Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS PENGGUNAAN DATA STATISTIK INDIKATOR PELAYANAN

RAWAT INAP TERHADAP PENINGKATAN MUTU PELAYANANDI


RUMAH SAKIT RAFFLESIA BENGKULU

Putri Oktasari, Agus Riyanto

Public Health Program Study, STIKes Bhakti Husada


Jl.Kinibalu 8 Kebun Tebeng Bengkulu Telp (0736) 23422
Email: riyan_sleman@yahoo.com

Abstrak

Rumah sakit merupakan bagian penting di dunia kesehatan dan memiliki peran
dalam menunjang kelangsungan hidup masyarakat agar berkehidupan yang sehat
dan sejahtera.Rumah sakit juga merupakan fasilitator kesehatan yang dituntut
untuk dapat memberikan pelayanan dan informasi kesehatan yang baik serta dapat
dijangkau oleh masyarakat.Untuk itu dukungan teknologi sangat diperlukan untuk
meningkatkan kualitas pelaksanaan pelayanan kesehatan yang nantinya diberikan
kepada pengguna fasilitas dan jasa kesehatan, proses pengambilan keputusan di
Rumah Sakit Rafflesia Bengkulu dalam mengatasi berbagai masalah perlu
mempertimbangkan segala aspek terkait sehingga tujuan dapat tercapai.Pada
perkembangannya untuk mengambil keputusan harus didasari pada hal yang
ilmiah dan juga fakta. Dalam proses pengambilan keputusan sebenarnya
dilakukan transformasi dari data menjadi informasi atau biasa disebut statistik.
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif, jenis pendekatan penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian deskriptif
yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada
sekarang berdasarkan data-data, pengumpulan data dilakukan pada natural setting
(kondisi alamiah), sumber data primer dan teknik pengumpulan data lebih banyak
pada observasi berperan serta (participant observation), wawancara mendalam (in
depth interview) dan dokumentasi.Instrumen atau alat penelitian adalah peneliti
itu sendiri sehingga peneliti harus “divalidasi”.Validasi terhadap peneliti,
meliputi; pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan terhadap
bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki objek penelitian -baik
secara akademik maupun logiknya.
Hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh yaitu pemanfaatan laporan
statistik indikator pelayanan rumah sakit belum dilaksanakan dengan maksimal.
Hal ini dapat dilihat dari tindaklanjut dari hasil evaluasi belum maksimal.
Sebaiknya setelah penelitian ini pihak rumah sakit dapat Memperluas jaringan
kerja sama, Melakukan inovasi strategi pemasaran, Perbaikan sumber informasi
sebagai dasar pengambilan keputusan.

Kata Kunci:Rekam Medis, Sistem Informasi, Statistik


ANALYSIS OF THE USE OF STATISTICAL DATA OF HOSPITAL SERVICES
INDICATORS ON IMPROVING QUALITY OF SERVICES IN RAFFLESIA
BENGKULU HOSPITAL

Putri Oktasari, Agus Riyanto

Public Health Program Study, STIKes Bhakti Husada


Jl.Kinibalu 8 Kebun Tebeng Bengkulu Tel (0736) 23422
Email: riyan_sleman@yahoo.com

ABSTRACT

Hospitals are an important part of the health sector and have a role in supporting
the survival of the community for a healthy and prosperous life. The hospital is
also a health facilitator who is required to provide good health services and
information that can be reached by the community. For that technology support it
is very necessary to improve the quality of health service implementation which
will be given to the users of health facilities and services, decision making process
at Rafflesia Bengkulu Hospital in overcoming various problems need to consider
all related aspects so that the objectives can be achieved.In its development to
take a decision must be based on the scientific and also facts. In the process of
making the actual decision made the transformation of data into information or
commonly called statistics.
The research approach used in this research is a qualitative approach, the type of
this research approach is descriptive. Descriptive research is a study that
attempts to describe existing problem-solving based on data, data collection is
done on natural setting (natural condition), primary data source and data
collection technique more on participant observation, in depth interview) and
documentation.Instrument or research tool is the researcher itself so that
researchers must be "validated" .Validation to researchers, including;
understanding of qualitative research methods, mastery of insight into the field
under study, readiness of researchers to enter the object of research-both
academically and logically.
The result of the research has been obtained that the utilization of statistical
report of hospital service indicator has not been implemented maximally. This can
be seen from the follow-up of the evaluation results have not been maximized.
Preferably after this research the hospital can Expand the network of
cooperation, Innovate marketing strategy, Improvement of information sources as
a basis for decision making.

Keywords : Medical Record, Information System, Statist


Pendahuluan pemilihan diantara alternatif
Undang – Undang Republik mengenai suatu cara bertindak yaitu
Indonesia No. 44 Tahun 2009 inti dari perencanaan, suatu rencana
Rumah Sakitadalah institusi tidak dapat dikatakan tidak ada jika
pelayanankesehatan yang tidak ada keputusan, suatu sumber
menyelenggarakan yang dapat dipercaya, petunjuk atau
pelayanankesehatan reputasi yang telah dibuat.Sebagai
perorangansecara paripurna yang rumah sakit swasta tertua di Kota
menyediakan pelayanan rawat inap, Bengkulu Rumah Sakit Rafflesia
rawat jalan, dan gawat telah mengalami perkembangan yang
darurat.Industri jasa (service cukup pesat. Awal nya rumah sakit
industry) saat ini berkembang Rafflesia Bengkulu merupakan
dengan sangat cepat.Persaingan yang Rumah Sakit Bersalin seiring dengan
terjadi saat ini sangat kompetitif kebutuhan akan pelayanan kesehatan
dalam bidang industry ini.Pelayanan rumah sakit ini bertransformasi
yang diberikan antara satu penyedia menjadi Rumah Sakit Umum sampai
jasa (service provider) dengan saat ini, berbeda dengan rumah sakit
pemberi jasa lainnya sangat pemerintah yang telah disokong oleh
bervariatif yang sesuai dengan pemerintah, Rumah Sakit Rafflesia
kebutuhan dan keinginan sebagai penyedia jasa pelayanan
konsumennya. Salah satu industri perlu meningkatkan kualitas
jasa yang berkembang dengan sangat pelayanan serta melakukan upaya-
cepat di Indonesia adalah industri upaya pemasaran yang bersifat
jasa rumah sakit, baik rumah sakit strategis guna menjamin
milik pemerintah maupun milik keberlangsungan rumah sakit,
swasta, sejalan dengan Rumah Sakit Rafflesia Bengkulu
perkembangannya rumah sakit pelaporan statistik dilakukan secara
mengalami perubahan paradigma berkala setiap bulan, tri wulan dan
yang dewasa ini mulai dikenal tahunan. Laporan ini biasa disajikan
sebagai badan usaha yang memiliki dalam bentuk grafik Barber –
banyak unit bisnis strategis. Johnson sehingga mempermudah
Perubahan ini menjadikan rumah dalam mengolah informasi yang
sakit sebagai sebuah perusahaan jasa diperoleh dan mengetahui
yang idealnya menjual berbagai perkembangan mutu pelayanan
macam produk dan membutuhkan dengan baik. Indikator pelayanan
manajerial yang baik dari segi pasien di rumah sakit biasanya terdiri
kualitas pelayanan serta pemasaran dari 6 indikator dan nilai yang
guna meningkatkan kepercayaan menjadi tolak ukur pemanfaatan
masyarakat, berkembangnya usaha fasilitas adalah Bed Occupancy
ini mengakibatkan penyedia Rate(BOR).Angka BOR Rumah
pelayanan rumah sakit berlomba- Sakit Rafflesia pada periode
lomba dalam meningkatkan kualitas Oktober, November dan Desember
pelayanan yang disediakan. Perilaku 2016 masing-masing adalah 81,1%,
konsumen yang menuntut pelayanan 82,7% dan 82,7%. Dari data tersebut
prima dalam hal ini pun turut terlihat bahwa terjadi peningkatan
memperketat persaingan diantara penggunaan tempat tidur.Angka ini
penyedia jasa rumah sakit, masih dalam kategori ideal tetapi
pengambilan keputusan adalah
hampir mendekati ambang batas manajemen pemasaran di Rumah
ideal BOR yaitu 85%. Sakit Rafflesia Bengkulu, penelitian
kualitatif, pengumpulan data
Metode Penelitian dilakukan pada natural setting
Pendekatan penelitian yang (kondisi alamiah), sumber data
digunakan dalam penelitian ini primer dan teknik pengumpulan data
adalah pendekatan kualitatif yaitu lebih banyak pada observasi
“suatu prosedur penelitian yang berperan serta (participant
menghasilkan data deskriptif berupa observation), wawancara mendalam
tulisan dan prilaku yang dapat (in depth interview) dan
diamati dari subyek itu sendiri”, pada dokumentasi.
dasarnya metode kualitatif memiliki
beberapa ciri yang sangat jelas, yaitu Hasil dan Pembahasan
antara lain: 1. Desain penelitian Penelilitan ini bersifat
bersifat lentur dan terbuka, 2. Data kualitatif dengan pendekatan
penelitian diambil dari latar alami deskriptif. Setiap data yang diterima
(natural setting), 3. Data yang baik dari hasil wawancara mendalam
dikumpulkan berupa data deskriptif dengan informan maupun hasil dari
dan reflektif, 4. Lebih meningkatkan observasi peneliti selama di lokasi
proses dari pada hasil, 5. Sangat penelitian disajikan dalam bentuk
mementingkan makna, 6. Sampling narasi, agar lebih sistematis dan
dilakukan secara internal yang terarah peneliti membagi bab ini
didasarkan pada subyek yang menjadi 4 sub bab, yaitu: 1.Deskripsi
memiliki informasi yang informan penelitian, 2.Deskripsi
paling representative, 7. Analisis hasil penelitian, 3.Pembahasan,4.
data dilakukan pada saat dan setelah Analisis SWOT. Informan dalam
pengumpulan data dan kesimpulan penelitian ini sebanyak 4 orang, yaitu
dari penelitian kualitatif 1) Staf Rekam Medis; 2) Ka. Rekam
dikonfirmasikan dengan informasi, Medis; 3) Ka. Bag. Humas dan
adapun jenis pendekatan penelitian Pemasaran dan 4) Manajer
ini adalah deskriptif. Penelitian Pelayanan Medis. Proses
deskriptif yaitu penelitian yang wawancaara dilaksanakan selama
berusaha untuk menuturkan bulan Juni 2017 di RS. Rafflesia
pemecahan masalah yang ada Bengkulu. Pertanyaan dalam
sekarang berdasarkan data- wawancara berbeda untuk masing-
data.Penelitian ini bertujuan untuk masing informan sesuai dengan
melihat sejauh mana pemanfaatan kebutuhan informasi yang diinginkan
statistik indikator dalam dengan hasil :
pengambilan keputusan di Rumah 1. Staf Rekam Medis :Berdasarkan
Sakit Rafflesia Bengkulu.Oleh wawancara mendalam yang
karena itu, diperlukan dilakukan terhadap informan
responden/informan yang memenuhi mengenai bagaimana gambaran
parameter yang dapat mengungkap laporan statistik indikator
hal di atas sehingga memungkinkan pelayanan RS (BOR, BTO, TOI,
data dapat diperoleh.Data sekunder ALOS, GDR, NDR) periode
dalam penelitian ini adalah laporan Maret, April dan Mei 2017.
statistic indikator pelayanan rumah Peneliti menemukan penurunan
sakit dan kebijakan dibidang yang signifikan dari angka-angka
laporan tersebut.“kalau rumah sakit sebenarnya kita ga
dibandingkan dengan periode ada kegiatan maksudnya tuh
sebelumnya terjadi penurunan untuk ada kegiatan itu kita kalau
angka-angka pada Laporan secara rutin ga ada. Baksos (bakti
statistik indikator pelayanan RS. sosial) palingan, itu pun setahun
Rafflesia pada periode, Maret, sekali, baksos setahun sekali
April, Mei. Untuk angka masing paling itu kalo untuk melakukan
indikator saya tunjukan laporan kegiatan kalo dimarketingnya kita
perbulannya saja ya?”, “untuk munngkin ngirim-ngirim brosur,
angka BOR saja terjadi spanduk misalnya kan kita ada
penurunan ± 20% dari angka veko kemarin kita promosikan
BOR periode trimester akhir melalui spanduk, banner-banner,
tahun 2016 (Oktober, November, jadi pemasarannya belum yang
Desember)”lanjutnya. terlalu agresif keluar-luar tu
2. Kepala Bagian Rekam Medis belum kayaknya ya”, “ya kita
:“kita kan di Rekam Medis ini yang BOR, LOS itu kita gunakan
hanya sebatas laporan, nanti untuk pengambilan keputusan kita
laporan itu kita naikan ke tata apa, melihat perhitungan
usaha, disana dibahas oleh banyaknya pasien. Kalau BOR
manajer, baru manajer LOS strategi untuk ya itu untuk
(pelayanan medis) lapor ke kita meningkatkan pelayanan
Direktur. Jadi kita tidak sampai unggulan kita seperti HD, seperti
membuat saran seperti itu kalau veko terus treadmill terus”,
misalnya turun, kita cuma “kurang lebih 60an provider, itu
laporan laporan seperti ini, kalau terdiri dari asuransi, rekanan ya
sampai buat-buat saran seperti itu terutama ya BPJS Kesehatan ya
lah Direksi, Manajer”, “kita itu unggulan kita. Klau untuk
dilibatkan saat rapat koordinasi, asuransi lain kita kasih contoh
kalau untuk rapat-rapat direksi edmedika.........”, “kita liat dari
tidak. Pada rapat ini lah nanti prospek ininya, pertama kita lihat
kita berikan saran, bahkan pada asuransinya dulu kan, asuransi
waktu angka BOR tinggi direksi disini kan kita banyak melakukan
mempertanyakan benar apa tidak asuransi di pusat. Nanti kita liat
ini? Dan memang benar karena prospeknya seperti apa,
pada saat itu rumah sakit kota karyawan, maksudnya tu
masih perbaikan, kemudian BPJS karyawan dari yang menjamin
RS. Rafflesia sudah mulai kerja tadi tu, banyak ga di Bengkulu,
sama dan satu lagi saat saat itu kadang tu kan ada asuransi misai
kalo ga salah masih ada operasi smenlink itu kan di Jakarta terus
bibir sumbing dan awal-awalnya untuk di Bengkulu ga ada
operasi laser (katarak) jadi orang pasiennya maksudnya ga ada ga
berbondong-bondong dateng. Kan ada yang pakai jadi kan kita
saat itu RS. Rafflesia sedang ngadapkan kerja sama itu kan ga
gencar-gencarnya melakukan ada ini ga produktifkan. Jadi kita
promos (operasi bibir sumbing liat dulu, maksudnya kita pelajari
dan laser katarak).”, dulu profilnya terus prospeknya
3. Koordinator Bagian Umum untuk di Bengkulu ni sejauh apa?
:“kalau untuk pemasaran kalau di Maksudnya banyak apa enggak
penggunaannya seandainya dua sisi bagaimana layanan
sedikit ya kita tahan dulu tapi kedokterannya yang kedua
kalau banyak ya kita ambil seperti layanan keperwatannya. Jadi
itu.”. “Begitu ada draft masing-masing pelayanan
perpanjangan itu pertama itu memiliki cara untuk memperbaiki
saya untuk yang mereview untuk kinerjanya masing-masing. Kalau
kita pelajari, setelah itu apa ada di medik itu kita tetap strike ya
perbaikan dari kita setelah itu dengan logika klinis pasien, kalo
baru kita disposisi ke Direktur memang pasien itu dengan
jadi dari direktur itu kebijakan kondisi kegawatannya apa itu
terakhir yang ditentukan, oh ini severity level yaa, beratnya
ada permintaan diskon dari saya penyakit itu kemudian membuat
ga ada diskon terus nanti yang losnya tinggi terlalu bayak terlalu
kebijakan direktur ya udah ini ga besar, itu memang risiko rumah
boleh ga kasih diskon kasih aja sakit. Walaupun secara itung-
diskon kasih apa 2%. Jadi itungan dengan koneksi dengan
keputusannya tidak diforumkan”. BPJS kita rugi memang tapi kita
4. Manajer Pelayanan Medis : “ya juga ada unsur sejak awalkan
jadi semua data itu kan ada humanis tapi juga ada logika-
dimasukan data itu by online logika kllinis kita ga mungkin
maksud kami sudah menggunakan mengatakan bahwa ini pasien ini
IT ya, jadi ketika pasien masuk udah lewat seminggu nih udah
dengan diagnosis apapun itu seminggu pulangin kita ga seperti
sudah masuk di data komputer itu. Yang lebih pas adalah jika los
dan itu bisa terlihat dibagian dengan kondisi yang tidak
rekam medik sehingga sebenarya membaik yang kita lakukan
temen-temen bagian rekam medik adalah sistem rujukan, pasien kita
itu bisa dengan secara manual rujuk ke rumah sakit yang lebih
dia menghitung jumlah nya atau tinggi. Kalau dari sisi
melalui data yang sudah terkirim keperawatannya emm memang
lewat SIM internal itu bisa banyak, kita tidak kalau selama
terdata berapa pasien dirawat ini evaluasinya bukan sisi medik
kunjungannya berapa lama dia dan keperawatan itu lebih ke skill
dirawat, berapa length of stay nya dan kompetensi perawat tapi kita
dari situ kemudian bagian rekam lebih banyak evaluasinya adalah
medik langsung melaporkan ke tentang ruangan sebenarnya.
Bapak Direktur, di Direktur nanti Tentang bagaimana marketing
beliau akan mengkaji di rapat- rumah sakit ini bertahan atau
rapat manajemen setiap tidak kurangdengan angka ideal
minggunya, kalau ini kan itu kita lebih banyak menilainya
laporannya tiap bulan, satu kali dari sisi infrastruktu dan fasilitas.
dalam satu bulan kita akan Kalau Mba Putri bisa lihat
melihat pola nya dalam satu kondisi pasien kita diruang melati
semester polanya begini nih, kita sudah sejak satu semester
statistik nya begini dan lalu sudah berfikir kita harus
seterusnya, emm seperti itu merombaknya di bulan Juni ini.
alurnya”, “kalo saya dan temen- Sebenarnya bulan Juni ini sudah
temen perawat, eem melihatnya mulai renovasi tapi karena
kondisi keuangan kita masih kita punya operasi katarak
belum sampe gitu ya kepake buat dengan Veko Emulsion, dengan
yang lain masih belum bisa kalau bahasa lainnya sih dengan
dilakukan jaid kalo diliat respon laser, tapi tidak tepatsih kalau
medisnya bagi kami tetap strike kita menyebutnya laser nah terus
ya, tidak ada tidak ada apa kita juga punya pelayanan baru
istilahnya, kalokebanyakan ada lagi dengan kita mengelola
pasien kan mengatakan saya pasien-pasien jiwa, psikiater dan
denger kalo di Rumah Sakit itu lansia kita sudah punya rawat
kalo udah tiga hari dipulangkan, inapnya, kita juga layanan unik
kami tidak begitu. Kami sangat lain kita juga memfisioterapi
bergantung pada kebijakan DPJP anak-anak dengan kebutuhan
(Dokter Penanggung Jawab khusus. Jadi kita tidak katakan ini
Pasien). Penanggung jawap unggulan, kita berfikir bahwa
pasien kita dokter spesialis, kalo haeus ada layanan uni yang tidak
dia mengatakan pasien sudah dimiliki oleh rumah sakit lain. Itu
layak atau belum layak pulang. sebenernya sih strategi
Kalo sudah layak ya kita pemasaran kita, kalau kita
pulagkan, kalau belum ya belum katakan ini pasar ya, kita
kita pulangkan. Tapi kalau bersaing, berkompetisi dengan
mereka merasa belum layak rumah sakit lain kita tidak
pulang, dan masih ingin dirawat kemudian mengatakan obgin kita
ya itu kalau dia pakai BPJS ya itu lebih baik, penyakit dalam kita
kita cut urusan BPJS nya, untuk lebih baik bedah kita lebih baik
selanjutnya mereka dihitung tidak.”. Hasil penelitian di atas
umum. Saya pikir itu, kita lebih merupakan hasil penelitian
banyak perhitungan statistik lapangan yang dilakukan peneliti
terkait dengan penurunan angka di Rumash Sakit Rafflesia
BOR lebih banyak kita sudut Bengkulu dalam kurun waktu Juni
pandangnya kepada infrastruktur – Juli 2017. Seluruh syarat dan
dan fasilita. Itu yang sejak awal perizinan dalam pelaksanaan
kits katakan ini biangnya ini penelitian ini telah dipenuhi.
penyebabnya ini menjadi kor dari Diawali dengan mengurus surat
masalah kita turun BOR nya sejak izin penelitian DPM-PTSP
awal tahun kemarin”, “Kalo kita Provinsi Bengkulu, dilanjutkan
melihat market rumah sakit ya, dengan izin ke DPM-PTSP Kota
persaingan rumah sakit saat ini Bengkulu dan izin pelaksanaan di
masih di 4 besar,penyakit dalam, RS. Rafflesia Bengkulu.
Obgin, kemudian bedah dan anak. Penelitian ini menggunakan
Itu semua rumah sakit berloba- metode kualitatif dengan
lomba disitu. Sehingga kalau kita pendekatan deskriptif tentang,
katakan unggulan tidak ada yang bagaimana pemanfaatan laporan
unggul sebenarnya. Cuma kita itu statistik indikator pelayanan
inginmencari yang unik yang rumah sakit terhadap pengambilan
tidak dimiliki rumah sakit lain. keputusan di Rumah Sakit
Contoh kita punya, kecuali M. Rafflesia Bengkulu.Berdasarkan
Yunus ya rumah sakit yang sudah laporan statistik indikator
besar kita punya HD, kemudian pelayanan rumah sakit, diketahui
bahwa terjadi penurunan angka (ALOS) atau rata-rata lama pasien
BOR Rumah Sakit dari 82.1% dirawat di RS. Rafflesia adalah 2
pada trimester akhir tahun 2016 hari. Nilai ini dibawah standar
menjadi 65.5% (periode Maret, ideal yaitu 6 – 12 hari.
April, Mei 2017). Menurut Bapak Bertambahnya ALOS disebabkan
AW hal ini merupakan dampak karena keterlambatan administrasi
dari infrastruktur dan fasilitas non di rumah sakit, kurang baiknya
medis di rumah sakit yang sudah perencanaan dalam memberikan
lama tidak diperbarui.Bed pelayanan kepada pasien atau
Occupancy Rate (BOR) kebijakan dibidang medis
merupakan persentase pemakaian (Rustyanto, 2010). Berdasarkan
tempat tidur pada periodde pada pernyataan tersebut peneliti
tertentu (Rustyanto, 2010). menyimpulkan bahwa ALOS di
Menurut Departemen Kesehatan RS Rafflesia tidak berarti negatif
RI nilai ideal BOR berkisar antara terhadap pelayanan maupun
60-85%. Nilai BOR manajemen administrasi rumah
menggambarkan berapa banyak sakit. Sementara untuk nilai Gross
pelayanan rawat inap yang Death Rate (GDR) dan Net Death
diberikan kepada pasien dalam Rate (NDR) tidak terdapat
satu periode, sehingga berbanding masalah sama sekali. Mengingat
lurus dengan jumlah pasien dan standar idealnya masing-masing
mempengaruhi pendapatan rumah adalah ≤45% dan ≤25% dan di
sakit, sementara pada indikator RS. Rafflesia nilainya adalah 0%
pelayanan yang lain seperti Bed dan 0.3%. Selama proses
Turn Over (BTO), Turn Over penelitian peneliti menangkap
Interval (TOI) dan Average bahwa laporan belum
Length of Stay (ALOS) tidak dimanfaatkan dengan maksimal
terjadi penurunan yang signifikan. dalam pengambilan keputusan
BTO di RS. Rafflesia adalah strategi pemasaran. Hal ini dilihat
sebesar 7 kali per bulan. Nilai dari keterangan bapak TM bahwa
ideal BTO hanya dapat dilihat strategi pemasaran yang
dalam periode 1 (satu) tahun yaitu dilaksanakan saat ini hanya
40 – 50 kali, jika nilai ini dirata- sebatas menjalin kerja sama
ratakan maka niali ideal untuk dengan berbagai asuransi
periode 1 bulan sebesar 3 – 4 kali. kesehatan, penyebaran brosur dan
Dengan kata lain angka BTO leaflet. Promosi pun hanya
sudah berada diatas standar ideal. dilakukan pada saat ada layanan
Turn Over Interval (TOI) baru di RS. Rafflesia Bengkulu.
merupakan rentang satu tempat Siagion (1990) dalam Rustyanto
tidur kosong dari satu pasien ke (2010) menjelaskan bahwa proses
pasien berikutnya. TOI di RS. pengambilan keputusan adalah
Rafflesia sebesar 2 hari dalam salah satu masalah dengan
satu periode sementara standar menggunakan teknik-teknik
idealnya adalah sebesar 1 – 3 hari. ilmiah, dengan langkah – langkah
Hal ini menunjukkan pemanfaatan sebagai berikut:
tempat tidur di RS. Rafflesia a. Mengidefinisikan masalah
sudah baik dan memenuhi standar yang dihadapi dengan tepat
ideal. Average Length of Stay
b. Mengumpulkan fakta dan data memaksimalkan pemanfaatan
yang relevan laporan statistik indikator pelayanan
c. Mengolah fakta atau data yang rumah sakit adalah dengan membagi
ada kebijakan untuk setiap bagian.
d. Menentukan beberapa Dengan demikian evaluasi masalah
alternatif yang mungkin di pemecahannya dapat analisa sesuai
tempuh kebutuhan masing-masing bagian.
e. Memilih cara pemecahan Hal ini sesuai dengan teori Parker
masalah dari aternatif yang (1989) bahwa setiap level dalam
telah diolah dengan matang manajemen memiliki tanggung
f. Memutuskan tindakan apa jawab yang berbeda sehingga jenis
yang harus dilakukan keputusan yang akan diambil pun
g. Menilai hasil yang diperoleh berbeda.Selain itu dengan membagi
sebagai akibat dari keputusan kebijakan kedalam beberapa bagian
yang telah diambil. akan lebih memudahkan manajemen
Sementara dari hasil mencari sumber permasalahan
wawancara dengan Bapak TM sehingga langkah-langkah
pengambilan selama ini pengambilan penyelesaiannya dapat dirumuskan
keputusan strategi pemasaran hanya dengan lebih akurat. Dengan
berdasar pada MoU yang diajukan demikian masing-masing bagian
oleh pihak asuransi kesehatan memiliki tanggung jawab masing-
kemudian dianalisis oleh bag.umum masing untuk menyelesaikan
untuk kemudian di cross-chek oleh masalah. Analisis SWOT yang
Direktur dan ditandatangani.Salah didapatkan sebagai berikut :
satu cara yang dapat dilakukan untuk

Pembobotan Faktor Internal dan Eksternal Analisis SWOT


Identifikasi Internal Strategic Factors Analisis Summary (IFAS)
No Aspek Bobot Rating Score
1 2 Faktor Kekuatan (S) 3 4 5
1 Brand image yang relatif baik 0,203 4 0,812
2 Sudah menggunakan IT untuk sistem 0,102 2 0,204
informasi rumah sakit
3 Memiliki pelayanan unggulan 0,037 3 0,111
4 Rumah sakit terletak di pusat kota 0,132 4 0,528
5 Memiliki SDM yang memadahi 0,057 2 0,114
Jumlah Faktor Kekuatan 0,531 1,769

No Aspek Bobot Rating Score


1 2 Faktor Kelemahan (W) 3,000 4 5,000
1 Fasilitas rumah sakit masih terbatas 0,049 3 0,147
2 Belum adanya pembaruan bangunan rumah 0,052 3 0,156
sakit
3 Promosi rumah sakit belum optimal 0,160 4 0,640
4 Alokasi dana pengembangan rumah sakit 0,070 4 0,280
terbatas
5 Kurangnya pemanfaatan laporan statisk 0,138 4 0,552
indikator pelayanan rumah sakit
Jumlah Faktor Kelemahan 0,469 1,775
Jumlah Faktor IFAS (S+W) 1 3,544
No Aspek Bobot Rating Score
1 2 Faktor Kekuatan (S) 3 4 5
Selisih Total Scoring Kekuatan -Total X -0,006
Kelemahan (S-W)

Identifikasi Eksternal Strategic Factors Analisis Summary (EFAS)

Perhitungan sekala banding berpasangan faktor eksternal menggunakan expert


choice

Identifikasi Eksternal Strategic Factors Analisis Summary (EFAS)


No Aspek Bobot Rating Score
1 2 Faktor Peluang (O) 3 4 5
1 Jaringan kerjasama cukup luas 0,154 4 0,616
2 Kinerja pegawai dapat ditingkatkan 0,063 3 0,189
3 kemajuan teknologi informatika 0,104 3 0,312
4 Pengembangan layaan kesehatan cukup luas 0,146 2 0,292
5 Kebutuhan masyarakat akan layanan kesehatan 0,165 3 0,495
cukup tinggi
Jumlah Faktor Peluang 0,632 1,904

No Aspek Bobot Rating Score


1 2 Faktor Ancaman (T) 3 4 5
1 Pertumbuhan rumah sakitdi Bengkulu tinggi 0,155 4 0,620
2 Persaingan layanan kesehatan yang kompetitif 0,049 3 0,147
3 Daya tarik bagi pelanggan rendah 0,053 3 0,159
4 Layanan unggulan yang dapat ditiru oleh rumah sakit 0,065 3 0,195
lain
5 Masih rendahnya tingkat ekonomi masyarakat 0,046 3 0,138
Jumlah Faktor Ancaman 0,368 1,259
Jumlah Faktor IFAS (O+T) 1 3,163
Selisih Total Scoring Peluang -Total Ancaman (O-T) Y 0,645

Matrik SWOT
Kekuatan Kelemahan
 Brand image yang  Fasilitas rumah
relatif baik sakit masih terbatas
Internal
 Sudah  Belum adanya
menggunakan IT pembaruan
untuk sistem bangunan rumah
informasi rumah sakit
sakit  Promosi rumah
Eksternal  Memiliki sakit belum optimal
pelayanan  Alokasi dana
unggulan pengembangan
 Rumah sakit rumah sakit
terletak di pusat terbatas
kota  Kurangnya
 Memiliki SDM pemanfaatan
yang memadahi laporan statisk
indikator pelayanan
rumah sakit
Peluang SO WO
 Jaringan kerjasama  Memperluas  Memperluas
cukup luas pangsa pasar jaringan kerjasama
 Kinerja pegawai dapat  Melakukan inovasi
ditingkatkan strategi pemasaran
 kemajuan teknologi  Perbaikan sumber
informatika informasi sebagai
 Pengembangan layaan dasar pengambilan
kesehatan cukup luas keputusan
 Kebutuhan masyarakat
akan layanan
kesehatan cukup tinggi
Ancaman ST WT
 Pertumbuhan rumah  Menambah jenis  Memanfaatkan
sakitdi Bengkulu tinggi pelayanan sarana tepat guna
 Persaingan layanan unggulan
kesehatan yang  Meningkatkan
kompetitif citra rumah sakit
 Daya tarik bagi
pelanggan rendah
 Layanan unggulan
yang dapat ditiru oleh
rumah sakit lain
 Masih rendahnya
tingkat ekonomi masy.

Matrik IFAS dan EFAS


Jumlah Skor Faktor Internal Jumlah Skor Faktor Eksternal
(S-W=X) (O-T=Y)
(1,769-1,775=-006) (1,904-1,259=0,645)
X= -0,006 Y= 0,645

O
-+ ++
Ubah Strategi Progresif
III I
X=-0,006

Y=0,645
W S

-- +-
Strategi Bertahan Difersifikasi Strategi
IV T II
Kesimpulan dan Saran Kesehatan,
Berdasarkan hasil penelitian yang Jakarta:RajaGrafindo
telah dilakukan diperoleh beberapa Persada,
kesimpulan sebagai berikut: 1. Hariyanti, Endri dan Rosyidah.Juni
Laporan statistik pelayanan rumah 2010.Kesehatan Masyarakat,
sakit periode Maret, April, Mei 2017 Vol. 4 No. 2.
secara berurutan sebagai berikut: Hatta, Gemala R.2008.Pedoman
a) BOR : 63,9%, 65,1%, Manajemen Informasi
67,5% Kesehatan di Sarana
b) BTO : 8 kali, 6 kali, 7 kali Pelayanan Kesehatan ed.
c) TOI : 3 hari, 2 hari, 2 hari Revisi, Jakarta: Universitas
d) ALOS : 2 hari, 2 hari, 2 hari Indonesia
e) GDR : 0%, 0%, 0% Nurhikmah, Nurhikmah Sidin dan
f) NDR :0.3%, 0%, 0% Indahwaty. Maret 2013,
Pemanfaatan laporan statistik Media Kesehatan Masyarakat
indikator pelayanan rumah sakit Indonesia, Vol. 9 No. 1
belum dilaksanakan dengan Romadhon, Yusuf Alam. 2006.
maksimal. Hal ini dapat dilihat dari Doctors, Market Yourselves
tindaklanjut dari hasil evaluasi belum atau Praktik Anda Tidak
maksimal, strategi yang dapat Laku, Solo: Tiga Serangkai.
dilakukan dari hasil analisis SWOT Rustiyanto, Ery. Statistik Rumah
antara lain: 1. Memperluas jaringan Sakit untuk Pengambilan
kerja sama, 2. Melakukan inovasi Keputusan, Graha Ilmu,
strategi pemasaran, 3. Perbaikan Jakarta, 2010
sumber informasi sebagai dasar Sari, Citra Cahaya.Oktober 2014,
pengambilan keputusan Jom FISIP, Vol. 1 No. 2.
Sekaran, Uma.Metode Penelitian
Untuk Bisnis, Salemba
Daftar Pustaka Empat, Jakarta, 2011
Amelia Rezki, Asiah Hamzah dan ugiyono. Metodologi Penelitian
M.Syafar. Januari 2014, Kuantitatif, Kualitatif dan
Jurnal Analisis Kebijakan R&D. Bandung, Alfabeta,
Masyarakat, Vol 3 No. 1. Hal 2013
1-8 Wijono, Djoko.Manajemen Mutu
Azwar, Azrul.Pengantar Pelayanan Kesehatan,
Administrasi Kesehatan, Airlangga University Press,
Binarupa Aksara, 1996 Surabaya, 1999
Bungin, Burhan.2003.Analisis Data
Penelitian Kualitatif ,Jakarta:
RajaGrafindo Persada.
Darmanto, Djojodibroto.1997.Kiat
Mengelola Rumah Sakit,
Jakarta: Hipokrates
Haksono, Sutanto Priyo dan Sabri,
Luknis.2011.Statistik

Anda mungkin juga menyukai