PRINSIP
ALAT , BAHAN, dan
KROMATOGRAFI
PROSEDUR KERJA
KERTAS
PEMBAGIAN
HASIL DATA
KROMATOGRAFI
PENGAMATAN
KERTAS
KESIMPULAN
PENGERTIAN KROMATOGRAFI
KROMATOGRAF
I KERTAS
SATU ARAH
KROMATOGRAF
I KERTAS
DUA ARAH
KROMATOGRAFI KERTAS SATU
ARAH
Dalam kromatografi kertas, fase diam adalah
kertas serap yang sangat seragam. Fase gerak
adalah pelarut atau campuran pelarut yang
sesuai. Sampel tinta diteteskan pada garis dasar
pensil pada selembar kromatografi kertas.
Beberapa pewarna larut dalam jumlah yang
minimum dalam pelarut yang sesuai, dan itu
juga di teteskan pada garis yang sama.
Kertas digantungkan pada wadah yang berisi
lapisan tipis pelarut atau campuran pelarut yang sesuai
didalamnya. Perlu diperhatikan bahwa batas pelarut
berada dibawah garis pada bercak diatasnya.
Silinder kemudian ditempatkan dengan posisi
berdiri pada bawah wadah. Alasan untuk menutup
wadah adalah untuk meyakinkan bahwa astmosfer
dalam gelas kimia terjenuhkan denga uap pelarut.
Penjenuhan udara dalam gelas kimia dengan uap
menghentikan penguapan pelarut sama halnya dengan
pergerakan pelarut pada kertas
KROMATOGRAFI KERTAS DUA
ARAH
Kromatografi kertas dua arah dapat digunakan
dalam menyelesaikan masalah pemisahan
substansi yang memiliki nilai Rf yang sangat
serupa. Pada saat kromatogram dibuat dari bercak
tunggal dari campuran yang ditempatkan ke depan
dari garis dasar. Kromatogram ditempatkan dalam
sebuah pelarut sebelum dan sesudah sampai
pelarut mendekati bagian atas kertas.
METODE KROMATOGRAFI
KERTAS
METODE METODE
ASCENDING DESCENDING
METODE
HORIZONTAL
METODE ASCENDING
Pada kromatografi kertas yang menaik,
kertas itu digantung dari atas ruangan agar
kertas tersebut tercelup ke dalam larutan yang
ada di dasar ruangan, dan pelarut akan
merangkak naik di seluruh bagian kertas secara
perlahan-lahan akibat kapilaritas kertas.
METODE DESCENDING
Pada bentuk yang menurun, kertas dikaitkan
pada sebuah cawan yang mengandung pelarut
yang terletak diatas ruangan, dan pelarut bergerak
ke bawah karena adanya kapilaritas yang dibantu
gravitasi. Pada kasus yang sukses, zat terlarut
dari campuran yang asli akan bergerak di
sepanjang kertas dengan kecepatan yang
berbeda-beda, membentuk sederetan noda yang
terpisah.
METODE HORIZONTAL
Sangat berbeda dari kedua metode diatas.
noda cuplikan ditempatkan pada pusat dari kertas
(biasanya kertas saring berbentuk bilat) dan
pelarut di teteskan juga dipusat kertas. Aliran
juga oleh gaya kapiler, senyawa-senyawa dalam
campuran segera berkembnag dengan pelarut.
Dalam mengidentifikasi noda-noda dalam kertas
sangat lazim menggunakan harga Rf (reterdation
factor) yang didefinisikan sebagai :
Nilai Rf harus sama baik pada descending
maupun ascending. Nilai Rf akan menunjukkan
identitas suatu zat yang dicari, contohnya asam
amino dan intensitas zona itu dapat digunakan
sebagai ukuran konsentrasi dengan membandingkan
dengan noda-noda standar.
ALAT DAN BAHAN
Alat:
Chamber
Gunting
Lidi
Bahan :
Kertas saring
Spidol warna( merah, Kuning dan Hitam).
Butanol
PROSEDUR KERJA
1. Menyediakan bahan yang digunakan dalam
proses kromatografi yaitu chamber, kertas saring
satu lembar dan spidol warna (Merah, Kuning,
Hitam).
2. Memasukan eluen (Butanol) kedalam chamber.
3. Menotolkan spidol pada kertas saring masing-
masing warna merah, kuning, dan hitam dengan
jarak 1,5 cm dari batas bawah kertas saring.
4. Menotolkan spidol pada kertas saring masing-
masing warna merah, kuningn dan hitam
dengan jarak 1,5 cm dari batas bawah kertas
saring.
5. Memasukan kertas saring yang telah ditotolkan
dengan tinta spidol kedalam chamber berisi
eluen. Usahakan totolan pada kertas tidak
terendam dalam eluen.
6. Membiarkan kertas saring tersebut beberapa
menit sampai eluen terserap naik ke batas atas
kertas.
7. Mengangkat kertas saring tersebut setelah
eluen yang terserap naik sudah mendekati
batas atas kertas.
8. Mengeringkan kertas saring tersebut sampai
kering dan terlihat komponen warna pada
kertas.
9. Mengukur jarak eluen dan jarak komponen
warna yang dihasilkan pada kertas.
10. Menghitung nilai Rf tiap komponen warna
tersebut.
GAMBAR KROMATOGRAFI
KERTAS
HASIL PENGAMATAN
a. Tinta Kuning, menghasilkan warna kuning.
b. Tinta Merah, menghasilkan warna pink,
warna kuning, warna merah, dan warna
merah pudar.
c. Tinta Hitam, menghasilkan warana biru tua,
ungu tua, ungu pudar, pink, dan pink pudar.
DATA PENGAMATAN
Bahan Warna Jumlah Warna Komponen (cm) Jarak
Tinta Eluen Absorben Komponen Eluen Rf
Butanol Kertas saring 4 Kuning = 0,9 cm 0,82
MERAH Pink= 7,3 cm 11 0,664
Merah= 9,2 cm 0,836
Merah Pudar= 10 cm 0,909
MATUR
NUWUN!