Anda di halaman 1dari 24

YKQALHGMHDLH RWLHGLQ YKNL]LHLH CK@LQFLRMLH

GM Q[FLE RLCMW GLH Y[RCKRFLR

<. YKQLW[QLH YKQ[HGLHD-[HGLHDLH RKBLQL EMQLQCM

[[ HO. 26 WLE[H 1999 WKQCLMW CKRKELWLH

[[ HO. 77 WLE[H 1999 WKQCLMW Q[FLE RLCMW

YY HO. 41 WLE[H <995 WKQCLMW YKHDLFLHLH RKGMLLH @LQFLRM GLH

LNCKR YY HO. ;< WLE[H 1999 WKQCLMW YKCKQJLLH CK@LQFLRMLH

YFC HO.;6 WLE[H 19<7 WKQCLMW CNLRM@MCLRM GLH YKQMZMHLH Q[FLE

RLCMW YFC HO. 4; WLE[H 19<7 WKQCLMW Y[RCKRFLR

YFC HO. 77 WLE[H 19<6 WKQCLMW YKGOFLH FLHJKFKH Y[RCKRFLR

YFC HO. 41 WLE[H 19<6 WKQCLMW RWLHGLQ YKNL]LHLH CK@LQFLRMLH GM


Q[FLE RLCMW

YFC HO. 47 WLE[H 19<6 WKQCLMW RWLHGLQ YKNL]LHLH CK@LQFLRMLH GM


Y[RCKRFLR

YFC HO. 16 WLE[H 19<5 WKQCLMW YKNL]LHLH YKQMZMHLH AKQ[RLEL


WKQMHWKDQLRM RKBLQL KNKCWQOHMC RKCWOQ CKRKELWLH
MATRIK PERBANDINGAN RUMAH SAKIT DAN PUSKESMAS

No. Aspek RS Puskesmas


1. Definisi
a.
Umum UU No.44 Tahun 2009 tentang PMK No. 74 Tahun 2016
Rumah Sakit Pasal 1 ayat 1 Tentang
Standar Pelayanan
Rumah Sakit adalah institusi Kefarmasian di
pelayanan kesehatan yang Puskesmas
menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara Pusat kesehatan masyarakat
paripurna yang menyediakan yang selanjutnya disebut
pelayanan rawat inap, rawat puskesmas adalah unit
jalan, dan gawat darurat pelaksana teknis dinas
kesehatan kabupaten/kota
yang bertanggung jawab
menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di
suatu wilayah kerja.

b.
Instalasi
Farmasi P1 MayKatN9oT. e7n2taTnaghSutnan2d0a1r6 pasal
Pelayanan Kefarmasian di RS

Instalasi farmasi adalah unit


pelaksana fungsional yang
menyelenggarakan seluruh
kegitan pelayanan kefarmasian di
rumah sakit

c.
Pelayanan PP No. 51 Tahun 2009 pasal 1 ayat 4 Tentang Pekerjaan
Kefarmasian Kefarmasian

Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan


bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan Sediaan
Farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk
meningkatkan mutu kehidupan pasien.

PMK No. 72 Tahun 2016 PMK No. 74 Tahun 2016


pasal pasal 1 ayat 3 Tentang
1 ayat 3 Tentang Standar Standar Pelayanan
Pelayanan Kefarmasian di RS Kefarmasian di
Puskesmas
Pelayanan Kefarmasian adalah
Pelayanan kefarmasian
suatu pelayanan langsung dan
adalah suatu pelayanan
bertanggung jawab kepada
langsung dan bertanggung
pasien yang berkaitan dengan
jawab kepada pasien yang
sediaan farmasi dengan maksud berkaitan dengan sediaan
mencapai hasil yang pasti untuk farmasi dengan maksud
meningkatkan mutu kehidupan mencapai hasil yang pasti
pasien. untuk meningkatkan mutu
kehidupan pasien.

d.
Standar PMK No. 72 Tahun 2016/ PMK No. 74 Tahun 2016
Pelayanan
Kefarmasian Standar Pelayanan Kefarmasian adalah tolok ukur yang
dipergunakan sebagai pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam
menyelenggarakan pelayanan kefarmasian.

e.
Tujuan PMK No. 72 Tahun 2016 PMK No. 74 Tahun 2016
Pelayanan Tentang Standar Pelayanan Tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian Kefarmasian di RS Kefarmasian di Puskesmas

Pengaturan Standar Pelayanan Pengaturan Standar


Kefarmasian di Rumah Sakit Pelayanan Kefarmasian di
bertujuan untuk: Puskesmas bertujuan untuk:
a. meningkatkan mutu Pelayanan
Kefarmasian; a. meningkatkan
pelayanan mutu
kefarmasian;
b. menjamin kepastian hukum b. menjamin kepastian hukum
bagi tenaga kefarmasian; dan bagi tenaga kefarmasian; dan
c. melindungi pasien dan
c. melindungi pasien dan
masyarakat dari penggunaan
masyarakat dari penggun an
Obat yang tidak rasional dalam
Obat yang tidak rasional
rangka keselamatan pasien
dalam rangka keselamatan
(patient safety).
pasien (patient safety).

f. Definisi Istilah Sistem Satu pintu UU No. 36 Tahun 2009


Yang Ada UU No. 44 Tahun 2009 Pasal Tentang Kesehatan
16 Tentang Rumah Sakit

Pengelolaan alat kesehatan, pasal 46


sediaan farmasi, dan bahan habis Untuk mewujudkan derajat
pakai di Rumah Sakit harus kesehatan yang setinggi-
dilakukan oleh Instalasi farmasi tingginya bagi masyarakat,
sistem satu pintu. diselenggarakan upaya
kesehatan yang terpadu dan
menyeluruh dalam bentuk
upaya kesehatan
perseorangan dan upaya
kesehatan asyarakat

pasal 47
Upaya kesehatan
diselenggarakan dalam
bentuk kegiatan dengan
pendekatan promotif,
preventif, kuratif, dan
rehabilitatif yang
dilaksanakan secara terpadu,
menyeluruh,
dan berkesinambungan.

PMK No. 75 Tahun 2014


Tentang Puskesmas

Dalam melaksanakan tugas


sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4,
Puskesmas
menyelenggarakan fungsi:
a. penyelenggaraan UKM
tingkat pertama di wilayah
kerjanya; dan
b. penyelenggaraan UKP
tingkat pertama di wilayah
kerjanya.

Upaya Kesehatan
Masyarakat yang
selanjutnya disingkat UKM
adalah setiap kegiatan untuk
memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta
mencegah dan
menanggulangi timbulnya
masalah kesehatan dengan
sasaran keluarga, kelompok,
dan masyarakat.

Upaya Kesehatan
Perseorangan yang
selanjutnya disingkat UKP
adalah suatu kegiatan
dan/atau serangkaian kegiatan
pelayanan kesehatan yang
ditujukan untuk peningkatan,
pencegahan, penyembuhan
penyakit, pengurangan
penderitaan akibat penyakit
dan
memulihkan kesehatan
perseorangan.
2. Standar yang
dipakai
(termasuk
standar
pelayanan)

a.
Standar PMK No 72 Tahun 2016 pasal PMK No. 74 Tahun 2016
Pelayanan 3 Tentang Standar Pelayanan pasal 3 Tentang Standar
Kefarmasian
Kefarmasian di RS Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas
1. Standar Pelayanan
Kefarmasian di Rumah Sakit
(1) Standar pelayanan
meliputi standar:
kefarmasian di puskemas
a. Pengelolaan Sediaan
meliputi :
Farmasi, Alat Kesehatan, a. Pengelolaan sediaan
dan Bahan Medis Habis
farmasi dan Bahan
Pakai; dan
Medis Habis Pakai dan
b. Pelayanan farmasi klinik
2. Pengelolaan Sediaan Farmasi, b. Pelayanan farmasi klinik
Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai (2) Pengelolaan sediaan
sebagaimana dimaksud pada farmasi dan bahan medis
ayat (1) huruf a meliputi: habis pakai sebagaimana
a. Pemilihan; dimaksud pada ayat (1) huruf
b. Perencanaan kebutuhan; a meliputi :
c. Pengadaan; a. Perencanaan
d. Penerimaan; kebutuhan
e. Penyimpanan; b. Permintaan
f. Pendistribusian; c. Penerimaan
g. Pemusnahan d. Pendistribusian
dan Penarikan; e. Pengendalian
h. Pengendalian; dan f. Pencatatan,
i. Administrasi. pelaporan, dan
pengarsipan;
dan
3. Pelayanan farmasi klinik
g. Pemantauan dan
sebagaimana dimaksud pada
evaluasi pengobatan
ayat (1) huruf b meliputi:
a. Pengkajian dan pelayanan
(3) Pelayanan farmasi klinik
Resep;
sebagaimana dimaksud pada
b. Penelusuran riwayat
ayat (1) huruf b, meliputi :
penggunaan Obat;
a. Pengkajian resep,
c. Rekonsiliasi Obat;
penyerahan obat, dan
d. Pelayanan Informasi Obat
pemberian informasi obat
(PIO);
e. Konseling; b. Pelayanan
obat (PIO) informasi
f. Visite;
c. Konseling
g. Pemantauan Terapi Obat
d. Ronde/visite pasein(
(PTO);
khusus puskesmas
h. Monitoring Efek
rawat inap)
Samping Obat (MESO);
e. Pemantauan dan
i. Evaluasi Penggunaan Obat
pelaporan efek samping
(EPO);
obat
j. Dispensing sediaan steril;
f. Pemantauan terapi
dan
obat;dan
k. Pemantauan Kadar Obat
g. Evaluasi penggunaan
dalam Darah (PKOD).
obat

b.
Standar Profesi PP No. 51 Tahun 2009 pasal PMK No. 74 Tahun 2016
35
Pasal 7 Tentang Standar
Tentang Pekerjaan
Kefarmasian Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas
Ayat 1 : Tenaga kefarmasian
sebagaimana dimaksud dalam Setiap Apoteker dan/atau
pasal 33 harus memiliki keahlian
Tenaga Teknis Kefarmasian
dan kewenangan dalam
melaksanakan pekerjaan yang menyelenggarakan
kefarmasian. Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas wajib mengikuti
Ayat 2 : Keahlian dan Standar Pelayanan
kewenangan sebagaimana
Kefarmasian sebagaimana
dimaksud pada ayat 1 harus
dilaksanakan dengan diatur dalam peraturan Mentri
menerapkan stadar profesi ini.

Ayat 3 : Dalam melaksanakan


kewenangan sebagaimana
dimaksud pada ayat 2 harus
didasarkan pada standar
kefarmasian, dan standar
prosedur operasional yang
berlaku sesuai fasilitas kesehatan
dimana pekerjaan kefarmasian
dilakukan
c.
Standar SPO PP 51 2009 pasal 23 ayat 1&2 PP 51 2009 pasal 23
ayat 1&2
Ayat 1 : Dalam melakukan
pekerjaan kefarmasian Apoteker Ayat 1 : Dalam melakukan
sebagaimana dimaksud dalam pekerjaan kefarmasian
pasal 20 harus menetapkan Apoteker sebagaimana
Standar Prosedur Operasional. dimaksud dalam pasal 20
harus menetapkan Standar
Ayat 2 : Standar Prosedur Prosedur Operasional.
Operasional harus dibuat secara
tertulis dan diperbaharui secara Ayat 2 : Standar Prosedur
terus menerus sesuai Operasional harus dibuat
perkembangan ilmu pengetahuan secara tertulis dan
dan teknologi dibidang farmasi diperbaharui secara terus
dan ketentuan perundang- menerus sesuai
undangan. perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi
dibidang farmasi dan
ketentuan perundang-
undangan.

PMK No. 72 Tahun 2016 pasal PMK No. 74 Tahun 2016


4 ayat 4 Tentang Standar BAB II Tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di RS Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas
Standar prosedur operasional
sebagaimana dimaksud pada ayat Setiap kegiatan pengelolaan
(1) ditetapkan oleh pimpinan Sediaan Farmasi dan Bahan
Rumah Sakit sesuai dengan Medis Habis Pakai, harus
ketentuan peraturan dilaksanakan sesuai standar
perundangundangan. prosedur operasional. Standar
Prosedur Operasional (SPO)
ditetapkan oleh Kepala
Puskesmas.

d.
Standar Produk PP No. 72 Tahun 1998 pasal 2 PP No. 72 Tahun 1998 pasal
Tentang Pengamanan Sediaan 2 Tentang Pengamanan
Farmasi dan Alkes Sediaan Farmasi dan Alkes

Ayat 1 : Sediaan farmasi dan Ayat 1 : Sediaan farmasi dan

alat kdeiesdeahraktan adliaptrokdesuekhsai tdany/

yhanrugsdmipermodeunkushi da adniegdarkan

n/
persyaratan mutu, keamanan dan harus memenuhi persyaratan
kemanfaatan. mutu, keamanan dan
Ayat 2 : persyaratan mutu, kemanfaatan.
keamanan dan kemanfaatan Ayat 2 : persyaratan mutu,
sebagaimana dimaksud dalam keamanan dan kemanfaatan
ayat 1 untuk : sebagaimana dimaksud dalam
a. Sediaan farmasi yang ayat 1 untuk :
berupa bahan obat dan a. Sediaan farmasi yang
obat sesuai dengan berupa bahan obat
persyaratan dalam buku dan obat sesuai
Farmakope Indonesia dengan persyaratan
atau buku standar dalam buku
lainnya yang ditetapkan Farmakope
oleh mentri. Indonesia atau buku
b. Sediaan farmasi yang standar lainnya
berupa obat tradisional yang ditetapkan oleh
sesuai dengan persyaratan mentri.
dalam buku Materia b. Sediaan farmasi yang
Medika Indonesia yag berupa obat
ditetapkan oleh Mentri. tradisional sesuai
c. Sediaan farmasi yang dengan persyaratan
berupa kosmetika sesuai dalam buku Materia
dengan persyaratan dalam Medika Indonesia yag
buku Kodeks ditetapkan oleh
Kosmetika Indonesia Mentri.
yang ditetapkan oleh c. Sediaan farmasi yang
mentri berupa kosmetika
d. Alat kesehatan sesuai sesuai dengan
dengan persyaratan yang persyaratan dalam
ditetapkan oleh mentri. buku Kodeks
Kosmetika Indonesia
yang ditetapkan oleh
mentri
d. Alat kesehatan sesuai
dengan persyaratan
yang ditetapkan oleh
mentri.

e. Standar Proses PP 72 1998 pasal 5 ayat 1


Tentang Pengamanan Sediaan
Farmasi dan Alkes

Produksi sediaan farmasi dan alat


kesehatan harus dilakukan
dengan cara produksi yang baik
PP 51 2009 pasal 15 Tentang
Pekerjaan Kefarmasian

Pekerjaan kefarmasian dalam


fasilitas distribusi atau
penyaluran sediaan farmasi yang
diperlukan dalam pasal 14 harus
memenuhi ketentuan cara
distribusi yang baik yang
ditetapkan oleh Menteri

3. Sumber Daya
yang sebaiknya
ada (termasuk
sarana /
prasarana)
a. Man UU No. 44 Tahun 2019 PMK No. 74 Tahun 2016
pasal 14 Tentang RS pasal 4 ayat 2 Tentang
Standar Pelayanan
Kefarmasian di
Persyaratan sumber daya
Puskesmas
manusia sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 ayat (1) yaitu Sumber daya kefarmasian
Rumah Sakit harus memiliki sebagaimana dimaksud pada
tenaga tetap yang meliputi tenaga ayat (1) meliputi :
a. sumber daya
medis dan penunjang medis,
manusia;dan
tenaga keperawatan, tenaga b. sarana dan prasarana
kefarmasian, tenaga manajemen
Rumah Sakit, dan tenaga PMK No. 74 Tahun 2016
nonkesehatan. BAB IP Tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas
Nampiran PMK No. 72 Tahun
2016 ‒ Bab IP Tentang a. Sumber daya manusia
Standar Pelayanan Penyelenggaraan pelayanan
Kefarmasian di RS kefarmasian di Puskesmas
minimal harus dilaksanakan
oleh 1 (satu) orang tenaga
1. Kualifikasi SDM Apoteker sebagai penanggung
[ntuc Yecerjaan Cefarfasian jawab, yang dapat dibantu
a) Apoteker
oleh Tenaga Teknis
Kefarmasian.
b) Tenaga Teknis Kefarmasian Jumlah kebutuhan Apoteker
di Puskesmas dihitung
a) Operator Komputer/Teknisi berdasarkan rasio kunjungan
pasien, baik rawat inap
yang memahami kefarmasian
maupun rawat. Rasio untuk
b) Tenaga Administrasi menentukan jumlah Apoteker
Prakarya/Pembantu Pelaksana di Puskesmas bila
memungkinkan diupayakan 1
2. Persyaratan SDM (satu) Apoteker untuk 50
pasien perhari.
Pelayanan Kefarmasian harus
Semua tenaga kefarmasian
dilakukan oleh Apoteker dan harus memiliki surat tanda
Tenaga Teknis Kefarmasian. registrasi dan surat izin
TTK yang melakukan pelayanan praktik untuk melaksanakan
Kefarmasian harus dibawah Pelayanan Kefarmasian di
supervisi Apoteker. Puskesmas.
Instalasi Farmasi harus dikepalai
oleh seorang Apoteker yang
merupakan Apoteker
penanggung jawab seluruh
Pelayanan Kefarmasian di PMK 74 T h 20J 6
pasâfl2 Tentang andar
Rumah Sakit, diutamakan telah
Pelayanan Kefarmasian di
memiliki pengalaman bekerja di Puskesmas
Instalasi Farmasi minimal 3
(tiga) tahun. Pada saat Peraturan Menteri
ini mulai berlaku, bagi
Puskesmas yang belum
memiliki Apoteker sebagai
penanggung jawab,
penyelenggaraan Pelayanan
Kefarmasian secara terbatas
dilakukan oleh tenaga teknis
kefarmasian atau tenaga
kesehatan lain yang
ditugaskan oleh kepala dinas
kesehatan kabupaten/kota.

a. Money PMK No. 72 Tahun 2016 BAB PMK No. 75 Tahun 2014
II bagian A Tentang Standar pasal 42 ayat 1 Tentang
Pelayanan Kefarmasian di RS Puskesmas
Administrasi keuangan
Apabila instalasi farmasi harus Pendanaan di Puskesmas
mengelola keuangan maka perlu bersumber dari:
menyelenggarakan administrasi a. Anggaran Pendapatan dan
keuangan. Administrasi Belanja Daerah (APBD);
k turan
analisa biaya, pengumpulan b. Anggaran Pendapatan dan
informasi keuangan, penyiapan Belanja Negara (APBN);
laporan, penggunaan laporan
sumber-sumber lain yang sah
yang berkaitan dengan semua
dan tidak mengikat.
kegiatan pelayanan kefarmasian
secara rutin atau tidak dalam
periode bulanan, triwulan,
semesteran atau tahunan

b.
Method PMK No. 72 Tahun 2016 BAB
II bagian A Tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di RS

Ayat 2 : Perencanaan dilakukan


untuk menghindari kekosongan
obat dengan menggunakan
metode yang dapat
dipertanggung jawabkan dan
dasar-dasar perencanaan yang
telah ditentukan anta lain
konsumsi, epidemiologi,
kombinasi metode konsumsi dan
epidemiologi disesuaikan dengan
anggaran yang tersedia

Ayat 5 penyimpanan
Metode penyimpanan dapat
dilakukan berdasarkan kelas
terapi, bentuk sediaan dan jenis
sediaan farmasi, alat kesehatan
dan bahan medis habis pakai dan
disusun secara alfabetis dengan
menerapkan prinsip First Expire
First out dan First in First Out

c.
Sarana PMK No. 72 Tahun 2016 BAB PMK No. 74 Tahun 2016
IV Tentang Standar Pelayanan BAB IV Tentang Standar
Kefarmasian di RS Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas
Bagian B:
a. Fasilitas utama dalam Sarana dan Prasarana
kegiatan pelayanan Sarana yang diperlukan untuk
instalasi farmasi, terdiri menunjang pelayanan
dari : kefarmasian di Puskesmas
1. Ruang meliputi sarana yang meiliki
kantor/administrasi fungsi :
dari : 1. Ruang penerimaan resep
A. Ruang pimpinan
B. Ruang staf
C. Ruang 2. Ruang pelayanan resep dan
kerja/administrasi peracikan ( produksi sediaan
tata usaha secara terbatas )
D. Ruang pertemuan 3. Ruang penyerahan obat
2. Ruang penyimpanan 4. Ruang konseling
sediaan farmasi, alat 5. Ruang penyimpanan obat
kesehatan dan bahan dan bahan medis habis pakai
medis habis pakai 6. Ruang arsip
3. Ruang distribusi
sediaan farmasi, alat
kesehatan dan bahan
medis habis pakai
4. Ruang
konsultasi/konseling
obat
5. Ruang pelayanan
informasi obat
6. Ruang produksi
7. Ruang aseptic
dispensing
8. Laboratorium farmasi

d.
Prasarana PMK No. 72 Tahun 2016 BAB PMK No. 75 Tahun 2014
IV Tentang Standar Pelayanan Pasal 13 ayat 1 Tentang
Kefarmasian di RS
Puskesmas
Fasilitas penunjang dalam
kegiatan pelayanan di instalasi Puskesmas harus memiliki
farmasi prasarana yang berfungsi
1. Ruang tunggu pasien paling sedikit terdiri atas:
2. Ruang penyimpanan
a. sistem penghawaan
dokumen/arsip resep
dan sediaan farmasi, (ventilasi);
alat kesehatan dan b. sistem pencahayaan;
bahan medis habis pakai c. sistem sanitasi;
yang rusak d. sistem kelistrikan;
3. Tempat penyimpanan
e. sistem komunikasi;
obat diruang perawatan
4. Fasilitas toilet, kamar f. sistem gas medik;
mandi untuk staf g. sistem proteksi petir;
h. sistem proteksi
kebakaran;
i. sistem pengendalian
kebisingan;
j. sistem transportasi
vertikal untuk bangunan
lebih dari 1 (satu) lantai;
k. kendaraan Puskesmas
keliling; dan
l. kendaraan ambulans.

4. Persyaratan
Untuk Perizinan PMK No. 26 Tahun 2018 PMK No. 75 Tahun 2014
Tentang Pelayanan Perizinan Pasal 9 Tentang Puskesmas
Berusaha ataerintegrasi
Secara
1. Puskesmas harus didirikan
Elektronik Sektor Kesehatan
pada setiap kecamatan.
Pasal 32 : 2. Dalam kondisi tertentu,
(1) Rumah Sakit hanya dapat pada 1 (satu) kecamatan
didirikan oleh badan hukum yang
dapat didirikan lebih dari 1
kegiatan usahanya hanya
bergerak di bidang (satu) Puskesmas.
perumahsakitan. 3. Kondisi tertentu
(2) Badan hukum sebagaimana sebagaimana dimaksud
dimaksud pada ayat (1) berupa : pada ayat (2) ditetapkan
a. badan hukum yang bersifat
berdasarkan pertimbangan
nirlaba; dan
b. badan hukum dengan tujuan kebutuhan pelayanan,
profit yang berbentuk perseroan jumlah penduduk dan
terbatas atau persero, sesuai aksesibilitas.
dengan ketentuan perundang- 4. Pendirian Puskesmas harus
undangan.
memenuhi persyaratan
c. Ketentuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat lokasi, bangunan,
(2) dikecualikan bagi pendirian prasarana, peralatan
Rumah Sakit milik Pemerintah kesehatan, ketenagaan,
Pusat dan Pemerintah Daerah. kefarmasian dan
laboratorium.
Pasal 33 : Persyaratan untuk
memperoleh izin mendirikan
Rumah Sakit sebagaimana
dimaksud dalam pasal 3 ayat (1) PMK No. 75 Tahun 2014
huruf z terdiri atas : Pasal 10 Tentang
a. dokumen kajian dan
Puskesmas
perencanaan bangunan yang
terdiri dari Feasibility Study
(FS), Detail Engineering Design 1. Lokasi pendirian
dan master plan; dan Puskesmas harus
b. pemenuhan pelayanan alat memenuhi persyaratan:
kesehatan
a. geografis;
b. aksesibilitas untuk jalur
transportasi;
c. kontur tanah;

d. fasilitas parkir;
e. fasilitas keamanan;
f. ketersediaan utilitas
publik;
g. pengelolaan kesehatan
lingkungan; dan
h. kondisi lainnya.
2. Selain persyaratan

sebagaimana
pada ayat (1),dimaksud
pendirian
Puskesmas harus
memperhatikan ketentuan
teknis pembangunan
bangunan gedung negara.

PMK No. 75 Tahun 2014


Pasal 11 ayat 1 Tentang
Puskesmas

1. Bangunan Puskesmas
harus memenuhi
persyaratan yang meliputi:
a. persyaratan
administratif,
persyaratan keselamatan
dan kesehatan kerja,
serta persyaratan teknis
bangunan sesuai dengan
ketentuan peraturan
perundang-undangan;
b. bersifat permanen dan
terpisah dengan
bangunan lain; dan
c. menyediakan fungsi,
keamanan, kenyamanan,
perlindungan
keselamatan dan
kesehatan serta
kemudahan dalam
memberi pelayanan bagi
semua orang termasuk
yang berkebutuhan

khusus, anak-anak dan


lanjut usia.
PMK No. 75 Tahun 2014
Pasal 12 Tentang
Puskesmas

1. ul
s ns n e ngaimana
dimaksud dalam Pasal 11,
setiap Puskesmas harus
memiliki bangunan rumah
dinas Tenaga Kesehatan.
2.
Bangunan rumah
dinas Tenaga
Kesehatan
sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) didirikan
dengan
mempertimbangkan
aksesibilitas tenaga
kesehatan dalam
memberikan pelayanan.

Persyaratan Permenkes No. 56 Tahun 2014


Tenaga Pasal 32 Ayat 3
Kefarmasian

a) 1 Apoteker Kepala IFRS


b) 4 Apoteker di Rawat
Jalan dibantu minimal 8
orang tenaga teknis
kefarmasian.
c) 4 Apoteker di Rawat
Inap dibantu minimal 8
orang tenaga teknis
kefarmasian.
d) 1 Apoteker di UGD dibantu
minimal 2 orang tenaga teknis
kefarmasian.
e) 1 Apoteker di ICU dibantu
minimal 2 orang tenaga teknis
kefarmasian.
1 Apoteker koordinator
r’ d d’ tr'busi
melakukan pelayanan farmasi
klinik di Rawat Jalan dan
Rawat Inap.
g) 1 Apoteker koordinator
produksi yang dapat
merangkap melakukan
pelayanan farmasi klinik di
Rawat Jalan dan Rawat Inap.

Persyaratan Administrasi
1. Apoteker
Ijazah, STRA, Sertifikat
Kompetensi, Surat Sumpah,
Surat Keterangan Sehat, Surat
Rekomendasi dari organisasi
profesi dan SIPA
2. Tenaga Teknis Kefarmasian
STRTTK, Surat Keterangan
Sehat, Surat Rekomendasi
tentang kemampuan Apoker
dh e STRA
pendidikan atau organisasi
yang menghimpun TTK dan
SIKTTK

Persyaratan Permenkes No. 72 Tahun 2016


Lokasi, Bangunan Pasal 4 ayat 5 Tentang Standar
dan Pelayanan Kefarmasian di RS
Sarana/Prasarana
1. Lokasi harus menyatu dengan
sistem pelayanan Rumah
Sakit, dipisahkan antara
fasilitas untuk
penyelenggaraan manajemen,
pelayanan langsung kepada
pasien, peracikan, produksi
dan laboratorium mutu yang
dilengkapi penanganan
limbah.
2. Fasilitas ruang harus memadai
dalam hal kualitas dankuantitas
agar dapat menunjang fungsi
dan proses 3.
PelayananKefarmasian,menjamin
lingkungan kerja yang aman
untukpetugas, dan memudahkan
sistem komunikasi Rumah Sakit.
Persyaratan Permenkes No. 72 Tahun
Peralatan 2016 Pasal 4 ayat 5
Tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di
RS
1. Peralatan yang memerlukan
ketepatan pengukuran
harusdilakukan kalibrasi alat
dan peneraan secara berkala
oleh balai pengujian
kesehatan dan/atau institusi
yang berwenang
2. Fasilitas peralatan harus
dijamin sensitif pada
pengukuran dan memenuhi
persyaratan, peneraan dan
kalibrasi untuk peralatan
tertentu setiap tahun.
3. Peralatan yang paling sedikit
harus tersedia:
a) Peralatan untuk
penyimpanan, peracikan
dan pembuatan Obat baik
steril dan nonsteril
maupun aseptik/steril;
b) Peralatan kantor untuk
administrasi dan arsip;
c) Kepustakaan yang
memadai untuk
melaksanakan Pelayanan
Informasi Obat;
d) Lemari penyimpanan
khusus untuk narkotika;
e) Lemari pendingin dan
pendingin ruangan untuk
Obat yang termolabil;
f) Penerangan, sarana air,
ventilasi dan sistem
pembuangan limbah yang
baik;
g) Alarm.

5. Proses Perizinan PMK No. 26 Tahun 2018 pasal


34 Tentang Pelayanan
Perizinan Berusaha
ataerintegrasi Secara

Elektronik Sektor Kesehatan


(1) Persyaratan untuk
memperoleh izin operasional
Rumah Sakit sebagaimana
dimaksud dalam pasal 3 ayat (1)
huruf aa terdiri atas :
a. notifikasi kementrian
kesehatan dan/atau dinas
kesehatan sesuai dengan
klasifikasi Rumah Sakit;
b. profil Rumah Sakit paling
sedikit meliputi visi dan misi,
lingkup kegiatan, rencana
strategi, dan struktrur organisasi;
c. isian instrument self
assessment sesuai klasifikasi
Rumah Sakit yang meliputi
pelayanan, sumber daya manusia,
peralatan, bangunan dan
prasarana, dan administrasi
manajemen;
d. surat keterangan atau
sertifikasi izin kelayakan atau
pemanfaatan dan kalibrasi alat
kesehatan;
e. sertifikasi akreditasi; dan
f. batas paling sedikit pemenuhan
jumlah tempat tidur untuk
Rumah Sakit penanaman modal
asing sesuai dengan kesepakatan
atau kerja sama internasional.

(2) Isian instrument self


assessment sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c
dipenuhi berdasarkan standar
rumah sakit sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-
undangan.

(3) Sertifikat akreditasi


sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf e dipenuhi untuk
perpanjangan izin operasional
Rumah Sakit
6. Kegiatan / proses PMK No. 72 Tahun 2016 BAB UU No. 36 Tahun 2009
yang dilakukan 2 bagian A Tentang Standar Tentang Kesehatan
Pelayanan Kefarmasian di RS

Pasal 46
Kegiatan pengelolaan sediaan
farmasi, alat kesehatan, dan Untuk mewujudkan derajat
bahan medis habis pakai meliputi kesehatan yang setinggi-
: tingginya bagi masyarakat,
1. Pemilihan diselenggarakan upaya
2. Perencanaan kebutuhan kesehatan yang terpadu dan
3. Pengadaan menyeluruh dalam bentuk
4. Penerimaan upaya kesehatan
5. Penyimpanan perseorangan dan upaya
6. Pendistribusian kesehatan asyarakat
7. Pemusnahan dan
penarikan Pasal 47
8. Pengendalian Upaya kesehatan
9. Administrasi diselenggarakan dalam
bentuk kegiatan dengan
BAB III bagian A pendekatan promotif,
Pelayanan farmasi klinik : preventif, kuratif, dan
rehabilitatif yang
1. Pengkajian dan pelayanan dilaksanakan secara terpadu,
resep menyeluruh,
2. Penelusuran riwat dan berkesinambungan.
penggunaan obat
3. Rekonsiliasi obat
SISTEM INFORMASI
4. Konseling
5. Visite PMK No. 75 Tahun 2014
6. Pemantauan terapi obat Pasal 43 Tentang
7. Monitoring efek samping Puskesmas
obat
8. Evaluasi penggun an
1. Setiap Puskesmas wajib
obat
9. Dispensing sediaan melakukan kegiatan sistem
steril;dan informasi Puskesmas.
10. Pemantauan kadar obat 2. Sistem Informasi
dalam darah Puskesmas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1)
dapat diselenggarakan
secara eletronik atau non
elektronik.
3. Sistem informasi
Puskesmas paling sedikit
mencakup:

a. pencatatan dan
pelaporan kegiatan
Puskesmas dan
jaringannya;
b. survei lapangan;
c. laporan lintas sektor
terkait; dan
d. laporan jejaring fasilitas

pelayanan kesehatan di
wilayah kerjanya

7. Proses Jaminan / PMK No. 72 Tahun 2016 PMK No. 74 Tahun 2016
Pengawasan Pasal 5 Tentang Standar pasal 5 Tentang Standar
Mutu Pelayanan Kefarmasian di
Pelayanan Kefarmasian di RS
Puskesmas

1. Untuk menjamin mutu (1) Untuk menjamin mutu


Pelayanan Kefarmasian di Pelayanan Kefarmasian di
Rumah Sakit, harus dilakukan Puskesmas, harus dilakukan
Pengendalian Mutu pengendalian mutu Pelayanan
Kefarmasian meliputi :
Pelayananan Kefarmasian
yang meliputi: a. monitoring; dan
b. evaluasi
a. monitoring; dan
b. evaluasi

Lampiran PMK 72 2016 — PMK No. 74 Tahun 2016


BAB VI Tentang Standar BAB V Tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di
Pelayanan Kefarmasian di RS
Puskesmas

Kegiatan pengendalian mutu Kegiatan pengendalian mutu


Pelayanan Kefarmasian meliputi Pelayanan Kefarmasian
: meliputi :
a. Perencanaan
Menyusun rencana kerja dan 1. Perencanaan, yaitu
cara monitoring & evaluasi menyusun rencana kerja dan
untuk peningkatan mutu sesuai cara monitoring & evaluasi
target yang ditetapkan. untuk peningkatan mutu
b. Pelaksanaan : sesuai standar.
1. Monitoring & evaluasi 2. Pelaksanaan, yaitu
capaian pelaksanaan a. Monitoring dan evaluasi
rencana kerja capaian pelaksanaan rencana
(membandingkan capaian kerja (membandingkan antara
dengan rencana kerja) capaian dengan rencana
2. Memberikan umpan balik kerja); dan
terhadap hasil capaian
c. Tindakan hasil monitoring
b. Memberikan umpan balik
dan evaluasi :
terhadao hasil capaian.
1. Melakukan perbaikan
3. Tindakan hasil monitoring
kualitas pelayanan sesuai
dan evaluasi, yaitu :
target yang ditetapkan;
a. melakukan perbaikan
2. Meningkatkan kualitas
kualitas pelayanan sesuai
pelayanan jika capaian
sudah memuaskan. standar; dan
b. meningkatkan kualitas
pelayanan jika capaian sudah
YFC Ho. 41 Wleuh 19<6
memuaskan.
Wkhtlhd Rtlhglr Yknlylhlh
Ck`lrflsilh gi QR
YFC Ho. 77 Wleuh 19<6
plsln 7 Wkhtlhd Ykgoflh
Ylsln 9 Flhljkfkh Yuscksfls
(1) Pembinaan dan pengawasan
(1) Pembinaan dan
terhadap pelaksanaan Peraturan
pengawasan dalam
Menteri ini dilakukan oleh pelaksanaan peraturan
Menteri, kepala dinas kesehatan Menteri ini dilaksanakan oleh
provinsi, dan kepala dinas Kemenkes, Dinkes Provinsi,
kesehatan kab/kota sesuai dengan Dinkes Kab/Kota sesuai tugas
dan fungsi masing-masing.
tugas dan fungsi masing-masing.
(2) Pembinaan dan
(2) Pelaksanaan pembinaan dan
pengawasan sebagaimana
pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dimaksud pada ayat (1) dapat diarahkan untuk
melibatkan organisasi profesi. meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan dan
kinerja Puskesmas yang
Ylsln <9
berkualitas secara optimal.
(1) Pengawasan selain
dilaksanakan oleh Menteri, YFC Ho. 47 Wleuh 19<6
kepala dinas kesehatan provinsi Wkhtlhd Rtlhglr Yknlylhlh
dan kepala dinas kesehatan Ck`lrflsilh gi Yuscksfls
kabupaten/kota sebagaimana
dimaksud dalam pasal 9 ayat (1), Ylsln 5
khusus terkait dengan (1) Pembinaan dan
pengawasan sediaan farmasi pengawasan dalam
dalam pengelolaan sediaan pelaksanaan peraturan
farmasi sebagaimana dimaksud Menteri ini dilaksanakan oleh
dalam pasal 3 ayat (1) huruf a Kemenkes, Dinkes Provinsi,
dilakukan juga oleh Kepala Dinkes Kab/Kota sesuai tugas
BPOM sesuai dengan tugas dan dan fungsi masing-masing.
fungsi masing-masing. (2) Pelaksanaan pembinaan
(2) Selain pengawasan dan pengawasan sebagaimana
sebagaimana dimaksud pada ayat dimaksud pada ayat (1) dapat
(1), Kepala BPOM dapat
melakukan pemantauan, melibatkan organisasi profesi.
pemberian bimbingan, dan
Ylsln 9
pembinaan terhadap pengelolaan
(1) Pengawasan selain
sediaan farmasi di instansi
dilaksanakan oleh Menteri,
pemerintah dan masyarakat di
kepala dinas kesehatan
bidang pengawasan sediaan
provinsi dan kepala dinas
farmasi.
kesehatan kabupaten/kota
sebagaimana dimaksud dalam
Ylsln <<
pasal 8 ayat (1), khusus
(1) Pengawasan yang dilakukan
terkait dengan pengawasan
oleh dinas kesehatan provinsi
sediaan farmasi dalam
dan dinas kesehatan
pengelolaan sediaan farmasi
kabupaten/kota sebagaimana
sebagaimana dimaksud dalam
dimaksud dalam pasal 9 dan
pasal 3 ayat (1) huruf a
pengawasan yang dilakukan oleh
dilakukan juga oleh Kepala
Kepala BPOM sebagaimana
BPOM sesuai dengan tugas
dimaksud dalam pasal 10 ayat
dan fungsi masing-masing.
(1) dilaporkan secara berkala
(2) Selain pengawasan
kepada Menteri.
sebagaimana dimaksud pada
(2) Laporan sebagaimana
ayat (1), Kepala BPOM dapat
dimaksud pada ayat (1)
melakukan pemantauan,
disampaikan paling sedikit 1
Pemberian bimbingan, dan
(satu) kali dalam 1 (satu)
tahun. pembinaan terhadap
pengelolaan sediaan farmasi
di instansi pemerintah dan
masyarakat di bidang
pengawasan obat.

Ylsln <9
(1) Pengawasan yang
dilakukan oleh dinas
kesehatan kabupaten/kota
sebagaimana dimaksud dalam
pasal dan pengawasan yang
dilakukan oleh Kepala BPOM
dilaporkan secara berkala
kepada Menteri.
(2) Laporan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1)
disampaikan paling sedikit 1
(satu) kali dalam 1 (satu)
tahun.

5.
Ykhbltltlh &
Yknlporlh YFC Ho. 41 Wleuh 19<6 ALA YFC Ho. 47 Wleuh 19<6
ylhd elrus lgl MM aldilh A Wkhtlhd ALA MM Wkhtlhd
Rtlhglr
Rtlhglr Yknlylhlh
Yknlylhlh Ck`lrflsilh gi QR
Ck`lrflsilh gi Yuscksfls
1. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dan pelaporan
terhadap kegiatan
pengelolaan Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan, A. Perencanaan : Proses
dan Bahan Medis Habis Perencanaan kebutuhan
Pakai yang meliputi sediaan farmasi per tahun
perencanaan kebutuhan, dilakukan secara berjenjang
pengadaan, penerimaan,
(bottom-up). Puskesmas
pendistribusian,
pengendalian persediaan, diminta menyediakan data
pengembalian, pemusnahan
pemakaian obat dengan
dan penarikan Sediaan menggunakan Laporan
Farmasi, Alat Kesehatan, Pemakaian dan Lembar
dan Bahan Medis Habis Permintaan Obat (LPLPO).
Pakai. Pelaporan dibuat
c. Penerimaan : Tenaga
secara periodik yang
dilakukan Instalasi Farmasi Kefarmasian wajib
dalam periode waktu melakukan pengecekan
tertentu (bulanan, terhadap sediaan farmasi dan
triwulanan, semester atau bahan medis habis pakai yang
pertahun).
diserahkan, mencakup
BAB III bagian A jumlah kemasan/peti, jenis

1. Penelusuran Riwayat dan jumlah sediaan farmasi,


Penggunaan Obat bentuk sediaan farmasi
Penelusuran riwayat sesuai denga nisi dokumen
penggunaan Obat
LPLPO ditandatangani oleh
merupakan proses untuk
mendapatkan informasi Tenaga Kefarmasian, dan
mengenai seluruh diketahui oleh Kepala
Obat/Sediaan Farmasi lain Puskesmas. Bila tidak
yang pernah dan sedang memenuhi syarat, maka
digunakan, riwayat
Tenaga Kefarmasian dapat
pengobatan dapat diperoleh
dari wawancara atau data mengajukan keberatan.
rekam medik/pencatatan h. Administrasi meliputi
penggunaan Obat pasien. Pencatatan dan pelaporan
2. Pencatatan penggunaan obat terhadap seluruh rangkaian
3. Sumbangan/Dropping/Hibah
kegiatan dalam pengelolaan
Instalasi Farmasi harus
melakukan pencatatan dan Sediaan Farmasi dan Bahan
pelaporan terhadap Medis Habis Pakai yang
penerimaan dan diterima, disimpan,
penggunaan Sediaan didistribusikan dan digunakan
Farmasi, Alat Kesehatan, dan
di Puskesmas atau unit
Bahan Medis Habis Pakai
sumbangan/dropping/ hibah. pelayanan lainnya

9. Sanksi PMK No. 72 Tahun 2016 PMK No. 74 Tahun 2016


pasal 12 Tentang Standar pasal 11 Tentang Standar
Pelayanan
Pelayanan Kefarmasian di
Kefarmasian di RS Puskesmas
Pelanggaran terhadap ketentuan
dalam Peraturan Menteri ini Pelanggaran terhadap
dapat dikenai sanksi administratif ketentuan dalam Peraturan
sesuai dengan ketentuan Menteri ini dapat dikenai
peraturan perundang-undangan. sanksi administratif sesuai
dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Anda mungkin juga menyukai