Pelaksanaan
1. Persiapan pasien diawali dengan memberikan informed consent kepada
pasien atau keluarganya mengenai prosedur, tujuan tindakan termasuk risiko
dan manfaat tindakan penjahitan luka
2. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk tindakan penjahitan
luka (anestesi lidokain 1 ampul, spuit 3 cc, kassa steril, cairan NaCl, larutan
povidone iodine, plester, gunting, catgut 3.0 pinset, needle holder)
3. Sebelum dilakukan tindakan, cuci tangan dengan air dan sabun.
4. Gunakan alat pelindung diri (handscoen)
5. Posisikan pasien agar selama tindakan dilakukan pasien nyaman
6. Bersihkan area yang akan dilakukan tindakan dengan larutan povidone
iodine
7. Melakukan anestesi lokal pada sekitar area tindakan dengan lidokain 1 ampul yang
disuntikkan secara intrakutan. Anestesi diberikan dengan melakukan teknik infiltrasi
sambil melakukan pemijatan perlahan agar agen anestesi dapat terinfiltrasi pada kulit.
8. Tunggu selama 3 menit agar anestesi lokal dapat bekerja pada area tindakan
9. Setelah 3 menit, lakukan pengetesan efek anestesi pada area sekitar tindakan
penjahitan akan dilakukan dengan menggunakan pinset untuk mencubit kulit pada
area tersebut. Jika pasien mengatakan tidak ada rasa sakit atau minimal maka
prosedur penjahitan luka dapat mulai dilakukan
10. Gunakan needle holder untuk memegang jarum. Jepit jarum pada ujung
pemegang jarum pada pertengahan atau sepertiga ekor jarum. Jika
penjepitan kurang dari setengah jarum maka akan sulit dalam menjahit.
Pegang needle holder dengan jari-jari sedemikian sehingga pergelangan
tangan dapat melakukan gerakan rotasi dengan bebas.
11. Masukkan ujung jarum pada kulit dengan jarak dari tepi luka
sekitar 1 cm, membentuk sudut 90˚
12. Dorong jarum mengikuti kelengkungan jarum.
13. Jahit luka lapis demi lapis dari yang terdalam.
14. Aproksimasi tepi luka harus baik. Jarak tiap jahitan sekitar 1 cm.
Jahitan yang terlalu jarang akan menyebabkan luka kurang menutup
dengan baik. Bila terlalu rapat meningkatkan trauma jaringan dan
reaksi inflamasi.
15. Melakukan teknik penjahitan luka dengan simple interupted sampai
seluruh luka terjahit dengan baik dan menutup
16. Setelah penjahitan selesai, lakukan eksplorasi. Jahitan yang
terlalu ketat/ kendor diganti.
17. Desinfeksi luka dengan povidone iodine.
18. Tutup dengan kasa steril beberapa lapis untuk menyerap discharge
yang mungkin terbentuk kemudian diplester
19. Membersihkan alat dan bahan yang digunakan
20. Melepaskan handscoen kemudian petugas mencuci tangan dengan air
mengalir dan sabun
21. Memberikan edukasi mengenai cara merawat luka, mengganti kasa dan
waktu kontrol. Pasien diminta untuk datang 1 minggu lagi untuk follow
up kondisi jahitan dan melihat apakah tepi luka sudah menyatu.
20 November 2022
Ny. KS/ 35 tahun/ Perempuan/ Lundang/ Islam
Diagnosa : G3P2A0H2 parturien aterm 38-39 minggu kala 1 fase aktif + janin tunggal intrauterin
letak kepala
Anamnesis:
-Nyeri pinggang menjalar ke ari ari sejak jam 6 pagi, hilang timbul, semakin kuat
-Keluar air air yang banyak dari kemaluan sejak 3 jam yang lalu, banyaknya 1 celana
dalam, warna jernih, bau amis
-Keluar lendir campur darah (-)
-Keluar darah yang banyak dari kemaluan (-)
- Pasien tidak haid sejak 9 bulan yang lalu
- HPHT : 22 Februari 2022 dan TP: 30 November 2022
- Riwayat hamil muda : mual (+) muntah (-), perdarahan (-)
- ANC : kontrol 5x ke SpOG (tidak ingat bulan berapa)
- Riwayat hamil tua : mual (-), muntah (-), perdarahan (-)
- Riwayat menstruasi : Menarche usia 10 tahun, siklus teratur 30 hari, lamanya 5-7
hari, banyaknya 2-3 x ganti duk/ hari , nyeri haid (-)
- Demam (-), batuk (-), sakit tengorokan (-) riwayat bepergian ke daerah pandemi
Covid 19 (-) dalam 2 minggu terakhir
Pemeriksaan fisik :
Keadaan umum : Sedang
Kesadaran: CMC
TD : 110/80 mmHg
Nadi : 88x
Napas : 18x
Suhu : 36,9
Setelah dilakukan pemeriksaan fisik dan didapatkan adanya tanda persalinan kala II diantaranya
terdapat pembukaan vulva, perineum menonjol, tekanan pada anus dan dorongan untuk
mengejan. Maka langkah selanjutnya yang dilakukan adalah:
Menyiapkan peralatan untuk pertolongan persalinan. partus set, hecting set, obat
uterotonika serta menyiapkan HPP set dan alat resusitasi
Menyiapkan diri untuk memberikan pertolongan persalinan
Memastikan pembukaan sudah lengkap dan ketuban sudah pecah
Memastikan denyut jantung janin dalam batas normal
Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses meneran
Melakukan pimpinan meneran dengan memperhatikan keadaan ibu dan janin
Melakukan persiapan pertolongan kelahiran janin saat kepala janin tampak divulva dengan
diameter ± 5-6 cm
Mengupayakan agar perineum tidak robek saat kepala lahir
Mengusap muka untuk membersihkan mulut dan hidung setelah kepala lahir
Memeriksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat pada leher
Menunggu kepala selesai melakukan putaran paksi luar
Menolong melahirkan bahu
Menolong kelahiran badan dan tungkai
Melakukan penanganan bayi baru lahir
Memastikan bayi dapat bernafas secara spontan
Mengeringkan dan membungkus tubuh bayi
Memotong tali pusat
Mengganti pembungkus dan memberikan bayi pada ibunya untuk disusui. Dilakukan inisisasi
menyusui dini.
Manajemen aktif kala tiga
Memberitahu pada ibu bahwa akan di berikan suntikan oksitosin di paha ibu secara IM. Ibu
telah mengetahui bahwa ia akan di suntikkan oksitosin secara IM. Memberikan oksitosin 10
unit secara IM pada 1/3 bagian atas paha luar dengan sudut 90o dan di aspirasi terlebih
dahulu. Ibu sudah disuntikkan oksitosin
Melakukan penegangan tali pusat terkendali. Pindahkan klem tali pusat sekitar 5-10 cm,
tangan kiri menekan uterus ke arah lumbal dorso kranial. Sudah dilakukan penegangan tali
pusat terkendali.
Mengeluarkan plasenta.
Melakukan masase uterus dan memastikan bahwa uterus telah berkontraksi denganbaik
Memeriksa kemungkinan adanya perdarahan pascapersalinan
Memastikan bahwa plasenta dan selaput ketuban sudah lahir lengkap. Amnion dan korion
utuh, kotiledon lengkap, dengan jumlah 20 buah, tebalnya ± 3cm, diameternya ±23 cm.
Memastikan tidak adanya robekan jalan lahir yang menimbulkan perdarahan aktif. Tidak
ada robekan jalan lahir
Pasca tindakan
Mengikat tali pusat bayi
Melakukan evaluasi kontraksi uterus
Mengajarkan ibu/keluarga untuk memeriksa kontraksi uterus dan memastikan bahwa
uterus telah berkontraksi dengan baik
Menilai jumlah perdarahan yang terjadi. Darah yang keluar ± 200 cc
Memeriksa tekanan darah dan nadi ibu
Membersihkan ibu. Membersihkan ibu dengan air DTT dari daerah yang sedikit
terkontaminasi darah sampai seluruh bagian perut ke bawah dan memakaikan celana dalam
dan kain.Ibu sudah dibersihkan dan sudah berpakaian rapi.
Memastikan ibu merasa nyaman
Merendam alat bekas pakai seperti alat partus set, hecting set, sarung tangan ke dalam
larutan clorin 0,5% selama 10 menit, mencuci dengan sabun, bilas dan keringkan. Alat bekas
pakai sudah di proses sterilisasi.
Mencuci tangan
Pemeriksaan Bayi
- Saat lahir bayi menangis spontan dan kuat, kulit tampak kemerahan, dan fleksi pada
ekstremitas (APGAR score 8-9)
- Melakukan pengukuran antopometri, pemeriksaan fisik, dan refleks pada bayi. Berdasarkan
pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum baik, suhu tubuh 35,8°C, frekuensi nadi
120x/menit, berat badan 3500 gram, PB 50 cm, dan LK 35 cm.
- Memberikan salep mata chloramphenicol 1%, suntik vitamin K 0,5 cc pada 1/3 paha luar secara
IM.
- Merencanakan pemberian imunisasi Hb0. Pemberian Hb0 akan dilakukan 1 jam kemudian
- Menjaga kehangatan bayi. Bayi sudah diselimut dan dimasukkan ke inkubator
- Memberitahu ibu dan keluarga bahwa pemeriksaan pada bayi sudah dilakukan. Ibu dan
keluarga mengerti.
- Menganjurkan ibu untuk sesering mungkin menyusui bayinya dan menjelaskan manfaat dari
menyusui bagi ibu dan bayi. Ibu diinisiasi untuk melakukan IMD dalam 1 jam pertama setelah
persalinan. Ny. KS kooperatif selama IMD dan bayi Ny. KS dapat melakukan
IMD sebelum 1 jam post partum. Tidak terdapat kesulitan pada bayi
selama IMD. Ny KS juga antusias dan mengerti dengan penjelasan
mengenai ASI eksklusif dan akan memberikan ASI kepada bayinya
Kala IV
Mengobservasi kala IV pada 1 jam pertama setiap 15 menit sekali, dan 1 jam kedua setiap
30 menit yaitu tekanan darah : 110/80 mmHg, nadi 80x/menit , suhu 37, napas 20x/ menit,
kontraksi uterus baik, kandung kemih, dan jumlah perdarahan
Memberikan obat kepada ibu
22 Desember 2022
Ny. ME/ 40 tahun/ Perempuan/ Mudiak Lolo/ Islam
Diagnosa :G3P2A0H2 parturien aterm 39-40 minggu kala 1 fase aktif + janin tunggal intrauterin
letak kepala
Anamnesis:
-Nyeri pinggang menjalar ke ari ari sejak jam 12 siang, hilang timbul, semakin kuat
-Keluar air air yang banyak dari kemaluan sejak 1 jam yang lalu, banyaknya 2 celana
dalam, warna jernih, bau amis tidak ada
-Keluar lendir campur darah sejak jam 12 siang
-Keluar darah yang banyak dari kemaluan (-)
- Pasien tidak haid sejak 9 bulan yang lalu
- HPHT : 20 Maret 2022 dan TP: 25 Desember 2022
- Riwayat hamil muda : mual (+) muntah (-), perdarahan (-)
- ANC : Kontrol 4x ke SpOG setiap trimester
- Riwayat hamil tua : mual (-), muntah (-), perdarahan (-)
- Riwayat menstruasi : Menarche usia 13 tahun, siklus teratur 28-30 hari, lamanya 4-5
hari, banyaknya 2-3 x ganti duk/ hari , nyeri haid (-)
- Demam (-), batuk (-), sakit tengorokan (-) riwayat bepergian ke daerah pandemi
Covid 19 (-) dalam 2 minggu terakhir
Pemeriksaan fisik :
Keadaan umum : Sedang
Kesadaran: CMC
TD : 120/75 mmHg
Nadi : 85x
Napas : 20x
Suhu : 37,1
Setelah dilakukan pemeriksaan fisik dan didapatkan adanya tanda persalinan kala II diantaranya
terdapat pembukaan vulva, perineum menonjol, tekanan pada anus dan dorongan untuk
mengejan. Maka langkah selanjutnya yang dilakukan adalah:
Menyiapkan peralatan untuk pertolongan persalinan. partus set, hecting set, obat
uterotonika serta menyiapkan HPP set dan alat resusitasi
Menyiapkan diri untuk memberikan pertolongan persalinan
Memastikan pembukaan sudah lengkap dan ketuban sudah pecah
Memastikan denyut jantung janin dalam batas normal
Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses meneran
Melakukan pimpinan meneran dengan memperhatikan keadaan ibu dan janin
Melakukan persiapan pertolongan kelahiran janin saat kepala janin tampak divulva dengan
diameter ± 5-6 cm
Mengupayakan agar perineum tidak robek saat kepala lahir
Mengusap muka untuk membersihkan mulut dan hidung setelah kepala lahir
Memeriksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat pada leher
Menunggu kepala selesai melakukan putaran paksi luar
Menolong melahirkan bahu
Menolong kelahiran badan dan tungkai
Melakukan penanganan bayi baru lahir
Memastikan bayi dapat bernafas secara spontan
Mengeringkan dan membungkus tubuh bayi
Memotong tali pusat
Mengganti pembungkus dan memberikan bayi pada ibunya untuk disusui. Dilakukan inisisasi
menyusui dini.
Manajemen aktif kala tiga
Memberitahu pada ibu bahwa akan di berikan suntikan oksitosin di paha ibu secara IM. Ibu
telah mengetahui bahwa ia akan di suntikkan oksitosin secara IM. Memberikan oksitosin 10
unit secara IM pada 1/3 bagian atas paha luar dengan sudut 90o dan di aspirasi terlebih
dahulu. Ibu sudah disuntikkan oksitosin
Melakukan penegangan tali pusat terkendali. Pindahkan klem tali pusat sekitar 5-10 cm,
tangan kiri menekan uterus ke arah lumbal dorso kranial. Sudah dilakukan penegangan tali
pusat terkendali.
Mengeluarkan plasenta.
Melakukan masase uterus dan memastikan bahwa uterus telah berkontraksi denganbaik
Memeriksa kemungkinan adanya perdarahan pascapersalinan
Memastikan bahwa plasenta dan selaput ketuban sudah lahir lengkap. Amnion dan korion
utuh, kotiledon lengkap, dengan jumlah 20 buah, tebalnya ± 3cm, diameternya ±23 cm.
Memastikan tidak adanya robekan jalan lahir yang menimbulkan perdarahan aktif. Tidak
ada robekan jalan lahir
Pasca tindakan
Mengikat tali pusat bayi
Melakukan evaluasi kontraksi uterus
Mengajarkan ibu/keluarga untuk memeriksa kontraksi uterus dan memastikan bahwa
uterus telah berkontraksi dengan baik
Menilai jumlah perdarahan yang terjadi. Darah yang keluar ±300 cc
Memeriksa tekanan darah dan nadi ibu
Membersihkan ibu. Membersihkan ibu dengan air DTT dari daerah yang sedikit
terkontaminasi darah sampai seluruh bagian perut ke bawah dan memakaikan celana dalam
dan kain.Ibu sudah dibersihkan dan sudah berpakaian rapi.
Memastikan ibu merasa nyaman
Merendam alat bekas pakai seperti alat partus set, hecting set, sarung tangan ke dalam
larutan clorin 0,5% selama 10 menit, mencuci dengan sabun, bilas dan keringkan. Alat bekas
pakai sudah di proses sterilisasi.
Mencuci tangan
Pemeriksaan Bayi
- Saat lahir bayi menangis spontan dan kuat, kulit tampak kemerahan, dan fleksi pada
ekstremitas (APGAR score 9)
- Melakukan pengukuran antopometri, pemeriksaan fisik, dan refleks pada bayi. Berdasarkan
pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum baik, suhu tubuh 36°C, frekuensi nadi
130x/menit, berat badan 3800 gram, PB 50 cm, dan LK 35 cm.
- Memberikan salep mata chloramphenicol 1% dan suntik vitamin K 0,5 cc pada 1/3 paha luar
secara IM.
- Merencanakan pemberian imunisasi Hb0. Pemberian Hb0 akan dilakukan 1 jam kemudian
- Menjaga kehangatan bayi. Bayi sudah diselimut dan dimasukkan ke inkubator
- Memberitahu ibu dan keluarga bahwa pemeriksaan pada bayi sudah dilakukan. Ibu dan
keluarga mengerti.
- Menganjurkan ibu untuk sesering mungkin menyusui bayinya dan menjelaskan manfaat dari
menyusui bagi ibu dan bayi. Ibu diinisiasi untuk melakukan IMD dalam 1 jam pertama setelah
persalinan. Ny. ME kooperatif selama IMD dan bayi Ny. ME dapat melakukan
IMD sebelum 1 jam post partum. Tidak terdapat kesulitan pada bayi
selama IMD. Ny ME juga antusias dan mengerti dengan penjelasan
mengenai ASI eksklusif dan akan memberikan ASI kepada bayinya
Kala IV
Mengobservasi kala IV pada 1 jam pertama setiap 15 menit sekali dan 1 jam kedua setiap 30
menit yaitu tekanan darah : 120/80 mmHg, nadi 88x/menit , suhu 37, napas 20x/ menit,
kontraksi uterus baik, kandung kemih, dan jumlah perdarahan sedikit
Memberikan obat kepada ibu
Persiapkan alat:
anestesi lidokain 1 ampul
spuit 3 cc
Blade
kassa steril
larutan povidone iodine,
Plester
Gunting
Klem
Pelaksanaan
1. Beritahukan pada pasien dan keluarga mengenai tujuan, prosedur tindakan, manfaat dan
risiko tindakan lalu minta informed consent dari pasien atau keluarganya.
2. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk tindakan
3. Pasien diminta berbaring dengan posisi senyaman mungkin.
4. Petugas mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun
5. Lakukan tindakan aseptik.
6. Dreping dengan duk bolong.
7. Lakukan anestesi lokal (blok/infiltrasi) dengan lidocaine 1 ampul.
8. Lakukan insisi tangensial sampai terlihat inti sentral dari klavus.
9. Tandai batas insisi yang akan dilakukan, berbentuk elips hanya seluas inti sentral. Bukan seluas
seluruh klavus.
10. Eksisi secara tajam bagian dasar klavus sampai subkutis (lemak subkutis bisa diidentifikasi).
11. Pegang ujung insisi dengan klem lalu diangkat.
12. Lakukan diseksi tajam dengan gunting menelusuri massa ke sekelilingnya.
13. Jika massa sudah terangkat, potonglah jaringan di bagian bawahnya.
14. Tekan perdarahan dengan menggunakan kassa
15. Bersihkan daerah penjahitan, berikan sedikit povidone iodine diatas jahitan, tutup dengan kassa
dan plester.
16. Terakhir rapikan alat dan bahan serta mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun
17. Menjelaskan kepada pasien bahwa tindakan pengangkatan klavus sudah selesai. Edukasi pasien
mengenai cara perawatan luka dan kontrol kembali 3 hari lagi. Pasien juga diberikan obat pulang
Pelaksanaan dan Pembinaan Posyandu Kepala Bukit, Nagari Pulakek Koto Baru
Tanggal : 15 November 2022
Identitas :
Terdapat 5 kader yang aktif di Posyandu Kepala Bukit dan semua kader hadir di
hari posyandu tersebut.
Terdapat 85 bayi dan balita di Posyandu Kepala Bukit. Namun, yang hadir ke
posyandu sebanyak 42 orang.
Terdapat 6 orang ibu hamil di Posyandu Kepala Bukit dan semuanya hadir ke
posyandu.
Terdapat 22 orang lansia di Posyandu Kepala Bukit dan semuanya hadir ke
posyandu.
Latar belakang
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam
memperoleh pelayanan kesehatan dasar terutama untuk mempercepat penurunan
angka kematian ibu dan bayi. Upaya pengembangan kualitas sumber daya manusia
dengan mengoptimalkan potensi tumbuh kembang anak dapat dilaksanakan secara
merata apabila sistem pelayanan kesehatan yang berbasis masyarakat seperti
posyandu dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Pelayanan kesehatan dasar
di posyandu mencakup 5 kegiatan, yaitu Kesehatan Ibu dan Anak, KB, imunisasi, gizi
dan penanggulangan diare. Dalam keadaan tertentu masyarakat dapat menambah kegi
atan posyandu, misalnya perbaikan kesehatan lingkungan, pengendalian penyakit men
ular, dan program pembangunan lainnya.
Kegiatan rutin posyandu dilakukan minimal 1x dalam sebulan dengan jumlah minimal
5 orang kader. Kegiatan posyandu terdiri dari 5 langkah yaitu meja 1 adalah
meja pendaftaran, meja 2 penimbangan, meja 3 pencatatan, meja 4 penyuluhan, dan
meja 5 adalah meja pelayanan kesehatan. Setelah pelayanan posyandu selesai
kader melengkapi pencatatan dan membahas hasil kegiatan tadi serta
rencana tindak lanjut. Kader selanjutnya membuat diagram balok SKDN
berdasarkan data dari KMS/Buku KIA. Berdasarkan buku KIA diperoleh
informasi jumlah balita yang hadir dan ditimbang serta jumlah balita
yang naik dan tidak naik berat badannya, jumlah balita gizi baik,
gizi kurang maupun gizi buruk. Dengan data balok SKDN tersebut
dapat dilakukan pemantauan pertumbuhan balita setiap bulan.
Keberhasilan pemantauan pertumbuhan di posyandu memerlukan dukungan
dari sektor terkait, kader,petugas kesehatan, dan ibu hamil serta ibu
balita.
Gambaran Pelaksanaan
Sasaran penyuluhan : Kader, ibu hamil, ibu bayi balita, dan lansia
Terdapat 85 orang bayi dan balita di Posyandu Kepala Bukit. Namun, yang
hadir ke posyandu sebanyak 42 orang.
Terdapat 6 orang ibu hamil di Posyandu Kepala Bukit dan semuanya hadir ke
posyandu.
Kader di Posyandu Kepala Bukit semuanya aktif dan menjalankan tugas masing-
masing sesuai meja posyandu.
Saat ibu bayi balita datang ke posyandu, mereka mendatangi meja 1 untuk
mengisi absen. Setelah itu, dilakukan penimbangan berat badan dan pengukuran
tinggi badan bayi dan balita. Kemudian berat badan dan tinggi badan bayi balita
akan dicatat oleh petugas serta diplot ke grafik untuk melihat pertumbuhan bayi
balita tersebut. Ada juga bayi yang mendapatkan imunisasi BCG dan polio oral di
posyandu ini. Kemudian setelah dilakukan plot ke grafik, ibu bayi balita akan
diberikan makanan tambahan oleh kader.
Saat ibu hamil datang ke posyandu, mereka mendatangi meja 1 untuk mengisi
absen. Setelah itu, dilakukan penimbangan berat badan, tinggi badan, dan tekanan
darah ibu. Dokter dan bidan juga melakukan pemeriksaan leopold dan tinggi
fundus uteri. Saat posyandu diberikan imunisasi TT1 kepada 2 orang ibu hamil.
Dokter juga menanyakan keluhan pasien saat ini, seperti emesis gravidarum,
perdarahan, dan keputihan serta mengingatkan ibu hamil untuk ANC teratur ke
dokter atau bidan sesuai jadwal. Hasil pemeriksaan tersebut dicatat di buku KIA
sesuai trimester ibu tersebut. Ibu hamil juga diingatkan untuk mengonsumsi tablet
zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan dan diingatkan untuk tidak lupa
menandainya di buku KIA. Kemudian setelah dilakukan pengisian buku KIA, ibu
hamil akan diberikan makanan tambahan oleh kader.
Saat lansia datang ke posyandu, mereka mendatangi meja 1 untuk mengisi absen.
Setelah itu, dilakukan penimbangan berat badan dan tekanan darah pada lansia
tersebut. Kemudian berat badan dan tekanan darah mereka dicatat oleh kader.
Dokter juga melakukan anamnesis terkait keluhan pasien saat ini dan apabila
ditemukan tekanan darah tinggi maka akan disarankan untuk berobat ke
puskesmas. Kemudian setelah dilakukan pencatatan, lansia akan diberikan
makanan tambahan oleh kader.
Evaluasi :
Posyandu sudah berjalan dengan baik dan masyarakat sekitar juga antusias
untuk datang ke posyandu.
Pengukuran tinggi badan bayi dan balita menggunakan meteran dan tidak
menggunakan alat yang terstandar. Sebaiknya dana nagari dapat dialokasikan
untuk membeli alat ukur tinggi badan tersebut.
Tablet zat besi untuk ibu hamil saat ini tidak tersedia di puskesmas. Sehingga
ibu hamil harus membeli sendiri tablet tersebut di apotik. Sebaiknya
pengadaan tablet zat besi perlu segera dilakukan puskesmas guna menunjang
kegiatan posyandu.