Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN RESMI KIMIA ORGANIK I

Nama/NIM

:-

Kelompok

Muhamad Syaiful Ampri / 652015011


Wulan Widyakartika / 652015007
Budianto / 652015019
Aditya Cornelius /

: 2 (jumat, 12.00-16.00)

Tanggal Praktikum : 15 Juli 2016


JUDUL ACARA

: KROMATOGRAFI

TUJUAN PRAKTIKUM :
1. Menentukan Rf noda yang terbentuk pada masing-masing kromatografi kertas dan
kromatografi lapis tipis (KLT).
2. Menentukan pita warna yang terbentuk pada kromatografi kolom
3. Mengetahui prinsip kerja dari kromatografi kertas.
4. Mampu mengetahui prinsip analisis dengan kromatografi kolom.
5. Membandingkan noda yang terbentuk pada kromatografi kertas, lapis tipis dan kolom.
DATA FISIK
Senyawa

MW
(g/mol)
78,08

BP
(oC)
-

MP
(oC)
-

Hexan
(C6H14)

86.17

69

-95 s.d.
-100

Etil asetat
(C4H8O2)

88,1

0,989

-83

Silica Gel

Metanol
(CH3OH)
Aseton
(CH3COCH3)
Toluen
(C7H8)

32,04

64,7

-97,8C

58,08

56,5

-95

92,13

110,6

-95C

d
(g/cm3)
-

Sifat khas

0,866

- Mudah terbakar.

- Bubuk putih.
- Tidak larut dalam air/asam.
0,660
- Mudah terbakar.
- Mudah menguap.
- Tidak berwarna.
- Beraroma khas dan tajam.
- Tidak larut dalam air.
77
- Jernih
- menyerap air
- famable
0,7915 - Mudah terbakar.
- Beracun.
0,79 - Cairan tidak berwarna
- Mudah terbakar
- Larut dalam air

ALAT DAN BAHAN :


Alat

: - Kolom

- Pilius

- Kertas saring bulat

- Kapas

- Cawan petri

- Kertas saring persegi

- Spatula

- Erlenmeyer

- Pipet ukur 5 ml

- Neraca

- Beaker glass

- Gunting

- Pipet tetes

- Corong kaca

- Spidol warna

- Kaca Arloji

- Statif-klem

- Penggaris

- Pensil

- Gelas ukur 50 ml

- Pipet tetes

- Pinset

- Plat KLT

- Pipa kapiler

Bahan : - Sampel (sudah disediakan)

- Hexan

- Metanol

- Aseton

- Ethyl asetat

- Silica gel

METODE :
A. Kromatografi Kertas
1. Disiapkan kertas saring bulat.
2. Tentukan tanda berupa garis/titik (start) pada bagian tengah kertas saring serta digaris
batas perembesan (front).
3. Dilipat kertas saring menjadi 4 bagian dengan sumbu di tengahnya, lalu diberi atau
dibuat noda pada kertas saring dengan tinta (warna : biru, merah, hijau, dan hitam)
pada 4 bagian kertas saring dan dari pusat diberi batas atas dan bawah 1cm.
4. Dibuat sumbu tengah pada kertas saring, lalu disiapkan cawan petri.
5. Disiapkan pelarut Etyl Acetate : Metanol dengan perbandingan volume 1 : 1,
masukkan ke dalam cawan petri.
6. Ditempatkan kromatografi kertas di atas cawan petri.
7. Dibiarkan cairan pelarut merambat naik. diamati proses pemisahan warna masingmasing tinta.
8. Dihentikan proses kromatografi, ketika cairan pelarut mencapai garis batas
perembesan pelarut (front).

9. Dicatat hasil warna-warna yang dihasilkan noda masing-masing warna yang dipakai
dalam kromatografi kertas.
10. Dihitung dan diukur Rf masing-masing warna yang terbentuk pada kertas saring
(kromatografi kertas).

Rf =

Jarak pusat noda


Jarak antara start dan front

B. Kromatografi Lapis Tipis ( KLT )


1. Ditimbang silica 2,5 gram dan masukkan ke dalam beaker glass.
2. ditambahkan pelarut (Hexan, Toluen, dan Etanol dengan perbandingan volume 6 : 4 :
1 aduk homogen.
3. disiapkan tabung kolom yang dirangkai pada statis, tabung kolom diberi sedikit kapas
sampai mencapai dasar kolom, lalu diatur kecepatan tetesannya.
4. dimasukkan larutan silica gel (campuran homogen) hingga membentuk suatu kolom.
Jangan sampai ada bagian kolom silica gel yang mengering. diketuk-ketuk tabung
bagian luar agar silica gel mengenap dengan merata membentuk kolom.
5. Setelah pengisian selesai (terbentuk kolom silica gel), sedikit pelarut melalui dinding
kolom untuk membersihkan dinding dari silica gel.
6. Jika kolom siap ( 1 mm pelarut mendekati kolom), dimasukkan sampel 10 - 15
tetes.
7. 1 mm sampel mendekati kolom, tambahkan pelarut.
8. Amati proses pemisahan warnanya.
9. Digambar pola warna yang terbentuk pada proses kromatografi kolom.
10. Dibandingkan dengan KLT
C. Kolom Kromatografi
1. Ditimbang 3 gr silica gel, ditambah 20 ml pelarut dan dihomogenkan.
2. Disiapkan kolom, dimasukkan kapas ke dalamnya dan diatur kecepatan tetes (1 tetes/ detik)
menggunakan pelarut.
3. Dimasukkan bubur silica gel bergantian dengan pelarut.
4. Dimasukkan 5 tetes sampel saat 0,1 ml pelarut mendekati kolom
5. Dimasukkan pelarut saat 0,1 ml sampel mendekati kolom
6. Diamati pita warna.

HASIL PENGAMATAN
A. Kromatografi Kertas
HIJAU
Warna
Kuning
Biru

Jarak start-front = 2,0 cm


Jarak Noda (cm) RF
1,3
0,65
0,4
0,16

BIRU
Warna
Hitam
Biru
Pink

HITAM
Warna
Garis hitam

Jarak start-front = 2,0 cm MERAH


Jarak Noda (cm) RF
Warna
0,8
1,6
Kuning
Ungu
Pink

Jarak start-front = 2,0 cm


Jarak Noda (cm) RF
0,5
0,25
1,3
0,65
1,8
0,9

Jarak start-front = 2,5 cm


Jarak Noda (cm) RF
0,4
0,16
1,2
0,48
2
0,8

B. Kromatografi Lapis Tipis


Jarak start-front = 3,6 cm
Warna

Jarak Noda (cm)

RF

Hijau tua

0,6

Biru
kehijauan
Coklat

1,1

0,1666
7
0,3055

1,5

0,4167

Kuning

3,1

0,8611

C. Kromatografi Kolom
PITA WARNA

Hijau tua
Hijau muda
Kuning
Kapas

PEMBAHASAN
Pemisahan pada kromatografi dapat terjadi karena adanya perbedaan kecepatan migrasi yang
didasarkan pada perbedaan koefisien distribusi dari masing-masing komponen yang dipisahkan.
Koefisien ditribusi pada kromatografi didefinisikan sebagai perbandingan konsentrasi komponen
didalam fase diam dan fase gerak. Pengertian mengenai koefisien distribusi dapat dipelajari melalui
proses ekstraksi pelarut. Proses ekstraksi pelarut meliputi peristiwa kelarutan suatu senyawa didalam
dua macam pelarut, dengan syarat kedua macam pelarut tersebut tidak saling bercampur satu sama
lain.
Asas kromatografi cenderung pada sifat kepolaran suatu larutan yang sesama jenis yaitu sifat
kepolaran pelarut polar hanya bisa direaksikan dengan sesama pelarut polar, begitu pun juga pelarut
non polar hanya bisa direaksikan dengan pelarut yang sejenis atau sesama pelarut non polar.
Fase diam adalah kertas serap atau kertas saring yang sangat seragam yan gdigunakan dalam
kromatografi kertas. Fase gerak adalah pelarut atau campuran pelarut yang sesuai, sedangkan eluen
merupakan titik noda atau sampel yang akan diukur jarak tempuhnya setelah dimasukkan keadalam
pelarut. Like dissolved like adalah kecenderungan larutan polar yang bereaksi dengan kepolaran
yang jenisnya sama, contohnya larutan polar dengan polar dan larutan non polar dengan nonpolar.
Pada percobaan yang dilakukan, kita menggunakan 3 jenis kromatografi yaitu kromatografi
kertas, kromatografi lapis tipis (KLT) dan kromatografi kolom, ketiga-tiganya merupakan
kromatografi serapan.
1. Kromatografi Kertas
Kromatografi kertas merupakan analisis kromatografi dengan kertas sebagai penyerap selektif dapat
sebagai sobekan kertas yang bergantung dalam larutan contoh atau sebagai lingkaran yang pada
pusatnya ditempatkan larutan yang akan dianalisis.
Spidol dengan warna tunggal merupakan kombinasi campuran berbagai warna. Berdasarkan
percobaan, diketahui bahwa kombiinasi warna masing-masing spidol adalah:

Warna hijau : kuning, biru

Warna biru : hitam, biru, pink

Warna merah : kuning, ungu, pink

Warna hitam : hitam

Fase gerak adalah campuran etil asetat dan metanol. Fase tetap adalah warna spidol. Nilai Rf
sebaiknya antara 0,2 sampai 0,7. Bamun data yang didapat yaitu :

HIJAU
Warna
Kuning
Biru

Jarak start-front = 2,0 cm


Jarak Noda (cm) RF
1,3
0,65
0,4
0,16

BIRU
Warna
Hitam
Biru
Pink

HITAM
Warna
Garis hitam

Jarak start-front = 2,0 cm MERAH


Jarak Noda (cm) RF
Warna
0,8
1,6
Kuning
Ungu
Pink

Jarak start-front = 2,0 cm


Jarak Noda (cm) RF
0,5
0,25
1,3
0,65
1,8
0,9

Jarak start-front = 2,5 cm


Jarak Noda (cm) RF
0,4
0,16
1,2
0,48
2
0,8

Keterangan :

Kolom yang diberi warna merah memiliki nilai Rf tidak sesuai dengan

teori.
Kolom yang tidak diberi warna merah memiliki nilai Rf sesuai dengan
teori (0,2 sampai 0,7).

Nilai Rf dilihat dari jarak pusat noda dibagi dengan jarak antara start dan tanda batas akhir (front).
Pada hasil perhitungan ada yang kurang dari 0,2 dan melebihi 0,7. Hal ini dikarena:
a. Penghentian kromatografi pada batas tepi dan pewarna juga berhenti pada batas tepi.
b. Mistar yang miring
c. Sumbu untuk penyerapan larutan yang kurang tepat sehingga alirannya tidak merata pada
semua bagian kertas.
Selain itu, Dalam mengitung harga Rf kromatografi kertas ada beberapa faktor yang mungkin dapat
mempengaruhi nilai Rf tersebut yaitu :

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Perubahan suhu
perubahan komposisi dari pelarut tersebut
jenis pelarut
kemolaran
kelarutan
pori-pori kertas saring
2. Kromatografi Lapis Tipis
Kromatografi lapis tipis merupakan salah satu analisis kualitatif dari suatu sampel yang ingin

dideteksi dengan memisahkan komponen-komponen sampel berdasarkan perbedaan kepolaran.


Prinsip kerjanya adalah berdasarkan adsorpsi dan partisi, dimana sampel akan berpisah berdasarkan
perbedaan kepolaran antara sampel dengan pelarut yang digunakan. Teknik ini biasanya
menggunakan fase diam dari bentuk plat silika dan fase geraknya disesuaikan dengan jenis sampel
yang ingin dipisahkan. Semakin dekat kepolaran antara sampel dengan eluen maka sampel akan
semakin terbawa oleh fase gerak tersebut. Fase diam (adsorben) contohnya silika gel (asam silikat).
Dilakukan kromatografi untuk klorofil daun (sempel). Noda daun talok dibuat di titik tengah
dengan 10-15 totol di satu titik. Totolan sebisa mungkin semakin kecil dan pekat karena bila totolan
terlalu besar hasil yang didapat akan kurang baik dan tidak jelas.. Fase gerak adalah pelarut, fase
tetap adalah plat KLT silica gel. Pelarut yang digunakan adalah campuran heksana : toluene : etanol
= 30 ml : 20 : 5. Pada saat lapisan tipis dimasukkan dalam pelarut, beaker yang digunakan ditutup
dengan cawan petri agar kondisi di dalam beaker terjenuhkan oleh uap pelarut, karena pelarut
mudah menguap. Noda sampel klorofil tidak boleh tercelup ke dalam sampel secara langsung karena
bila tercelup tidak akan dihasilkan pemisahan warna. Pada percobaan ini didapat hasil yaitu :
Jarak start-front = 3,6 cm
Warna

Jarak Noda (cm)

RF

Hijau tua

0,6

Biru
kehijauan
Coklat

1,1

0,1666
7
0,3055

1,5

0,4167

Kuning

3,1

0,8611

Keterangan :

Kolom yang diberi warna merah memiliki nilai Rf tidak sesuai dengan teori.

Kolom yang tidak diberi warna merah memiliki nilai Rf sesuai dengan teori
(0,2 sampai 0,7).

Dari hasil percobaan, didapatkan 4 lapisan klorofil, yaitu hijau tua, biru kehijauan, coklat dan
kuning. Warna-warna yang dihasilkan menunjukkan banyaknya komponen yang dipisahkan, nilai Rf
yang didapatkan berbeda dari tiap warna yang dihasilkan karena dipengaruhi kecepatan bergerak
pelarut dalam lempeng. Kecepatan pelarut bergerak dalam lempeng relative lambat, komponenkomponen yang berbeda yang ada dalam pelarut bergerak dalam kecepatan yang berbeda pula
sehingga menampakkan seperti bercak-bercak warna yang berbeda-beda dengan jarak terhadap garis
start yang berbeda-beda pula. Nilai Rf dilihat dari jarak pusat noda dibagi dengan jarak antara start
dan tanda batas akhir (front). Pada hasil perhitungan ada yang kurang dari 0,2 dan melebihi 0,7. Hal
ini dikarena:
a. Penghentian kromatografi pada batas tepi dan pewarna juga berhenti pada batas tepi.
b. Mistar yang miring
c. Sumbu untuk penyerapan larutan yang kurang tepat sehingga alirannya tidak merata pada
semua bagian kertas.

3. Kromatografi Kolom
Kromatografi kolom adalah kromatografi yang menggunakan kolom sebagai alat untuk
memisahkan komponen-komponen dalam campuran. Metode pemisahan kromatografi kolom
memerlukan bahan kimia yang cukup banyak sebagai fasa diam dan fasa gerak, bergantung pada
ukuran dari kolom gelas. Pada pembuatan bubur silica dijaga agar tidak kering, jika kering akan
kemasukan udara sehingga kolom akan retak/pecah. Saat silica gel dimasukkan ke kolom, dinding
luar kolom diketuk agar bubur silica gel merata dan padat (tidak pecah). Pada penambahan silica gel
ke dalam kolom, pelarut menjadi keruh karena digunakan1 pipet tetes untuk pelarut dan untuk bubur
silica gel. Hal ini dapat mempengaruhi pita warna yang akan diamati. Fase gerak adalah pelarut, fase
tetap adalah bubur silica gel.
Bahan yang digunakan pada KLT dan kromatografi kolom adalah sama, sehingga diharapkan
diperoleh pita warna yang sama. Dari kromatografi kolom tidak perlu dihitung nilai Rf karena tidak
ada batas yang jelas antara garis start dan tanda batas akhir, tetapi pemisahan warna tetap dapat
terlihat.Pita warna yang dihasilkan kromatografi kolom menunjukkan warna pekat di atas, dan
warna terang di bawah. Pada percobaan pemisahan warna mudah diamati karena bubuk silica gel
tersusun padat dan merata.
Pada KLT terdapat 4 senyawa yang terpisah yaitu hijau tua, biru kehijauan, coklat dan
kuning. Namun pada kromatografi kolom ada 3 pita warna yaitu hijau tua, hijau muda dan kuning.

Hal ini mungkin disebabkan oleh lapisan yang terpisah sangat tipis pada bubur silica dan
ketinggiannya tidak sama sehingga sulit diamati.

KESIMPULAN
1.

a. Nilai Rf pada kromatografi kertas :

Sepido hijau
Kuning
Biru

Nilai Rf
0,65
0,16

Sepido merah
Kuning
Ungu
Pink

Nilai Rf
0,16
0,48
0,8

Sepido biru
Hitam
Biru
Pink
Sepido hitam
Hitam

Nilai Rf
0,25
0,65
0,9
Nilai Rf
1,6

b. Nilai Rf pada kromatografi KLT


Warna

RF

Hijau tua

0,16667

Biru kehijauan

0,3055

Coklat

0,4167

Kuning

0,8611

2. Pada KLT dan kromatografi kolom dihasilkan warna yang berbeda walaupun menggunakan
3.

pelarut yang sama.


Prinsip Kromatografi kertas yaitu dengan cara memotong noda yang kemudian dilarutkan

secara terpisah
4. Prinsip analisa dengan kromatografi kolom adalah dengan teknik adsorbs, dengan fasa diam
berupa padatan dan fase grak cairan. Teknik analisis dengan kromatografi kolom berdasarkan
perbedaan kecepatan terelusinya zat-zat warna yang diukur dengan waktu penetesannya.
5. Noda yang terbentuk pada kromatografi kertas bentuknya menyebar, pada kromatogri lapis
tipis nodanya membetuk pola garis lurus secara vertikal, sedangkan pada kromatografi kolom
terbentuk pita warna.
JAWAB PERTANYAAN
1. Sebutkan dan jelaskan secara singkat kelebihan dan kekurangan serta perbedaan kromatografi
kertas dan KLT dalam bentuk tabel !

Jawab :
Kromatografi kertas
kelebihan
Proses relatif cepat

Kekurangan
banyaknya masalah yang menyangkut cara
memasukkan fase gerak, perambatan fase

gerak melalui kertas, dan penggumpalan.


Dipakai tidak perlu alat-alat yang teliti atau lebih lama karena panjang kertas bias
mahal.
sampai 50 cm.
Hasil-hasil yang baik dapat diperoleh
dengan peralatan dan materi-materi yang
sangat sederhana.
Senyawa-senyawa yang terpisahkan dapat
dideteksi pada kertas dan dapat segera
diidentifikasikan. Bahkan jika dikehendaki,
komponen-komponen

yang

terpisahkan

dapat diambil dari kertas dengan jalan


memotong-motongnya,

kemudian

dilarutkan secara terpisah.


KLT
kelebihan
Lebih banyak

digunakan

untuk

Kekurangan
tujuan Membutuhkan ketekunan dan kesabaran

analisis
Ketepatan penentuan kadar akan lebih baik Membutuhkan sistem trial and eror untuk
karena komponen yang akan ditentukan menentukan sistem eluen yang cocok.
merupakan bercak yang tidak bergerak.
Hanya membutuhkan sedikit pelarut
Biaya yang dibutuhkan terjangkau
Preparasi sample yang mudah

Memerlukan waktu yang cukup lama

Perbedaan kromatografi kertas dan KLT


Kromatografi kertas
KLT
Menggunakan fasa bergerak, karena Menggunakan fasa diam, berupa plat
warna warnanya akan memisahkan diri dengan lapisan bahan adsorben inert.
dari sampel karena terbawa fasa gerak.
Senyawa mengandung lebih dari satu, Termasuk kategori kromatografi planar
karena

perbedaan

struktur

kimia

kemungkinan besar molekul. Sehingga


nilai Rf besar.
Rf kromatografi berkisar 1

Memiliki senyawa yang lebih polar,

sehingga menghasilkan Rf yang rendah.


Digunakan untuk identifikasi kualitatif Rf KLT berkisar 0,2 08
walaupun untuk analisis kuantitatif

2. Sebut dan jelaskan jenis-jenis kolom pada kromatografi kolom.!!

Jawab :
Gravity column
Fasa gerak melewati kolom karena gaya gravitasi
Flash column
Fasa gerak melewati kolom karena didorong udara dan nitrogen
Low and medium pressure column
Fasa gerak melewati kolom karena dibantu pompa pada tekanan kecil maupun sedang.
Vacuu column
Adsorben dimasukan kedalam corong kaca kemudian sempelnya. Selantutnya fasa gerak
dimasukan secara bertahap sembari pompa vakum dinyalakan untuk mengumpulkan setiap
fraksi komponen.

DAFTAR PUSTAKA
Soetjipto,H. 2001. Petunjuk Praktikum Kimia Organik I. FSM Kimia. UKSW. Salatiga.
The Merk Indek. Eight Edition. An Encyclopedia of Chemical and Drugs. Merk and co. Inc. 1968.

LAMPIRAN
Laporan Sementara

Anda mungkin juga menyukai