Anda di halaman 1dari 10

Peristiwa Politik dan Ekonomi

Indonesia Pasca Pengakuan Kedaulatan


Nama Kelompok :
1. Rahma Dania (11)
2. Sania Febriyan Syahrani (12)
3. Jumilatin (4)
4. Muhammad Sugeng Fitro Muzzamil (10)
Proses Kembalinya RI sebagai Negara
Kesatuan
• Hasil Konferensi Meja Bundar menyatakan bahwa bentuk negara
Indonesia adalah Republik Indonesia Serikat.
• Pada 15 Desember 1949 dilakukan pemilihan presiden RIS dengan calon
tunggal Ir. Soekarno. Ia kemudian terpilih sebagai presiden RIS yang
dilantik pada 17 Desember 1949.
Kembali ke Negara Kesatuan
Bentuk negara RIS sesuai hasil KMB di nilai sebagai warisan kolonial Belanda
dan tidak sesuai dengan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang
berdasarkan pada Persatua dan Kesatuan. Oleh karna itu, muncul berbagai aksi
dan tuntutandari berbagai daera agar bentuk Negara kembali kebentuk Negara
Kesatuan RI. Misalnya yang dilakukan oleh rakyat jawa barat.
Karna munculnya berbagai aksi rakyat, pemerintah RIS pada 5 Maret 1930
mengeluarkan UU Darurat Nmr. 11 Tahun 1950 mengenai Tata Cara Perubahan
Susunan Kenegaraan RIS
Masa Demokrasi Liberal
Indonesia mengalami masa demokrasi liberal antara 1950-1959. hal itu disebabkan UUDS 1950 yang digunakan
Indonesia menganut sistem demokrasi liberal denga sistem pemerintahan parlementer. Oleh karna itu, di Indonesia
muncul berbagai partai politik, misalnya PNI, Masyumi, NU, PKI, PSII, PSI, dan Parkindo. Kabinet yang pernah
memegang pemerintahan pada masa demokrasi liberal di Indonesia yaitu:
a. Kabinet Natsir (September 1950 - Maret 1951)
b. Kabinet Soekiman (April 1951 - Februari 1952)
c. Kabinet Wilopo (April 1952 – Juni 1953)
d. Kabinet Ali I (Juli 1953 – juli 1955)
e. Kabinet Burhanuddin Harahab (Agustus 1955 – Maret 1956)
f. Kabinet Ali II (Maret 1956 – Maret 1957)
g. Kabinet Djuanda (April 1957 – Juli 1959)
Pemilihan Umum 1955
Pemilu pertama diikuti oleh banyak partai politik, prganisasi massa, dan
perorangan, yaitu sekitar 28 kontestan pemilu. Pelaksanaan pemilu 1955
dibagi menjadi 2 tahap,yaitu :
a. Tahap pertama, 29 September 1955 untuk memili anggota DPR
b. Tahab kedua, 15 Desember 1955 untuk memili anggota Konstiruante.
Latar Belakang Dekret Presiden
Setelah sekian tahun, Konstituante tidak dapat menyelesaikan tugasnya. Hal
itu menyebabkan munculnya aksi dan demonstrasi dari berbagai kalangan
masyarakat yang menuntut agar UU 1945 di berlakukan kembali.
Menanggapi tuntutan tersebut, Presiden Soekarno kemudian menyampaikan
amanat di depan Sidang Konstituante pada 25 April 1959, yang intinya
memuat anjuran dari presiden dan pemerinta untuk kembali ke UUD 1945.
Dekret Presiden 5 Juli 1959

Sebagai jalan keluar akibat kegagalan konstituante dalam menyusun Undang


– Undang Dasar pada 5 Juli 1959 Presiden Soekarno mengumumkan Dekret
Presiden di Istana Merdeka. Isinya meliputi :
a. Pembubaran Konstituante
b. Penetapan berlakunya kembali UUD 1945 dan tidak berlakunya UUDS
1950
c. Pembentuka MPRS dan DPAS dalam waktu yang secepatnya.
Pengaruh Dekret Presiden
a. Pembentukan lembaga-lembaga Negara
1. Pembentukan kabinet kerja
2. Penetapan DPR
3. Pembentukan MPRS
4. Pembentukan DPAS
5. Pembentukan DPRGR
b. Pembentukan Front Nasional
Front Nasional merupakan organisasi massa yang berusaha memperjuangkan cita
– cita Proklamasi dan Bangsa yang tergantung dalan UUD 1945. ketuanya adalah
Presiden Soekarno. Tujuan Front Nasional yaitu menyelesaikan refolusi nasional,
melaksanakan pembangunan semesta nasional, dan mengembalikan Irian Barat ke
dalam wilayah Republik Indonesia.
THANK YOU SO MUCH

Anda mungkin juga menyukai