Anda di halaman 1dari 4

NAMA : JUFRI YUSUP, SKM., M.

Si
NIP : 19850604 200901 1 001
INSTANSI : UPTD RSUD TANI DAN NELAYAN

SISTEM PERENCANAAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TANI DAN NELAYAN

BAB I : PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Rumah sakit selalu berkembang sejalan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan
teknologi kedokteran, sehingga biaya operasionalnya pun semakin berkembang pula. Rumah
sakit yang bersifat padat karya, pada umumnya membutuhkan biaya operasional yang besar,
antara lain untuk obat dan bahan-bahan. Di pihak lain, rumah sakit tidak mempunyai keleluasaan
untuk meningkatkan pendapatan, kalaupun dapat meningkatkan pendapatan, maka hasil tersebut
tak dapat dimanfaatkan secara langsung oleh rumah sakit. Mengacu kepada hal di atas, yaitu
adanya keterbatasan dana, sedangkan dana yang dibutuhkan besar, rumah sakit memerlukan
manajemen keuangan yang betul-betul dikelola secara profesional. Hal ini berarti bagaimana
merencanakan dan memperoleh dana atau biaya dankemudian mempergunakan dengan efisien.
Manajemen rumah sakit sebagai suatu lembaga yang “nirlaba/non profit” harus
dikembangkan dengan perencanaan yang sebaik-baiknya untuk menyediakan pelayanan yang
bermutu, tetapi dengan biaya yang seoptimal mungkin dan didapatkan suatu sisa hasil usaha
(SHU). Proses perencanaan ini terdiri dari dua kegiatan pokok, yaitu penyusunan rencana oleh
pimpinan dan penyusunan anggaran oleh pihak yang terkait.
Sebagai fungsi social dibidang kesehatan, Rumah Sakit Umum Daerah Tani dan Nelayan
merupakan pelayanan public yang senantiasa melakuikan pemasaran atas peeran, serta fungsi
dan manaejeman Rumah sakit. Oleh karenanya RSUD Tani dan Nelayanterus berbenah diri untuk
mengembangkan kulaitas manajemen Rumah sakit dan melaksanakan tuugas dan fungsi rumah
sakit secara profesiaonal.

B. PERMASALAHAN

1. Bagaimana mekanisme dan proses penyusuna penganggaran di Rumah sakit Umum


daerah Tani dan Nelayan?
2. Faktor-faktor penyebab kurang optimalnya mekanisme dan penyusunan anggaran
C. TUJUAN

1. Untuk menganalisis mekanisme dan proses penyusunan anggaran di Rumah Sakit


Umum Daerah Tani dan Nelayan
2. Mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor penyebab kurang optimalnya mekanisme
penganggaran yang dapat berdampak pada kegiatan pelayanan di Rumah Sakit Umum
Daerah Tani dan Nelayan

BAB II : PROGRAM / KEGIATAN


 Program Penunjang Urusan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
 Program Pemenuhan Upaya Kesehatan Perorangan dan Upaya Kesehatan Masyarakat
 Program Peningkatan Sumber Daya Manusia

Dari tiga program yang tersebar di masing-masing bidang fungsi control dan monitoring,
memduduki peran penting dalam penganggaran dan efisiensi dari penyerapan anggran dan
pemanfaatannya.

BAB III : STRATEGI


Rumah sakit adalah bagian integral dari satu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi
menyediakan pelayanan kesehatan paripurna, kuratif, dan preventif kepada masyarakat, serta
pelayanan rawat jalan yang diberikannya guna menjangkau keluarga di rumah. Rumah sakit juga
merupakan pusat  pendidikan dan latihan tenaga kesehatan serta pusat penelitian bio-medik. (WHO
Technical Report Series No.122/1957)
Sebagai pedoman kerja, anggaran memberikan arah serta sekaligus memberikan target yang
harus dicapai oleh kegiatan rumah sakit pada waktu yang akan datang. Sebagai alat koordinasi,
anggaran mengkoordinasikan semua bagian yang ada di rumah sakit sehingga saling menunjang,
saling bekerja samadengan baik untuk menuju sasaran yang telah ditetapkan. Demikian juga
anggaran sebagai tolok ukur maupun pembanding untuk menilai realisasi kegiatan rumah sakit,
kelemahan maupun kekuatan yang dimiliki oleh rumah sakit. Hal ini menunjukkan bahwa anggaran
dapat pula berfungsi sebagai alat pengawasan kerja
Anggaran Rumah Sakit adalah Rencana kegiatan yang disusun secara sistematis dan meliputi
seluruh kegiatan atau aktivitas rumah sakit dan dinyatakan dalam bentuk uang serta berlaku untuk
jangka waktu tertentu yang akan datang.
Ada dua faktor yang mempengaruhi penganggaran yakni faktor Intern dan Ekstern
Faktor Intern
 Penjualan jasa rumah sakit tahun yang telah lalu (rawat inap, rawat jalan, penunjang
diagnostik, tindakan bedah dan lain-lain).
 Kemampuan rumah sakit yang tersedia
 Keadaan personil (jumlah dan kualifikasi)
 Modal kerja yang ada
 Fasilitas yang dimiliki

Faktor Eksternal
 Keadaan pesaing
 Kecenderungan upaya kesehatan
 Penduduk, teknologi, keuangan, personil, ketentuan pemerintah, dan lain-lain), keadaan
perekonomian nasional, penghasilan masyarakat dan lain-lain

BAB IV : KEBIJAKAN
Pada dasarnya yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap penyusunan serta
pelaksanaan anggaran adalah pimpinan tertinggi organisasi, karena pimpinan organisasilah yang
paling berwenang dan bertanggung jawab atas kegiatan organisasi secara keseluruhan. Namun
demikian dalam penyusunannya dapat didelegasikan kepada bagian administrasi, panitia
anggaran, kedua-duanya, atau kepada panitia anggaran di mana bagian administrasi merupakan
anggotanya.
Pada umumnya penganggaran diserahkan kepada bagian administrasi bagi organisasi
yang kecil dengan kegiatan yang tidak terlalu kompleks, sedangkan panitia anggaran, digunakan
bagi organisasi yang besar dengan kegiatan yang kompleks, beraneka ragam serta ruang lingkup
yang berbeda. Di dalam panitia anggaran inilah diadakan pembahasan-pembahasan tentang
rencana kegiatan yang akan datang, sehingga anggaran yang dihasilkan merupakan kesepakatan
bersama, sesuai dengan fasilitas dan kemampuan masing-masing bagian secara terpadu.
Kesepakatan bersama ini sangat penting agar dalam pelaksanaannya nanti didukung oleh semua
pihak di Rumah Sakit. Anggaran yang disusun oleh panitia anggaran ini baru merupakan rencana
anggaran, yang selanjutnya dikonsultasikan kepada pimpinan rumah sakit. Untuk penyusunan
anggaran di Rumah Sakit Pemerintah akan dibicarakan pada bagian akhir dari bab ini. Pada
prinsipnya istilah panitia ini diberikan kepada beberapa orang (sekelompok orang) yang ditunjuk
dan diberi wewenang untuk melakukan suatu tugas. Wewenang yang diberikan kepada panitia ini
sangat bervariasi, ada yang diberi wewenang mengambil keputusan atau yang sifatnya memberi
saran saja dan ada juga yang hanya digunakan sebagai alat penerima informasi saja.
BAB V : PENUTUP
A. KESIMPULAN

1. Penganggaran menghasilkan anggaran yang berfungsi fungsi sebagai pedoman kerja,


alat pengkoordinasian kerja dan alat pengawasan kerja yang membantu para manajer
dalam mengelola Rumah Sakit.
2. Anggaran menjadi sangat penting dalam rangka perubahan sistem keuangan Rumah
Sakit menjadi Penerima Negara Bukan Pajak (PNBP)
3. Secara bertahap sistem penganggaran Rumah Sakit akan berubah dari cash basis kearah
accrual basis.

B. SARAN

Anda mungkin juga menyukai