Anda di halaman 1dari 5

1. Sikahkan dicermati PMK 75 tahun 2014 dan PMK 43 tahun 2019.

Apakah dampak terhadap


PMK tersebut bagi apoteker?
PMK 75 tahun 2014 PMK 43 tahun 2019 Dampak bagi farmasi atau
apoteker
Pasal 16 Pasal 17 ayat 3 PMK 75 tahun 2014 hanya
Jenis Tenaga Kesehatan Jenis Tenaga Kesehatan dijelaskan bahwa Pusat
sebagaimana dimaksud pada lainnya sebagaimana Kesehatan Masyarakat
ayat (2) paling sedikit terdiri dimaksud (Puskesmas) memiliki tenaga
atas: pada ayat (2) huruf b paling kefarmasian saja tanpa
a. dokter atau dokter layanan sedikit terdiri atas: menjelaskan tentang tenaga
primer; a. perawat; apoteker. Sedangkan PMK
b. dokter gigi; b. bidan; nomor 43 tahun 2019 tentang
c. perawat; c. tenaga promosi kesehatan Pusat Kesehatan Masyarakat
d. bidan; dan ilmu perilaku; dimana menempatkan
e. tenaga kesehatan d. tenaga sanitasi Apoteker dan Tenaga Teknis
masyarakat; lingkungan; Kefarmasian sebagai tenaga
f. tenaga kesehatan e. nutrisionis; kesehatan lainnya yang harus
lingkungan; f. tenaga apoteker dan/atau dimiliki tiap Puskesmas di
g. ahli teknologi tenaga teknis seluruh Indonesia. Hal ini
laboratorium medik; g. kefarmasian; dan menyatakan dalam
h. tenaga gizi; dan h. ahli teknologi menjalankan pekerjaan
i. tenaga kefarmasian. laboratorium medik. kefarmasian pada fasilitas
pelayanan kefarmasian,
apoteker dapat dibantu oleh
apoteker lain dan/atau tenaga
teknis kefarmasian.
RUANG FARMASI Pasal 21 Pada pasal 75 standar ruang
Sesuai dengan Standar a. Persyaratan kefarmasian farmasi hanya terkait ruang
Pelayanan Kefarmasian di sebagaimana dimaksud penerimaan dan penyerahan
Puskesmas. dalam.Pasal 10 ayat (4) obat yang digabung menjadi
Ruang penerimaan resep berupa ruang farmasi. satu. Sedangkan pada PMK
dapat digabungkan dengan b. Ruang farmasi No. 43 pasal 21 diatur jelas
ruang penyerahan obat dan sebagaimana dimaksud persyaratan ruang farmasi
dirancang agar tenaga pada ayat (1) merupakan terkait bangunan, prasarana,
kefarmasian dapat bertatap unit pelayanan Puskesmas perlengkapan, peralatan
muka dengan pasien. tempat penyelenggaraan sebagai tempat
pelayanan kefarmasian. penyelenggaran pelayanan
c. Pelayanan kefarmasian kefarmasian
sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) harus
memenuhi kriteria
ketenagaan, bangunan,
prasarana, perlengkapan
dan peralatan, serta
dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan
peraturan perundang-
undangan.
Berdasarkan PMK no 43, semua tenaga kesehatan diharapkan selain bekerja dalam bidang
kuratif juga dapat mengedepankan bidang promotif dan preventif karena untuk meningkatkan
kualitas kesehatan masyarakat lebih baik dilakukan pencegahan daripada pengobatan. Tenaga
apoteker/kefarmasian harus ikut aktif mendatangi masyarakat dan tidak hanya mennggu di
Puskesmas sambil menunggu orang sakit datang

2. Silahkan dicermati perbedaan PMK 56 tahun 2014 dan PMK 3 tahun 2020. Apa dampak
terhadap PMK tersebut bagi Apoteker?
PMK 56 tahun 2014 PMK 3 tahun 2020 Dampak bagi farmasi atau
apoteker
Pasal 14 Pasal 7 ayat (2) PMK 3 Tahun 2020 Pasal 7
Pelayanan yang Pelayanan kesehatan yang tentang pelayanan kesehatan
diberikan oleh Rumah diberikan oleh Rumah Sakit di rumah sakit meliputi medik
Sakit Umum Kelas A dan penunjang medik,
umum sebagaimana
paling sedikit meliputi: sementara pelayanan
a. pelayanan medik; dimaksud pada ayat (1) nonmedik dipisahkan. Lalu
b. pelayanan paling sedikit terdiri atas: untuk tenaga kefarmasian
kefarmasian; a. Pelayanan medik dan dikelompokkan dalam tenaga
c. pelayanan penunjang medik; non medik sehingga
keperawatan dan b. Pelayanan keperawatan maknanya seperti
kebidanan; dan kebidanan; dan menjauhkan apoteker dari
d. pelayanan penunjang c. Pelayanan non medik pasien, hal tersebut
klinik; bertentangan dengan standar
e. pelayanan penunjang pelayanan kefarmasian yang
nonklinik; dan terdiri atas manajemen dan
f. pelayanan rawat inap. farmasi klinik.
Pasal 19 Pasal 10 Pada PMK No3 tahun 2020
Pelayanan penunjang Pelayanan non medik yang menyebutkan bahwa apoteker
nonklinik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) sebagai tenaga non medis dan
dimaksud dalam Pasal dikelompokkan dengan
huruf c terdiri atas pelayanan
14 huruf e meliputi tenaga lain yang tidak perlu
farmasi, pelayanan
pelayanan laundry/linen, menempuh pendidikan
jasa boga/dapur, teknik laundry/binatu, pengolahan
khusus seperti pelayanan
dan pemeliharaan makanan/gizi, pemeliharaan laundry. Hal ini seperti tidak
fasilitas, pengelolaan sarana prasarana dan alat menghargai dan sekaligus
limbah, gudang, kesehatan, informasi dan menjatuhkan peran apoteker.
ambulans, sistem
informasi dan komunikasi, pemulasaran Padahal suatu puskesmas atau
komunikasi, jenazah, dan pelayanan non rumah sakit tidak dapat
pemulasaraan jenazah, medik lainnya. beroperasi tanpa adanya obat,
sistem penanggulangan dan rumah sakit dari apotek
kebakaran, pengelolaan memperjelas pentingnya
gas medik, dan posisi apoteker seperti
pengelolaan air bersih. perencanaan, pengadaan,
penerimaan, penyimpanan,
dan pemusnahan.

Anggapan tenaga farmasi


masuk non-medis adalah
karena dianggap tidak adanya
pelayanan interaksi langsung
terhadap pasien. Padahal
sebagai seorang apoteker ada
pelayanan yang disebut
pelayanan farmasi klinik yang
berinteraksi langsung
terhadap pasien. Namun
peran nyata apoteker di
rumah sakit yang mana
pelayanan farmasi terlokalisir
pada bagian logistik,
dispensing, dan administrasi
sehingga pelayanan farmasi
klinik perlu lebih
dikembangkan.
Pasal 16 Pasal 25 PMK No 3 tahun 2020,
Pelayanan kefarmasian 1.Kefarmasian menyatakan kegiatan
sebagaimana dimaksud dalam sebagaimana dimaksud pelayanan Farmasi klinis,
Pasal 14 huruf b meliputi dalam Pasal 21 ayat (2) bukan merupakan standar
pengelolaan sediaan farmasi, merupakan pelayanan pelayanan Farmasi di RS,
alat kesehatan dan bahan kefarmasian yang kegiatan pemantauan terapi,
medis habis pakai, dan menjamin ketersediaan pengkajian resep,
pelayanan farmasi klinik. sediaan farmasi, alat penelusuran riwayat
kesehatan, dan bahan penggunaan obat, evaluasi
medis habis pakai yang penggunaan obat, Pelayanan
aman, bermutu, Informasi obat merupakan
bermanfaat, dan rangkaian kegiatan yang
terjangkau. masuk dalam pelayanan
2.Pelayanan kefarmasian medis. Jika PMK no 3
sebagaimana dimaksud memasukan pelayanan
pada ayat (1) Farmasi menjadi pelayanan
dilaksanakan di non Medis, artinya kegiatan
instalasi farmasi sesuai yang disebut diatas boleh bila
dengan ketentuan
peraturan perundang- tidak dilaksanakan
undangan.
PMK No. 3 Tahun 2020, adalah dibutuhkannya pengakuan agar farmasi memiliki spesifikasi
sendiri untuk mengatur perundang-undangannya, farmasi juga memiliki keahlian khusus.
Masalah tenaga farmasi masuk dalam tenaga non medik memang benar secara bahasa, namun
memiliki penafsiran yang berbeda-beda. Seharusnya pelayanan farmasi mempunyai
nomenklatur dan berdiri sendiri sebagai pelayanan khusus karena profesi kefarmasian juga
merupakan bidang keilmuan yang mempunyai kompetensi khusus. Oleh karena itu, tenaga
kefarmasian seharusnya juga segera membuat dan mengesahkan suatu payung hukum Undang-
Undang Kefarmasian. Kemudian, PMK No. 3 Tahun 2020 dirasa perlu dilakukan revisi bukan
penghapusan karena PMK tersebut tidak hanya mengatur tentang tenaga kefarmasian. Adapun
tahapan rencana yang sedang dan akan dilakukan oleh para pihak sejawat farmasi adalah
apoteker harus meningkatkan kapabilitas diri sehingga dapat meninggikan posisi”

3. Apa perbedaan tentang Praktik Kefarmasian di UU 36 2009 dengan pekerjaan kefarmasian di


PP 51 2009?
Praktik Kefarmasian di UU Pekerjaan kefarmasian di Perbedaannya
36 2009 PP 51 2009
pasal 108 ayat 1 BAB 1, Pasal 1 Pada praktik kefarmasian di
Bahwa paktik kefarmasiaan Bahwa Pekerjaan UU 36 tahun 2009 lebih
yang meliputi pembuatan Kefarmasian adalah menjelaskan bahwa praktik
termasuk pengendalian mutu pembuatan termasuk kefarmasian harus dilakukan
sediaan farmasi, pengamanan, pengendalian mutu Sediaan oleh tenaga kesehatan yang
pengadaan, penyimpanan dan Farmasi, pengamanan, mempunyai keahlian dan
pendistribusian obat, pengadaan, penyimpanan dan kewenangan sesuai ketentuan
pelayanan obat atas resep pendistribusi atau peraturan perundnag-
dokter, pelayanan informasi penyaluranan obat, undangan, sedangkan pada
obat serta pengembangan pengelolaan obat, pelayanan pekerjaan kefarmasian di PP
obat, bahan obat dan obat obat atas resep dokter, 51 tahun 2009 praktik
tradisional harus dilakukan pelayanan informasi obat, kefarmasian tidak terlalu
oleh tenaga kesehatan yang serta pengembangan obat, diikat dengan ketentuan
mempunyai keahlian dan bahan obat dan obat peraturan perundang-
kewenangan sesuai dengan tradisional. undangan
ketentuan peraturan
perundang-undangan.

4. Sebagian besar orang beranggapan bahwa apotek adalah lahan bisnis. Namun disisi lain
apotek merupakan tempat praktik profesi apoteker. Bagaimana menurut pendapat anda
menyikapi kondisi seperti ini bila dikaitkan dengan kode etik profesi apoteker?
PMK No. 73 tahun 2016 tentang standar pelayanan kefarmasian di apotek. Apotek adalah sarana
praktek kefarmasian oleh apoteker dan apoteker harus menjunjung tinggi pharmaceutical care
yang meliputi perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, dan pemusnahan serta
menjaga mutu sediaan farmasi. Selain itu apoteker juga berperan dalam pendistribusian obat,
pelayanan obat dengan/tanpa resep dokter, dan pemberian informasi obat kepada pasien. Hal ini
menjelaskan bahwa apotek bukan menjadi tempat bisnis, melainkan tempat dilakukannya praktik
kefarmasian dengan mengedepankan kepentingan pasien. jangan hanya berfikir keuntungan
karna jika tujuan didirikannya apotek adalah sekedar mencari keuntungan maka dasarnya adalah
dagang, sedangkan negara memberikan kesempatan kepada apoteker dalam memberikan obat
bebas, bebas terbatas, keras tanpa resep dokter yaitu golongan Obat Wajib Apotek (OWA), dan
obat golongan lain, itu bukan untuk dagang melainkan sebagai praktik pharmaceutical care. Jika
seorang apotek melakukan praktik secara benar maka pendapatan apotek akan mengikuti praktik
kefarmsian. Sesuai dengan kode etik apoteker pasal 5 menyatakan bahwa didalam menjalankan
tugasnya, apoteker harus menjauhkan diri dari usaha mencari keuntungan diri semata yang
bertentangan dengan martabat dan tradisi luhur jabatan farmasi.

Anda mungkin juga menyukai