296

Km 0,195

Km 0,137

Km 0,068
B. SK. 1 f
B. SK. 1 j

B. SK. 1 i

Km 248

B. SK.1
B. SK. 1 o
Km 1,180 B. CE.4

SALURAN SEKUNDER SULING KULON


B. SK. 1 n B. SK. 1 l
Km 0,875 Km 0,792
Saluran
Saluran Irigasi & Saluran Pembuang

Saluran
bangunan yang berfungsi untuk mengalirkan air
dari satu tempat ke tempat yang lain.
Saluran dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
Saluran irigasi
Saluran yang berfungsi untuk mengalirkan air dari
sumber air ke lahan pertanian

Saluran pembuang
Saluran yang berfungsi untuk membuang kelebihan
air irigasi, sehingga air irigasi tidak melebihi
kapasitas saluran atau kebutuhan air tanam
Klasifikasi Saluran Pembawa
B. PR. 3
Tata Letak Jaringan Irigasi

Sal. Sekunder Praka


Km 1,424

B. PR. 2

Saluran Primer
Km 1,124
B. PR. 2a
Km 0,724

B. PR. 1a
B. PR. 1
Km 0,724 Sal. Sekunder Dewan B. DE. 3
Saluran irigasi yang mengalirkan air
Km 0,540
B. BA. 3
Km 2,100
Km 1,450
irigasi dari bangunan utama/saluran
primer ke saluran sekunder atau petak

B. DE. 1b
B. DE. 1a

B. DE. 2a

B. DE. 3a
Km 0,235

Km 0,425

Km 0,645

Km 1,210
B. BA. 3a

tersier
Km 1,890

Km 0,567

Km 0,812
B. DE. 1

B. DE. 2
B. BA. 2

Batas akhir saluran primer adalah


Km 1,459
Sal. Induk Batang

B. BA. 2b
bangunan bagi yang terakhir;
Km 1,356
Saluran Sekunder
B. BA. 2a
Km 1,256 saluran yang mengalirkan air irigasi dari
B. BA. 1b
Km 0,386
Sal. Sekunder Karang
B. KA. 2
saluran primer ke petak tersier yang
B. BA. 1
Km 1,025
LEGENDA
dilayani oleh saluran sekunder tersebut
B. KA. 1b

B. BA. 1a
B. KA. 1a

Km 0,526

B. KA. 2b
Km 0,356

Km 0,584
Km 0,784

Km 0,826

batas ujung saluran ini adalah


B. KA. 2

Km 0,125
Saluran Primer
Km 0,645
B. KA. 1

Bendung Batang
Kali
Man
is Re Saluran Sekunder bangunan sadap terakhir.
ngg
o

Saluran Tersier
mengalirkan air dari bangunan sadap tersier di saluran utama ke dalam petak tersier lalu ke
saluran kuarter dengan batas ujung saluran ini boks bagi kuarter yang terakhir.
Saluran Kuarter
mengalirkan air dari boks bagi kuarter melalui bangunan sadap tersier atau parit sawah ke
sawah-sawah.
Saluran Suplesi
Saluran suplesi merupakan saluran yang mengalirkan air irigasi dari sumber air lain ke
jaringan irigasi
Saluran Irigasi
Ruas Saluran
B. SK. 4
Km 1,995

B. SK. 4 d
Km 1,903

B. SK. 4c
Km 1,847
B. SK. 4b
Km 1,790

B. SK. 4 a
Km 1,732

B. SK. 3
Km 1,666

B. SK. 2
Km 1,353

B. SK.2

SALURAN SEKUNDER CERME


B. SK. 1 m

B. SK. 1 h

B. SK. 1 g

B. SK. 1 d

B. SK. 1 b
B. SK. 1 e

B. SK. 1 a
B. SK. 1 k

B. SK. 1 c
Km 0,822

Km 0,604

Km 0,556

Km 0,486

Km 0,453

Km 0,392

Km 0,342

Km 0,296

Km 0,195

Km 0,137

Km 0,068
B. SK. 1 f
B. SK. 1 j

B. SK. 1 i

Km 248

B. SK.1
B. SK. 1 o
Km 1,180 B. CE.4

SALURAN SEKUNDER SULING KULON


B. SK. 1 n B. SK. 1 l
Km 0,875 Km 0,792
Saluran Irigasi
Definisi dan Jenis

Saluran adalah bangunan yang berfungsi untuk membawa air dari


satu tempat ke tempat yang lain. Pasangan

Rumput/
Tanaman Liar

Muka Air Normal

Jalan Inspeksi

h Tanggul saluran
Tanggul saluran m 1

Jenis saluran ada 2 macam yaitu :


Saluran tanah adalah saluran dimana talud dan dasarnya dari tanah
Saluran pasangan adalah saluran yang talud dan dasarnya dari pasangan
Saluran Irigasi
Dasar Perencanaan

Perencanaan saluran harus memberikan penyelesaian biaya


pelaksanaan dan pemeliharaan yang paling rendah.
Erosi dan sedimentasi di setiap potongan melintang harus minimal dan
berimbang sepanjang tahun.
Ruas-ruas saluran harus mantap.
erosi

Sedimentasi

Kecepatan Maksimum Kecepatan Minimum

Erosi

Sedimentasi
Sarana Irigasi
Peta & Skema
Peta Daerah Irigasi

DI Kebun Agung - Kabupaten


Sumenep 68
Sarana Irigasi
Skema Jaringan Irigasi Peta & Skema
B.ASTA TINGGI

KK.1Ki KK.3A Ki KK.4 Ki


ASTA TINGGI

K.ANJUK
8 Ha 20 l/dt 5 Ha 13 l/dt 44 Ha 97 l/dt
40Ha

DAM KEBON AGUNG SAL.PRIMER KEBON AGUNG B.KA..1 B.KK..1 B.KK..2 B.KK..3
B.KK..4
SAL.SEKUNDER KOLOR B.KK..3A

KA.2E Ki KK.2 Ka KK.3 Ka KK.4 Ka


B.KA.2E
15 Ha 38 I/dt 95 Ha 164 l/dt 5 Ha 13 l/dt 25 Ha 49 l/dt

SAL.SEKUNDER KEBON AGUNG


KA.2 Ka B.KA.2 KA.2 Ka

29 Ha 73 l/dt 78 Ha 146 l/dt

KA.3 Ka B.KA.3 KA.3 Ki

19 Ha 48 l/dt 25 Ha 63 l/dt

B.KB.4 B.KB.3 B.KB.2 B.KB.1 B.KG.1 B.KG.2A B.KG.2 B.KG.3 KG.3 Ki

SAL.SEKUNDER BABALAN B.KA.4 SAL.SEKUNDER GEDONGAN 30 Ha 70 l/dt

KB.4 Ki KB.3 Ki KB.2 Ki KB.1 Ki KG.1 Ka KA.2A Ka KG.2 Ka KG.3 Ka

30 Ha 70 l/dt 48 Ha 106 l/dt 25 Ha 63 l/dt 30 Ha 70 l/dt 47 Ha 103 l/dt 5 Ha 13 l/dt 20 Ha 50 l/dt 68 Ha 133 l/dt
SAL.SEKUNDER PATEYAN

KP.1 Ka B.KP.1 KP.1 Ki

27 Ha 68 l/dt 20 Ha 50 l/dt

KP.2 Ka B.KP.2 KP.2 Ki

15 Ha 38 l/dt 9 Ha 23 I/dt

KP.3 Ka B.KP.3 KP.3 Ki

DI Kebun Agung - Kabupaten 30 Ha 70 l/dt 30 Ha 70 l/dt

69
Sumenep
Sarana Irigasi
Skema Bangunan Irigasi Peta & Skema
B.ASTA TINGGI

B.KK.1m (KM 0.740)


B.KK.1g (KM 0.377)
B.KK.1b (KM 0.185)

B.KK.1h (KM 0.410)


B.KK.1a (KM 0.026)

B.KK.1d (KM 0.216)

B.KK.1e (KM 0.357)

B.KK.1n (KM 0.750)

B.KK.2a (KM 1.211)

B.KK.2b (KM 1.396)

B.KK.2d (KM 1.410)

B.KK.2e (KM 1.416)

B.KK.3a (KM 1.755)


B.KK.1c (KM 0.213)

B.KK.1k (KM 0.563)

B.KK.2c (KM 1.402)


B.KK.1f (KM 0.360)

B.KK.1i (KM 0.432)


B.KK.1j (KM 0.497)

B.KK.1l (KM 0.609)


B.KA.1a (KM 0.339)

B.KA.1 (KM 0.432)

B.KK.1 (KM 1.052)

B.KK.2 (KM 1.509)

B.KK.3 (KM 1.720)


K.ANJUK
DAM KEBON AGUNG
B.KK.4 (KM 1.782)
SAL.PRIMER KEBON AGUNG
B.KA.2a (KM 0.529)
B.KA.2b (KM 0.564)

B.KA.2c (KM 0.707)

B.KA.2d (KM 0.864)


SAL.SEKUNDER KOLOR
B.KA.2e (KM 0.871)

B.KA.2 (KM 0.982)

B.KA.3a (KM 1.144)

B.KA.3b (KM 1.160)

B.KA.3c (KM 1.553)


B.KA.3 (KM 1.596)

B.KA.4a (KM 1.720)

B.KG.2b (KM 0.372)

B.KG.2c (KM 0.448)


B.KA.3a (KM 0.562)

B.KG.2 (KM 0.527)

B.KG.3 (KM 0.860)


B.KB.1 (KM 0.003)

B.KA.4b (KM 1.734)

B.KG.2a (KM 0.200)


B.KA.4 (KM 0.818)

B.KA.3 (KM 0.625)

B.KB.2 (KM 0.468)

B.KA.4c (KM 1.860)


B.KA.4d (KM 2.003)
B.KA.4e (KM 2.175)
B.KA.4f (KM 2.315)
B.KG.1 (KM 0.005)

B.KA.4 (KM 2.375) SAL.SEKUNDER GEDONGAN


SAL.SEKUNDER BABALAN

B.KP.1a (KM 0.284)


B.KA.1b (KM 0.345)
LEGENDA
B.KA.1c (KM 0.430) BENDUNG
B.KA.1d (KM 0.623) BANGUNAN BAGI
B.KP.1 (KM 1.000)
BANGUNAN SADAP
SAL.SEKUNDER PATEYAN

SALURAN PRIMER
B.KP.2a (KM 1.430) SALURAN SEKUNDER

SALURAN TERSIER

B.KP.2b (KM 1.496) JALAN DESA

JALAN PU/ASPAL

BATAS PETAK TERSIER


B.KP.2 (KM 1.546)
SUNGAI/KALI

B.KP.3a (KM 1.900) KAMPUNG

SAWAH

DI Kebun Agung - Kabupaten B.KP.3 (KM 2.247)


70
Sumenep
Sarana Irigasi
Peta & Skema
Skema Operasi

71
Sarana Irigasi
Peta & Skema
Skema Sosiohidro

KA. 2 Ki 63 Petak Tersier Nama Petak


Jatisari 40 Luas Baku (Ha)
Kendangan 23 Luas Layanan Desa Nama Desa
Luas Layanan
(Ha)

72
(3) MANAJEMEN PENGELOLAAN
IRIGASI
Manajemen Irigasi
Prinsip Dasar
• Keberlanjutan sistem irigasi dilakukan dengan
q pengembangan dan
q pengelolaan sistem irigasi
Operasi,
Pembangunan Pemeliharaan Peningkatan
& Rehabilitasi

• Pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi


diselenggarakan secara
q partisipatif èberbasis peran serta masyarakat petani
q terpadu èmengintegrasikan kepentingan antarsektor terkait
q berwawasan lingkungan hidup è memperhatikan keseimbangan
ekosistem dan daya dukung lingkungan
q transparan dan akuntabel è terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan
q berkeadilan secara proporsional è sesuai dengan kebutuhan masyarakat
pemakai air irigasi dari bagian hulu sampai dengan hilir
74
MANUAL OP
1. Manual OP Tingkat Jaringan Utama
2. Manual OP Tingkat Jaringan Tersier

FASILITAS OP
1. Kantor dan rumah dinas
2. Alat transportasi dan komunikasi
3. Peralatan kerja lapangan
4. Seragam
5. Peralatan sistem informasi
SISTEM PEMBIAYAAN
1. Sistem pembiayaan harus jelas dan transparan
sesuai kebutuhan lapangan berdasarkan target
capaian yang telah ditetapkan.
2. Sesuai kewenangan masing-masing

MONEV
1. Monev perlu dilakukan secara rutin
2. Dilaksanakan secara partisipatif
3. Dilengkapi rekomendasi untuk tindak lanjut

PENEGAKAN HUKUM
Harus dilakukan secara rutin untuk menghindari
kesalahan yang lebih besar
(4) KELEMBAGAAN PENGELOLAAN
IRIGASI
Kelembagaan Pengelolaan Irigasi
Kelembagaan Pengelolaan
Irigasi
Instansi instansi pemerintah yang
membidangi irigasi
Perkumpulan petani pemakai air
Komisi irigasi
1 Kemampuan Organisasi
Melaksanakan organisasi, sehingga
visi dan misi organisasi dapat
tercapai

2 Kemampuan Pendanaan
Penyediaan Pendanaan yang cukup
untuk melaksanakan Program dalam
mencapai visi dan misi organisasi

78
(5) SUMBER DAYA MANUSIA
Sumberdaya Manusia
Sumberdaya Manusia
Pimpinan & Pegawai instansi pemerintah yang
membidangi irigasi
Pengurus & Anggota Perkumpulan petani pemakai
air
Ketua & Anggota Komisi irigasi

Memiliki
Pengetahuan
1
(knowledge) Kinerja
2 Ketrampilan (skills) Pelayanan
Irigasi
3 Perilaku (attitude)

Irigasi, Pertanian &


Pemberdayaan

80
Maturnuwun

Anda mungkin juga menyukai