BAB I
PENDAHULUAN
harapan. Permasalahan yang sering dihadapi oleh para perencana setiap tahun
diantaranya adalah sulitnya sinkronisasi dan koordinasi antar unit serta waktu
dan jadwal serta kegiatan umum perencanaan dan penganggaran. Hal ini untuk
bersumber Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), baik dari rupiah
murni, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan atau Pinjaman/Hibah Luar
Negeri (P/HLN). Perhatian ditekankan pada sinkronisasi an ara Pusat dan Daerah
Dengan mengetahui dan memahami siklus dan jadwal penyusunan serta kegiatan
dan biaya sosial, serta dampak negatif atas aktifitas yang dilakukan. Aktifitas
utama dari Dinas Kesehatan adalah memberikan pelayanan dan perawatan, salah
tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai strategi dan program yang telah
ditetapkan sehingga tidak terjadi kelebihan dan kekurangan atau kekosongan obat
barang atau jasa bagi masyarakat umum dengan sumber dana yang berasal dari
pajak dan penerimaan negara lainnya, dimana kegiatannya banyak diatur dengan
pengendalian internal atas persediaan obat dalam Puskesmas Bahu sudah ada tapi
aturan yang ditetapkan dilaksanakan oleh semua staff organisasi (Daos dan Angi,
2019).
4
suatu inisiatif dari sektor swasta yang dibentuk pada tahun 1985. Tujuan
tahun 2008 tentang SPIP adalah proses yang integral pada Tindakan dan kegiatan
yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk
kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan laporan keuangan, pengamanan asset
Menurut (Makikui et al., 2017), salah satu jenis pengendalian yang harus
karena persediaan merupakan salah satu sumber pemasukan. Dan menurut Ikatan
Akuntansi Indonesia dalam PSAK No. 14 (2014), Persediaan adalah aset tersedia
untuk dijual dalam kegiatan usaha normal, aset dalam proses produksi atau dalam
perjalanan, dan aset dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk
No. 71 Tahun 2010, Persediaan adalah asset lancer dalam bentuk barang atau
diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Oleh karena itu, instansi
untuk melindungi persediaan obat tersebut dan dapat memberikan informasi yang
dapat menargetkan kapan persediaan tersebut habis dan kapan persediaan perlu
berada dibawah naungan Dinas Kesehatan seperti Puskesmas, Polindes, dan juga
Apotik yang dibangun oleh pemerintah yang dimana menjadi Unit Pelaksanaan
Teknis Daerah dan dituntut untuk selalu efisien dalam memberikan pelayanan dan
Puskesmas Puncu telah berjalan baik dengan didukung oleh tata nilai yang telah
internal atas persediaan obat yang sesuai dengan standar pengendalian internal
judul Analisis Sistem Pengendalian Internal atas Persediaan Obat (Studi Kasus di
pengeloalaan persediaan yang ada di puskesmas tidak lepas dari berbagai resiko
memuaskan, akif, tanggap dan aman, menurut Priyastiwi (2021) komponen yang
penelitian dari penulis dengan judul Pengendalian Internal atas Persediaan Obat
dengan penelitian yang penulis lakukan adalah periode waktu terbaru yaitu 2023
Kesehatan Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur yang beralamat Jalan Eltari
sisa akhir persediaan. Berdasarkan data laporan tahunan ketersediaan obat Gudang
Farmasi Kesehatan (GFK) Sikka tahun 2017 - 2021 (data terlampir) dapat dilihat
bahwa total obat Gudang banyak tersisa, sehingga persediaan obat tersebut
diedarkan ke rumah sakit (RS) atau puskesmas. Untuk setiap tahunnya terdapat
stok obat yang berlebih dan expired. Stok obat yang expired akan dilakukan
pemusnahan sehingga hal ini perlu adanya perencanaan yang baik agar stok obat
8
pada gudang tidak berlebihan dan sesuai dengan standar serta prosedur yang
berlaku pada Dinkes Kabupaten Sikka. Berdasarkan uraian latar belakang diatas,
Kabupaten Sikka”
atas persedian obat pada Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka ditinjau dari
1) Bagi Penulis
2. Bagi Pembaca
BAB I : Pendahuluan
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
Bab ini berisi tentang teori-teori yang akan digunakan sebagai dasar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Akuntabilitas
mempunyai beberapa arti, hal ini sering digunakan secara sinonim dengan konsep-
publik atau pemerintahan, hal ini sebenarnya telah menjadi pusat-pusat diskusi
perusahaan-perusahaan.
kepada pihak pemberi amanah (principel) yang memiliki hak dan kewenangan
atas aktivitas dan kinerja finansial kepada pemerintah kepada pihak-pihak yang
dikemukakan diatas, dapat dipahami bahwa pengendalian intern suatu sistem yang
terdiri dari berbagai unsur dan tidak terbatas pada metode pengendalian yang
anggaran, biaya standar, program pelatihan pegawai dan staf pemeriksaan intern.
Pengendalian intern terdiri dari rencana organisasi dan semua metode serta
tindakan atau ukuran yang terkoordinir dan diciptakan dalam suatu badan usaha
sistem pengelolaan keuangan negara yang lebih akuntabel dan transparan. Hal ini
harus dilaksanakan secara tertib, terkendali, serta efisien dan efektif. Untuk itu
kepatutan serta mempertimbangkan ukuran, kompleksitas, dan sifat dari tugas dan
fungsi Instansi Pemerintah tersebut. Pasal 58 ayat (1) dan ayat (2) Undang-
1. Sistem Pengendalian Intern adalah proses yang integral pada tindakan dan
kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh
perundang-undangan.
dipengaruhi oleh sumber daya manusia, serta hanya memberikan keyakinan yang
akan rawan oleh resiko kecurangan jika dokumen penting tidak dijaga.
3. Meningkatkan efisisensi.
kegiatan pemerintahan.
peraturan perundang-undangan.
akuntansi
Dalam organisasi setiap transaksi harinya terjadi atas dasar pejabat yang
pencatatan yang baik akan menghasilkan informasi yang teliti dan dapat
organisasi.
manusia dan peralalan yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan
A. Prosedur
memenuhi peraturan :
dipesan.
yang optimal.
pesanan pembelian.
penyeiewengan.
dan penggunannya.
(4) Praktik yang sehat. Pembagian tanggung jawab fungsional dan sistem
sehat yaitu:
b) Pemeriksaan mendadak
21
oleh satu orang atau satu unit organisasi, tanpa ada campur tangan
d) Perputaran jabatan
batas yang minimum. Karyawan yang jujur dan ahli dalam bidangnya
mendukungnya.
B. Dokumen
Tahun 2008 :
dan
2) Unsur pengendalian intern yang kedua adalah penilaian risiko. Penilaian risiko
diawali dengan penetapan maksud dan tujuan Instansi Pemerintah yang jelas
dan konsisten baik pada tingkat instansi maupun pada Tingkat kegiatan.
bersumber dari dalam maupun luar instansi. Terhadap risiko yang telah
23
Pemerintah harus memiliki informasi yang relevan dan dapat diandalkan baik
berkelanjutan, evaluasi terpisah, dan tindak lanjut rekomendasi hasil audit dan
pengendalian intern. Tindak lanjut rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya
organisasi.
pencapaian tujuan dianggap relatif atau tergantung pada toleransi risiko yang
Tidak ada satu sistem pun yang dapat mencegah secara sempuma semua
2. Gangguan
sementara atau permanen dalam personil atau dalam system dan prosedur
3. Kolusi
semu.
27
2.1.3 Persediaan
perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam satu periode usaha yang normal,
sejumlah barang jadi , bahan baku, bahan dalam proses yang dimiliki perusahaan
dagang dengan tujuan untuk dijual atau diproses lebih lanjul". Kesimpulannya
sesuatu dari sumber daya yang ada dalam suatu proses yang bertujuan untuk
dapat disimpulkan bahwa Dari uraian diatas diketahui bahwa jenis persediaan
2008:142) yaitu
persediaan bahan baku atau barang yang diperoleh untuk dijual kembali,
(2008:77):
29
1. Fluctuation stock,
2. Anticipation stock,
3. Lot-size inventory,
4. Pipeline inventory,
dikirim dari pabrik menuju tempat penjualan, yang dapat memakan waktu
berikut:
Dalam perusahaan dagang persediaan hanya terdiri dari satu golongan saja
terlalu besar.
31
pengendalian persediaan adalah untuk memperoleh kualitas dan jumlah yang tepat
dari bahan-bahan barang yang tersedia pada waktu yang dibutuhkan dengan biaya
penerimaan persediaan:
mungkin.
3. Hanya bahan diotorisasi yang telah diterima akan vouchered dan dibayar.
oleh bagian gudang dan fungsi pencatatan dipegang oleh bagian akuntansi. Jadi
tidak ada satupun transaksi yang dilaksanakan oleh satu bagian saja. Dengan
keandalannya.
berwewenang, tidak ada satupun transaksi yang terjadi tanpa otorisasi dari pejabat
berwenang. Untuk itu otorisasi diberikan dengan cara membubuhkan tanda tangan
terjadi berdasarkan otorisasi pejabat yang berwewenang dan dicatat pada catatan
terlaksana sesuai dengan yang diharapkan maka harus diciptakan cara-cara yang
dapat menjamin terjadinya peraktek yang sehat. Praktek yang sehat merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari pembagian langgungjawab serta sistem dan
prosedur pencatatan dalam sistem pengendalian intern. Tanpa peraktek yang sehat
33
tidak akan ada manfaatnya pembagian tanggimg jawab dan sistem prosedur
pencatatan.
karyawan yang kompeten dan dapat dipercaya. Faktor yang satu ini merupakan
faktor yang mutlak ada dalam sistem pengendalian intern yang baik. Akan tetapi,
tanpa pembagian tanggung jawab serta sistem dan prosedur pencatatan, karyawan
yang kompeten dan dapat dipercaya saja pun tidak cukup, karena sifat manusia
yang alami, sehingga ada saatnya menjadi malas, mempunyai tujuan yang
bertentangan dengan tujuan perusahaan, tidak puas dan adanya masalah pribadi
1. Organisasi
4. Bagian Gudang
5. Bagian Pembelian
6. Bagian Penerimaan
7. Bagian Utang
pemakaian sangat diperlukan agar persediaan yang dikeluarkan dan yang dipakai
34
operasi harus terpisah dari bagian gudang yang memegang fungsi penyimpanan,
fungsi ini memungkinkan adanya saling mengecek antara fungsi yang satu dengan
ftmgsi yang lainnya. Tidak ada satupun transaksi dilaksanakan secara keseluruhan
oleh hanya satu bagian saja. pengeluaran dan pemakaian persediaan diperlukan
tanda tangan pada dokumen. Disamping itu juga harus ada prosedur pencatatan
yang telitih dan dapal diandalkan. Dalam pengendalian intern tidak hanya itu saja
berkopeten dan dapat dipercaya. Tanpa elemen ini pengendalian intern tidak akan
berkompeten dan dapat dipercaya harus dimulai sejak dari penerimaan karyawan
dengan melakukan seleksi dan tes-tes untuk memenuhi kriteria yang telah
1. Bagian Produksi
Tahun Penelitian
Penelitian
tujuannya, Puskesmas
Puncu menggunakan
PERMATA sebagai
landasan untuk
mendukung efektivitas
pengendalian internal.
dengan standar
pengendalian internal
menurut COSO
(Committee Of
Sponsoring
Organization)
melakukan fungsi
pengawasan terhadap
pengendalian internal
persediaan
menyangkut kegiatan
pengendalian dibawah
COSO.
kegiatan pemantauan
tidak terpenuhi
implementasinya di
Apotek Malomo
Farma.
komponen lingkungan
pengendalian
dengan struktur
organisasi yang
memisahkan tugas,
dokemn yang
digunakan di otorisasi
berwenang,
penggunaan dokumen
pemilihan karyawan
39
sesuai dengan
kebutuhan perusahaan
(Committee of
Sponsoring
Organization).
besar pengendalian
COSO (Committee of
Sponsoring
Organisation).
sepenuhnya diterapkan
yaitu limgkungan
pengendalian
yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan kemudian dianalisis
yang telah diitentifikasi (Kuncoro, 2013). Dalam penelitian ini, peneliti akan
meneliti pada Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka dari sini yang peneliti butuhkan
adalah data-data mengenai laporan persediaan obat atau lebih tepatnya penulis
akan mengambil data laporan persediaan obat yang dimana ini akan dianalisis.
Hasil Analisis
Kesimpulan
BAB III
METODE PENELITIAN
Kabupaten Sikka.
3.2.1 Lokasi
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif
1. Data Primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data.
2. Data Sekunder sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder
yaitu data yang diperoleh dari dokumen-dokumen yang erat kaitannya dengan
masalah yang dibahas, data ini bersal dari dalam instansi maupun dari luar
instansi.
cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Dalam penelitian ini
1. Dokumentasi
2. Wawancara
45
dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara
terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh. Ukuran kejenuhan data
ditandai dengan tidak diperolehnya lagi data atau informasi baru. Aktivitas dalam
analisis meliputi reduksi data (data reduction), penyajian data (data display) serta
kualiatatif salah, karena banyak situasi atau konteks yang tak terekam dan peneliti
lupa penghayaatan situasinya, sehingga berbagai hal yang terkait dapat berubah
kejadian dan situasi di lokasi penelitian. Pada langkah pertama ini termasuk pula
46
ringkasan, kode dibangun dalam suatu struktur tertentu, kode dibangun dengan
tingkat rinci tertentu dan keseluruhannya dibangun dalam suatu sistem yang
dan terpikir oleh peneliti dalam sangkut paut dengan catatan obyektif tersebut
diatas. Harus dipisahkan antara catatan obyektif dan catatan reflektif Kelima,
penyimpanan data. Untuk menyimpan data setidak-tidaknya ada tiga hal yang
memo. Memo yang dimaksud Miles dan Huberman adalah teoritisasi ide atau
lebih dari satu lokasi atau dilakukan oleh lebih satu staf peneliti.
catatan reflektif, catatn marginal dan memo masing-masing lokasi atau masing-
47
masing peneliti menjadi yang konform satu dengan lainnya, perlu dilakukan.
matriks tentang ada tidaknya data yang dicari pada setiap lokasi. Mencermati
reduksi data secara mandiri untuk mendapatkan data yang mampu menjawab
pertanyaan penelitian. Bagi peneliti pemula, proses reduksi data dapat dilakukan
dengan mendiskusikan pada teman atau orang lain yang dipandang ahli. Melalui
Setelah Pengumpulan Data Pada tahap ini peneliti banyak terlibat dalam
kegiatan penyajian atau penampilan (display) dari data yang dikumpulkan dan
yaitu : diagram konteks (context chart) dan matriks. Penelitian kualitatif biasanya
difokuskan pada kata-kata, tindakan- tindakan orang yang terjadi pada konteks
tertentu. Konteks tersebut dapat dilihat sebagai aspek relevan segera dari situasi
yang bersangkutan, maupun sebagai aspek relevan dari sistem sosial dimana
berusaha menyusun data yang yang relevan sehingga menjadi informasi yang
memaknai apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang perlu ditindaklanjuti untuk
tercapainya analisis kualitatif yang valid dan handal. Miles dan Hubermen
menyatakan ”the most frequent form of display data for qualitative research data
in the post has been narrative text” yang paling sering digunakan untuk
menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat
naratif. Miles dan Huberman membantu para peneliti kualitatif dengan model-
model penyajian data yang analog dengan model-model penyajian data kuantitatif
diisi dengan angka-angka melainkan dengan kata atau phase verbal. Dalam
data untuk analisis kualitatif. Miles dan Huberman dengan model-modelnya itu
temuan dan melakukan verifikasi data. Seperti yang dijelaskan di atas bahwa
kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah
verifikasi data. Apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung
oleh bukti-bukti yang kuat dalam arti konsisten dengan kondisi yang ditemukan
masih tetap terbuka untuk menerima masukan data, walaupun data tersebut
adalah data yang tergolong tidak bermakna. Namun demikian peneliti pada tahap
ini sebaiknya telah memutuskan anara data yang mempunyai makna dengan data
yang tidak diperlukan atau tidak bermakna. Data yang dapat diproses dalam
analisis lebih lanjut seperti absah, berbobot, dan kuat sedang data lain yang tidak
dipercaya.
data negatif.
pernah ada. Temuan tersebut dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek
Temuan tersebut berupa hubungan kausal atau interaktif, bisa juga berupa
Verifikasi/
Penarikan
Reduksi Data Kesimpulan
menjaga manajemen persediaan obat yang dimana apabila manajemen obat yang
51
Persediaan obat yang berlebihan akan memiliki risiko kedaluarsa dan kerusakan
bila tidak disimpan dengan baik dan kekosongan atau kekurangan persediaan obat
permintaan obat setiap dua bulan sekali terhadap pemerintah atau pihak ketiga
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, A. A., Anwar, A., Azis, F., & Akuntansi, J. (n.d.). ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL
ATAS PERSEDIAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN PADA APOTEK. In Bongaya Journal of
MADA TEGAL.
Gesah, R., Prabowo, M., Rahmawati, S., & Tulungagung, U. (n.d.). Journal of
Kadek Oktaviani, N., Studi Akuntansi, P., Ekonomi, F., Pariwisata, dan, Hindu
Indonesia Jl Sangalangit, U., Denpasar Tim, K., & Denpasar, K. (n.d.). Analisis
Saputra, D., & Abrar. (2022). Analisis Pengendalian Internal Dalam Pengelolaan
Lawang SKRIPSI Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Gelar
Najiyah, yati, Eriswanto, E., Kartini, T., Akuntansi, P., & Ekonomi, F. (n.d.).
2).
Sudiarto, E., Kurniawan, D., Djuharni, D., Tinggi Ilmu Ekonomi Malangkuçeçwara, S.,
Aditya Pangadda, R., & Atmanto, D. (2015). ANALISIS SISTEM DAN PROSEDUR PERSEDIAAN
Rumah Sakit Islam Unisma Malang). In Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol (Vol. 27, Issue
2).
dan Siti Suryani Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pelita Indonesia Jalan Jend Yani, F. A.
2).
Irman, M., Rini, D., Sekolah, A., Ilmu, T., Pelita, E., Jalan, I., & Yani, J. A. (n.d.).
Penelitian, L., Penerbitan, D., Penelitian, H., & Ekonomipersada Bunda, S. (2019).
DAFTAR WAWANCARA
1. Lingkungan Pengendalian
efektif?
2. Penilaian Resiko
terkait persediaan obat- obatan dan sejauh mana resiko- resiko tersebut
dievaluasi?
kondisi eksternal?
3. Aktivitas Pengendalian
pengelolaannya?
persediaan obat?
organisasi?
57
5. Pemantauan
berkala?
pengendalian?