Anda di halaman 1dari 7

RESUME KULIAH

MANAJEMEN KEUANGAN OPK (RS)


TUGAS BACA BAHAN BACAAN SESI I

Prof. dr. Amal Chalik Sjaaf S.KM., Dr. PH

Disusun oleh :

Erma Handayani 1906431134

PROGRAM STUDI KAJIAN ADMINISTRASI RUMAH SAKIT

FAKULTAS KESEHATA N MASYARAKAT

UNIVERSITAS INDONESIA

2019
PENGENALAN MANAJEMEN KEUANGAN DI LAYANAN KESEHATAN

Tujuan bab ini adalah untuk menunjukkan bagaimana berbagai elemen keuangan saling
mempengaruhi. Dengan kata lain, bagaimana elemen keuangan bekerja di bisnis layanan
kesehatan. Dalam suatu manajemen, terdapat manajer yang seharunya mampu untuk
mengatur berbagai elemen yang ada untuk mencapai kesuksesan manajemen. Industri
Pelayanan Kesehatan adalah industri jasa. Bisnis pelayanan kesehatan adalah layanan, maka
penjelasan dan ilustrasi dalam bab ini fokus pada praktik manajemen keuangan di industri
jasa. Manajer suatu organisasi layanan kesehatan umumnya akan memiliki satu dari tiga
pandangan:
1. Pandangan Keuangan  Para manajer ini umumnya bekerja dengan keuangan setiap
hari. Fungsi pelaporan adalah bagian dari tanggung jawab manajer. Para manajer biasanya
melakukan banyak hal perencanaan strategis untuk organisasi.
2. Pandangan Proses  Seorang manajer pada umumnya bekerja dengan sistem
organisasi dan bertanggung jawab atas akumulasi data, serta sering berafiliasi dengan
hirarki sistem informasi dalam organisasi.
3. Pandangan Klinis  Para manajer ini umumnya bertanggung jawab atas pemberian
layanan. Seorang manajer memiliki interaksi langsung dengan pasien dan bertanggung
jawab untuk hasil klinisnya
UNSUR-UNSUR MANAJEMEN KEUANGAN
Ada empat elemen manajemen keuangan yang diakui: (1) Perencanaan, (2) Pengendalian,
(3) Pengorganisasian dan Pengarahan, dan (4) Pengambilan Keputusan.
Bab ini menunjukkan Pengorganisasian Dan Pengarahan merupakan elemen keuangan yang
terpisah
dari manajemen keuangan, terutama karena sebagian besar waktu manajer diambil dengan
melakukan tugas-tugas ini.
DUA JENIS AKUNTANSI
1. Akuntansi Keuangan
Akuntansi keuangan umumnya untuk penggunaan diluar manajemen keuangan organisasi,
atau pihak ketiga. Dengan demikian, akuntansi keuangan menekankan pelaporan eksternal.
Pelaporan eksternal kepada pihak ketiga dalam layanan kesehatan meliputi entitas
pemerintah (Medicare, Medicaid, dan program pemerintah lainnya) dan provider kesehatan
lainnya.
2. Akuntansi Manajerial
Akuntansi manajerial umumnya digunakan di dalam manajemen organisasi atau internal.
Perencanaan dan pengendalian operasional dan yang terkait dengan kinerja adalah
penggunaan sehari-hari akuntansi manajerial yang umum. Selain itu, pelaporan profitabilitas
layanan dan penetapan harga layanan adalah hal biasa lainnya dari akuntansi manajerial.
Perencanaan strategis dan pengambilan keputusan jangka panjang juga termasuk dalam
akuntansi manajerial
JENIS ORGANISASI LAYANAN KESEHATAN
1. Organisasi Layanan Kesehatan yang Berorientasi pada Keuntungan — Hak Milik,
antara lain : Individu, Kemitraan, Perusahaan, Lain-lain
2. Nirlaba — Sukarela, antara lain :
Terkait Gereja, Sekolah Swasta Terkait, Yayasan terkait ,Lain - lain
3. Nirlaba — Pemerintah, antara lain :
Federal, Negara, daerah, Kota-Kabupaten, Distrik Rumah Sakit, Universitas Negeri,Lain –
lain

KONTEKS MANAJEMEN KEUANGAN DI LAYANAN KESEHATAN

Belum pernah sebelumnya para profesional layanan kesehatan menghadapi masalah rumit
dan kesulitan praktis dalam manajemen keuangan. Para professional ini berusaha menjaga
agar organisasi mereka tetap layak secara finansial. Perubahan yang bergolak terjadi dalam
hal pembayaran, pengiriman, dan sistem social. Profesional layanan kesehatan dihadapkan
dengan upaya untuk memenuhi misi terkait kesehatan mereka di sebuah lingkungan tekanan
biaya yang ekstrem. Bab ini menyoroti masalah-masalah utama yang mempengaruhi
penyedia layanan kesehatan. Hal tersebut dikelompokkan dalam tiga bagian yaitu kenaikan
biaya layanan kesehatan, upaya untuk mengendalikan biaya, dan upaya pengendalian
masalah biaya yang sesuai dengan etika.
1. Kenaikan Biaya Layanan Kesehatan
Banyak faktor yang menyebabkan meningkatnya biaya layanan kesehatan, yang meningkat
lebih cepat daripada sebelumnya. Hal-hal yang berkontribusi pada kenaikan biaya layanan
kesehatan yaitu sistem pembayaran (penggantian), teknologi, populasi lansia, penyakit
kronis, biaya obat, litigasi,dan orang-orang yang tidak memiliki asuransi kesehatan.
1.1 Sistem Pembayaran
Kebijakan sistem pembayaran dari pemerintah yang selalu berubah. Kebijakan pemerintah
terkait dengan sistem pembayaran ini sangat mempengaruhi provider kesehatan dan
pemerintah daerah
1.2 Teknologi
Perkembangan teknologi di bidang kesehatan sangat bermanfaat untuk layanan kesehatan
tetapi biaya yang yang akan ditanggung akan menjadi sangat tinggi
1.3 Populasi lansia
Meningkatnya kebutuhan akan layanan jangka panjang untuk lansia juga telah menyebabkan
peningkatan biaya layanan kesehatan
1.4 Penyakit Kronis
Penyakit kronis akan membutuhkan biaya layanan jangka panjang yang tentunya akan
meningkatkan biaya layanan kesehatan
1.5 Biaya Obat
Biaya obat menjadi mahal karena perusahaan obat menginvestasikan biaya obat dalam
penelitian penemuan obat
1.6 Litigasi
Dampak biaya litigasi oleh pasien dan keluarga mereka pada penyedia layanan kesehatan
tidak dapat diukur secara langsung, tetapi secara umum diyakini cukup signifikan dalam
meningkatkan biaya
1.7 Individu yang tidak memiliki asuransi kesehatan
Sebagian besar rumah sakit diwajibkan untuk melayani orang-orang yang tidak memiliki
asuransi kesehatan, tentunya hal ini menempatkan beban luar biasa pada fasilitas layanan
kesehatan untuk melanjutkan memberikan layanan bagi masyarakat miskin.
2. Upaya Untuk Mengendalikan Biaya
2.1 Upaya dari provider kesehatan untuk mengendalikan biaya
Metode yang sering digunakan provider kesehatan dalam mengenadalikan biaya antara lain
Tinjauan retrospektif terhadap layanan kesehatan yang sudah diberikan, Melakukan tinjauan
serentak terhadap kesesuaian lama rawat inap, melakukan kualifikasi Pra-Pendaftaran dan
Pendapat Kedua terhadap kesesuaian layanan, Pembayaran Prospektif, Gatekeeper
maksudnya sebelum pasien ke layanan rumah sakit terlebih dahulu harus mendapatkan
rujukan dari layanan kesehatan primer, CON (Certificate of Need), Jaringan Penyedia
dimana pasien diwajibkan untuk memilih layanan kesehatan yang telah disetujui sebelumnya
oleh provider , Deductibles dan Copayment dimana pasien diharuskan membayar sebagian
biaya layanan kesehatan, pemberian diskon dari penyedia layanan kesehatan yang diajukan
oleh provider kesehatan (Steerage and Discounts), menetapkan tarif berdasarkan jenis kasus
(Case Rates and Per Diems), memberikan penalti kepada pasien atau penyedia layanan
kesehatan karena memberikan pelayanan kesehatan diluar perjanjian, dan memberikan biaya
tambahan kepada pasien yang mendapatkan layanan kesehatan dari penyedia layanan
kesehatan diluar daftar provider kesehatan
2.2 DRGs (Diagnosis Related Groups)
Merupakan sistem yang mengklasifikasikan diagnosis kasus rawat inap
2.3 Kapitasi
Sebuah system dimana penyedia layanan kesehatan dibayar dalam jumlah tertentu untuk
kebutuhan layanan kesehatan terhadap populasi tertentu dalam periode waktu tertentu.
2.4 Pembayaran Global
Sebuah sistem untuk membayar semua penyedia layanan kesehatan seperti rumah sakit,
dokter praktik pribadi,klinik,dll dalam satu jumlah yang sama yang sebelumnya sudah
dinegosiasikan
2.5 APCs (Ambulatory Payment Classifications)
Konsepnya serupa dengan DRGs, namun sistem penggantian pembayaran rawat jalan
merupakan nilai tetap sesuai dengan paket layanan rawat jalan
2.6 Pemotongan biaya layanan kesehatan dari penyedia layanan kesehatan dengan melakukan
pengendalian biaya layanan kesehatan
2.7 Beralih ke layanan rawat jalan
Layanan kesehatan di rumah sakit yang sebelumnya dilakukan rawat inap sebisa mungkin
dilakukan rawat jalan
2.8 Sistem Akuntansi Biaya
Rumah sakit harus lebih kuat menerapkan sistem akuntansi biaya, tidak sekedar melakukan
proses penagihan pembayaran.
2.9 Teknologi Layanan Informasi
Banyak institusi telah berinvestasi dalam teknologi informasi terbaru dalam upaya untuk
menerima informasi yang paling akurat secepat mungkin.
2.10 Merger dan Akuisisi
Banyak fasilitas yang berinvestasi dalam merger dan akuisisi dalam suatu premis yang telah
disepakati.

Pengendalian Biaya Layanan Kesehatan disesuaikan dengan Etika


Mengingat berbagai upaya untuk mengendalikan biaya, administrator layanan kesehatan
semakin dihadapkan dengan dilema etika yang berusaha menyeimbangkan biaya dengan
kualitas dan akses layanan.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 23 TAHUN 2005
TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM
Diterbitkannya Peraturan Pemerintah (PP) No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum (BLU) adalah sebagaimana yang diamanatkan dalam Pasal 69 ayat
(7) UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. PP tersebut bertujuan untuk
meningkatkan pelayanan publik oleh Pemerintah, karena sebelumnya tidak ada pengaturan
yang spesifik mengenai unit pemerintahan yang melakukan pelayanan kepada masyarakat
yang pada saat itu bentuk dan modelnya beraneka macam. Jenis BLU disini antara lain rumah
sakit, lembaga pendidikan, pelayanan lisensi, penyiaran, dan lain-lain. Rumah sakit sebagai
salah satu jenis BLU merupakan ujung tombak dalam pembangunan kesehatan masyarakat.
 Rumah Sakit Sebagai BLU: Tinjauan Aspek Pelaporan Keuangan Dan
Pertanggungjawabannya.
laporan keuangan rumah sakit pemerintahan akan mencakup:
1. Laporan posisi keuangan (aktiva, utang dan aktiva bersih, tidak disebut neraca).
2. Laporan aktivitas, (yaitu penghasilan, beban dan kerugian dan perubahan dalan aktiva
bersih)
3. Laporan arus kas yang mencakup arus kas dari aktivititas operasi, aktivtais investasi dan
aktivitias pendanaan
4. Catatan atas laporan keuangan, antara lain sifat dan jumlah pembatasan permanen atau
temporer. dan perubahan klasifikasi aktiva bersih
 Rumah Sakit Sebagai BLU: Tinjauan Dari Aspek Teknis Keuangan
1. Penentuan tarif harus berdasar unit cost dan mutu layanan
2. Penyusunan anggaran harus berbasis akuntansi biaya bukan hanya berbasis subsidi dari
pemerintah. Dengan demikian penyusunan anggaran harus didasari dari indikator input,
indikator proses dan indikator output.
3. Menyusun laporan keuangan sesuai dengan PSAK 45 yang disusun oleh organsisasi
profesi akuntan dan siap diaudit oleh Kantor Akuntan Independen bukan diaudit dari
pemerintah.
4. Sistem remunerasi yang berbasis indikator dan bersifat evidance based

Anda mungkin juga menyukai