SISTEM IRIGASI
D I R E K T O R AT B I NA O P E R A S I DA N P E ME L I H A R A A N
DI R EKT OR AT J EN DE R AL SU M B ER DAYA AI R
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
DASAR HUKUM
1) UU No.17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air
2) Inpres No.2 Tahun 1984 tentang Pembinaan P3A
3) Permen PUPR No.8/PRT/M/2015 ttg Garis Sempadan Irigasi
4) Permen PUPR No.11/PRT/M/2015 ttg E&P Irigasi Rawa Pasang
Surut
5) Permen PUPR No.12/PRT/M/2015 ttg E&P Irigasi
6) Permen PUPR No.14/PRT/M/2015 ttg Kriteria dan Penetapan
Status Daerah Irigasi
7) Permen PUPR No.16/PRT/M/2015 ttg E&P Irigasi Rawa Lebak
8) Permen PUPR No.17/PRT/M/2015 ttg Komisi Irigasi
9) Permen PUPR No.21/PRT/M/2015 ttg E&P Irigasi Tambak
10)Permen PUPR No.23/PRT/M/2015 ttg PAI
11)Permen PUPR No.29/PRT/M/2015 ttg Rawa
12)Permen PUPR No.30/PRT/M/2015 ttg Pedoman PPSI
Sistem Irigasi
Ruang Lingkup
Sistem Irigasi
• Sistem irigasi meliputi
– prasarana irigasi,
– air irigasi,
– manajemen irigasi,
– kelembagaan pengelolaan
irigasi, dan
– sumber daya manusia
3
LIMA PILAR IRIGASI
(1) AIR IRIGASI
Air Irigasi
Air & Sumber Air
AIR Pengambilan
Bendungan
Bebas
semua air yang terdapat pada, di
atas, ataupun di bawah
permukaan tanah, termasuk
Pengambilan
dalam pengertian ini Pompa Air
Pompa Air
air permukaan, Tanah
air tanah,
air hujan, dan
air laut yang berada di darat.
Bendung
Sumber air
• tempat atau wadah air alami
dan/atau buatan yang terdapat
pada, di atas, ataupun di
bawah permukaan tanah.
6
Air Irigasi
Pemanfaatan Sumberdaya Air
Pompa Air
Pemanfataan sumberdaya air Pengambilan
Tanah
Pompa Air
Irigasi Industri
Non-Irigasi (Industri)
Pemanfataan sumberdaya air untuk
irigasi Bendung
Bendung
Pengambilan Bebas
Pompa Air
Bendungan
Pompa Air Tanah
Irigasi Pengertian Irigasi
Irigasi usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air
irigasi untuk menunjang pertanian yang jenisnya
meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi air
bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak.
AIR
Irigasi
Pembagian
Irigasi
Penyedia Pemberian
Sumber Air an Air Irigasi
Irigasi Penggunaa
n Irigasi
Pengatur
Irigasi
Pembuang
an Irigasi
8
Irigasi
Faktor Dominan Irigasi
• Tempat
– setiap petak tersier mempunyai kebutuhan air yang yang berbeda
tergantung dari jenis tanah dan iklim, serta kehilangan air di saluran
• Jumlah
– petak tersier memiliki luas dan usahatani yang berbeda
• Waktu
– setiap fase tanaman pertumbuhan (fase pengolahan
tanah, pertumbuhan dan panen) mempunyai
kebutuhan air yang berbeda.
• Mutu
– air irigasi harus memenuhi standard mutu irigasi
Jaringan Irigasi
saluran dan bangunan yang merupakan satu kesatuan dan
diperlukan untuk pengaturan air irigasi yang mencakup
penyediaan, pengambilan, pembagian, pemberian,
penggunaan, dan pembuangannya.
Daerah Irigasi
kesatuan wilayah
yang mendapat air
dari satu jaringan irigasi.
Jaringan Irigasi dan Daerah Irigasi
LEGENDA
Sungai
Saluran Primer
Saluran Sekunder
Saluran Tersier
Bangunan Bagi
Bangunan Sadap
Daerah Irigasi
Petak Tersier
Jaringan Irigasi dan Daerah Irigasi
Daerah Irigasi I
LEGENDA
Sungai
Saluran Suplisi
Saluran Primer
Saluran Sekunder
Saluran Tersier
Bangunan Bagi
Bangunan Sadap
Daerah Irigasi II
Daerah Irigasi
Petak Tersier
Jenis Jaringan Irigasi
Pengelolaan
• Irigasi genangan
• Irigasi curah
• Irigasi tetes/mikro
• Irigasi alur (furrow)
17
Tipe Pemberian Air Irigasi
18
Klasifikasi Jaringan Irigasi
Kemampuan Operasional
Pengukur
Jenis Jaringan Irigasi
Jaringan Irigasi Utama & Teriser
JARINGAN IRIGASI
UTAMA (PRIMER & LEGENDA
SEKUNDER) Sungai
Saluran Primer
Saluran Sekunder
Saluran Tersier
Bangunan Bagi
Bangunan Sadap
Boks Tersier
Boks Kuater
Daerah Irigasi
Petak Tersier
JARINGAN IRIGASI Blok Tersier
TERSIER 23
Batasan Kewenangan
Pusat Provinsi Kab./Kota
24
(2) PRASARANA DAN SARANA
IRIGASI
Prasarana Irigasi
B. RG. 2
Daerah Irigasi & Jaringan Irigasi
B. RG. 1
B. BA. 2
Jaringan Irigasi èsaluran, bangunan,
Saluran Sekunder
Saluran Primer Batang Ragu dan bangunan pelengkapnya yang
merupakan satu kesatuan yang
B. BA. 2
diperlukan untuk penyediaan,
Saluran Sekunder Rawa
pembagian, pemberian,
B. RA. 1 penggunaan, dan pembuangan air
irigasi B.
2
RG.
B. RA. 2
B. RG.
B. RA. 3 1
B. BA.
2
B. RA.
2 B.
B. BA. B. RA. RA.3
1 1
Daerah Irigasi èkesatuan lahan yang
mendapat air dari satu
jaringan irigasi
26
Prasarana Irigasi
Jaringan Irigasi Primer
JARINGAN IRIGASI B. RG. 1 B. RG. 2
PRIMER
Saluran Sekunder
• bagian dari jaringan irigasi Saluran Primer Batang
Ragu
q bangunan utama,
q saluran induk/primer,
q saluran
pembuangannya, B. RA. 2
q bangunan bagi-sadap,
q bangunan sadap, dan
q bangunan
pelengkapnya 27
Prasarana Irigasi
Jaringan Irigasi Sekunder
JARINGAN IRIGASI B. RG. 1 B. RG. 2
SEKUNDER
• bagian dari jaringan Saluran Primer Batang Saluran Sekunder
Ragu
q saluran sekunder,
28
Prasarana Irigasi
Jaringan Irigasi Tersier
JARINGAN IRIGASI B. RG. 1 B. RG. 2
TERSIER
• jaringan irigasi yang Saluran Primer Batang Saluran Sekunder
Ragu
q boks tersier,
q boks kuarter, serta
q bangunan pelengkapnya
29
Prasarana Irigasi
Bangunan Irigasi
Bangunan Irigasi Suatu bangunan yang direncanakan di sumber air
atau saluran irigasi berfungsi untuk mengalirkan air
irigasi ke lahan pertanian atau membuang kelebihan
air, sehingga air irigasi dapat dipakai guna
keperluan irigasi secara tepat tempat, jumlah,
waktu & mutu
• Bangunan Pelengkap
• Bangunan Utama
– Talang
– Bendung
– Syphon
– Pengambilan Bebas
– Gorong-Gorong
– Waduk/Embung
– Gorong-Gorong Silang
– Pompa
– Bangunan Terjun
– Got miring
• Bangunan Bagi - Sadap – Pelimpah Samping
– Bangunan Bagi – Masukan Pembuang (Drain
– Bangunan Sadap Inlet)
– Bangunan Bagi – Sadap – Jembatan
– Boks Tersier – Jembatan Orang
– Boks Kuarter – Tangga Mandi Cuci
30
– Tempat Mandi Hewan
Bangunan Utama
Bendung Jati
Rumah
Pompa
B. M. 1
M. 1 Ka 2
114 Ha
Pintu
Pengatur
pengarah aliran
bangunan pengambilan dan
pintu pengambilan
Saluran ukur
bangunan ukur
Muka air sungai pada bangunan ini harus lebih tinggi dari lahan yang
akan diairi.
Pengambilan Bebas
Fungsional Bangunan
pengarah aliran
Mengarah aliran sungai ke bangunan
pengambilan (untuk daerah yang mempunyai
aliran sungai yang lurus);
bangunan pengambilan dan pintu
pengambilan
Mengatur mengalirkan air ke jaringan irigasi;
Saluran ukur
saluran yang menghubungkan antara
bangunan/pintu pengambilan dengan
bangunan ukur;
bangunan ukur
mengukur debit yang masuk ke jaringan irigasi
Pengambilan Bebas
Operasional
Pengambilan Bebas Mudal
DI. Gandong Atas
1 Pengambilan
Pengambilan Bayur
DI. Bayur
Waduk
Prinsip Dasar
z{
y u
x
w v
1. daerah genangan
2. tubuh bendung berfungsi sebagai dinding penahan air;
3. dinding penahan hilir tubuh bendung
4. bangunan pelimpah guna mengalirkan air banjir;
5. bangunan pengambilan dan pintu pengambilan
6. saluran ukur
7. bangunan ukur
Waduk
Fungsional Bangunan
daerah genangan
daerah yang dipergunakan sebagai tempat
menyimpan air (resevoir, tandon);
tubuh bendung
dinding penahan air;
dinding penahan hilir tubuh bendung
menahan bagian hilir bawah tubuh bendung dan
membelokkan garis rembesan;
bangunan pelimpah
mengalirkan air banjir;
bangunan pengambilan dan pintu pengambilan
mengalirkan air dari waduk;
saluran ukur
saluran yang menghubungkan antara
bangunan/pintu pengambilan dengan bangunan
ukur; dan
bangunan ukur
mengukur debit yang dikeluarkan.
Bendung
Tipe Bendung
Bendung Karet
Tubuh bendung terbuat dari karet. Pengempisan bendung
dipergunakan untuk mengalirkan aliran banjir dan dikembangkan
jika aliran kecil.
Bendung Gerak
Bendung Gerak Mrican – Kab. Kediri
Tujuan
Penyediaan air Irigasi daerah Warujayeng-Turi Tunggorono
seluas 23.160 ha
Pengontrol sedimen masuk ke saluran irigasi
Pengendali banjir
Pencegah degradasi berlebihan di sungai
Tujuan
Menaikkan muka air kali Brantas bagian tengah di musim
kemarau, untuk mensuplai air irigasi daerah persawahan
4.549ha bersama-sama Bendungan Menturus
Menaikkan intensitas tanam
Pondasi
Tipe : Reif. Concrete
Panjang : 9,00 m
Lebar : 150 m
Perkuatan pondasi : PC pile 0,400 mepanjang = 15 m
Bendung Turap : Steel sheet pilepanjang = 10 m
Tipe operasi : Isian udara Lantai beton
Jumlah pintu : 6 buah Tipe : Reinf. Concrete
Tinggi : 1,85 m Panjang : 12.00 m
Total lebar dasar : 150 m perkuatan pondasi : PC Pile 400 mm L = 12 m
Spesifikasi pintu karet Turap : Steel sheet pile panjang 10 m
Material : ethyline propyline diene
Tebal : 9 mm
Bendung
Struktur & Fungsional
~
12
~
13
~
11
~
}
|
v
u y
x z
w {
|
Bendung
Fungsional Kolam Olak & Peredam Energi
45
Bangunan Pengatur
Bangunan Bagi : B. CE. 4 – Sal. Sek. Cerme
B. SK. 4
Km 1,995
B. SK. 4 d
Km 1,903
B. SK. 4c
Km 1,847
B. SK. 4b
Km 1,790
B. SK. 4 a
Km 1,732
B. SK. 3
Km 1,666
B. SK. 2
Km 1,353
B. SK.2
B. SK. 1 h
B. SK. 1 g
B. SK. 1 d
B. SK. 1 b
B. SK. 1 e
B. SK. 1 a
B. SK. 1 k
B. SK. 1 c
Km 0,822
Km 0,604
Km 0,556
Km 0,486
Km 0,453
Km 0,392
Km 0,342
Km 0,296
Km 0,195
Km 0,137
Km 0,068
B. SK. 1 f
B. SK. 1 j
B. SK. 1 i
Km 248
B. SK.1
B. SK. 1 o
Km 1,180 B. CE.4
B. SK. 4 d
Km 1,903
B. SK. 4c
Km 1,847
B. SK. 4b
Km 1,790
B. SK. 4 a
Km 1,732
B. SK. 3
Km 1,666
B. SK. 2
Km 1,353
B. SK.2
B. SK. 1 h
B. SK. 1 g
B. SK. 1 d
B. SK. 1 b
B. SK. 1 e
B. SK. 1 a
B. SK. 1 k
B. SK. 1 c
Km 0,822
Km 0,604
Km 0,556
Km 0,486
Km 0,453
Km 0,392
Km 0,342
Km 0,296
Km 0,195
Km 0,137
Km 0,068
B. SK. 1 f
B. SK. 1 j
B. SK. 1 i
Km 248
B. SK.1
B. SK. 1 o
Km 1,180 B. CE.4
1. Bangunan pengatur v
2. Pengaturan Pintu
3. Bangunan Ukur
w
u
Tipe Bangunan Bagi Sadap
1. Bangunan Bagi
Bangunan bagi terletak di saluran
primer dan sekunder pada suatu titik
cabang dan berfungsi untuk membagi
aliran antara dua saluran atau lebih.
2. Bangunan Sadap
Bangunan sadap tersier mengalirkan air
dari saluran primer atau sekunder tersier
penerima. v
3. Bangunan Bagi dan Sadap
Bangunan ini merupakan gabungan
antara bangunan bagi dan bangunan
sadap
u
Komponen Struktur
1. Bangunan Pengatur Muka Air mengatur
~
1b
muka air tinggi muka air
a. Pintu Kuras membersihkan endapan di
depan pengambilan
~
1a b. Mercu tetap menaikkan muka air
u
v w x
Bangunan pengatur yang tidak dapat dikontrol harus didisain sedemikian rupa,
sehingga tinggi muka air dioperasikan pada sistem pemberian air terus-
menerus atau sistem giliran
BANGUNAN UKUR
52
Fungsional
Pengukuran Debit
Drempel
Romijn
Cipoletti Crump De
Parshall Guyter
Orifices
Flume
Drempel
Konstruksi
Kelebihan
Bentuk hidrolis luwes dan
sederhana,
Konstruksi kuat, sederhana dan
tidak mahal,
Benda-benda hanyut bisa
dilewatkan dengan mudah,
Eksploitasi mudah
Kelemahan
Bangunan ini hanya dapat dipakai sebagai bangunan pengukur saja,
Agar pengukuran teliti, aliran tidak boleh tenggelam
Drempel
Aliran Hidrolis
b = 0,30 m
h = 12 cm
Q = 1,71 × b × h1,5
= 1,71 × 0,30 × 121,5
Syarat : Aliran Bebas beda muka air hilir = 21,33 l/detik
dengan hulu minimal 5 cm = 21 l/detik
B. SK. 4 d
Km 1,903
B. SK. 4c
Km 1,847
B. SK. 4b
Km 1,790
B. SK. 4 a
Km 1,732
B. SK. 3
Km 1,666
B. SK. 2
Km 1,353
B. SK.2
B. SK. 1 h
B. SK. 1 g
B. SK. 1 d
B. SK. 1 b
B. SK. 1 e
B. SK. 1 a
B. SK. 1 k
B. SK. 1 c
Km 0,822
Km 0,604
Km 0,556
Km 0,486
Km 0,453
Km 0,392
Km 0,342
Km 0,296
Km 0,195
Km 0,137
Km 0,068
B. SK. 1 f
B. SK. 1 j
B. SK. 1 i
Km 248
B. SK.1
B. SK. 1 o
Km 1,180 B. CE.4
61
Saluran Irigasi
Ruas Saluran
B. SK. 4
Km 1,995
B. SK. 4 d
Km 1,903
B. SK. 4c
Km 1,847
B. SK. 4b
Km 1,790
B. SK. 4 a
Km 1,732
B. SK. 3
Km 1,666
B. SK. 2
Km 1,353
B. SK.2
B. SK. 1 h
B. SK. 1 g
B. SK. 1 d
B. SK. 1 b
B. SK. 1 e
B. SK. 1 a
B. SK. 1 k
B. SK. 1 c
Km 0,822
Km 0,604
Km 0,556
Km 0,486
Km 0,453
Km 0,392
Km 0,342
Km 0,296
Km 0,195
Km 0,137
Km 0,068
B. SK. 1 f
B. SK. 1 j
B. SK. 1 i
Km 248
B. SK.1
B. SK. 1 o
Km 1,180 B. CE.4
Saluran
bangunan yang berfungsi untuk mengalirkan air
dari satu tempat ke tempat yang lain.
Saluran dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
Saluran irigasi
Saluran yang berfungsi untuk mengalirkan air dari
sumber air ke lahan pertanian
Saluran pembuang
Saluran yang berfungsi untuk membuang kelebihan
air irigasi, sehingga air irigasi tidak melebihi
kapasitas saluran atau kebutuhan air tanam
Klasifikasi Saluran Pembawa
B. PR. 3
Tata Letak Jaringan Irigasi
B. PR. 2
Saluran Primer
Km 1,124
B. PR. 2a
Km 0,724
B. PR. 1a
B. PR. 1
Km 0,724 Sal. Sekunder Dewan B. DE. 3
Saluran irigasi yang mengalirkan air
Km 0,540
B. BA. 3
Km 2,100
Km 1,450
irigasi dari bangunan utama/saluran
primer ke saluran sekunder atau petak
B. DE. 1b
B. DE. 1a
B. DE. 2a
B. DE. 3a
Km 0,235
Km 0,425
Km 0,645
Km 1,210
B. BA. 3a
tersier
Km 1,890
Km 0,567
Km 0,812
B. DE. 1
B. DE. 2
B. BA. 2
B. BA. 2b
bangunan bagi yang terakhir;
Km 1,356
Saluran Sekunder
B. BA. 2a
Km 1,256 saluran yang mengalirkan air irigasi dari
B. BA. 1b
Km 0,386
Sal. Sekunder Karang
B. KA. 2
saluran primer ke petak tersier yang
B. BA. 1
Km 1,025
LEGENDA
dilayani oleh saluran sekunder tersebut
B. KA. 1b
B. BA. 1a
B. KA. 1a
Km 0,526
B. KA. 2b
Km 0,356
Km 0,584
Km 0,784
Km 0,826
Km 0,125
Saluran Primer
Km 0,645
B. KA. 1
Bendung Batang
Kali
Man
is Re Saluran Sekunder bangunan sadap terakhir.
ngg
o
Saluran Tersier
mengalirkan air dari bangunan sadap tersier di saluran utama ke dalam petak tersier lalu ke
saluran kuarter dengan batas ujung saluran ini boks bagi kuarter yang terakhir.
Saluran Kuarter
mengalirkan air dari boks bagi kuarter melalui bangunan sadap tersier atau parit sawah ke
sawah-sawah.
Saluran Suplesi
Saluran suplesi merupakan saluran yang mengalirkan air irigasi dari sumber air lain ke
jaringan irigasi
Saluran Irigasi
Ruas Saluran
B. SK. 4
Km 1,995
B. SK. 4 d
Km 1,903
B. SK. 4c
Km 1,847
B. SK. 4b
Km 1,790
B. SK. 4 a
Km 1,732
B. SK. 3
Km 1,666
B. SK. 2
Km 1,353
B. SK.2
B. SK. 1 h
B. SK. 1 g
B. SK. 1 d
B. SK. 1 b
B. SK. 1 e
B. SK. 1 a
B. SK. 1 k
B. SK. 1 c
Km 0,822
Km 0,604
Km 0,556
Km 0,486
Km 0,453
Km 0,392
Km 0,342
Km 0,296
Km 0,195
Km 0,137
Km 0,068
B. SK. 1 f
B. SK. 1 j
B. SK. 1 i
Km 248
B. SK.1
B. SK. 1 o
Km 1,180 B. CE.4
Rumput/
Tanaman Liar
Jalan Inspeksi
h Tanggul saluran
Tanggul saluran m 1
Sedimentasi
Erosi
Sedimentasi
Sarana Irigasi
Peta & Skema
Peta Daerah Irigasi
K.ANJUK
8 Ha 20 l/dt 5 Ha 13 l/dt 44 Ha 97 l/dt
40Ha
DAM KEBON AGUNG SAL.PRIMER KEBON AGUNG B.KA..1 B.KK..1 B.KK..2 B.KK..3
B.KK..4
SAL.SEKUNDER KOLOR B.KK..3A
19 Ha 48 l/dt 25 Ha 63 l/dt
30 Ha 70 l/dt 48 Ha 106 l/dt 25 Ha 63 l/dt 30 Ha 70 l/dt 47 Ha 103 l/dt 5 Ha 13 l/dt 20 Ha 50 l/dt 68 Ha 133 l/dt
SAL.SEKUNDER PATEYAN
27 Ha 68 l/dt 20 Ha 50 l/dt
15 Ha 38 l/dt 9 Ha 23 I/dt
69
Sumenep
Sarana Irigasi
Skema Bangunan Irigasi Peta & Skema
B.ASTA TINGGI
SALURAN PRIMER
B.KP.2a (KM 1.430) SALURAN SEKUNDER
SALURAN TERSIER
JALAN PU/ASPAL
SAWAH
71
Sarana Irigasi
Peta & Skema
Skema Sosiohidro
72
(3) MANAJEMEN PENGELOLAAN
IRIGASI
Manajemen Irigasi
Prinsip Dasar
• Keberlanjutan sistem irigasi dilakukan dengan
q pengembangan dan
q pengelolaan sistem irigasi
Operasi,
Pembangunan Pemeliharaan Peningkatan
& Rehabilitasi
FASILITAS OP
1. Kantor dan rumah dinas
2. Alat transportasi dan komunikasi
3. Peralatan kerja lapangan
4. Seragam
5. Peralatan sistem informasi
SISTEM PEMBIAYAAN
1. Sistem pembiayaan harus jelas dan transparan
sesuai kebutuhan lapangan berdasarkan target
capaian yang telah ditetapkan.
2. Sesuai kewenangan masing-masing
MONEV
1. Monev perlu dilakukan secara rutin
2. Dilaksanakan secara partisipatif
3. Dilengkapi rekomendasi untuk tindak lanjut
PENEGAKAN HUKUM
Harus dilakukan secara rutin untuk menghindari
kesalahan yang lebih besar
(4) KELEMBAGAAN PENGELOLAAN
IRIGASI
Kelembagaan Pengelolaan Irigasi
Kelembagaan Pengelolaan
Irigasi
Instansi instansi pemerintah yang
membidangi irigasi
Perkumpulan petani pemakai air
Komisi irigasi
1 Kemampuan Organisasi
Melaksanakan organisasi, sehingga
visi dan misi organisasi dapat
tercapai
2 Kemampuan Pendanaan
Penyediaan Pendanaan yang cukup
untuk melaksanakan Program dalam
mencapai visi dan misi organisasi
78
(5) SUMBER DAYA MANUSIA
Sumberdaya Manusia
Sumberdaya Manusia
Pimpinan & Pegawai instansi pemerintah yang
membidangi irigasi
Pengurus & Anggota Perkumpulan petani pemakai
air
Ketua & Anggota Komisi irigasi
Memiliki
Pengetahuan
1
(knowledge) Kinerja
2 Ketrampilan (skills) Pelayanan
Irigasi
3 Perilaku (attitude)
80
Maturnuwun