Disusun oleh:
Muthiah Qurratuaini
20180420035
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Rumah sakit merupakan insitusi atau organisasi yang merupakan sector publik
perorang secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, jalan dan
gawat darurat berdasarkan UU No. 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit. Yang
tentunya harus mampu memberikan pelayanan Kesehatan yang baik bagi siapapun
yang membutuhkan pelayanan Kesehatan. Kualitas dari suatu rumah sakit juga
ditentukan oleh beberapa faktor dan salah satunya merupakan sarana dan prasaran
dari rumah sakit tersebut yang tentunya akan menunjang pelayanan Kesehatan
bagi pasien dan sebagainya. Dampak yang dapat ditimbulkan jika sarana dan
prasarana rumah sakit terbilang tidak memadai tentunya pelayanan rumah sakit
sumber daya manusia, kefarmasian dan peralatan. Bagi rumah sakit yang tidak
sebuah rumah sakit dan jika rumah sakit tersebut sudah didirikan dapat dicabut
surat izinnya atau tidak dapat diperpanjang izin operasional dari rumah sakit
Kawasan dan juga wilaya sehingga lingkungan atau tempat tersebut dapat berjalan
alat-alat transportasi, bangunan atau fasilitas publik yang dapat dibutuhkan untuk
memenuhi kebutuhan manusia dalam ruang lingkup sosial (Grigg, 1999 dalam
prasarana merupakan faktor yang sangat dibutuhkan dalam menentukan arah dan
masa depan bagi perkembangan suatu lingkungan karena pembangunan tidak akan
bisa berjalan dengan baik jika prasarana sebagai penunjang tidak memadai.
Prasarana pada rumah sakit merupakan system utilitas dan juga peralatan yang
akan mendukung seluruh pelayanan perawatan Kesehatan yang aman. System ini
juga mencakup berbagai macam seperti distribusi air, listrik, udara, pemanasan,
limbah, gas, serta system komunikasi. Pengelolaan sarana dan prasarana rumah
sakit dari aspek keselamatan dan Kesehatan adalah upaya memastikan bahwa
prasarana rumah sakit aman digunakan bagi seluruh elemen, baik sumber daya
rumah sakit.
Rumah Sakit Pembinaan Kesejahteraan Umat Muhammadiyah atau yang bisa
Muhammadiyah ini merupakan salah satu amal usaha yang dibangun oleh
rumah sakit publik swasta nonprofit atau tidak mengejar keuntungan yang
bergerak dibidang Kesehatan dan sosial. Pada awalnya, nama yang digunakan
tanggal 15 Februari 1923 dan masih berstatus klinik sederhana belum menjadi
Kesehatan kaum dhuafa atau golongan masyarakat yang kurangn mampu untuk
dan mengembang perintah Allah seperti yang terkandung dalam surah Al-Ma’un
yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan kebutuhan pokok seperti sandang,
pangan, dan papan sehingga untuk mengamalkan surah tersebut K.H Sudja’
Kesehatan, dalam surat putusan tersebut juga mengatur misi utama yaitu
PKU Muhammadiyah ini sudah memiliki 134 RS PKU dan juga klinik
Muhammadiyah.
Pada penelitian kali ini, objek yang saya gunakan yaitu RS PKU
satu-satunya rumah sakit Islam swasta di Nanggulan yang memiliki visi dan misi
menjadi rumah sakit yang islami, unggul, terpercaya, dan professional. Menurut
Nanggulan ini merupakan satu-satunya yang masih berstatus rumah sakit islam di
daerah Kulon Progo lainnya masih berstatus klinik dll, sehingga rumah sakit ini
sangat layak untuk dipertahankan terlebih lagi lokasi rumah sakit yang sangat
strategis yaitu dekat dengan pemukiman warga dan juga jalan besar. Dan
merupakan rumah sakit kelas D yang terletak di Kulon Progo, Yogyakarta dan
telah berdiri pada tanggal 20 Oktober 1995, RS ini berdiri atas inisiatif Pengurus
rehabilitative.
JUMLAH PASIEN TAHUN 2014-2016
19900
19850
19800
19750
19700
19650
19600
19550
19500
19450
2014 2015 2016
Berdasarkan data yang diambil dari bagian informasi dan rekam medis RS
tahun semakin menurun hal ini ditunjukkan dari grafik tersebut pada tahun 2014
sebanyak 19.854 orang, dan pada tahun 2015 mengalami penurunan menjadi
19.801 orang dan pada tahun 2016 yang ditunjukkan pada bagan menurun
menjadi 19.592 orang, hal ini dapat dipengaruhi beberapa faktor termasuk sarana
dan prasarana. Apabila sarana dan prasarana rumah sakit tidak memadai tentu
pasien akan memilih berobat ketempat yang sarana dan prasarana yang lebih baik.
ini meliputi ruang rawat inap kebidanan, ruang administrasi, kandungan, laundry,
ruang rekam medis, kamar operasi, gizi, instalasi gawat darurat dan poliklinik
rawat jalan. Berdasarkan latar belakang tersebut, saya ingin meneliti tentang
kekurangan genset yang tentunya jika terjadi mati listrik akan sangat menganggu
operasional rumah sakit karena seperti yang dapat diketahui bahwa dalam dunia
medis tentu listrik sangat menopang seluruh aktivitas medis, sehingga RS PKU
permasalahan seperti genset ini dapat segera diatasi yang tentunya tidak
memberatkan keuangan rumah sakit karena genset ini sangat berpengaruh pada
TINJAUAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
Pengertian tata kelola (governance) dalam arti luas mencakup semua faktor
Definisi sempit tata kelola lebih berfokus pada bagaimana organisasi atau instansi
kelembagaannya.
Tata Kelola yang baik adalah tujuan bersama yang akan kita capai sebagai
bangsa. Menurut Kooiman (2013; 2), konsep governance dimaknai sebagai art of
Prinsip tata kelola untuk memastikan praktik yang baik diterapkan adalah sebagai
berikut:
1) Transparansi
2) Akuntabilitas
3) Tanggung jawab
4) Kemandirian
5) Kewajaran
yang lancar, teratur, efektif dan efisien. Prasarana adalah sarana yang secara tidak
parker, taman, mushola, toilet, jalan menuju rumah sakit, peraturan rumah sakit,
dll. Sehingga sarana dan prasarana merupakan alat atau bagian yang memegang
dalam lingkup kesehatan. Sarana dan prasarana adalah sarana yang pasti dapat
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tata kelola sarana dan prasarana adalah
masyarakat yang menggunakan sarana dan prasarana menjadi lebih baik lagi
kedepannya.
2. TEORI ORGANISASI
maupun individu dalam suatu organisasi atau kelompok sehingga dapat dijelaskan
bahwa dalam organisasi memiliki perilaku juga selayaknya manusia yang bisa
dilihat dan diamati oleh orang-orang didalam organisasi tersebut maupun oleh
pihak luar dalam berbagai jenis struktur dan berbagai kondisi (Shafritz & Ott
organisasi ini sudah ada sejak abad pertengahan. Namun menurut Shafritz & Ott
dalam Levy, 2009 teori organisasi baru muncul setelah pabrik-pabrik mulai
dikenal di inggris raya. Berdasarkan karya Scott dalam Legaard (2010) membagi
3) Level makro, yaitu teori organisasi yang berfokus pada peran organisasi
lainnya.
A. Scientific Management
Teori ini muncul pertama kali pada abad ke-20, pemikiran scientific
besar. Salah satu yang mengadopsi teori ini adalah Henry Ford seorang
industry dan terhadap teori organisasi secara keseluruhan. Sehingga teori ini
oleh karena itu teori ini mendapat kritik keras dari pegawai dan manajer yang
teori scientific management tidak bisa bertahan lama sebagai ideologi yang
sebagai panduan kerja diberbagai sector seperti sector industry dan jasa.
B. Administrative Theory
pendekatan buttom-up.
2) Pendekatan teori administrative berfokus pada prinsip koordinasi dan
spesialisasi.
struktur organisasi dan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang telah
ditetapkan.
sasaran organisasi.
organisasi dan anggota hanya memiliki satu pemimpin atau dibawah satu
atasan.
7) Terdapat rentang pengawasan atau kekuasaan (Span of control) yaitu
seberapa banyak bawahan atau orang yang berada di jabatan atau posisi di
sebuah organisasi. Akibat dari Span of control dan tujuan organisasi untuk
bawah.
8) Terdapat hirarki pekerja yaitu hubungan antara atasan dan bawahan yang
satu anggota dengan anggota lain. Dengan demikian asas dalam koordinasi
adalah Kerjasama dan kesatuan untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan
kedalam teori organisasi klasik. Teori organisasi klasik ini mengajarkan empat
produktif.
2) Kajian dan analisis secara ilmiah merupakan cara terbaik untuk mencapai
jobdesk.
analisis ilmiah.
Teori ini dipelopori oleh Max Weber yang melakukan studi tentang organisasi
organisasi yaitu
anggota.
Teori ini memahami organisasi dari level analisis makro, menurut Simon,
setiap individu berusaha mencai apa yang diinginkan namun tidak begitu
c. Memaksimalkan pemanfaatan.
mengenai motivasi terbagi menjadi dua yaitu inner motivation dan outer
seseorang sedangkan outer motivatior yaitu motivasi yang muncul dari luar
seseorang.
organisasi
pelaksanaan suatu kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan tujuan, visi, dan
Kinerja ini dapat diketahui jika seseorang atau kelompok tersebut memiliki
penilaian keberhasilan ini bisa berupa tujuan dan target yang ingin diwujudkan,
karena tanpa adanya tujuan dan target ini kinerja seseorang atau organisasi ini
tidak dapat diketahui karena belum mempunyai acuan yang ingin dicapai
Pengukuran kinerja adalah proses untuk menilai kemajuan dari pekerjaan agar
sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan, termasuk informasi terhadap
kegunaan sumber daya alam apakah sudah efisien dalam menghasilkan barang
atau jasa, kualitas terhadap barang atau jasa yang telah diberikan kepada
diinginkan dan juga Tindakan yang diambil untuk mencapai tujuan tersebut
(Robertson, 2002). Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengukuran kinerja adalah
Tindakan yang diambil untuk mengukur aktivitas yang dilakukan terhadap rantai
salah satu faktor yang sangat penting bagi suatu organisasi karena memiliki
pelanggan.
4) Membuat suatu visi dan misi yang strategis agar mampu mempercepat
sebagai salah satu tolak ukur yang mampu menilai keberhasilan dalam suatu
organisasi dalam jangka waktu tertentu dan juga hasil dari pengukuran kinerja
dapat dijadikan sebagai saran dan motivasi untuk memperbaiki dan juga
Alat pengukuran kinerja ini dibagi menjadi dua, yaitu alat ukur pengukuran
kinerjanya pada bidang finansial atau keuangan seperti keuntungan dan data
Saat ini alat pengukuran kinerja keuangan tidak lagi memadai jika dipakai
sebagai sarana untuk mengelola organisasi atau instansi hal ini dikarenakan
tersebut.
system informasi yang mampu memperoleh informasi secara efektif dan cepat.
tidak dapat diukur dengan alat pengukuran keuangan karena nilainya tidak
secara finansial atau materi tentunya asset tidak berwujud ini juga
proses internal yang responsive dan dapat diprediksi dan lain sebagainya.
efisiensi dan juga efektivitas. Jadi audit kinerja manajemen ini mengevaluasi
setiap aspek manajemen dalam sebuah perusahaan serta memberikan saran untuk
dan pengalaman sehingga audit ini meliputi ruang lingkus yang lebih luas
dibanding audit keuangan dan ketaatan. Audit kinerja manajemen juga dapat
dijelaskan sebagai audit untuk manajemen yaitu yang berikaitan dengan kondisi
manajemen puncak yang tidak memiliki pengendalian terhadap operasi secara
operasi bisnis yang efisien, tingkat otoritas yang bagus, asset yang terjaga, serta
serta opini mengenai ekonomisasi, efisiensi, dan efektivitas (3E) yang terdapat
pada pendapatan, belanja dan pengelolaan sumber daya dan juga untuk
perusahaan. Adapun manfaat dari audit kinerja manajemen adalah sebagai berikut:
perusahaan.
pelanggan.
6) Mencapai visi dan misi organisasi dengan lebih hemat biaya. Diharapkan
Waterman, dan Julien Philips dengan bantuan dari Richard Pascale dan Anthony
akademi, praktisi dan tetap menjadi perencanaan strategis yang popular. Tujuan
dari metode ini adalah untuk menunjukkan bagaimana 7 elemen perusahaan dapat
kunci dari model ini adalah ketujuh area tersebut harus saling berhubungan dan
Model tersebut dapat diterapkan pada banyak situasi dan merupakan alat yang
depan.
“Hard” dan “Soft”. Strategi, struktur, dan system adalah elemen keras jauh
lembut.
Strategy Style
Structure Staff
Systems Skills
Shared Values
misi, dan nilai. Namun, sulit untuk mengatakan apakah strategi ini
konsisten dengan faktor lain ketika dianalisis secara terpisah. Oleh karena
strategi, struktur, sistem yang hebat, dll., Tetapi untuk melihat apakah itu
dengan enam elemen lainnya, hal itu dapat menghasilkan hasil yang sangat
baik.
2) Structure, merupakan struktur dalam organisasi yang mengatur system
kerja, komunikasi, wewenang, serta tanggung jawab dari setiap unit kerja
tentang siapa yang bertanggung jawab kepada siapa. Dengan kata lain,
satu elemen yang paling terlihat dan mudah diubah dalam kerangka kerja.
hari perusahaan dan cara membuat keputusan. Sistem adalah area dimana
bekerja dengan baik sesuai dengan yang dibutuhkan oleh perusahaan agar
struktur barunya.
5) Style (gaya kepemimpinan), merupakan perilaku kepimpinan dalam
values pada dasarnya adalah standar yang menjadi landasan perilaku bagi
dari model McKinsey 7. Mereka adalah norma dan standar yang memandu
B. HIPOTESIS
1. H1: Ada pengaruh strategi dengan pendekatan 7s Mckinsey terhadap
Muhammadiyah Nanggulan.
Muhammadiyah Nanggulan.
Muhammadiyah Nanggulan.
Nanggulan.
Nanggulan.
Nanggulan.
Muhammadiyah Nanggulan.
C. MODEL PENELITIAN
berikut:
METODE PENELITIAN
A. INSTRUMEN PENELITIAN
data, peneliti harus aktif masuk sendiri ke bidang ini (Gunawan, 2013).
Pada pendekatan kualitatif ini dengan cara mewawancarain key informan
Muhammadiyah Nanggulan.
dalam penelitian ini merupakan data primer. Data primer merupakan data
yang berasal langsung dari narasumber yang didapatkan secara khusus dan
Muhammadiyah Nanggulan.