Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH KEPERAWATAN KOMUNITAS I “KEBIJAKAN DALAM

MENANGGULANGI MASALAH KESEHATAN UTAMA DI INDONESIA”

DOSEN PENGAMPU :

Ns. Dwi Nur Anggraeni, M.Kep

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 5

1. Risfatur Rahman Sutejo (M19010003)


2. Istiara Anis Valeni (M19010011)
3. Ngaisah Eka Raditya (M19010021)
4. Nita Sulistianti (M19010023)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MADANI YOGYAKARTA

BANTUL

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan

tugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas I tentang “Kebijakan Dalam


Menanggulangi Masalah Kesehatan Utama di Indonesia”

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami
buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun
orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran
yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Bantul, 12 Desember 2021

Kelompok 5

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... 2

DAFTAR ISI.................................................................................................................................. 3

BAB I : PENDAHULUAN

A.Latar Belakang ...................................................................................................................... 5


B.Rumusan Masalah ................................................................................................................. 5
C.Tujuan.................................................................................................................................... 5

BAB II : PEMBAHASAN

A. Konsep Pembangunan Kesehatan di Indonesia


a. Sasaran pokok ................................................................................................................. 6
b. Tiga Pilar Utama Indonesia Sehat.................................................................................... 6

B. Faktor – Faktor Penyebab Terjadinya Masalah di Indonesia .............................................. 10

C. Sistem Pelayanan Kesehatan Dan Kebijakan Era Otonomi ………………………………11

1. Konsep Dasar Sistem Pelayanan Kesehatan ................................................................... 11

2. Lingkup Sistem Pelayanan Kesehatan ............................................................................ 12

3. Syarat Pokok Pelayanan ................................................................................................. 13

4. Jenis Pelayanan Kesehatan ............................................................................................. 13

5. Kebijakan Pelayanan Kesehatan ..................................................................................... 13

6. Program Yang Mendukung Kesehatan Masyarakat ....................................................... 14

D. Desentralisasi ...................................................................................................................... 16

BAB III : PENUTUP

A.Kesimpulan ................................................................................................................... 19

3
B.Saran .............................................................................................................................. 20

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 20

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya berkesinambungan yang meliputi
seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara untuk melaksanakan tugas mewujudkan
tujuan nasional yang termasuk dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945. Tujuan
utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia yang
dilakukan secara berkelanjutan. Berdasarkan visi pembangunan nasional di atas maka
melalui pembangunan kesehatan yang ingin dicapai demi mewujudkan Indonesia sehat
sesuai dengan pembukaan UUD 1945 alinea ke-4, yaitu melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia juga untuk memajukan kesejahteraan umum
dan mencerdasarkan kehidupan bangsa maka diselenggarakan program pembangunan secara
berkelanjutan, terencana dan terarah. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral
dari pembangunan nasional.
Untuk mempercepat keberhasilan pembangunan kesehatan tersebut diperlukan
kebijakan pembangunan kesehatan yang lebih dinamis dan proaktif dengan melibatkan
semua sektor terkait, pemerintah, swasta dan masayarakat. Keberhasilan pembangunan
kesehatan tidak hanya ditentukan oleh kinerja sektor kesehatan semata, melainkan sangat
dipengaruhi oleh interaksi yang dinamis dari berbagai sektor. Upaya untuk menjadikan
pembangunan nasional berwawasan kesehatan sebagai salah satu misi serta strategi yang
baru harus dapat dijadikan komitmen semua pihak, disamping menggeser paradigma
pembangunan kesehatan yang lama menjadi Paradigma Sehat.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksu dengan konsep pembanguanan kesehatan di Indonesia?
2. Apa yang dimaksud dengan Sistem Pelayanan Kesehatan Dan Kebijakan Era Otonomi?
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tentang konsep pembangunan kesehatan di Indonesia

5
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tujuan tentang konsep pembangunan kesehatan di Indonesia
b. Untuk mengetahui konsep masyarakat dan konsep sehat
c. Untuk mengetahui Indicator yang berhubungan dengan derajat kesehatan masyarakat
d. Untuk mengetahui factor-faktor penyebab terjadinya masalah-masalah kesehatan
masyarakat di Indonesia
e. Strategi dan Program Pembangunan Kesehatan di Indonesia
f. Pilar indonesia sehat

BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Pembangunan Kesehatan di Indonesia


Pembangunan kesehatan nasional diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan pada periode
2015-2019 adalah Program Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat
kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemeratan pelayanan
kesehatan. Program Indonesia Sehat merupakan salah satu program dari Agenda ke-5
Nawa Cita, yaitu Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia. Program ini didukung
oleh program sektoral lainnya yaitu Program Indonesia Pintar, Program Indonesia Kerja,
dan Program Indonesia Sejahtera.

a. Sasaran pokoknya sebagai berikut:

1) Meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak;

2) Meningkatnya pengendalian penyakit;

3) Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama di
daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan;

6
4) Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui Kartu Indonesia
Sehat dan kualitas pengelolaan SJSN Kesehatan;

5) Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin;

6) Meningkatkan responsivitas sistem kesehatan.

b. Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan menegakkan tiga pilar utama, yaitu:

1) Penerapan paradigma sehat,

2) Penguatan pelayanan kesehatan,

3) Pelaksanaan jaminan kesehatan nasional (jkn).

Penerapan paradigma sehat dilakukan dengan strategi pengarusutamaan kesehatan


dalam pembangunan, penguatan upaya promotif dan preventif, serta pemberdayaan
masyarakat. Penguatan pelayanan kesehatan dilakukan dengan strategi peningkatan akses
pelayanan kesehatan, optimalisasi sistem rujukan, dan peningkatan mutu menggunakan
pendekatan continuum of care (sebuah konsep pelayanan kesehatan yang mencakup semua
tingkat dan intensitas perawatan dengan sistem yang melibatkan, memandu, dan memantau
pasien dari waktu ke waktu secara komprehensif) dan intervensi berbasis risiko kesehatan.
Sedangkan pelaksanaan JKN dilakukan dengan strategi perluasan sasaran dan manfaat
(benefit), serta kendali mutu dan biaya dengan sistem pembiayaan: asuransi – azas gotong
royong.

1. Paradigma Sehat

NO SASARAN BENTUK PERUBAHAN YANG DAMPAK


DIHARAPKAN
1. Penentu Pemangku Kepentingan memperhatikan 1.Menjadikan
kebijakan-> dampak kesehatan dari kebijakan yang kesehatan sebagai
lintas sektor diambil baik di hulu maupun di hilir arus utama
pembangunan
2.Meningkatkan

7
peran lintas sektor
dalam
pembangunan
kesehatan
2. Tenaga Terlaksananya paradigma sehat di setiap 1. Promotif preventif
kesehatan lini pelayanan kes. dan mengupayakan merupakan aspek
agar : utama dalam setiap
• Orang sehat tetap sehat dan tidak upaya kesehatan
menjadi sakit (program PHBS,
• Orang sakit menjadi sehat Kesling, Promkes,
• Orang sakit tidak menjadi lebih sakit KIA, gizi & lainnya)
2. Meningkatnya
kemampuan nakes
dlm hal promotif –
preventif
3. Institusi Penerapan standar mutu & standar tarif Peningkatan mutu
kesehatan dalam pelayanan kepada masyarakat pelayanan
kesehatan 2.
Berkompetisi lebih
“fair” dlm soal mutu
& tarif di dalam
memberikan
pelayanan yg
terbaik bagi
masyarakat
4. Masyarakat Masyarakat harus merasa bahwa 1. Terlaksananya
kesehatan adalah harta berharga yang PHBS di keluarga &
harus dijaga masyarakat 2.
Masyarakat aktif sbg
kader &
terlaksananya

8
Kegiatan
pemberdayaan
masyarakat
(Posyandu,
Poskesdes,
Posbindu, Desa
Siaga dll)

2. Peningkatan pelayanan kesehatan

a. Peningkatan akses

1) Pemenuhan tenaga

2) Peningkatan sarana pelayanan primer

3) Pemenuhan prasarana pendukung

4) Inovasi pelayanan di terpencil & sangat Terpencil

b. Peningkatan mutu

1) Penyediaan NSPK/SOP

2) Peningkatan kemampuan nakes

3) Program Dokter Layanan Primer

4) Program Akreditasi FKTP

c. Regionalisasi rujukan

1) Sistem Rujukan Regional dan Provinsi

2) Sistem Rujukan Nasional

d. Penguatan dinkes kab/kota, provinsi

9
1) Sosialisasi

2) Advokasi

3) Capacity Building

e. Dukungan lintas sektor

1) Dukungan Regulasi

2) Dukungan Infrastruktur (transportasi, listrik, air, ko munikasi)

3) Dukungan pendanaa

3. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial
Nasional (SJSN) yang diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme asuransi
kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan Undang-Undang Nomor 40
Tahun 2004 tentang SJSN dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar kesehatan
masyarakat yang layak yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran
atau iurannya dibayar oleh Pemerintah. Salah satu jaminan kesehatan nasional adalah
dengan adanya kartu indonesia sehat (KIS).

B. Faktor – Faktor Penyebab Terjadinya Masalah di Indonesia


a. Faktor lingkungan
1) kurangnya peran serta masyarakat dalam mengatasi kesehatan (masalah-masalah
kesehatan).
2) Kurangnya sebagian besar rasa tanggung jawab masyarakat dalam bidang kesehatan.
b. factor perilaku dan gaya hidup masyarakat Indonesia
1) masih banyak insiden atau kebiasaan masyarakat yang selalu merugikan dan
membahayakan kesehatan mereka.
2) Adat istiadat yang kurang atau bahkan tidak menunjang kesehatan.
c. Faktor social ekonomi
1) Tingkat pendidikan masyarakat di Indonesia seagian besar masih rendah.

10
2) Kurangnya kesadaran dalam pemeliharaan kesehatan. Budaya sadar sehat belum merata
ke sebagian penduduk Indonesia.
3) Tingkat social ekonomi dalam hal ini penghasilan juga masih rendah dan
memprihatinkan.
d. Factor pelayanan kesehatan
1) Cakupan pelayanan kesehatan belum menyeluruh dimana ada sebagian propinsi di
indonsia yang belum mendapat pelayanan kesehatan maksimal dan belum merata.
2) Upaya pelayanan kesehatan sebagian masih beriorientasi pada upaya kuratif.
3) Sarana dan prasarana belum dapat menunjang pelayanan kesehatan.
C. Sistem Pelayanan Kesehatan Dan Kebijakan Era Otonomi
1. Konsep Dasar Sistem Pelayanan Kesehatan
Sistem layanan kesehatan dalam artian luas merupakan totalitas layanan yang
diberikan oleh semua disiplin kesehatan. Sistem layanan kesehatan bertujuan memberikan
perawatan bagi mereka yang sakit dan cedera (Kozier. 2010). Pembangunan kesehatan
yang telah dilaksanakan di Indonesia masih menghadapi berbagai masalah yang belum
sepenuhnya dapat diatasi sehingga diperlukan pemantapan dan percepatan melalui Sistem
Kesehatan Nasional (SKN) sebagai pengelola kesehatan (Perpres 72, 2012). Pengelolaan
kesehatan diselenggarakan oleh semua komponen bangsa Indonesia secara terpadu dan
saling mendukung sehingga tercapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
(Kozier. 2010).
Sistem pelayanan kesehatan adalah kumpulan dari berbagai faktor yang komplek
dan saling berhubungan yang terdapat dalam suatu negara, yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan dan tuntutan kesehatan perorangan, kelompok, masyarakat pada
setiap saat yang dibutuhkan (WHO 1984). Sistem kesehatan nasional perlu dilaksanakan
dalam konteks pembangunan kesehatan secara keseluruhan dengan mempertimbangkan
determinan sosial, seperti kondisi kehidupan sehari-hari, tingkat pendidikan, pendapatan
keluarga, distribusi kewenangan, keamanan, sumberdaya, kesadaran masyarakat, serta
kemampuan tenaga kesehatan dalam mengatasi masalah-masalah tersebut.
Setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama dalam suatu
organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan
penyakit serta memulihkan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat

11
(levey dan loomba 1973). System pelayanan medic contohnya seperti rumah sakit.
Sementara puskesmas mencangkup system pelayanan kesehatan masyarakat dan system
pelayanan medic. Teori tentang sistem:
1) Input, merupakan subsistem yang akan memberikan segala masukan untuk
berfungsinya sebuah sistem.seperti sistem pelayanan kesehatan.
2) Proses, suatu kegiatan yang berfungsi untuk mengubah sebuah masukan untuk
menjadikan sebuah hasil yang di harapkan dari sebuah sistem tersebut,maka yang
dimaksud proses adalah berbagai kegiatan dalam pelayanan kesehatan
3) Output, hasil yang diperoleh dari sebuah proses,dalam sistem pelayanan
kesehatanhasilnya dengan berupa pelayanan kesehatan yang berkualitas,efektif dan
efisien sehingga dapat dijangkau oleh setiap lapisan masyarakatsehingga pasien
sembuh dan sehat optimal.
4) Dampak , merupakan akibat yang dihasilkan sebuah hasil dari sebuah sistem,yang
terjadi relatif lama waktunya.
5) Umpan balik , merupakan sebuah hasil yang sekaligus menjadi masukan dan ini terjadi
dari sebuah sistem yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi umpan balik
dalam sistem pelayanan kesehatan dapat berupa kualitas tenaga kesehatan yang juga
dapat menjadikan input yang selalu meningkat.
6) Lingkungan, semua keadaan di luar sistem tetapi dapat mempengaruhi pelayanan
kesehatan sebagaimana dalam sistem pelayanan kesehatan,berupa lingkungan
geografis,atau situasi kondisi sosial yang ada di masyarakat seperti institusi di luar
pelayanan kesehatan
2. Lingkup Sistem Pelayanan Kesehatan
Terdapat 3 bentuk pelayanan kesehatan :
1) Primary health care (pelayanan kesehatan tingkat pertama), Dilaksanakan pada
masyarakat yang memiliki masalah kesehatan yang ringan.Sifat pelayanan kesehatan :
pelayanan kesehatan dasar. Contoh : puskesmas, balai kesehatan.
2) Secondary health care(pelayanan tingkat ke dua), untuk klien yang membutuhkan
perawatan rawat inap tapi tidak dilaksanakan di pelayanan kesehatan pertama,rumah
sakit yang tersedia tenaga specialis.

12
3) Tertiary health care (pelayanan kesehatan tingkat ke tiga), tingkat pelayanan
tertinggi,membutuhkan tenaga ahli atau subspecialis.
3. Syarat Pokok Pelayanan
Syarat pokok pelayanan kesehatan:
a. Tersedia dan berkesinambungan, artinya tidak sulit ditemukan serta keberadaannya
dalam masyarakat adlah pada setiap saat yang dibutuhkan.
b. Dapat diterima dan bersifat wajar, artinya tidak bertentangan dengan keyakinan
masyarakat.
c. Mudah dicapai
d. Mudah dijangkau
e. Bermutu
4. Jenis Pelayanan Kesehatan
Menurut pendapat Hodgetts dan Cascio (1983) ada 2 jenis pelayanan kesehatan :
1) Pelayanan kesehatan masyarakat Pelayanan kesehatan masyarakat ditandai dengan
cara pengorganisasian yang ummnya secara bersama-sama dalam suatu organisasi,
tujuan utamanya adalah untuk memelihara da meningkatkan kesehatan serta
mencegah penyakit serta sasaran nya terutama untuk kelompok dan masyarakat.
2) Pelayanan kedokteran Pelayanan kedokteran ditandai dengan cara pengorganisasian
yang dapat bersifat sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi, tujuan
utamanya untuk menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan, serta
sasarannya terutama untuk perseorangan dan keluarga.

5. Kebijakan Pelayanan Kesehatan

Menurut Depkes RI (2009), kebijakan kesehatan merupakan pedoman yang menjadi


acuan bagi semua pelaku pembangunan kesehatan, baik pemerintah, swasta, dan
masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan dengan memperhatikan
kerangka desentralisasi dan otonomi daerah. Pengertian Kebijakan Kesehatan yaitu
konsep dan garis besar rencana suatu pemerintah untuk mengatur atau mengawasi
pelaksanaan pembangunan kesehatan dalam rangka mencapai derajat kesehatan yang
optimal pada seluruh rakyatnya (AKK USU, 2010). Kebijakan kesehatan merupakan

13
tindakan yang mempunyai efek terhadap institusi,organisasi pelayanan dan pendanaan
dari system pelayanan kesehatan. Kebijakan palayanan kesehatan meliputi:
1. Public goods
Berupa barang atau jasa yang pedanaanya berasal dari pemerintah, yang bersumber
dari pajak dan kelompok masyarakat. Layanan public goods digunakan untuk
kepentingan bersama dan dimiliki bersama. Keberadaanya memiliki pengaruh
terhadap masyarakat.
2. Privat goods
Berupa barang atau jasa swasta yang pedanaanya berasal dari perseorangan.
Digunakan untuk kepentingan sendiri dan dimiliki perseorangan, tidak bisa dimiliki
sembarangan orang, terdapat persaingan dan eksternalitas rendah.
3. Merit goods
Karakteristik memerlukan biaya tambahan tidak dapat digunakan sembarangan orang
ada persaingan dan eksternalitas tinggi contohnya cuci darah, pelayanan kehamilan,
pelayanan kespro dan pengobatan PMS. Indonesia termasuk negara berkembang
sangat rentan terhadap berbagai macam penyakit. Hal ini tersebab karena kondisi riil
masyarakat Indonesia yang miskin dan memiliki standart hidup (gizi) rendah.
Kemiskinan (gizi buruk) menjadi kandungan yang siap setiap saat melahirkan
penyakit. Karena itu tidak mengejutkan kalau penyakit – penyakit menyerang
masyarakat meningkat jumlahnya setiap tahun seiring meningkatkan jumlah angka
kemiskinan.
6. Program yang Mendukung Kesehatan Masyarakat
a. Kota Layak Anak Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA) adalah sistem pembangunan
berbasis hak anak melalui pengintegrasian komitmen dan sumberdaya pemerintah,
masyarakat dan dunia usaha, yang terencana secara menyeluruh menyeluruh dan
berkelanjutan dalam kebijakan, program dan kegiatan untuk menjamin pemenuhan
hak dan perlindungan anak. Yang bertujuan untuk:
1) Meningkatkan komitmen pemerintah, masyarakat dan dunia usaha di
kabupaten/kota dalam upaya mewujudkan pembangunan yang peduli terhadap
hak, kebutuhan dan kepentingan terbaik bagi anak.

14
2) Mengintegrasikan potensi sumber daya manusia, keuangan, sarana, prasarana,
metoda dan teknologi yang ada pada pemerintah, masyarakat dan dunia usaha
di kabupaten/kota dalam memenuhi hak-hak anak.
3) Mengimplementasikan kebijakan tumbuh kembang dan perlindungan anak
melalui perumusan strategi dan perencanaan pembangunan kabupaten/kota
secara menyeluruh dan berkelanjutan sesuai dengan indikator KLA; dan
4) Memperkuat peran dan kapasitas pemerintah kabupaten/kota dalam mewujudkan
pembangunan di bidang tumbuh kembang dan perlindungan anak.
b. Bina Keluarga Lansia (BKL)
Adalah satu program kegiatan di Lingkungan Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Daerah (BKKBD) yang menitikberatkan pada pembinaan
lansia dan keluarga lansia.
Batasan usia lansia berbeda-beda sesuai dengan situasi sosial budaya setempat.
Menurut UU No. 13 tahun 1998 lansia di Indonesia ditetapkan pada usia 60 tahun
ke atas. Menurut WHO lansia dibedakan menjadi young old : 60-69 tahun, old : 70-
79 tahun ke atas, old old : 80-89 tahun ke atas dan very old 90 tahun ke atas
(wasilah Rohmah, 2000). Dalam konteks ini BKKBN (1955) menggunakan batasan
lanjut usia terdiri dari pra lansia (50-60 tahun) dan lansia (60 tahun ke atas).
Bina Keluarga Lansia adalah kelompok kegiatan yang dilakukan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keluarga lansia dan keluarga yang
memiliki anggota keluarga berusia di atas 60 tahun ke atas dalam pengembangan,
pengasuhan, perawatan, dan pemberdayaan lansia agar dapat meningkatkan
kesejahteraannya. BKKBN melalui Direktorat Bina Ketahanan Keluarga Lansia
dan rentan membina dan memberdayakan kelompokkelompok kegiatan Bina
keluarga Lansia (BKL) yang ada diseluruh kelurahan/desa yang ada di Indonesia.
Setiap penduduk usia produktif akan menanggung semakin banyak penduduk
lanjut usia. Memperhatikan permasalahan ini, pemerintah telah merumuskan
berbagai kebijakan, program dan kegiatan guna menunjang derajat kesehatan dan
mutu kehidupan para lanjut usia agar mandiri, sehat dan berdaya guna sehingga
dapat mengurangi atau bahkan tidak menjadi beban bagi keluarga maupun
masyarakat (Komisi Nasional Lanjut Usia, 2010).

15
c. BKR
Adalah wadah kegiatan yang beranggotakan keluarga yang mempunyai remaja
usia 10-24 tahun. Bina keluarga remaja mempunyai tujuan yaitu meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan orang tua dan anggota keluarga lainnya dalam
pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang remaja, dalam rangka meningkatkan
kesertaan, pembinaan, dan kemandirian ber KB bagi anggota kelompok (BKKBN
2012, h.24).
Kegiatan BKR bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan
keterampilan orang tua dalam membina anak remaja agar dapatbmencapai
kedewasaan baik secara fisik, mental sosial dan ekonomi agar lebih siap mandiri.
Bentuk kegiatan adalah penyuluhan kelompok yang dilakukan oleh kader kepada
orang tua yang mempunyai anak usia sekolah dan remaja (Mardiya, 2009).
d. BPJS
BPJS Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS merupakan lembaga
yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial di Indonesia
menurut Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 dan Undang-undang Nomor 24
Tahun 2011. Sesuai Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem
Jaminan Sosial Nasional, BPJS merupakan badan hukum nirlaba.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011, BPJS akan menggantikan
sejumlah lembaga jaminan sosial yang ada di Indonesia yaitu lembaga asuransi
jaminan kesehatan PT. Askes Indonesia menjadi BPJS Kesehatan dan lembaga
jaminan sosial ketenaga kerjaan PT. Jamsostek menjadi BPJS Ketenagakerjaan.
Transformasi PT Askes dan PT Jamsostek menjadi BPJS dilakukan secara
bertahap. Pada awal 2014, PT Askes akan menjadi BPJS Kesehatan, selanjutnya
pada 2015 giliran PT Jamsostek menjadi BPJS Ketenagakerjaan.
Lembaga ini bertanggung jawab terhadap Presiden. BPJS berkantor pusat di
Jakarta, dan bisa memiliki kantor perwakilan di tingkat provinsi serta kantor cabang
di tingkat kabupaten kota.
D. DESENTRALISASI
Undang-Undang No.22 tahun1999 tentang Pemerintah Daerah menjelaskan pengertian
desentralisasi sebagai penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada daerah

16
otonom dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia . Terkait dengan pengertiam
tersebut, maka desentralisasi bidang kesehatan juga penyerahan wewenang oleh
pemerintah di bidang kesehatan kepada daerah otonom, sebagaimana diamankan pada
pasal 11 ayat (2) Undang-Undang No.23 tahun1999 (Wahit,2013).
 Peran Pemerintah Daerah Undang-Undang No.22 tahun1999 dab PP No.25 tahun
2000
diketahui bahwa daerah terdiri dari daerah provinsi dan daerah kabupaten/kota dan tidak
mempunyai hubungan hierarki. Kewenangan daerah provinsi sebagai daerah otonom
mencakupwewenang dalam bidang pemerintahan yang dilimpahkan kepada gubernur
selaku wakil pemerintah (dekonsentrasi). Kewenangan daerah kabupaten atau kota dalam
bidang kesehatan adalah semua kewenangan diluar kewenangan yang diatur dalam PP
No.25 tahun 2000 (Wahit, 2013).
 Isu Startegi yang terkait dengan desentralisasi Bidang Kesehatan
1. Kelangsungan dan Keselarasan Pembangunan kesehatan Dalam tatana otonomi
daerah, keberhasilan pembangunan nasional dalam bidang kesehatan sangat ditentukan
oleh keberhasilan pembangunan yang diselenggarakan oleh daerah-daerahn. Oleh karena
itu, kelangsungan pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh kemauan dan
kemampuan daerah.
2. ketersediaan dan pemerataan sumber daya tenaga kesehatan pelayanan kesehatan
adalah pelayanan jasa yang tidak terpisahkan dengan sumber daya tenaga. Ketersediaan
dan pemerataan pelayanan kesehatan akan terkait dengan ketersediaan dan pemerataan
sumber daya tenaga.
3. Kecukupan dalam Pembiayaan Kesehatan Pada dasarnya, pembangunan kesehatan
harus dilaksakan bersama atas pemerintah, termasuk pemerintah daerah dan masyarakat
dalam hal pembiayaan kesehatan. Untuk itu, Pengembangan Jaminan Kesehatan
Masyarakat atau bentuk-bentuk asuransi kesehatan lanyya merupakan indicator bagi peran
serta masyarakat dalam pembiayaan kesehatan saat ini.
4. Keberadaan Prasarana dan Sarana Kesehatan Di era desentralisasi, kepemilikan atas
pengelolaan prasarana dan sarana kesehatan dilimpahkan dari pemerintah pusat ke
pemerintah daerah bagi kelangsuangan kegiatan operasipnal kesehatan. Namun, pengalihan

17
kepemilikan dan pengelolaan prasarana dan sarana kesehatan ini tidak menimbulkan
perubahan fungsinya.
5. Kemampuan Manajemen Kesehatan Selain misi, visi, strategi, serta sumberdaya
keberhasilan pembangunan kesehatan di daerah sangat dipengaruhi oleh kemampuan
manajemen kesehatan dari aparatur kesehatan itu sendiri. Kemampuan manajemen ini
meliputi kemampuan dalanm perencanaan dan penganggaran kesehatan pemantauan dan
evaluasi, serta pengembangan dukunan system informasi (Wahit, 2013).
 Manfaat atau Keuntungan Desentralisasi
1. Memungkinkan pengorganisasian pelayanan kesehatan agar lebih rasional dan
terpadu dengan dasar area geografis dan administrasi, terutama untuk pelayanan kesehatan
primer;
2. Keterlibatan dan partisipasi pemerintah kabupaten atau kota akan lebih besar,
terutama dalam hal perencanaan yang disesuaikan dengan kebutuhan yang mendasar dalam
wilayah kerjanya;
3. Dapat menekan biaya dan duplikasi pelayanan kesehatan, terutama pada tingkat
sekunder atau tersier dengan cara melibatkan tanggungjawab masyarakat dalam wilayah
kerjanya;
4. Kegiatan pelayanan kesehatan pemerintah, non pemerintah , dan swasta lebih
terpadu;
5. Meringankan tugas-tugas ruti pemerintah pusat dalam hal perencanaan dam
penentuan kebijakan;
6. Kualitas program kesehatan akan meningkat dengan mengurangi kontol dari pusat,
terutama dalam hal administrasi;
7. Koordinasi lintas sector semakin baikdengan fasilator pemerintah kabupaten atau
kota (Wahit, 2013).
 Kendala Pelaksanaan Desentralisasi
1. Kekhawatiran pemerintah pusat akan kehilangan sumber keuangan dan pengaruh
politik ;
2. Pemerintah pusat masih meragukan kemampuan administrative dan managemen
daerah untuk dapat bekerja secara efisien dan efektif.

18
3. Hambatan aspek keuangan (pembiayaan/pengangaran) di sebagian besar daerah di
Indonesia;
4. Peentuan kebijakan serta ketenagakerjaan masih sangat bergantung pada
pemerintahan pusat;
5. Adanya anggapan beberapa kabupaten/kota bahwa pelayanan kesehatan dapat
dijadikan sebagai sumber pendapatan asli daerah (PAD) bukan sebagai investasi, sehingga
orientasinya masih pada profil atau material yang dapat diraih dengan cepat;
6. Pemborosan dan inefisiensi dan di sector kesehatan, terutama di tingkat pengambil
keputusan dalam alokasi sumber daya yang mempengaruhi seluruh system kesehatan
(Wahit,2013)
 Desentralisasi dengan PP dan permendagri bermasalah bagi daerah Otonomi daerah
yang dimaksudkan untuk memberi kesempatan pada tiap-tiap daerah untuk mengelola dan
mengatur pemerintahan daerah, ternyata tidak berjala sesuai dengan harapan.campur
tangan yang terlalu jauh melalui peraturan pemerintah ( PP) dan peratura mentri dalam
negri (permendagri) telah mewarnai program-program daerah yang seharusnya mandiri dan
otonom (Wahit, 2013).

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pembangunan kesehatan di Indonesia merupakan bagian integral dari pembangunan
nasional. Tujuan diselenggarakan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi kesehatan setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang optimal. Agar mampu menjawab tantangan pembangunan
kesehatan yang berkelanjutan termasuk konsistensi kebijakan, keterlibatan, lintas sector,
serta berdasarkan perkembangan ilmu kesehatan masyarakat yang mutakhir, maka
dirumuskanlah paradigma sehat di dalam visi . Akan tetapi, semua itu bisa berjalan dengan
lancar dan sesuai dengan tujuan maka diperlukan adanya faktor-faktor penunjang,antara
lain: strategi dan program pembangunan kesehatan di Indonesia, indikator yang berkaitan
dengan kesehatan masyarakat, sistem pelayanan kesehatan dan kebijakan pelayanan
kesehatan, prakarsa baru di dalam bidang kesehatan, serta perilaku tenaga kesehatan dalam

19
pelayanan kesehatan sehingga nantinya kelak tercipta sumber daya manusia yang
mempunyai derajat kesehatan yang optimal.
B. SARAN
Diharapkan bagi seluruh masyarakat indonesia ikut andil dalam program indonesia
sehat, karena ini menyangkut kesehatan bagi kita semua, supaya terciptanya lingkungan
yang sehat, masyarakat yang sejahtera dan terbebas dari penyakit. Bagi tim kesehatan
diharapkan lebih sering melakukan sosialisasi kepada masyarakat, yang berupaya untuk
menagajak dan membantu bagaimana bagaimana sebenarnya program untuk pola hidup
sehat. Dan peran kita sebagai seorang perawat ini ikut andil dalam melakukan pelayanan
kesehatan, menjelaskan bagaimana penyakit yang diderita sipasien tidak terjadi lagi, dan
bagaimana penyakit yang diderita sipasien tidak bertambah parah. Didalam rencana
Indonesia sehat ini salah satunya adalah pelayanan kesehatan yang bermutu adil dan merata,
tanpa membeda bedakan dari segi ekonomi.

DAFTAR PUSTAKA
Mentri Kesehatan RI.(2015). Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat.
Diperoleh dari https://www.depkes.go.id/resources/download/rakerkesnas-
2015/MENKES
Kemenkes RI.(2016). Buku Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan K eluarga.
Diperoleh dari https://www.depkes.go.id/resources/download/lain/BukuProgramIndonesia
Sehat dengan Pendekatan Keluarga.pdf
Kemenkes RI. Rencana Aksi Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan. Diperoleh
dari https://www.depkes.go.id/resources/download/LAKIPROREN/perencanaan
kinerja/RencanaAksi Sekjen.pdf
Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat. 2018. Pendekatan Program Kesehatan
Masyarakat Tahun 2018
Dinas Kesehatan Kabupaten Landak. 2017. Program Indonesia Sehat Dengan
Pendekatan Keluarga
Dr. Kuwat Sri H. Rencana Aksi Program Kesehatan Masyarakat Tahun 2015-2019
PERPRES 72/2012 tentang SKN

20
KEMENKES RI .2016. Petunjuk Teknis Penguatan Manajemen Puskesmas Dengan
Pendekatan Keluarga
KEMENKES RI. 2016. Pedoman Umum : Program Indonesia Sehat Dengan
Pendekatan keluarga
Global Health Initiative (2008). Why Global Health Matters . Washington, DC:
Families USA

21

Anda mungkin juga menyukai