Anda di halaman 1dari 9

Analisis implementasi kebijakan agen layanan

publik lokal di rumah sakit

Latar Belakang

Tingkat kepuasan publik dengan layanan rumah sakit umum masih cukup
rendah, dengan hampir lebih dari itu 50% mengeluh tentang layanan yang
diterimanya. Permintaan kualitas layanan rumah sakit, pemerintah
memberlakukan kebijakan badan layanan publik lokal (LPSA) di rumah sakit.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi kebijakan LPSA.

Metode: Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.


Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Dr Rasidin di Padang, selama Juli hingga
Oktober 2017. Informan kunci dipilih secara purposive sampling sebanyak lima
orang yang memahami kebijakan LPSA. Data dikumpulkan melalui wawancara
mendalam, tinjauan dokumen, dan observasi. Data kualitatif dianalisis dengan
analisis tematik.

Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi kebijakan LPSA dari


standar kebijakan telah berjalan dengan baik, memiliki sumber daya yang
memadai dan memadai. Disposisi eksekutif positif dalam mendukung kebijakan ini
untuk kegiatan pelayanan. Komunikasi belum menyebar secara merata di semua
karyawan, hanya berputar di sekitar karyawan yang langsung menangani agen
layanan publik setempat. Struktur birokrasi jelas.

Kesimpulan: Implementasi kebijakan agen layanan publik telah bekerja dengan


baik dalam hal kebijakan standar, disposisi, sumber daya, komunikasi, struktur
birokrasi.
PENGANTAR

Layanan publik di Indonesia masih belum memenuhi harapan publik,


karena hampir lebih dari 50% pengguna layanan publik mengeluh tentang layanan
yang diterimanya.

Ini karena birokrasi birokrasi yang merupakan prosedur yang berbelit-belit,


waktu pelayanan yang lama, biaya mahal, masih jauh dari prinsip tata kelola yang
baik. kurangnya informasi dan agensi sulit ditemukan sehingga area publik
diabaikan.

Sumatera Barat adalah salah satu provinsi yang memiliki tingkat pelayanan
publik yang kurang memuaskan, sebagai rumah sakit salah satu institusi yang
menyediakan layanan tersebut. Jumlah keluhan publik, terutama mereka yang
kecewa dengan layanan rumah sakit, dalam hal kualitas, kenyamanan dan
layanan. Layanan kesehatan yang diberikan oleh rumah sakit pemerintah masih
dianggap rendah disebabkan oleh birokrasi yang terlalu rumit, kurangnya
dukungan sumber daya manusia dan kesulitan dalam mengukur kinerja dan
sistem manajemen keuangan untuk rumah sakit umum atau swasta yang kurang
dikelola dengan baik.

Berdasarkan Keputusan Walikota No. 517/2015 RSUD Dr Rasidin Padang


dibentuk sebagai badan layanan publik lokal dengan status penuh sejak
November 2015. Perubahan status rumah sakit, dengan menjadi badan layanan
publik lokal (LPSA), rumah sakit diharuskan melakukan kinerja penilaian untuk
menilai bagaimana layanan yang diberikan oleh rumah sakit kepada masyarakat.
Selain itu, ketika kebijakan LPSA di RSUD Dr Rasidin Padang dijalankan, diperlukan
pemantauan komprehensif oleh pihak eksternal. Sangat berguna untuk mengukur
implementasi program untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dan
memfasilitasi kemandirian rumah sakit.8

Oleh karena itu, diperlukan studi mendalam tentang implementasi


kebijakan LPSA di RSUD Dr. Rasidin Padang. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis implementasi kebijakan LPSA di rumah sakit.
METODE

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.


Penelitian dilakukan di Rumah Sakit dr Rasidin di Padang selama 4 bulan (Juli-
Oktober 2017). Data dikumpulkan dengan wawancara mendalam, observasi, dan
studi dokumentasi. Variabel dalam penelitian ini adalah implementasi kebijakan
LPSA dengan variabel: sumber daya, karakteristik organisasi pelaksana, sikap
pelaksana, komunikasi antar organisasi (transmisi, konsistensi, kejelasan).

Data dikumpulkan dengan wawancara mendalam, observasi, dan studi


dokumentasi. Data kualitatif dikumpulkan dengan melakukan wawancara
mendalam kepada informan kunci yang dipilih secara purposive sampling.
Informan kunci dari penelitian ini adalah Rumah Sakit Dr Rasidin Padang yang
berfokus pada Tim Komite LPSA seperti direktur rumah sakit, akuntan rumah
sakit, pejabat pembuat komitmen LPSA, kepala departemen pelayanan medis,
dan kepala departemen pembibitan. Pengamatan dilakukan terhadap staf di
rumah sakit dalam melakukan layanan kesehatan. Sumber studi dokumentasi
pada dokumen dan kebijakan BLUD di Rumah Sakit Rasidin Padang, prosedur
standar operasional, rencana strategis dan rencana anggaran rumah sakit. Alat
yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah bentuk
pedoman wawancara, notebook, tape recorder dan lembar observasi.

Teknik untuk menguji validitas data adalah teknik triangulasi. Data kualitatif
dianalisis dengan analisis tematik. Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data
dalam penelitian ini adalah bentuk pedoman wawancara, notebook, tape
recorder dan lembar observasi. Teknik untuk menguji validitas data adalah teknik
triangulasi. Data kualitatif dianalisis dengan analisis tematik. Alat yang digunakan
untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah bentuk pedoman
wawancara, notebook, tape recorder dan lembar observasi. Teknik untuk menguji
validitas data adalah teknik triangulasi. Data kualitatif dianalisis dengan analisis
tematik.
HASIL

Ada sumber daya yang memadai dalam mengelola LPSA di Rumah Sakit Dr
Rasidin Padang, di mana personil yang terlibat adalah sebanyak 27 orang. Untuk
manajer LPSA, para pemimpin telah membagi pekerjaan dan fungsi utama sesuai
dengan latar belakang pendidikan pengalaman, dan masa kerja. Rumah sakit telah
berupaya meningkatkan kemampuan staf dalam memahami manajemen LPSA
dengan pelatihan. Ini dibuktikan dengan realisasi kegiatan pelatihan yang
dilakukan pada 2015 dan 2016, serta bukti sertifikat pelatihan. Ini berarti, rumah
sakit telah dapat memanfaatkan sumber daya manusia yang tersedia yang dapat
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Namun, pengetahuan tentang LPSA
belum komprehensif untuk semua staf rumah sakit, karena kurangnya sosialisasi
LPSA kepada semua staf rumah sakit.

Dana adalah sumber daya dalam mencapai implementasi kebijakan yang


sukses. Dana Rumah Sakit Dr Rasidin Padang berasal dari layanan, pendidikan,
kerja sama, dan minat. Dana yang dikelola sesuai dengan rencana yang disiapkan
dalam menyediakan kebutuhan rumah sakit. Dalam manajemen keuangan, LPSA
rumah sakit memberikan fleksibilitas dalam penggunaan dana, di mana rumah
sakit dapat menggunakan dana yang diperoleh dan operasional tanpa prosedur
yang rumit.

Standar Kebijakan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Rumah Sakit dr Rasidin telah


memenuhi standar kebijakan LPSA, dengan adanya rencana strategis bisnis (BSP),
rencana bisnis anggaran (BBP), dan standar operasional keuangan. Berdasarkan
hasil analisis, penerapan pola tata kelola Rumah Sakit Dr Rasidin Padang telah
berjalan dengan baik sesuai dengan Permendagri No 61/2007. Organisasi dan tata
kelola yang dijalankan sesuai dengan kebutuhan organisasi, misi dan
pengembangan strategi, serta paradigma unit budaya organisasi di Rumah Sakit
Dr Rasidin Padang dimana paradigma menjadikan rumah sakit mandiri. Selain itu,
struktur organisasi pemegang LPSA bersifat eksplisit dan sesuai dengan visi, misi,
strategi dan budaya organisasi di Dr Rasidin Rumah Sakit Padang.
Pengawasan dalam manajemen LPSA di Rumah Sakit Dr Rasidin Padang
tidak berjalan dengan baik. Ini seharusnya karena tidak memiliki dewan pengawas
karena menurut peraturan dewan pengawas diperlukan untuk rumah sakit yang
pendapatannya lebih dari 30 miliar, sedangkan pendapatan Rumah Sakit Dr
Rasidin masih 25 miliar / tahun. Sesuai dengan pasal 43 Permendagri 61/2007
yang menyatakan hanya LPSA dengan pergantian nilai aset tertentu mungkin
(bukan wajib) memiliki Dewan Pengawas. Namun, rumah sakit tetap melakukan
pengawasan internal di hadapan ICU (unit kontrol internal) yang dilakukan oleh
auditor internal yang berbasis langsung di bawah pimpinan LPSA. Unit audit
internal (SPI) belum didukung dengan kompetensi sumber daya manusia yang
memadai untuk melakukan pengawasan dengan ruang lingkup yang sangat luas.

Sistem akuntansi dan laporan keuangan LPSA di Rumah Sakit Dr Rasidin


Padang telah sesuai dengan standar akuntansi keuangan (FAS) yang berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan No.76/PMK.05/2008 dan pedoman akuntansi
Dewan layanan rumah sakit umum yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal
Layanan Medis Departemen Kesehatan.

Pelaksana kebijakan LPSA memiliki sikap yang baik terhadap manajemen


LPSA. Dimana karyawan memiliki pandangan positif terhadap implementasi
kebijakan LPSA di Rumah Sakit dr Rasidin Padang. Pelaksana kebijakan LPSA
memiliki perspektif yang sama dengan pembuat kebijakan di mana terdapat
kesepakatan antara pembuat kebijakan dan pelaksana kebijakan dalam
melaksanakan kebijakan itu sendiri tanpa meninggalkan tujuan yang ditetapkan.

Komunikasi

Kejelasan informasi tentang standar kebijakan telah diimplementasikan


dengan baik ke tingkat pelaksana. Informasi disampaikan oleh kepala rumah sakit
langsung ke tim rumah sakit LPSA. Kepala telah mentranskripsikan informasi
dengan jelas dan komprehensif kepada pelaksana kebijakan, sehingga informasi
ini dapat berguna bagi pelaksana dalam melaksanakan kegiatan dengan baik.
Namun, informasi LPSA belum menyebar secara merata di semua karyawan,
hanya berkisar pada karyawan yang menangani LPSA sendiri.

Struktur birokrasi

Struktur organisasi dalam manajemen LPSA ada dan memiliki deskripsi


pekerjaan yang jelas di setiap pelaksana LPSA di Rumah Sakit Dr Rasidin Padang.
Tim LPSA dibentuk berdasarkan Keputusan Direktur. Tim ini dibentuk berdasarkan
Peraturan Mayor No.108/2011.

Koordinasi antar pelaksana berjalan dengan baik, dengan pelaksana telah


melakukan tugasnya sesuai dengan alur dan proses. Namun, dalam menjalankan
kegiatannya mereka masih mengalami beberapa kendala karena tidak adanya
prosedur standar operasional yang jelas seperti pedoman sistem akuntansi
keuangan.

DISKUSI

Kebijakan sebagai serangkaian kegiatan yang diusulkan dalam lingkungan


tertentu di mana terdapat kendala dan peluang dalam pelaksanaan proposal
kebijakan tersebut untuk mencapai tujuan tertentu.9 Untuk menilai keberhasilan
kegiatan implementasi di studi itu dinilai dari lima faktor. Faktor-faktor ini adalah
standar kebijakan, sumber daya (staf, fasilitas, sumber pendanaan), karakteristik
organisasi, sikap organisasi, komunikasi antar organisasi (transmisi, konsistensi,
kejelasan).

Ketersediaan sumber daya merupakan faktor penentu utama dalam


implementasi kebijakan. Menurut Edward III, sumber daya yang dimasukkan
adalah staf, fasilitas, dan dana. Sumber daya manusia, tentu saja, sangat
membantu organisasi dalam mewujudkan implementasi kebijakan baru dalam
organisasi. Dalam hal ini, Rumah Sakit dr Rasidin memiliki sumber daya manusia
yang memadai dan tepat dalam mengelola kebijakan LPSA. Staf ini menentukan
arah penerapan sistem LPSA di Rumah Sakit Dr Rasidin Padang. Rumah sakit telah
dapat memanfaatkan sumber daya manusia yang tersedia secara optimal yang
dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Menurut penelitian
Rondonowu, setiap tahap sebelum menerapkan kebijakan membutuhkan
keberadaan sumber daya manusia yang berkualitas sesuai dengan pekerjaan yang
ditentukan oleh kebijakan yang ditetapkan. Menurut penelitian Roza, Jumlah dan
kualitas sumber daya manusia sangat tergantung pada beban kerja dan ruang
lingkup pekerjaan. Jumlah dan kualitas staf sangat dipengaruhi oleh klasifikasi dan
kualifikasi pendidikan mereka.

Adanya fasilitas yang mendukung implementasi sistem LPSA di Rumah Sakit


Dr Rasidin yang sudah terintegrasi dalam kegiatan operasi rumah sakit.11
Ketersediaan fasilitas tergantung pada kegiatan yang disediakan oleh rumah sakit,
di mana standar fasilitas mengacu pada standar umum yang dikeluarkan oleh
layanan kesehatan masyarakat yang berlaku untuk rumah sakit pada umumnya,
seperti standar layanan rumah sakit minimum dan akreditasi rumah sakit.
Penerapan kebijakan LPSA di Rumah Sakit Dr Rasidin Padang menyebabkan
peningkatan

pendapatan rumah sakit sejak diberlakukan pada tahun 2015.


Kecenderungan peningkatan pendapatan rumah sakit berarti ada pengaruh
implementasi kebijakan terhadap kinerja keuangan rumah sakit. Selain itu,
penerapan kebijakan LPSA memberikan rumah sakit dalam mengelola keuangan,
menyediakan layanan kesehatan yang memenuhi kebutuhan dan masalah
kesehatan yang dialami rumah sakit. Ketersediaan layanan kesehatan sesuai
dengan kebutuhan masyarakat yang akan mempercepat penyembuhan pasien
yang pada akhirnya dapat mengarah pada kepuasan pasien terhadap kualitas
layanan yang diberikan.

Implementasi pola tata kelola RSUD Dr. Rasidin Padang telah berjalan
dengan baik sesuai dengan Permendagri No 61/2007 Organisasi dan tata kelola
yang dijalankan sesuai dengan kebutuhan organisasi, pengembangan misi dan
strategi, dan paradigma budaya organisasi dari unit organisasi di Rumah Sakit dr
Rasidin Padang. Implementasi sesuai dengan standar dalam LPSA di RSUD Undata
adalah Pola tata kelola, rencana strategis bisnis, rencana bisnis anggaran, laporan
keuangan yang dijalankan dengan baik.

Sikap yang baik dari pelaksana kebijakan dalam menjalankan manajemen


LPSA di Rumah Sakit di mana staf sangat mendukung kebijakan ini dalam kegiatan
operasional menjalankan kebijakan serta apa yang diinginkan oleh pembuat
kebijakan. Ketika pelaksana memiliki sikap atau perspektif yang berbeda dengan
pembuat kebijakan, proses implementasi kebijakan juga tidak efektif.

Kejelasan informasi tentang standar kebijakan telah diimplementasikan


dengan baik ke tingkat pelaksana. Pemimpin telah mentranskripsikan informasi
dengan jelas dan komprehensif kepada pelaksana kebijakan, sehingga pengiriman
informasi menjadi jelas. Kurangnya komunikasi dengan pelaksana sangat
mempengaruhi implementasi kebijakan.

Koordinasi antar pelaksana sudah berjalan dengan baik, dengan pelaksana


melakukan tugasnya sesuai dengan alur dan proses. Namun, dalam menjalankan
kegiatan pelaksana masih mengalami kendala dan hambatan karena belum
adanya beberapa standar prosedur operasional yang jelas dalam menjalankan
kegiatan seperti pedoman sistem akuntansi keuangan. Keberhasilan implementasi
kebijakan didukung oleh prosedur permanen bagi para pelaku kebijakan dalam
mengimplementasikan kebijakan dan tanggung jawab dalam
mengimplementasikan kebijakan untuk mencapai tujuan dengan koordinasi yang
baik.

Dari analisis kinerja keuangan, layanan, dan kualitas dan manfaat untuk
rumah sakit sebelum dan sesudah penerapan LPSA, terlihat bahwa ada
peningkatan anggaran, dan pendapatan RSUD Dr. Rasidin Padang, dan
peningkatan rumah sakit. kinerja layanan, dan peningkatan kualitas dan manfaat
bagi masyarakat. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Kusnadi bahwa
perubahan dalam status kelembagaan rumah sakit terbukti berpengaruh
signifikan terhadap kinerja layanan. Demikian pula, penelitian Meidyawati di
rumah sakit stroke nasional bahwa penerapan kebijakan LPSA telah memberikan
peningkatan pendapatan, dan kemandirian rumah sakit.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Roza bahwa Implementasi
kebijakan agen layanan publik memiliki pengaruh pada kinerja layanan, tetapi
kurang memiliki pengaruh pada kualitas layanan.

KESIMPULAN

Implementasi kebijakan LPSA Rumah Sakit Dr Rasidin Padang dari standar


kebijakan telah memenuhi persyaratan teknis dalam prosedur, memiliki sumber
daya yang memadai seperti personil, fasilitas, dan dana. Disposisi pelaksana
memiliki sikap positif dan mendukung kebijakan ini dalam kegiatan pelayanan.
Komunikasi antar organisasi tentang informasi LPSA belum menyebar secara
merata di semua karyawan, tetapi hanya berputar di sekitar karyawan yang
menangani LPSA.

Anda mungkin juga menyukai