Disusun oleh :
Rusmiati 218240044
Handayani 218240047
Nurul Hidayah 21824004
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.................................................................................................................................3
A. Latar Belakang..............................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................4
1. Mengetahui metode perencanaan dan pengadaan logistik di RS................................................4
C. Tujuan...........................................................................................................................................4
BAB II...................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
A. Metode perencanaan dan pengadaan logistik di RS......................................................................5
2.1 Bentuk Penyelenggaraan Makanan di Rumah Sakit....................................................................5
2.2 Manajemen Logistik Gizi di Rumah Sakit...................................................................................7
1. Penetapan Peraturan Pemberian Makanan Rumah Sakit................................................................7
2. Penyusunan Standar Bahan Makanan Rumah Sakit.......................................................................7
3. Perencanaan Kebutuhan Bahan Makanan......................................................................................9
4. Perencanaan Anggaran Bahan Makanan........................................................................................9
5. Pengadaan Bahan Makanan.........................................................................................................10
6. Pemesanan dan Pembelian Bahan Makanan................................................................................11
7. Pembelian Bahan Makanan..........................................................................................................12
8. Penerimaan Bahan Makanan........................................................................................................12
9. Penyimpanan dan Penyaluran Bahan Makanan...........................................................................13
10. Persiapan Bahan Makanan.........................................................................................................13
11. Pemasakan Bahan Makanan......................................................................................................14
B. Distribusi logistik gizi /makanan di RS.......................................................................................15
1. Distribusi Makanan......................................................................................................................15
BAB III................................................................................................................................................18
PENUTUP...........................................................................................................................................18
A. Kesimpulan.................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan salah satu sub system dari sebuah system pelayanan
kesehatan nasional secara menyeluruh. Selain itu rumah sakit juga merupakan sebuah
industry jasa yang berfungsi untuk memenuhi salah satu kebutuhan primer manusia, baik
sebagai individu, masyarakat atau bangsa secara keseluruhan guna meningkatkan derajat
hidup yang utama yaitu kesehatan.
Dalam menyelenggarakan fungsinya maka Rumah Sakit menyelenggarakan kegiatan
pelayanan medis, pelayanan dan asuhan keperawatan, pelayanan penunjang medis dan
nonmedis, pelayanan kesehatan masyarakat dan rujukan, pendidikan, penelitian dan
pengembangan, administrasi umum dan keuangan.
Pelayanan gizi di Rumah Sakit merupakan salah satu bagian yang menunjang sistem
manajeman pelayanan kesehatan di rumah sakit dalam melayani pasien. Makanan yang
disediakan oleh Instalasi Gizi sudah diperhitungkan jumlah dan nilai gizinya, dan harus
dihabiskan agar penyembuhannya dapat berjalan sesuai dengan tujuan.
Rumah Sakit Permata Medika kota Semarang adalah Rumah Sakit Tipe C yang sudah
menyelenggarakan fungsinya sebagai rumah sakit. Kegiatan penyelenggaraan salah satunya
adalah kegiatan penunjang medis yang didukung dengan adanya Instalasi Gizi. Kegiatan
pelayanan gizi di Instalasi Gizi yang dilakukan meliputi pengadaan atau penyelenggaraan
makanan, pelayanan gizi di ruang rawat inap, pelayanan konsultasi gizi, penelitian dan
pengembangan gizi terapan.
Salah satu kegiatan manajemen logistik dalam penyelenggaraan makanan Instalasi
Gizi di Rumah Sakit Permata Medika untuk konsumen adalah perencanaan persediaan
makanan. Perencanaan bahan makanan dilakukan agar jumlah persediaan bahan makanan
dapat efisien dan efektif, mendukung kelancaran proses produksi rumah sakit.
Perencanaan dalam persediaan bahan makanan di Rumah Sakit tidak terlepas dari
kebutuhan makanan yang dibutuhkan oleh pasien. Untuk menghasilkan makanan yang
mengandung gizi dan memenuhi syarat kesehatan bagi pasien yang ada dirumah sakit, maka
diperlukan perencanaan bahan makanan yang baik untuk menyediakan bahan makanan baru
serta fresh yang sesuai dengan standar kesehatan di instalasi gizi rumah sakit. Apabila fungsi
manajemen logistik dalam perencanaan persediaan bahan makanan belum berjalan baik maka
akan terjadi out of stock dan over stock.
Out of stock dan over stock bahan makanan disebabkan oleh beberapa faktor salah
satunya adalah faktor perencanaaan dalam memperhitungkan kebutuhan bahan makanan yang
akan disediakan yang kurang baik sehingga terjadi out of stock dan over stock pada bahan
makanan. Sehingga perlu diketahui faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi dalam
perencanaan persediaan bahan makanan pada Instalasi Gizi Rumah Sakit.
Pelayanan pendukung medis seperti instalasi gizi di suatu rumah sakit merupakan
suatu kegiatan yang membantu dalam upaya penyembuhan dan pemulihan penderita, yang
kegiatannya dapat dari usaha dapur sampai pengolahan diet bagi penderita. Dalam petunjuk
tentang ukuran akreditas rumah sakit, dinyatakan bahwa pelayanan gizi merupakan salah satu
fasilitas dan pelayanan yang harus ada di rumah sakit. Bagian ini harus diatur dengan
mempertimbangkan kebutuhan klinis, kebutuhan masyarakat, keamanan, kebersihan, sumber-
sumber dan manajemen tepat guna.
Dimana dalam proses penyembuhan pasien dibantu dengan adanya makanan yang
memenuhi syarat, baik dari segi kualitas maupun kuantitas (Andry Hartono, 2000).
Penyelenggaraan makanan di rumah sakit yang meliputi pengadaan bahan makanan,
penyimpanan bahan makanan, pengangkutan makanan masak, penyimpanan makanan masak
dan penyajian makanan, hendaknya memperhatikan syarat higiene dan sanitasi, mengingat
permasalahan dari suatu makanan ditentukan oleh ada tidaknyakontaminasi terhadap
makanan (soediano dkk, 2009).
Untuk menghasilkan makanan yang mengandung gizi dapat memenuhi syarat kesehatan
bagi pasien yang ada dirumah sakit, maka diperlukan untuk mengelola makanan yang sesuai
dengan standar kesehatan di instalasi gizi rumah sakit. Untuk itu dibutuhkan pengetahuan
tentang higiene dan sanitasi pengolahan makanan dan pelayanan gizi di instalasi gizi rumah
sakit.Untuk itu, maka sangat diperlukan manajemen logistik dalam penyelenggaraannya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Mengetahui metode perencanaan dan pengadaan logistik di RS
2. Distribusi logistik gizi/makanan di RS
BAB II
PEMBAHASAN
Pelayanan gizi di rumah sakit adalah pelayanan yang diberikan dan disesuaikan
dengan keadaan pasien berdasarkan keadaan klinis, status gizi, dan status metabolisme tubuh.
Keadaan gizi pasien sangat berpengaruh pada proses penyembuhan penyakit, sebaliknya
proses perjalanan penyakit dapat berpengaruh terhadap keadaan gizi pasien. Sering terjadi
kondisi pasien yang semakin buruk karena tidak tercukupinya kebutuhan zat gizi untuk
perbaikan organ tubuh. Fungsi organ yang terganggu akan lebih memburuk dengan adanya
penyakit dan kekurangan gizi.
Pelayanan gizi rumah sakit dalam hal ini wadahnya adalah instalasi gizi, bertujuan untuk
memberikan makanan yang bermutu, bergizi, higiene dan sanitasi yang baik pada instalasi
gizi yang sesuai dengan standar kesehatan bagi pasien, sekaligus untuk mempercepat proses
penyembuhan pasien. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka penting diterapkan manajemen
dalam penyelenggaraan makanan sehingga menghasilkan makanan yang bermutu dan
kebersihan makanan yang memenuhi syarat kesehatan (Rachmat, R Hapsara Habbit , 2004).
1. Distribusi Makanan
A. pengertian distribusi makanan
Distribusi makanan adalah serangkaian proses kegiatan penyampaian makanan sesuai
dengan jenis makanan dan jumlah porsi konsumen/pasien yang dilayani.
a . Prasyarat :
1) Tersedianya peraturan pemberian makanan rumah sakit
2) Tersedianya standar porsi yang ditetapkan rumah sakit
3) Adanya peraturan pengambilan makanan
4) Adanya daftar permintaan makanan konsumen/pasien
5) Tersedianya peralatan untuk distribusi makanan dan peralatan makan
6) Adanya jadwal pendistribusian makanan yang ditetapkan
B. Macam Distribusi Makanan :
Sistem distribusi yang digunakan sangat mempengaruhi makanan yang disajikan,
tergantung pada jenis dan jumlah tenaga, peralatan dan perlengkapan yang ada.
Terdapat 3 (tiga) sistem distribusi makanan rumah sakit, yaitu sistem yang dipusatkan
(sentralisasi), sistem yang tidak dipusatkan (desentralisasi), dan kombinasi antara sentralisasi
dan desentralisasi.
a) Distribusi makanan yang dipusatkan
Umunya disebut dengan cara distribusi “sentralisasi”, yaitu makanan dibagi dan
disajikan dalam alat makan di ruang produksi makanan.
b) Distribusi makanan yang tidak dipusatkan
Cara ini umunya disebut dengan sistem distribusi “desentralisasi”. Makanan pasien di
bawa ke ruang perawatan pasien dalam jumlah banyak/besar, kemudian dipersiapkan ulang,
dan disajikan dalam alat makanan pasien sesuai dengan dietnya.
c) Distribusi makanan kombinasi
Distribusi makanan kombinasi dilakukan dengan cara sebagian makanan ditempatkan
lengsung ke dalam alat makanan pasien sejak dari tempat produksi, daan sebagian lagi
dimasukan kedalam wadah besar yang distribusinya dilaksanakan setelah sampai di ruang
perawatan.
Masing-masing cara distribusi tersebut mempunyai keuntungan dan kelemahan
sebagai berikut :
a. Keuntungan cara sentralisasi:
1) Tenaga lebih hemat, sehingga lebih menghemat biaya.
2) Pengawasan dapat dilakukan dengan mudah dan teliti
3) Makanan dapat disampaikan lengsung ke pasien dengan sedikit kemungkinan
kesalahan pemberian makanan
4) Ruangan pasien terhindar dari bau makanan dan kebisingan pada waktu pembagian
makanan
5) Pekerjaan dapat dilakukan lebih cepat.
b. Kelemahan cara sentralisasi:
1) Memerlukan tempat, peralatan dan perlengkapan makanan yang lebih banyak
(tempat harus luas, kereta pemanas mempunyai rak)
2) Adanya tambahan biaya untuk peralatan, perlengkapan serta pemeliharaan
3) Makanan sampai ke pasien sudah agak dingin
4) Makanan mungkin sudah tercampur serta kurang menarik, akibat perjalanan dari
ruang produksi ke pentry di ruang perawatan.
c. Keuntungan desentralisasi:
1) Tidak memerlukan tempat yang luas, peralatan makanan yang ada di dapur ruang
tidak banyak
2) Makanan dapat dihangatkan kembali sebelum dihidangkan ke pasien
3) Makanan dapat disajikan lebih rapih dan baik serta dengan porsi yang sesuai
kebutuhan pasien
d. Kelemahan cara desentralisasi:
1) Memerlukan tenaga lebih banyak diruangan dan pengawasan secara menyeluruh
agak sulit
2) Makanan dapat rusak apabila petugas lupa untuk menghangatkan kembali
3) Besar porsi sukar diawasi, khusunya bagi pasien yang menjalankan diet
4) Ruangan pasien dapat terganggu oleh kebisingan pada saat pembagian makanan
serta bau masakan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
http://kodokijo.wapsite.me/Buku%20Kodok/Menejemen%20Sistem%20Penyelenggaraan