Anda di halaman 1dari 4

Nama : Andreas Syafiq Balapradana

Kelas : XII Ips 1

Absen : 05

Sejarah Indonesia

1. Konsep sistem Demokrasi Terpimpin pertama kali diumumkan oleh Presiden Soekarno dalam
pembukaan sidang konstituante pada tanggal 10 November 1956.[1] Demokrasi Terpimpin menurut
ketetapan MPRS No. VIII/MPRS/1965 yakni kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan yang berintikan musyawarah untuk mufakat secara gotong royong di
antara semua kekuatan nasional yang progresif revolusioner dengan berporoskan pada Nasakom. Latar
belakang dicetuskannya sistem demokrasi terpimpin oleh Presiden Soekarno:

- Dari segi keamanan nasional: Banyaknya gerakan separatis pada masa demokrasi liberal, menyebabkan
ketidakstabilan negara.

- Dari segi perekonomian: Sering terjadinya pergantian kabinet pada masa demokrasi liberal
menyebabkan program-program yang dirancang oleh kabinet tidak dapat dijalankan secara utuh,
sehingga pembangunan ekonomi tersendat.

- Dari segi politik: Konstituante gagal dalam menyusun UUD baru untuk menggantikan UUDS 1950.

Masa Demokrasi Terpimpin yang dicetuskan oleh Presiden Soekarno diawali oleh anjuran Soekarno agar
Undang-Undang yang digunakan untuk menggantikan UUDS 1950 adalah UUD 1945. Namun usulan itu
menimbulkan pro dan kontra di kalangan anggota konstituante. Sebagai tindak lanjut usulannya,
diadakan pemungutan suara yang diikuti oleh seluruh anggota Konstituante. Pemungutan suara ini
dilakukan pada 30 Mei, 1 Juni, dan 2 Juni 1959 dalam rangka mengatasi konflik yang timbul dari pro
kontra akan usulan Presiden Soekarno tersebut. Hasil pemungutan suara hari pertama menunjukan
bahwa: 269 orang setuju untuk kembali ke UUD 1945 dan 119 orang menolak untuk kembali ke UUD
1945. Meskipun suara terbanyak menyetujui opsi kembali ke UUD 1945, suara tersebut belum mencapai
2/3 dari jumlah suara, yaitu 312 suara sehingga pemungutuan suara harus diulangi.[3] Pemilihan hari
kedua menunjukan bahwa: 264 setuju dan 204 menolak. Adapun pemilihan hari ketiga menunjukan
bahwa: 263 setuju dan 203 menolak.[4]

Melihat dari hasil voting, usulan untuk kembali ke UUD 1945 tidak dapat direalisasikan. Hal ini
disebabkan oleh jumlah anggota konstituante yang menyetujui usulan tersebut tidak mencapai 2/3
bagian, seperti yang telah ditetapkan pada pasal 137 UUDS 1950.

Bertolak dari hal tersebut, Presiden Soekarno mengeluarkan sebuah dekret yang disebut Dekret
Presiden 5 Juli 1959. Isi Dekret Presiden 5 Juli 1959:[5]
- Tidak berlaku kembali UUDS 1950

- Berlakunya kembali UUD 1945

- Dibubarkannya konstituante

- Pembentukan MPRS dan DPAS

Setelah diberlakukannya Dekrit Presiden diberlakukan, keterlibatan militer dalam politik dan lembaga
politik kian meluas. Pada 10 Juli 1959, Sukarno mengumumkan Kabinet Kerja, sepertiganya menteri
berasal dari militer.

2. Kekuatan politik pada masa demokrasi terpimpin terpusat di tangan Presiden Soekarno. Presiden
Soekarno memegang seluruh kekuasaan negara dengan TNI AD dan PKI di sampingnya. TNI, yang sejak
kabinet Djuanda diberlakukan S.O.B. kemudian pemberontakan PRRI dan Permesta pada tahun 1958,
mulai memainkan peranan penting dalam bidang politik. Menguatnya pengaruh TNI AD, membuat
Presiden Soekarno berusaha menekan pengaruh TNI AD, terutama Nasution dengan dua taktik, yaitu
Soekarno berusaha mendapat dukungan partai-partai politik yang berpusat di Jawa terutama PKI dan
merangkul angkatan-angkatan bersenjata lainnya terutama angkatan udara.

3. A. Perjuangan Merebut erebut Irian Barat melalui Diplomasi iplomasi

Sekalipun pada tanggal 17 Agustus 1950 terjadi perubahan ketatanegaraan di Indonesia dari RIS menjadi
NKRI, tetapi masalah Irian Barat belum terselesaikan. Berikut ini beberapa langkah diplomasi dalam
penyelesaian Irian Barat.

a. Tanggal 4 Desember 1950 diadakan konferensi Uni Indonesia Belanda. Dalam konferensi itu Indonesia
mengusulkan agar Belanda menyerahkan Irian Barat secara de jure. Namun ditolak oleh Belanda.

b. Pada bulan Desember 1951 diadakan perundingan bilateral antara Indonesia dan Belanda.
Perundingan ini membahas pembatalan uni dan masuknya Irian Barat ke wilayah NKRI, namun gagal.

c. Pada bulan September 1952, Indonesia mengirim nota politik tentang perundingan Indonesia Belanda
mengenai Irian Barat, namun gagal.

d. Perjuangan Diplomasi Tingkat Internasional.

1) Dalam Konferensi Colombo bulan April 1954, Indonesia memajukan masalah Irian Barat. Indonesia
berhasil mendapat dukungan.

2) Pada tahun 1954 Indonesia mengajukan masalah Irian Barat dalam sidang PBB. Namun mengalami
kegagalan karena tidak memperoleh dukungan yang kuat.

3) Dalam KAA tahun 1955 Indonesia mendapat dukungan dalam masalah Irian Barat.
Hingga tahun 1956, perundingan antara Indonesia dan Belanda mengenai masalah Irian Barat
mengalami kegagalan. Karena mengalami kegagalan dan tidak ada itikad baik dari Belanda untuk
menyelesaikannya, maka pemerintah Indonesia mengambil jalan konfrontasi.

B. Perjuangan Merebut kembali Irian BaratKonfrontasi Ekonomi Sejak tahun 1957 Indonesia
melancarkan aksi konfrontasi dalam upaya pembebasan Irian Barat. Jalan konfrontasi yang pertama
ditempuh adalah konfrontasi bidang ekonomi. Bentuk konfrontasi ekonomi dilakukan dengan tindakan-
tindakan berikut:Nasionalisasi de javasche Bank menjadi Bank Indonesia tahun 1951.Pemerintah
Indonesia melarang maskapai penerbangan Belanda (KLM) melakukan penerbangan dan pendaratan di
wilayah Indonesia.Pemerintah Indonesia melarang beredarnya terbitan berbahasa Belanda.Pemogokan
buruh secara total pada perusahanperusahaan Belanda di Indonesia yang memuncak pada tanggal 2
Desember 1957.Semua perwakilan konsuler Belanda di Indonesia dihentikan mulai 5 Desember 1957.

C. Konfrontasi antara Indonesia dan Belanda semakin meruncing karena upaya diplomasi bilateral dan
multilateral mengalami kegagalan. Kegagalan diplomasi antara Indonesia dan Belanda disebabkan oleh
beberapa faktor, di antaranya:

- Keinginan Belanda untuk berkuasa atas wilayah Irian Barat

- Ketidakseriusan Belanda dalam untuk mengembalikan Irian Barat ke Indonesia dalam diplomasi
bilateral

- Upaya diplomasi melalui PBB berjalan lamban dan cenderung tidak mendapat tanggapan yang positif

Trikora

Kegagalan diplomasi dalam penyelesaian sengketa Irian Barat membuat Indonesia menempuh cara
militeristik untuk mengembalikan Irian Barat ke Indonesia.Dalam buku Sejarah Indonesia Modern: 1200-
2004 (2005) karya M.C Ricklefs, Soekarno membentuk Komando Operasi Tinggi (KOTI) bagi pembebasan
Irian Barat serta mengumumkan Trikora (Tri Komando Rakyat) pada Desember 1961 di Yogyakarta. Isi
dari Trikora adalah :

- Gagalkan pembentukan negara boneka Papua oleh Belanda

- Kibarkan Merah Putih di Irian Barat

- Bersiap untuk mobilisasi umum demi mempertahankan kedaulatan dan kesatuan NKRI

- Langkah pertama dalam pelaksanaan Trikora adalah pembentukan komando operasi yang bernama
Komando Mandala Pembebasan Irian Barat.

Soekarno sebagai panglima tertinggi dalam KOTI menunjuk Soeharto sebagai panglima Komando
Mandala. Dalam buku SejarahOperasi-Operasi Pembebasan Irian Barat (1979) karya M.Cholil, Komando
Mandala memiliki dua tugas utama yaitu :
- Merencanakan, mempersiapkan dan menyelenggarakan operasi-operasi militer yang bertujuan untuk
mengembalikan Irian Barat ke Indonesia.

- Mengendalikan situasi militer di Irian Barat.

4. Dwikora ialah sebuah komando Presiden Soekarno untuk melancarkan konfrontasi bersenjata kepada
Malaysia dalam rangka untuk menghadangnya agar tidak berdirinya Negara Malaysia.

Isi dwikora:

1.Memperkuat ketahanan revolusi Indonesia.

2.Membantu perjuangan revolusioner rakyat Brunei, Serawak, Sabah, Singapura dan Malaya.

5. - Pembentukan Badan Perancang Pembangunan Nasional (Bappenas)

- Penurunan nilai uang (devaluasi)

- Deklarasi Ekonomi (Dekon)

- Meningkatkan perdagangan dan perkreditan luar negeri

- Peleburan bank

Anda mungkin juga menyukai