Anda di halaman 1dari 37

Disusun oleh : Ahmad zakariaPraktikum Analisis Kromatograf

Koordinator : Ahmad Zakaria


Asisten : Bu Imas dan sohib

Materi Praktikum
1. Analisis kualitatif asam-asam amino dalam contoh tahu secara
kromatografi kertas
2. Analisis kualitatif ion logam secara kromatografi kertas

3. Pemisahan karoten dalam sampel tomat/wortel secara


kromatografi kolom
4. Pemisahan klorofil dalam sampel daun suji secara
kromatografi kolom
5. Pemisahan zat warna dalam dye mixture secara kromatografi
lapisan tipis
6. Pemisahan zat warna dalam kurkumin secara kromatografi
lapisan tipis POLITEKNIK AKA BOGOR 2015
Analisis kualitatif asam-asam
amino dan ion logam secara
kromatograf kertas (1)

Pendahuluan :

Prinsip :
Pemisahan terjadi karena perbedaan distribusi senyawa
analit dalam dua fase yang sama-sama tipis

Tujuan Percobaan : Mengidentifikasi secara kualitatif


kandungan asam-asam amino dan ion logam dengan
cara membandingkan nilai Retardasi Factor(Rf)
antara sampel dengan standar
Analisis kualitatif asam-asam amino dalam contoh tahu
secara kromatograf kertas
Cara Kerja :

Kertas saring berdimensi


Ditotolkan
Ekstrak Sampel Dan persegi panjang dan ditandai garis
standar asam amino pada titik awal spoting
Pergerakan spot
dan eluen 5 Cm
Bejana kaca ditutup dan dibiarkan
eluen mengalir sampai beberapa kan sampel
uk
cm dari ujung kertas bagian atas as
Dim
Std 1 dan 2

Kertas diangkat dan permukaan


cairan pada kertas bagian atas
ditandai dengan pencil. Bejana silinder berpenutup yang 1/10
Lalu dikeringkan dengan pengering. dan telah berisi eluen BAW 411v/v
di semprot dengan larutan ninhidryn 0,1%
(butanol : asam asetat : air
dalam butanol untuk identifikasi asam amino dan
KI untuk identifikasi ion logam. Dihitung nilai RF
masing-masing spot
(Bandingkan dengan standar)
Contoh Percobaan
Kromatograf Kertas
ILUSTRASI
Sebelum Elusi

D
Setelah Elusi A B
KUIS :
1. Apa yang dimaksud dengan RF ?? C
4 cm
2. Apakah nilai RF yang besar berarti analit
tersebut menyenangi fase diam , jelaskan ??
3. Apakah fase diam kromatograf kertas ? RF=4/10=0,4
4. Jika proses elusi A ke B , kemudian dilanjutkan 10 cm
dengan elusi C ke D. Tujuannya adalah ?????
5. Dimungkinkankah nilai RF lebih dari 1, jelaskan ??
Pemisahan karoten dan klorofil secara
kromatografi kolom

Prinsip :
Pemisahan terjadi karena perbedaan distribusi senyawa
analit dalam dua fase. Mekanisme pemisahan mirip dengan
adsorpsi dan partisi. Mekanisme pemisahan tidak sama
dengan partisi biasa, karena interaksi molekuler lebih kuat
dibandingkan sekedar pelarutan pada mekanisme partisi

Tujuan Percobaan : Mengidentifikasi secara kualitatif


kandungan karoten dan klorofil dalam contoh wortel
dan daun suji .
Pemisahan karoten dan klorofil secara
kromatograf kolom (2)
Cara Kerja :
Percobaan
Contoh ekstrak dipipet
dan ditaruh pada
kertas saring
Isi kolom Pada bagian atas (biarkan kering).
bagian bawah tutupi dengan kertas Lalu diisi eluen
dengan kapas, saring, Lalu basahi (jangan sampai kering)
lalu dengan kolom dengan sampai terjadi pemisahan.
adsorben eluensehingga
sampai padat adsorben terbasahi
(CaCO3,
Alumina,
Sukrose)

Hitung nilai Rfnya


Tehnik Ekstraksi
Contoh di parut atau diblender, lalu
disaring menggunakan saringan majun

Kuis :
1. Tuliskan fase diam dan fase gerak yang dipergunakan ???
2. Dari waktu RF hasil percobaan dan kepolaran fase diam dan fase gerak,
menururt ANDA apakah senyawa karoten bersifat polar, non polar atau semi polar ??
3. Apakah pita hasil percobaan ANDA melebar atau ramping ? Jelaskan alasannya
jika dikaitkan dengan fase gerak dan fase diam
4. Dari percobaan yang ANDA lakukan , apakah terjadi gelembung pada fase diam
ketika dibasahi oleh eluen , jelaskan ??????
5. Apa tujuan pemberian kapas dan kertas saring pada kromatograf kolom ?
6. Jika proses elusi menggunakan sampel yang analitnya tidak berwarna,
bagaimanakah cara mengidentifikasi kandungannya ??
Pemisahan zat warna dalam kurkumin dan dye mixture
secara kromatografi lapisan tipis

Prinsip : proses penarikan Partikel dipermukaan


oleh kekuatan lapisan permukaan (aktivitas
permukaan).

Tujuan Percobaan : Mengidentifikasi secara kualitatif


Kandungan zat warna dalam contoh dye mixture
dengan cara membandingkan nilai Retardasi
Factor(Rf) antara sampel dengan standar
Pemisahan zat warna dalam dye
mixture secara kromatograf
lapisan tipis (3)
Dihitung nilai Rfnya.
Cara Kerja :
Ditotolkan
Sampel dye mixture dan Pada pelat Dielusi pada
standar warna Tipis TLC chamber
Catatan : Dilakukan dengan berbagai macam eluen dan disimpulkan eluen terbaik.
Eluen pertama campuran etanol dan Toluen 60:40
sedangkan eluen kedua hanya toluene (Dye mixture).
Eluen Benzene dan etanol (45:10) untuk kurkumin. Pendeteksi asam borat jenuh dlm metanol
.
Pemisahan zat warna dalam dye mixture
secara kromatograf lapisan tipis (3)

Kuis :

1. Apakah jenis fase diam dan fase gerak yang dipergunakan ???
2. Menurut Anda eluen manakah yang paling terbaik ? Jelaskan dengan singkat
3. Menurut Anda zat warna apa yang tertinggi kepolaraannya? Jelaskan dengan singkat
4. Apakah eluen campuran toluene dengan akuades dapat dipergunakan ? Jelaskan
5. Apakah eluen campuran akuades dan etanol dapat dipergunakan ? Jelaskan
6. Bagaimanakah hasilnya jika eluen yang dipergunakan adalah campuran akuades
dan etanol ?? jelaskan dengan singkat
Penetapan kadar caffein dan
paracetamol dalam contoh obat
menggunakan HPTLC (4)

Pendahuluan :
Senyawa caffein dan paracetamol merupakan senyawa
yang banyak terdapat dalam obat

Prinsip : proses penarikan Partikel dipermukaan


oleh kekuatan lapisan permukaan (aktivitas
permukaan).

Tujuan Percobaan : Mengidentifikasi secara kualitatif


dan kuantitatif kandungan Caffein dalam contoh
obat dengan cara membandingkan nilai Retardasi
Factor(Rf) dan respon antara sampel dengan standar
Penetapan kadar caffein dan
paracetamol dalam contoh obat
menggunakan HPTLC (4)
Cara Kerja :

10 tablet ditimbang
Preparasi contoh : Dihaluskan dengan
(dicari bobot rata-rata)
mortar

Disaring , jika terbentuk Ditimbang 0,25 g,


Filtrat contoh 2 lapisan, buang dilarutkan dan ditera
siap digunakan lapisan yang seditkit dengan kloroform dalam
volumenya. labu takar 25 mL

ditimbang 250 mg caffein,


Preparasi standar : dilarutkan dan ditera Dibuat deret std 250,
dengan kloroform 500 dan 1000 mg/L
dalam labu takar 25 mL
(10000 mg/L)
Proses Spotting
Filtrat dan standar dispotting menggunakan automatic
spotting masing- masing sebanyak 2 uL pada plate Silica
Gel 60 F254. Biarkan kering.
Lalu dielusikan pada chamber dengan fase gerak campuran
kloroform; etil asetat: etanol dalam perbandingan 5:5:1
Hasil elusi dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif dengan
HPTLC scanner.
Perhitungan : Ilustrasi
C pengukuran (mg/L) x V akhir x 100% = 1000 mg/L x 0,025 L x100% = 10%
bobot sampel 250 mg

Atau jika dikaitkan dengan bobot tablet : misal 1 tablet bobot rata-ratanya 1000 mg

1000 mg/L x 0,025 L x 1000 mg/tablet = 100 mg/tablet


250 mg

Atau 10% x 1000 mg/tablet = 10/100 x 1000 mg/tablet= 100 mg/tablet


Kuis :
1. Mengapa sampel dilarutkan menggunakan kloroform bukannya
. etanol atau metanol ataupun aseton ???
2. Bagaimanakah caranya membuat deret standar dengan hanya
. menggunakan 1 konsentrasi standar tertentu ??
3. Jika Anda menginjeksikan standar 1000 ug/mL caffein sebanyak
1uL.
. Berapakah bobot caffein yang Anda injeksikan ??
4. Jika Anda menginjeksikan standar 1000 ug/mL sebanyak 2 u/L
dan standar
. 2000 ug/mL sebanyak 1 uL. Apakah bobot yang dihasilkan
berbeda ???
. Buktikan iiii
5. Mengapa Anda menggunakan pelat TLC yang berflouresensi ?
6. Mengapa sampel terlihat berwarna hitam ketika di scan
menggunakan lampu uV ?
Penetapan kadar Vitamin C dan
benzoat dalam minuman secara
KCKT (5)
Pendahuluan :
Produk makanan dan minuman banyak sekali
mengandung vitamin , diantaranya adalah vitamin C dan
bahan pengawet
Prinsip :
Pemisahan terjadi karena perbedaan distribusi senyawa
analit dalam dua fase. Mekanisme pemisahan mirip dengan
adsorpsi dan partisi. Mekanisme pemisahan tidak sama
dengan partisi biasa, karena interaksi molekuler lebih kuat
dibandingkan sekedar pelarutan pada mekanisme partisi
Tujuan Percobaan : Mengidentifikasi secara kualitatif dan
kuantitatif kandungan vitamin C dan benzoat dalam sampel
makanan atau minuman
Penetapan kadar benzoat dan vitamin C
dalam minuman secara KCKT (5)
Cara Kerja : Sampel minuman dipipet 25 mL lalu dimasukkan ke
labu takar 50 mL dan ditera pakai air deionisasi.

Sampel disaring menggunakan kertas saring 0,45 mikron


Lalu filtrat dipipet 25 mL ke labu takar 50 mL dan ditera menggunakan
fase gerak.. Sampel siap diinjeksikan.
Perhitungan Ilustrasi:
Jika konsentrasi hasil pengukuran 100 mg/L, maka kadar analit :
1. Tehnik faktor pengenceran : 100 mg/L x Fp = 100 mg/L x(50/25)x(50/25)
= 400 mg/L
2. Tehnik faktor pengali : 100 mg/L x V awal x F pengali
V sampel
= 100 mg/L x 0,05L x (50/2) = 400 mg/L
0,025L
3. Jika volume injeksi sampel dan standar berbeda ,bagaimana cara menghitungnya ?
KUIS

NB.
1. Fase gerak metanol dan air deionisasi yang sudah disaring
perbandingan 30:70
2. Detektor DAD 254 nm
3. Kolom Lichrosof 25 cm
4. Mengapa sampel harus dilarutkan/diencerkan menggunakan
pelarut fase gerak ??
5. Mengapa yang dipergunakan detektor pada panjang gelombang uV ??
6. Dapatkah HPLC yang Anda pakai untuk mendeteksi senyawaan berwarna ??
7. Mengapa untuk menganalisis kadar benzoat dan vitamin C dipergunakan HPLC ??
pengencer cat menggunakan tehnik
eksternal standar secara kromatograf
gas (6)
Pendahuluan :
Larutan pengencer cat merupakan senyawaan
hidrokarbon yang volatil dan dipergunakan untuk
mengencerkan cat.
Prinsip :
Pemisahan terjadi karena perbedaan distribusi senyawa
analit dalam dua fase. Terjadi perbedaan distribusi analit
antara gas carier dan liquid sebagai fase diam.

Tujuan Percobaan : Menganalisis kadar toluene


dalam larutan pengencer cat
Penetapan kadar toluene dalam sampel
pengencer cat menggunakan tehnik eksternal
standar secara kromatograf gas (6)
Cara kerja:
Pembuatan deret standar toluene 5, 10, 20%
1. Larutan standar toluene dipipet 0,5, 1 dan 2 mL lalu dimasukkan
ke labu takar 10 mL dan ditera pakai metanol. (INGAT BUKAN WATER BASE)
2. Larutan satndar masing-masing siap dinjeksikan 1 uL.
(INGAT BUKAN WATER BASE)
Preparasi sample :
2. Larutan sampel diencerkan pakai metanol sebanyak 2 dan 5X.
(INGAT BUKAN WATER BASE)
2. Larutan sampel siap dinjeksikan sebanyak 1 uL.

NB.
1. Kolom yang direkomendasikan adalah kapiler semi polar atau non polar
2. Detektor FID
3. Suhu Injektor 180 0C, dan suhu detektor 190 0C.
4. Program gradien dengan suhu kolom awal 55 0C dan waktu tahan 1 menit, lalu
kenaikan 8 0C/menit sampai 135 0C dan ditahan 1 menit. Total waktu 12 menit
KUIS

1. Apakah viskositas gas makin encer dengan bertambahnya suhu ?? jelaskan


2. Apa kegunaan gas Helium, udara, dan hidrogen ??
3. Apa pengertian standar eksternal ?
4. Mengapa dipakai detektor FID ?
Penetapan kadar etanol dalam sampel
alkohol teknis menggunakan tehnik
internal dan eksternal standar secara
kromatograf gas (7)
Pendahuluan :
Alkohol merupakan produk yang dapat larut dengan air,
sehingga rawan untuk dikomposit dengan air.

Prinsip :
Pemisahan terjadi karena perbedaan distribusi senyawa
analit dalam dua fase.

Tujuan Percobaan : Mengidentifikasi secara kualitatif


dan kuantitatif kadar alkohol teknis.
Penetapan kadar etanol dalam sampel
alkohol teknis menggunakan tehnik
internal dan eksternal standar secara
kromatograf gas (7)
Cara kerja : Teknik standar eksternal

1. Standar eksternal etanol 20 % disiapkan dan ditera menggunakan akuades.


2. Sampel alkohol teknis diencerkan 2 x, 5x menggunakan akuades.

Cara kerja : Teknik standar internall

1 Standar etanol 20 % disiapkan dengan cara Standar


etanol Pa dipipet 10 mL lalu dimasukkan ke labu takar 50 mL.
Pada labu takar tsb ditambahkan 5 mL standar internal propanol lalu
ditera pakai akuades.
2. Sampel alkohol teknis diencerkan 2 x, 5x dengan cara sampel masing-masing
dipipet sebanyak 25 dan 10 mL lalu dimasukkan ke labu takar 50 mL.
Pada tiap sampel ditambahkan 5 mL propanol lalu ditera pakai akuades.
perhitungan
Konsentrasi sampel = eksternal

Konsentrasi sampel =

NB.
1. Kolom yang direkomendasikan adalah kapiler semi polar atau polar
2. Detektor FID
3. Suhu Injektor 160 0C, dan suhu detektor 170 0C.
4. Program gradien dengan suhu kolom awal 55 0C dan waktu tahan 1 menit, lalu
kenaikan 10 0C sampai 110 0C dan ditahan 1 menit. Total waktu 7,5 menit
5. Jika Volume injeksi standar dan sampel berbeda , tidak dibutuhkan faktor koreksi
volume injeksi
Kuis
1. Apa manfaat standar internal , bandingkan kelebihannya dengan standar eksternal
2. Mengapa propanol yang dijadikan standar internal
3. Apakah toluene dapat dijadikan standar internal pada penetapan etanol
Terima kasih
Mekanisme dan order
reaksi Meramalkan spesi yang terlibat
dan mekanisme reaksi

Jika eksperimen berorder 1 terhadap A : A 2 + 2B


2AB
laju = k(A2) (B)0 = k (A2) , reaksi tahap lambatnya
hanya melibatkan A2, dengan mekanisme reaksi :
A2 2A (lambat)
A+B AB (cepat) atau A2 2A
(lambat)
2A + B A2B (lambat) A2 B + B 2AB
(cepat)
Jika eksperimen berorder 2 : Laju = k (A2)(B)
PenentuanAdsorpsi Isotermal

Isoterm adsorpsi diuji dengan memvariasikan


konsentrasi adsorbat sehingga dapat diketahui
kapasitas adsorpsi optimum (qm)
Isoterm Langmuir : Ce/qe = 1/(bqm) +
(1/qm)Ce
Plot grafik Ce/qe VS Ce
qm = kapasitas adsorpsi optimum (mg/g)

Isoterm Freundlich : qe = Kf Ce1/n


log qe = log Kf + 1/n log Ce
Plot grafik log qe VS log Ce
Kf = Kapasitas adsorpsi optimum (mg/g)
Penentuan Kinetika
Kinetika adsorpsi ditentukan dengan
melakukan variasi waktu kontak sehingga
dapat diketahui tingkat orde reaksi
Orde Pertama log(qe-qt) = log qe k1t
plot log(qe-qt) VS t
Orde kedua t/qt = 1/(k2qe2) + (1/qe) t
plot t/qt VS t
Nilai r (koefisien korelasi) > 0.9
Penentuan Parameter Termodinamika
Parameter termodinamika ditetapkan dengan
melakukan variasi suhu sehingga dapat diketahui
nilai H, S, dan G .
Persamaan parameter termodinamika
ln Kd = S/R H/RT
plot Kd VS T ; Slope = -H/R
Intersep = S/R ; R= 8.314 x 10-3 KJ/K mol
Kd = qe/Ce = Koefisien distribusi adsorbat
Nilai r (koefisien korelasi) > 0.9
Latar Belakang

Di Indonesia : Bayah (Banten), Campuran


Cikembar (Sukabumi, Nanggung, (impurities)
Cikalong (Tasikmalaya),
Lampung , Sulawesi dsb
Zeolit
alam Perlu pengolahan
utk nilai guna
(adsorben, katalis
dsb)
Ming dan Mumpton, 1989 : Zeolit memiliki luas permukaan besar dan
ruang kosong yg ditempati oleh kation, air atau molekul lain sehingga dpt
dimanfaatkan sbg bahan penjerap

Handoko, 2001 : zeolit alam pd umumnya memiliki kristalinitas rendah,


ukuran pori tdk seragam, aktivitas katalitiknya rendah, mengandung byk
pengotor mk perlu diaktivasi dan dimodifikasi terlebih dahulu sebelum dpt
digunakan
Rumusan Masalah

Apakah zeolit hasil modifikasi serta penambahan surfaktan akan


memberikan pengubahan sifat struktur zeolit lebih baik dibandingkan
zeolit yang belum diberikan perlakuan aktivasi serta pengaruh
adsorpsi terhadap fenol.

Tujuan Penelitian

Untuk menemukan pengaruh perlakuan terhadap zeolit yang


dimodifikasi dengan penambahan surfaktan HDTMA serta
kemampuannya dalam mengadsorpsi fenol

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Januari - Mei 2011, di


Laboratorium Analitik Departemen Kimia, dan Laboratorium
Mineralogi Ilmu Tanah Institut Pertanian Bogor.
Pendahuluan

Zeolit Molekul berpori


Perlu aktivasi.
molekul Permukaan bermuatan negatif Modifikasi
berpori Alami masih banyak pengotor
membersihkan permukaan pori dari
senyawa pengotor, shg luas
permukaan pori bertambah
kemampuan adsorpsi meningkat.

Formula umum

(Mx+, My2+)(Al(x+2y) Sin-(x+2y) O2n). mH2O


simbol M+ dan M2+ yaitu kation monovalen atau divalen. Kation yang
terdapat dalam tanda kurung pertama adalah kation yang dapat tukar
(exchangeable cations), sedangkan yang kedua adalah kation
struktural (penyusun dasar) , m merupakan bilangan tertentu yang
khas untuk suatu zeolit

Anda mungkin juga menyukai