Anda di halaman 1dari 9

Nomor

Revisi Ke
Berlaku Tgl.

PANDUAN FARMASI

Ditetapkan Kepala Puskesmas

Abcd

Kepala puskesmas

NIP.

DINAS KESEHATAN KABUPATEN XYZ PUSKESMAS A


ALAMAT...
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan pasal
5 ayat 2 dinyatakan bahwa setiap orang mempunyai hak
dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman,
bermutu, dan terjangkau. Pelayanan kesehatan meliputi
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif, baik perorangan
maupun kelompok masyarakat.
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya di wilayah kerjanya.
Dalam melaksanakan upaya kesehatan Puskesmas harus
menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang
mengutamakan keamanan dan keselamatan pasien,
petugas dan pengunjung. Pelayanan kesehatan perorangan
meliputi pelayanan klinik berupa layanan klinik umum,
layanan KIA dan layanan kesehatan gigi dan mulut serta
kegawatdaruratan. Untuk melakukan pelayanan tersebut
diperlukan pelayanan penunjang, salah satu pelayanan
penunjang adalah pelayanan kefarmasian.
Pelayanan Kefarmasian Puskesmas adalah suatu
pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien
yang berkaitan dengan Sediaan Farmasi dengan maksud
mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu
kehidupan pasien. Layanan kefarmasian yang dilakukan di
Puskesmas meliputi perencanaan, pengadaan,
penyimpanan, pendistribusian, penyerahan sediaan
kefarmasian kepada pasien, dan konsultasi obat. Untuk
melaksanakan kegiatan layanan Kefarmasian yang baik dan
berkualitas perlu disusun
panduan pelayanan kefarmasian di Puskesmas yang baku dan
dilaksanakan secara berkesinambungan.
B. Tujuan
Pedoman
Umum :
Tercapainya pelayanan kefarmasian puskesmas
yang berkualitas dan memuaskan pelanggan.
Khusus :
1. Tercapainya Perencanaan kefarmasian yang baik
2. Tercapainya Penyimpanan sediaan kefarmasian
yang baik dan berkualitas
3. Tercapainya Pelaksanaan kefarmasian yang baik
dan berkualitas

C. Ruang Lingkup Pelayanan


Ruang lingkup layanan Kefarmasian di Puskesmas Abcd
meliputi perencanaan, pengadaan,
penyimpanan, pendistribusian, penyerahan
sediaan kefarmasian kepada pasien, konsultasi obat,
peningkatan mutu dan keselamatan pasien di puskesmas
dan jaringannya.

D. Batasan Operasional
1. Pelayanan Kefarmasian Puskesmas adalah suatu
pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada
pasien yang berkaitan dengan Sediaan Farmasi
dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk
meningkatkan mutu kehidupan pasien
2. Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk
produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi
atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi
dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan
kontrasepsi, untuk manusia.
3. Bahan Medis Habis Pakai adalah alat kesehatan yang
ditujukan untuk penggunaan sekali pakai (single use)
yang daftar produknya diatur dalam peraturan
perundang-undangan.
4. Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus
sebagai Apoteker dan telah mengucapkan sumpah
jabatan Apoteker.
5. Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang
membantu Apoteker dalam menjalani Pekerjaan
Kefarmasian, di Puskesmas Abcd tenaga teknis
kefarmasian hanya terdapat tenaga asisten apoteker.

E. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
30/MENKES/PER/IX/2014 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
75/MENKES/PER/IX/2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat.

II. STANDAR KETENAGAAN


A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
Kualifikasi tenaga yang dipersyaratkan dalam
layanan laboratorium di Puskesmas Abcd
adalah :
1. Penanggung jawab unit : Apoteker
2. Pelaksana layanan (tenaga tehnis) : Asisten Apoteker
3. Tenaga non tehnis :
Setiap tenaga teknis kefarmasian harus memiliki Surat Ijin
Kerja yang masih berlaku.
B. Distribusi Ketenagaan
Distribusi ketenagaan kefarmasian adalah sebagai berikut :
1. Puskesmas induk : Apoteker, asisten apoteker,
dan tenaga non teknis
2. Puskesmas pembantu : Paramedis
3. Pusling : Paramedis
C. Jadual Kegiatan
Jadual layanan kefarmasian di Puskesmas Abcd adalah
setiap hari kerja dengan rincian jam buka sebagai berikut
:
1. Hari Senin s/d Kamis : jam 8.00 – 13.00 WIB
2. Hari Jum’at : jam 8.00 – 11.00 WIB
3. Hari Sabtu : jam 8.00 – 11.30 WIB
Untuk jadual layanan kefarmasian di jaringan puskesmas
mengikuti jadual pelayanan masing-masing jenis
layanan.

III. STANDAR FASILITAS


A. Denah Ruang
Denah ruang layanan kefarmasian Puskesmas Abcd
adalah sebagai berikut :
(gambar)

B. Standar Fasilitas
Standar fasilitas layanan kefarmasian di Puskesmas
Abcd mengacu pada standar peralatan yang ditetapkan
oleh Kementerian Kesehatan RI melalui Permenkes
Nomor 74 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas dengan beberapa
penyesuaian. Standar fasilitas kefarmasian di Puskesmas
Abcd adalah sebagai berikut :
1. Ruang penerimaan resep
2. Ruang pelayanan resep dan peracikan (produksi
sediaan secara terbatas)
3. Ruang penyerahan Obat
4. Ruang konseling
5. Ruang penyimpanan Obat dan Bahan Medis Habis
Pakai Ruang penyimpanan obat dan bahan medis
habis pakai harus terjaga dari suhu sesuai standar
penyimpanan obat dengan pengaturan suhu (AC), rak
penyimpanan obat, lemari khusus untuk menyimpan
obat psikotropika, palet untuk landasan. Untuk
mengetahui suhu ruangan maka perlu dipasang
termometer ruangan dan alat untuk mengetahui
kelembaban ruangan.
6. Ruang arsip
IV. TATALAKSANA UPAYA
Dalam melakukan upaya pelayanan kefarmasian di
Puskesmas Abcd mengacu pada kebijakan dan standard
operating procedure (SOP) yang ditetapkan, yaitu :
b. Kebijakan
1. Kebijakan tentang Jenis-jenis obat
2. Kebijakan tentang kompetensi tenaga
pelaksana kefarmasian
3. Kebijakan tentang pengadaan obat dan bahan medis
habis pakai
4. Kebijakan tentang penyimpanan obat dan bahan medis
habis pakai
5. Kebijakan Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
c. Standard Operating Procedure (SOP)
1. SOP perencanaan Kebutuhan Obat dan Bahan Medis
Habis Pakai
2. SOP Permintaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
3. SOP Penyimpanan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
4. SOP Distribusi Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
5. SOP Penyerahan obat ke Pasien
6. SOP Penyampaian informasi tentang Obat dan
Efek samping Obat
7. SOP Peracikan
8. SOP Pencatatan dan Pelaporan
9. SOP Pelabelan,
10. SOP Pemantauan Efek Samping Obat, dll

V. PENYEDIAAN LOGISTIK
Logistik di layanan Kefarmasian Puskesmas Abcd merupakan
bahan yang diperlukan untuk melakukan pelayanan
kefarmasian terdiri dari obat dan bahan medis habis pakai.
Pengadaan obat dan bahan medis habis pakai melalui dua
sumber, yaitu dari Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes dan
Pengadaan secara mandiri di Puskesmas. Pengadaan obat
dan bahan medis habis pakai secara mandiri diupayakan
melalui E- purchasing sesuai dengan kebutuhan dalam
rencana kebutuhan
obat (RKO) setelah mendapatkan rekomendasi atau ijin dari
Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes.
Proses seleksi Obat dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan
dengan mempertimbangkan pola penyakit, pola konsumsi
Obat periode sebelumnya, data mutasi Obat, dan rencana
pengembangan. Proses seleksi Obat dan Bahan Medis Habis
Pakai juga harus mengacu pada Daftar Obat Esensial
Nasional (DOEN) dan Formularium Nasional. Proses seleksi
ini harus melibatkan tenaga kesehatan yang ada di
Puskesmas seperti dokter, dokter gigi, bidan, dan perawat,
serta pengelola program yang berkaitan dengan pengobatan.
Proses perencanaan kebutuhan Obat per tahun dilakukan
secara berjenjang (bottom-up). Puskesmas menyediakan data
pemakaian Obat dengan menggunakan Laporan Pemakaian
dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO).

VI. KESELAMATAN SASARAN


Keselamatan sasaran pelayanan Kefarmasian Puskesmas
Abcd harus menjadi perhatian dan wajib dilakukan oleh
seluruh tenaga kefarmasian. Pelaksanaan program
keselamatan sasaran dilakukan mengacu kepada Kebijakan
dan SOP yang ditetapkan Puskesmas ini. Setiap kejadian
yang tidak diinginkan berkaitan dengan keselamatan sasaran
harus didentifikasi, dilaporkan, dianalisis dan ditindak lanjuti
oleh Puskesmas secara periodik dan berkelanjutan.

VII. KESELAMATAN KERJA


Setiap kegiatan yang dilakukan di Pelayanan Kefarmasian
Puskesmas dapat menimbulkan bahaya/resiko terhadap
petugas yang berada di dalam unit layanan kefarmasian.
Untuk mengurangi/ mencegah bahaya yang terjadi, setiap
petugas pelaksana kefarmasian harus melaksanakan tugas
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kegiatan tersebut
merupakan upaya kesehatan dan keselamatan kerja
kefarmasian. Program keselamatan kerja di Puskesmas Abcd
wajib dilakukan oleh tenaga kefarmasian secara bertanggung
jawab dan berkesinambungan dengan mengikuti dan
mengacu kepada
kebijakan dan SOP tentang keselamatan pasien (Patient
Savety). Petugas kefarmasian secara periodik melakukan
evaluasi program keselamatan kerja sesuai dengan ketentuan
yang telah ditetapkan. Setiap kejadian yang tidak diinginkan
berkaitan dengan keselamatan kerja harus didentifikasi,
dilaporkan, dianalisis dan ditindak lanjuti oleh Puskesmas
secara periodik dan berkelanjutan.

VIII. PENGENDALIAN MUTU


Pengendalian mutu Pelayanan Kefarmasian Puskesmas Abcd
merupakan kegiatan untuk mencegah terjadinya masalah
terkait Obat atau mencegah terjadinya kesalahan
pengobatan atau kesalahan pengobatan/medikasi (medication
error), yang bertujuan untuk keselamatan pasien (patient
safety).
Pengendalian mutu Pelayanan Kefarmasian terintegrasi
dengan program pengendalian mutu pelayanan kesehatan
Puskesmas yang dilaksanakan secara
berkesinambungan.

Kegiatan pengendalian mutu Pelayanan Kefarmasian meliputi:


a. Perencanaan, yaitu menyusun rencana kerja dan cara
monitoring dan evaluasi untuk peningkatan mutu sesuai
standar.
b. Pelaksanaan, yaitu:
1) monitoring dan evaluasi capaian pelaksanaan rencana
kerja (membandingkan antara capaian dengan rencana
kerja); dan
2) memberikan umpan balik terhadap hasil capaian.
c. Tindakan hasil monitoring dan evaluasi, yaitu:
1) melakukan perbaikan kualitas pelayanan sesuai standar;
dan
2) meningkatkan kualitas pelayanan jika capaian sudah
memuaskan.
Monitoring dan Evaluasi layanan Kefarmasian di Puskesmas
Abcd menggunakan instrumen Monitoring Training and
Planning (MTP) yang dilakukan secara periodik.
IX. PENUTUP
Demikian Panduan Pelayanan Kefarmasian Puskesmas Abcd
ini disusun dan disahkan sebagai acuan dalam melaksanakan
pelayanan kefarmasian di Puskesmas yang berkualitas dan
berkesinambungan. Seluruh karyawan puskesmas harus
mengikuti panduan ini dengan sebaik-baiknya. Panduan ini
tentunya masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
pencermatan dan masukan akan dapat menyempurnakan
panduan ini.

Anda mungkin juga menyukai