BOR: Bed Ocupansy Rate : Angka penggunaan tempat tidur, digunakan utk mengetahui tingkat
pemanfaaatan tempat tidur di rs/ BTO menurut Huffman (1994) adalah “…the net effect of changed in
occupancy rate and length of stay”. BTO menurut DepKes RI (2005) adalah frekuensi pemakaian tempat
tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu. Idealnya dalam
satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali. Sedangkan menurut Barber Johnson angka ideal
untuk nilai BTO adalah lebih dari 30 kali.
LOS: LOS menurut Huffman (1994) adalah “the average hospitalization stay of inpatient
dischargedduring the period under consideration”. LOS menurut DepKes RI (2005) adalah rata-rata lama
rawat seorang pasien. Indikator ini digunakan untuk mengukur efisiensi pelayanan rawat inap yang tidak
dapat dilakukan sendiri, tetapi harus bersama dengan interpretasi BOR dan TOI. Disamping memberikan
gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada
diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang memerlukan pengamatan lebih lanjut. Secara umum nilai LOS
yang ideal adalah antara 6-9 hari (DepKes, 2005). Sedangkan menurut Baber Johnson adalah 3-12 hari.
TOI: Turn Over Interval : Rata rata hari tempat tidur tidak ditempati dari telah didisi hingga telah terisi
berikutnya, dimana idelanya tempat tidur kosong 1- 3 hari/ TOI menurut Depkes RI (2005) adalah rata-
rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini
memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Semakin besar TOI maka efisiensi
penggunaan tempat tidur semakin jelek. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari.
Tabel 2.1 Standar Efisiensi Indikator Pelayanan Rumah Sakit Menurut DepKes dan Grafik Barber
Johnson
Standar
Grafik Barber
No Indikator DEPKES Johnson
40-50
4 BTO (Bed Turn Over) kali >30 kali
Rumah sakit adalah sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang pelayanannya disediakan
oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya.
Selama Abad pertengahan, rumah sakit juga melayani banyak fungsi di luar rumah sakit yang kita kenal
di zaman sekarang, misalnya sebagai penampungan orang miskin atau persinggahan musafir. Istilah
hospital (rumah sakit) berasal dari kata Latin, hospes (tuan rumah), yang juga menjadi akar kata hotel
dan hospitality (keramahan).
Klasik
UU No.44 th 2009
• Institusi yang memberikan pelayanan pasien diagnostic dan terapeutik untuk berbagai
penyakit dan masalah kesehatan baik yang bersifat bedah atau non bedah kuratif dan
rehabilitatif
SK Menkes
a. Visi
Visi RSISA: RS Islam terkemuka dalam pelayanan kesehatan yang selamat dan menyelamatkan,
pelayanan pendidikan dalam rangka membangun generasi khaira ummah dan pembangunan
peradaban Islam menuju masyarakat sehat sejahtera yang dirahmati Allah. Kuliah residensi oleh
Dr. H. Makmur Santosa, MARS
b. Misi
Misi RSISA:
Kuliah
residensi oleh Dr. H. Makmur Santosa, MARS
antara rumah sakit dan “stakeholders” utamanya, dan untuk menyatakan tujuan
luas dari kerja rumah sakit (Siregar, 2004).
Misi rumah sakit merupakan suatu pernyataan singkat dan jelas tentang
alasan keberadaan rumah sakit, maksud, atau fungsi yang diinginkan untuk
a. Direktur Utama
b. Direktur
c. Manajer
d. Instalasi – Penanggung Jawab
e. Bagian – Sub Bagian
f. Komite – Sub Komite
g. Staf Medik Fungsional
h. Satuan Pengawas Internal
Kuliah Pakar Dr. H. Makmur Santosa, MARS: Organisasi RS.
SO RS kelas A a. direktur
b. wakil direktur yang terdiri dari :
wadir pelayanan medik dan keperawatan
wadir penunjang medik dan instalasi
wadir umum dan keuangan
wadir komite umum
c. komite medik (KM) berfungsi untuk menghimpun anggota yang terdiri dari para kepala staf
medik fungsional / SMF Tugas komite medik :
Komite Medik juga diberikan jabatan Komite Medik (nonstruktural yang fungsinya
menghimpun anggota yang terdiri dari para kepala Staf Medik Fungsional (SMF).
• KM diberikan dua tugas utama yaitu:
o Menyusun standar pelayanan medis o Memberikan pertimbangan
kepada direktur dalam hal:
Pembinaan, pengawasan, dan penelitian mutu pelayanan medis, hakhak klinis khusus
kepada SMF, program pelayanan medis, pendidikan dan pelatihan (diklat), serta penelitian
dan pengembangan (litbang), Pembinaan tenaga medis dan bertanggung jawab terhadap
pembinaan profesi.
• Bedah
• Kesehatan Anak
• Kebidanan dan Penyakit Kandungan
• Penyakit Dalam
• Mata
• Radiologi
• Patologi Klinik
• Patologi Anatomi
• Penyakit Saraf
• Penyakit Kulit danKelamin
• THT
• Gigi dan Mulut
• Kedokteran Kehakiman
• Rehabilitasi Medik
• Anestesi
* RS kelas B
Susunan organisasinya hampir sama dengan kelas A
* Bedanya hanya terletak pada jumlah dan jenis masingmasing SMF.
* Untuk RS kelas B tidak ada subspesialisnyaRS kelas C dan D
* Lebih sederhana jika dibanding dengan RS kelas Adan B.
* Tidak ada wakil direktur, tetapi dilengkapi dengan stafkhusus yang mengurusi administrasi.
1. Hospital patient, seorang individu yang mendapatkan layanan medis rumah sakit.
2. Hospital inpatient, seorang pasien yang telah mendapatkan layanan rumah sakit, berupa
menginap, perawatan, pengobatan dan umumnya pasien tersebut telah menginap 1 malam.
3. Hospital newborn inpatient, bayi yang dilahirkan di rumah sakit. Umumnya bayi baru lahir ini
dihitung terpisah karena mereka mendapatkan layanan yang berbeda.
4. Inpatient hospitalization, periode dalam kehidupan pasien yang ketika ia dirawat di satu rumah
sakit terus menerus, tidak terputus kecuali cuti perawatan.
5. Inpatient admission, prosedur penerimaan untuk pasien menginap di rumah sakit termasuk
ruangan, perawatan dimana pasien menginap.
6. Inpatient discharge, akhir dari periode pasien menginap sampai keluar dari rumah sakit setelah
disetujui oleh rumah sakit. Umumnya melalui persetujuan bersama dokter yang merawat, pergi
menemui penasihat pengobatannya, dirujuk ke fasilitas lain atau meninggal.
7. Hospital outpatient. Pasien rumah sakit yang mendapatkan layanan di satu atau lebih dari fasilitas
rumah sakit, ketika tidak dirawat atau dalam home care patient. Seorang pasien rawat jalan dapat
diklasifikasikan pada pasien yang datang pada fasilitas gawat darurat atau dapat juga datang untuk ke
klinik.
2.4.2 Indikator Efisiensi Pelayanan Rumah Sakit
Indikator-indikator pelayanan rumah sakit dapat dipakai untuk mengetahui tingkat pemanfaatan, mutu
dan efisiensi pengelolaan rumah sakit. Beberapa indikator penilaian pelayanan rumah sakit menurut
Irwandy (2007), diantaranya adalah sebagai berikut:
Rumus:
∑ lama rawat
Rumus:
Standar
Grafik Barber
No Indikator DEPKES Johnson
• Berdasarkan Jenisnya :
o Rumah Sakit pendidikan dan Rumah Sakit non pendidikan RS pendidikan : : adalah
Rumah sakit penelitian/pendidikan adalah rumah sakit umum yang terkait dengan
kegiatan penelitian dan pendidikan di fakultas kedokteran pada suatu
universitas/lembaga pendidikan tinggi. Biasanya rumah sakit ini dipakai untuk pelatihan
dokter-dokter muda, uji coba berbagai macam obat baru atau teknik pengobatan baru.
Rumah sakit ini diselenggarakan oleh pihak universitas/perguruan tinggi sebagai salah
satu wujud pengabdian masyararakat / Tri Dharma perguruan tinggi
• Rumah sakit umum (general hospital), dimana semua jenis pelayanan kesehatan
diselenggarakan
rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis
penyakit contoh RS karyadi, RISA
Melayani hampir seluruh penyakit umum, dan biasanya memiliki institusi perawatan
darurat yang siaga 24 jam (ruang gawat darurat) untuk mengatasi bahaya dalam
waktu secepatnya dan memberikan pertolongan pertama.
Rumah sakit umum biasanya merupakan fasilitas yang mudah ditemui di suatu
negara, dengan kapasitas rawat inap sangat besar untuk perawatan intensif ataupun
jangka panjang. Rumah sakit jenis ini juga dilengkapi dengan fasilitas bedah, bedah
plastik, ruang bersalin, laboratorium, dan sebagainya. Tetapi kelengkapan fasilitas
ini bisa saja bervariasi sesuai kemampuan penyelenggaranya.
Rumah sakit yang sangat besar sering disebut Medical Center (pusat kesehatan),
biasanya melayani seluruh pengobatan modern.
Sebagian besar rumah sakit di Indonesia juga membuka pelayanan kesehatan tanpa
menginap (rawat jalan) bagi masyarakat umum (klinik). Biasanya terdapat beberapa
klinik/poliklinik di dalam suatu rumah sakit
Rumah sakit khusus (speciality hospital), dimana hanya ada satu jenis pelayanan
kesehatan saja yang diselenggarakan
rumah sakit yang memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis
penyakit tertentu, berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit
atau kekhususan lainnya; contoh RS kusta
Jenis ini mencakup trauma center, rumah sakit anak, rumah sakit manula, atau
rumah sakit yang melayani kepentingan khusus seperti psychiatric (psychiatric
hospital), penyakit pernapasan, dan lain-lain.
Rumah sakit bisa terdiri atas gabungan atau pun hanya satu bangunan.
Menurut pemilik :
1. Rumah sakit pemerintah, pada dasarnya ada 2 macam pemerintah
pusat yang dimaksud yaitu :
Departemen kesehatan :
Beberapa rumah sakit yang langsung dikelola oleh departemen kesehatan ct. RSCM,
rumah sakit dr. sutomo di Surabaya
Departemen lain :
Departemen pertahanan dan keamanan, departemen pertambangan, departemen
perhubungan jug mengelola rumah sakit sendiri. Pernan departemen kesehatan disini
adalah merumuskan kebijakan pokok bidang kesehatan saja, yang harus dipakai sebagai
landasan dalam melaksanakan setiap upaya kesehatan. Beberapa pengecualian memmang
dibenarkan asalkan tidak bertentangan dengan kebijakan pokok bidang kesehtan yang
telah dirumuskan.
Rumah sakit daerah :
Sesuai dengan UU PEMDA no.5 tahun 1979, maka rumah sakit yang berada di daerah dikelola
oleh pemerintah daerah. Pengelolaan yang dimaksud tidak hanya dalam bidang pembiayaan
saja tetapi juga dalam bidang kebijakan, seperti : yang menyangkut pembangunan sarana,
pengadaan peralatan, dan ataupun penetapan tarif pelayanan
Peranan departemen kesehatan disini adalah merumuskan kebijakan pokok upaya kesehatan
saja, disamping dalam batas- batas tertentu juga turut membantu dalam bidang pembiayaan,
tenaga dan ataupun obat- obatan yakni dalam rangka menjalankan asas perbantuan dari system
pemerintahan di Indonesia
2. Rumah sakit swasta
Rumah sakit ini pada dasarnya dikelola secara komersil serta yang berorientasi untuk mencari
keuntungan
Menurut filosofi yang dianut
1.Rumah sakit yang mencari keuntungan ( Non profit hospital ) 2. Rumah sakit
yang tidak mencari keuntungan ( profit hospital )
Berdasarkan Kelas :
• Tujuan manajemen RS
b. Mengevaluasi efektivitas
d. Efisiensi
e. Kualitas
• Mary Parker Folllett mendefinisikan “manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan
melalui orang lain.
• George R. Terry dalam bukunya “Principles of Management” menyampaikan pendapatnya :
“manajemen adalah suatu proses yang membeda-bedakan atas ; perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan pelaksanaan dan pengawasan, dengan memanfaatkan baik ilmu maupun seni, agar
dapat menyelesaikan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya” (Management is a distinct
process consisting of planning, organizing, actuating, and controlling, utilizing in each both
science and art, and followed in order to accomplish predetermined objectives)
• James A.F. Stoner dalam bukunya “Management” (1982) mengemukakan “manajemen adalah
proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota
organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan
yang telah ditetapkan”
3. Lingkup MARS
4. Kegiatan administrasi
a. Melakukan fungsi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan sampai dan fungsi
pengawasan
Terintegrasi
rumah sakit memang merupakan sebuah organisasi yang memiliki tingkat kompleksitas tinggi akibat
adanya hubungan-hubungan tersebut, dimana otoritas formal yang direpresentasikan oleh
Administrator atau CEO ( manajemen) harus mengakomodasi otoritas keilmuan dan keahlian yang
dimiliki oleh kelompok dokter, dimana secara historis mereka memegang peran yang sangat besar
dalam organisasi ruamah sakit dan mendapatkan otoritasnya dari Governing Body.Untuk menjaga
agar hubungan ketiganya berjalan harmonis, maka sejak lama di Amerika telah mengaturnya dalam
Hospital bylaws masing-masing rumah sakit yang pada prinsipnya menetapkan dan mengatur tentang
tugas, kewenangan, hubungan funsional dan hubungan tanggung jawab antara Governing Body,
Admistrator ( CEO) dan Medical Staff di rumah sakit. Tiga organ ini diibaratkan sebagai kaki dari
sebuah kursi berkaki tiga yang bersama-sama menentukan mantap tidaknya tempat duduk itu
.Ketiganya adalah pemegang kekuasaan yang sumbernya berbeda, sehingga haruslah diatur dengan
baik.
Fungsi POACE:
Organizing (pengorganisasian) mengatur agar setiap kegiatan dan sumber daya agar
terorganisasi dengan baik
Evaluation (evaluasi) menilai apakah rencana bisa didiskusikan dengan baik dan tujuan
dapat dicapai, biaya penyimpangan, apa sebabnya dan bagaimana agar tidak terulang.
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 6 tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis tentang penyusunan
dan penetapan Standar Pelayanan Minimal
Manajemen Keperawatan yakni salah satu tugas khusus yang harus dilaksanakan oleh pengelola
keperawatan untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan serta mengawasi sumber –
sumber yang ada, baik sumber daya maupun dana sehingga dapat memberikan suatu pelayanan
keperawatan yang efektif kepada pasien, keluarga dan masyarakat.
Manajemen keperawatan harus juga dapat diaplikasikan dalam suatu tatanan pelayanan nyata, yaitu di
Rumah Sakit dan Komunitas sehingga perawat perlu memahami konsep dan aplikasi.
Konsep manajemen keperawatan pada suatu perencanaan berupa sebuah rencana strategi melalui
pendekatan yaitu pengumpulan data, analisa SWOT dan menyusun langkah-langkah perencanaan,
pelaksanaan secara operasional, khususnya dalam suatu pelaksanaan metoda asuhan keperawatan,
melakukan pengawasan dan pengadilan serta dokumentasi yang lengkap.
1. Input
Input dari proses manajemen keperawatan antara lain sebuah informasi, personel, peralatan dan
fasilitas.
2. Proses
Proses adalah jumlah kelompok manajer atau dari tingkat pengelola keperawatan tertinggi sampai ke
perawat pelaksana yang mempunyai tugas dan wewenang untuk dapat melakukan perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan.
3. Output
Dari proses manajemen keperawatan adalah suatu asuhan keperawatan, pengembangan staf dan riset.
4. Kontrol
Dalam proses manajemen keperawatan termasuk suatu budget keperawatan, evaluasi penampilan
kerja perawat, standar prosedur, dan akreditasi.
5. Umpan Balik
Proses manajemen keperawatan berupa laporan finansial dan suatu hasil audit keperawatan.