STEP 1
1. TARIF INA CBGs: Casemix Main Groups, Case Base Group(menjelaskan prosedur rawat inap
dll)Tarif dengan sistem paket yang dibayarkan perepisode pelayanan kesehatan sampai
selesai. Besar kecil tarif tidak dipengaruhi perawatan, ditinjau 2 tahun sekali oleh mentri
keuangan.
2. BPJS: Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan. Merupakan badan hukum publik yang
bertanggung jawab langsung kepada presiden dan memiliki tugas untuk menyelenggarakan
jaminan kesehatan nasional bagi seluruh rakyat indonesia.
3. ANALISIS UNIT COST: Informasi mengenai perencanaan anggaran, pengendalian biaya,
penetapan biaya, penetapan harga, penetapan subsidi serta membantu pengambilan
keputusan.
4. SJSN: Sistem Jaminan Sosial Nasional yang bertujuan memberikan jaminan terpenuhinya
kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap peserta. Badan yang menyelenggarakan ada
JAMSOSTEK, TASPEN(Dana tabungan dan asuransi pegawai negri), ASABRI(untuk TNI)
STEP 7
Prinsip:
- Konsistensi: Organisasi harus konsisten. Bila ada pergantian sistem harus tetap sama dari
waktu ke waktu.
- Akuntabilitas: Dapat menjelaskan dana dan wewenang diberikan.
- Transparansi: Semua hal yang berkaitan dengan organisasi harus dapat diakses dengan
jelas dan mudah oleh pemangku kepentingan.
- Kelangsungan hidup/viability: Pendapatan dan pengeluaran harus dimanage agar
seimbang.
- Integritas: Ada integritas individu dan organisasi. Harus dijaga keakuratan serta
kelengkapan pencatatan keuangan.
- Pengelolaan: Dana yang masuk harus dikelola dengan baik seperti tujuan awal ketika
organisasi dibentuk.
- Standar Akuntansi: Sistem akuntansi yang digunakan harus sesuai dengan prinsip dan
standar akuntansi yang berlaku secara umum.
Tujuan:
- Jaminan Pensiun:
1) Jaminan pensiun diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial
atau tabungan wajib. Jaminan pensiun diselenggarakan untuk mempertahankan
derajat kehidupan yang layak pada saat peserta kehilangan atau berkurang
penghasilannya karena memasuki usia pensiun atau mengalami cacat total tetap.
2) Manfaat jaminan pensiun berwujud uang tunai yang diterima setiap bulan sebagai:
a. Pensiun hari tua, diterima peserta setelah pensiun sampai meninggal dunia;
b. Pensiun cacat, diterima peserta yang cacat akibat kecelakaan atau akibat penyakit
sampai meninggal dunia;
c. Pensiun janda/duda,diterima janda/duda ahli waris peserta sampai meninggal
dunia atau menikah lagi;
d. Pensiun anak, diterima anak ahli waris peserta sampai mencapai 23 (dua puluh
tiga) tahun, bekerja, atau menikah; atauJaminan Kematian: Asuransi sosial. Uang
akan dibayarkan paling lambat 3 hari kerja setelah kematian. Iuran ditanggung
sepenuhnya oleh peserta jaminan.
e. Pensiun orang tua, diterima orang tua ahli waris peserta lajang sampai batas
waktu tertentu sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
3) Setiap peserta atau ahli warisnya berhak mendapatkan pembayaran uang pensiun
berkala setiap bulan setelah memenuhi masa iuran minimal 15 (lima belas) tahun,
kecuali ditetapkan lain oleh peraturan perundang-undangan. Apabila peserta
meninggal dunia masa iur 15 (lima belas) tahun ahli warisnya tetap berhak
,mendapatkan manfaat jaminan pension
4) Apabila peserta mencapai usia pensiun sebelum memenuhi masa iur (lima belas)
tahun, peserta tersebut berhak mendapatkan seluruh akumulasi iurannya ditambah
hasil pengembangannya
5) Hak ahli waris atas manfaat pensiun anak berakhir apabila anak tersebut menikah,
bekerja tetap, atau mencapai usia 23 (dua puluh tiga) tahun
6) Besarnya iuran jaminan pensiun untuk peserta penerima upah ditentukan
berdasarkan persentase tertentu dari upah atau penghasilan atau suatu jumlah
nominal tertentu yang ditanggung bersama antara pemberi kerja dan pekerja.
- Jaminan Kematian
1) Jaminan kematian diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi
sosial. Jaminan kematian diselenggarakan dengan tujuan untuk memberikan
santunan kematian yang dibayarkan kepada ahli waris peserta yang meninggal dunia
2) Manfaat jaminan kematian berupa uang tunai dibayarkan paling lambat 3 (tiga) hari
kerja setelah klaim diterima dan disetujui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.
3) Besarnya manfaat jaminan kematian ditetapkan berdasarkan suatu jumlah nominal
tertentu
Alur:
Kamar sesuai dengan kelasnya. Bila ingin naik kelas, bisa membayar selisih tarif INA CBGs. Tapi bila
kelas 1 pindah ke VIP, maka dikenakan baiay maksimal 75% dari kamar VIP. Bisa juga naik 2 tingkat,
membayar tarif selisih INA CBGs sesuai dengan kelasnya.
Tujuan:
28) Informasi untuk kebijakan tarif dan subsidi untuk pengendalian biaya. Di mana
kebijakan tarif dan subsidi dikeluarkan berdasarkan analisis unit cost.
29) Sebagai dasar pertimbangan dalam negoisasi dengan pihak-pihak yang akan
menggunakan kontrak dengan menggunakan jasa rumah sakit.
30) Pertanggung jawaban tentang efektifitas biaya, pada pihak yang berkepentingan.
Mencerminkan keefektifan biaya yang dipertanggung jawabkan pada pihak yang
berkepentingan di rumah sakit.
31) Sebagai dasar untuk perencanaan anggaran yang akan datang.
Manfaat:
4. Severity level
1) 0 : untuk rawat jalan
2) I : “Ringan” untuk rawat inap dengan tingkat keparahan 1 (tanpa komplikasi
maupun komorbiditi)
3) II : “Sedang” untuk rawat inap dengan tingkat keparahan 2 (dengan mild komplikasi
dan komorbiditi)
4) III : “Berat” untuk rawat inap dengan tingkat keparahan 3 (dengan mayor
komplikasi dan komorbiditi)
Contoh :
“RS Jiwa ABC, status kepemilikan RS adalah pemerintah, dengan Penetapan kelas RS
adalah kelas A.”
1) Pasien 1
Diagnosis Utama : Schizoprenia Paranoid (F20.0)
Diagnosis Sekunder: Thypoid Fever (A01.0)
Maka, pengajuan klaim pasien 1 menggunakan Tarif Rumah Sakit Pemerintah Kelas A
2) Pasien 2
Diagnosis Utama : Thypoid Fever (A01.0)
Diagnosis Sekunder: Schizoprenia Paranoid (F20.0)
Maka, pengajuan klaim pasien 2 menggunakan Tarif Rumah Sakit Pemerintah Kelas B
3) Pasien 3
Diagnosis Utama: Thypoid Fever (A01.0)
Diagnosis Sekunder: -
Maka, pengajuan klaim pasien 3 menggunakan Tarif Rumah Sakit Pemerintah Kelas B
Dalam peraturan Menteri ini, daftar kode diagnosis untuk pelayanan yang sesuai dengan
kekhususan rumah sakit, diperuntukkan bagi:
1. RS Khusus Kanker
2. RS Khusus Jantung dan Pembuluh Darah
3. RS Khusus Jiwa
4. RS Khusus Paru
5. RS Khusus Kusta
6. RS Khusus Ortopedi
7. RS Khusus Mata
8. RS Khusus Telinga, Hidung, dan Tenggorokan (THT)
9. RS khusu gigi dan mulut
Daftar kode diagnosis untuk pelayanan yang sesuai dengan kekhususan rumah sakit,
sebagaimana terlampir. Selain RS Khusus tersebut di atas, berlaku kelompok tarif INA-
CBG sesuai dengan kelas rumah sakit yang ditetapkan untuk pelayanan sesuai
kekhususan dan diluar kekhususan
Special CMG untuk Subacute dan Chronic Special CMG subakut dan kronis
diperuntukkan untuk kasus-kasus psikiatri dan Kusta dengan ketentuan lama hari rawat
(LOS) di FKRTL sebagai berikut : Fase Akut: 1 sampai dengan 42 Hari
Fase Subakut: 43 sampai dengan 103 Hari
Fase kronis: 104 sampai dengan 180 Hari
11. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari metode pembayaran prospektif dan retrospektif?
Kelebihan:
• Pembayaran prospektif
Metode pembayaran dilakukan atas layanan kesehatan yang besarannya sudah diketahui
sebelum pelayanan kesehatan diberikan, mis global budget, kapitasi, case based payment
Tujuan :
1. Mengendalikan biaya kesehatan
2. Mendorong pelayanan kesehtan tetap bermutu sesuai standar
3. Membatasi pelayanan kesehatan yang tidak diperlukan
4. Mempermudah administrasi klaim
5. Mendorong provider untuk melakukan kendali biaya (cost containment)
• Pembayaran retrospektif
Metode pembayaran yang dilakukan atas layanan kesehatan yang diberikan kepada pasien
berdasarkan pada setiap aktifitas layanan yang diberikan, mis fee for services
12. Regulasi Pemerintah dalam menentukan tarif?