Anda di halaman 1dari 20

1.

Tanggal: 12 Desember 2022, 9 Januari 2023, 22 Februari 2023


Data pasien: An. AF/ 10 tahun/ Perempuan/ Islam/ Bariang Rao-Rao
Nama DPJP:
Diagnosis: Paronikia er digiti I pedis sinistra
Tindakan Medis: Insisi abses er digiti I pedis sinistra
Ringkasan penatalaksanaan
1. Persiapan pasien diawali dengan memberikan informed consent kepada pasien
atau keluarganya mengenai prosedur, termasuk risiko dan manfaat insisi abses.
2. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk insisi abses (anestesi
lidokain 1 ampul, spuit 3 cc, blade, kassa steril, cairan NaCl, larutan povidone iodine,
plester, gunting, klem)
3. Sebelum dilakukan tindakan, cuci tangan dengan air dan sabun.
4. Gunakan alat pelindung diri (handscoen)
5. Posisikan pasien agar selama tindakan dilakukan pasien nyaman
6. Bersihkan area yang akan di insisi dengan larutan povidone iodine secara
melingkar mulai dari puncak abses ke arah luar
7. Melakukan anestesi lokal pada sekitar area insisi abses dengan lidokain 1 ampul
yang disuntikkan secara intrakutan. Anestesi diberikan dengan melakukan teknik
infiltrasi sambil melakukan pemijatan perlahan agar agen anestesi dapat terinfiltrasi
pada kulit. Hati-hati saat melakukan anestesi agar obat tidak disuntikkan ke dalam
ruang abses, karena hal tersebut dapat meningkatkan tekanan dalam abses,
membuat pasien kesakitan, serta mengurangi efektivitas anestesi yang diberikan.
8. Tunggu selama 3 menit agar anestesi lokal dapat bekerja pada area insisi
9. Setelah 3 menit, lakukan pengetesan efek anestesi pada area insisi dengan
menggunakan pinset untuk mencubit kulit pada area insisi. Jika pasien mengatakan
tidak ada rasa sakit atau minimal maka prosedur insisi abses dapat mulai dilakukan
10. Buat sayatan linear sesuai Langer lines sepanjang diameter area yang mengalami
fluktuasi
11. Setelah drainase spontan selesai, tekan area sekitar abses untuk mengeluarkan
sisa-sisa pus
12. Gunakan klem melakukan diseksi tumpul ke berbagai arah dan sudut untuk
menghancurkan semua lokulasi
13. Irigasi kavitas dengan larutan normal salin. Irigasi dilakukan hingga cairan yang
keluar bersih
14. Setelah tindakan insisi selesai, tutup area tersebut dengan kasa dan perban
15. Membersihkan alat dan bahan yang digunakan
16. Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun
17. Jelaskan kepada pasien bahwa tindakan insisi abses sudah selesai dan pasien
diedukasi untuk cara perawatan luka dan pemberian obat pulang. Pasien diminta
kembali 3 hari lagi untuk follow up penyembuhan luka dan rekurensi infeksi. Apabila
infeksi meluas, maka pasien harus segera datang kembali ke puskesmas
2. Tanggal: 14 Maret 2023
Data pasien: Ny. M/ 51 tahun/ Perempuan/ Islam/ Pasar Muara Labuh
Nama DPJP:
Diagnosis: Ingrown nail er digiti I pedis dextra
Tindakan Medis: Ekstraksi kuku er digiti I pedis dextra
Ringkasan penatalaksanaan

1. Persiapan pasien diawali dengan memberikan informed consent kepada


pasien atau keluarganya mengenai prosedur, termasuk risiko dan manfaat
ekstraksi kuku
2. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk tindakan ekstraksi
kuku (anestesi lidokain 1 ampul, spuit 3 cc, kassa steril, cairan NaCl, larutan
povidone iodine, plester, gunting, klem, pinset, salep antibiotik)
3. Sebelum dilakukan tindakan, cuci tangan dengan air dan sabun.
4. Gunakan alat pelindung diri (handscoen)
5. Posisikan pasien agar selama tindakan dilakukan pasien nyaman
6. Bersihkan area yang akan dilakukan tindakan dengan larutan povidone
iodine
7. Melakukan anestesi lokal pada sekitar area tindakan dengan lidokain 1 ampul yang
disuntikkan secara intrakutan. Anestesi diberikan dengan melakukan teknik infiltrasi
sambil melakukan pemijatan perlahan agar agen anestesi dapat terinfiltrasi pada kulit.
8. Tunggu selama 3 menit agar anestesi lokal dapat bekerja pada area tindakan
9. Setelah 3 menit, lakukan pengetesan efek anestesi pada area sekitar kuku dengan
menggunakan pinset untuk mencubit kulit pada area tersebut. Jika pasien mengatakan
tidak ada rasa sakit atau minimal maka prosedur ekstraksi kuku dapat mulai dilakukan
10. Angkat kuku dengan menggunakan klem dari tepi kiri ke

kanan atau arah sebaliknya


11. Setelah kuku berhasil diangkat, lalu bersihkan bagian atas jari yang
kukunya telah diangkat, perlahan-lahan dengan menggunakan kasa steril
12. Olesi salep antibiotika di atas permukaan tersebut, kemudian
tempelkan kasa steril yang sudah di beri betadine.
13. Balut daerah kuku dengan menggunakan kassa steril dan beri plester
14. Setelah prosedur tindakan selesai, bersihkan alat dan bahan yang telah digunakan
15. Petugas mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun
16. Jelaskan kepada pasien bahwa prosedur tindakan telah selesai dilakukan. Pasien
diajarkan cara merawat luka, menjaga sementara agar daerah tindakan tetap kering
dan memberikan obat pulang

3. Tanggal: 20 November 2022, 22 Desember 2022, 11 Januari 2023


Data pasien: Ny. KS/ 35 tahun/ Perempuan/ Lundang/ Islam
Ny. ME/ 40 tahun/ Perempuan/ Mudiak Lolo/ Islam
Ny. DS/ 28 tahun/ Perempuan/ Pasir Talang Barat/ Islam
Nama DPJP:
Diagnosis: G3P2A0H2 parturien aterm 38-39 minggu kala 1 fase aktif + janin tunggal intrauterin letak
kepala
G3P2A0H2 parturien aterm 39-40 minggu kala 1 fase aktif + janin tunggal intrauterin letak kepala
G2P1A0H1 gravid preterm 36-37 minggu dengan ketuban pecah dini 12 jam + janin tunggal intrauterin
letak kepala
Tindakan Medis: Pemasangan infus RL
Ringkasan penatalaksanaan

1. Beritahukan pada pasien dan keluarga mengenai tujuan, prosedur tindakan,


manfaat dan risiko tindakan lalu minta informed consent dari pasien atau
keluarganya.
2. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk tindakan (cairan infus RL 1
kolf, infus set ukuran 18G, kapas alkohol, kassa steril, plester, tourniquet, gunting,
handscoen)
3. Pasien diminta berbaring dengan posisi senyaman mungkin.
4. Mengidentifikasi vena yang akan menjadi lokasi pemasangan infus :
- Pilih lengan yang jarang digunakan oleh pasien (tangan kiri bila pasien tidak kidal,
tangan kanan bila pasien kidal).
- Bebaskan tempat yang akan dipasang infus dari pakaian yang menutupi.
- Lakukan identifikasi vena yang akan ditusuk.
5. Memasang infus set pada kantong infus :
- Buka tutup botol cairan infus.
- Tusukkan pipa saluran udara, kemudian masukkan pipa saluran infus.
- Tutup jarum dibuka, cairan dialirkan keluar dengan membuka kran selang
sehingga tidak ada udara pada saluran infus, lalu dijepit dan jarum ditutup
kembali. Tabung tetesan diisi sampai ½ penuh.
- Gantungkan kantung infus beserta salurannya pada tiang infus.
6. Cucilah tangan dengan seksama menggunakan sabun dan air mengalir, keringkan
dengan handuk bersih dan kering.
7. Lengan penderita bagian proksimal dibendung dengan torniket
8. Kenakan sarung tangan steril, kemudian lakukan desinfeksi daerah tempat
suntikan.
9. Jarum diinsersikan ke dalam vena dengan bevel jarum menghadap ke atas
10. Bila jarum berhasil masuk ke lumen vena maka akan terlihat darah mengalir
keluar
11. Turunkan kateter sejajar kulit. Tarik jarum tajam dalam kateter vena (stylet) kira-
kira 1 cm ke arah luar untuk membebaskan ujung kateter vena dari jarum agar
jarum tidak melukai dinding vena bagian dalam. Dorong kateter vena sejauh 0.5 – 1
cm untuk menstabilkannya.
12. Tarik stylet keluar sampai ½ panjang stylet. Lepaskan ujung jari yang memfiksasi
bagian proksimal vena. Dorong seluruh bagian kateter vena yang berwarna putih ke
dalam vena.
13. Torniket dilepaskan. Angkat keseluruhan stylet dari dalam kateter vena.
14. Pasang infus set yang telah terhubung ujungnya dengan kantung infus
15. Penjepit selang infus dilonggarkan untuk melihat kelancaran tetesan.
16. Bila tetesan lancar, pangkal jarum direkatkan pada kulit menggunakan plester.
17. Tetesan diatur sesuai dengan kebutuhan.
18. Jarum dan tempat suntikan ditutup dengan kasa steril dan fiksasi dengan plester.
19. Buanglah sampah ke dalam tempat sampah medis dan jarum dibuang ke dalam
safety box (jarum tidak perlu ditutup kembali).
20. Bereskan alat-alat dan bahan yang digunakan.
21. Petugas mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun setelah tindakan selesai
dilakukan
22. Petugas menjelaskan kepada pasien bahwa tindakan pemasangan infus telah
selesai dilakukan.

4. Tanggal: 20 November 2022, 22 Desember 2022, 25 Desember 2022


Data pasien: Ny. KS/ 35 tahun/ Perempuan/ Lundang/ Islam
Ny. ME/ 40 tahun/ Perempuan/ Mudiak Lolo/ Islam
Ny. SM/ 26 tahun/ Perempuan/ Bomas/ Islam
Nama DPJP:
Diagnosis: G3P2A0H2 parturien aterm 38-39 minggu kala 1 fase aktif + janin tunggal intrauterin letak
kepala
G3P2A0H2 parturien aterm 39-40 minggu kala 1 fase aktif + janin tunggal intrauterin letak kepala
G2P1A0H1 parturien aterm 38-39 minggu kala 1 fase aktif + janin tunggal intrauterin letak kepala
Tindakan Medis: Pemasangan kateter wanita
Pelaksanaan

1. Beritahukan pada pasien dan keluarga mengenai tujuan, prosedur tindakan,


manfaat dan risiko tindakan lalu minta informed consent dari pasien atau
keluarganya.
2. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk tindakan (kateter ukuran
14F, jelly, spuit 10 cc, handscoen, urine bag, kassa steril, aquades steril, plester,
larutan NaCl)
3. Pasien diminta berbaring dengan posisi senyaman mungkin.
4. Petugas mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun
5. Petugas menggunakan alat pelindung diri (handscoen) dan berdiri di samping
kanan pasien
6. Penderita berbaring terlentang dengan kedua tungkai difleksikan pada lutut dan kedua paha dalam
keadaan abduksi selebar-lebarnya (Lithothomi).
7. Desinfeksi daerah genitalia luar dengan kassa yang dibasahi NaCl dengan teknik satu kali usap
8. Sekitar genitalia eksterna ditutup dengan doek steril sehingga daerah yang terbuka hanyalah yang
dibutuhkan untuk pemasangan kateter
9. Berikan jelly pada kateter untuk mempermudah saat pemasangan kateter
10. Peganglah kateter diantara ibu jari dengan telunjuk dan masukkan ke dalam orificium urethra
eksterna (OUE)
11. Dorong kateter terus sampai percabangan kateter
12. Urine yang mengalir ditampung pada wadah yang telah disiapkan.
13. Balon kateter diisi/disuntikkan dengan aquades steril sebanyak 10 cc tergantung kapasitas balon
kateter, kemudian kateter ditarik keluar sampai tertahan pada balonnya. Hal ini penting untuk
mencegah pengisian balon sementara ujung kateter masih di dalam urethra yang dapat menyebabkan
ruptura urethra.
14. Bukalah doek yang terpasang
15. Kateter yang telah terpasang ini dihubungkan dengan urine bag.
16. Kateter difiksasi ke kranial pada pangkal paha
17. Bersihkan alat dan bahan yang telah digunakan
18. Lepas handscoen dan cuci tangan dengan air mengalir dan sabun
19. Jelaskan kepada pasien bahwa tindakan pemasangan kateter sudah selesai

5. Tanggal: 28 Desember 2022


Data pasien: An. F/ 6 tahun/
Laki-laki/ KPGD/ Islam
An. A/ 7,5 tahun/ Laki-laki/ KPGD/ Islam
An. S/ 4 tahun/ Laki-laki/ KPGD/ Islam
Nama DPJP:
Diagnosis: Pro sirkumsisi
Tindakan Medis: Sirkumsisi
Pelaksanaan
1. Petugas melakukan anamnesis singkat pada pasien (identitas pasien,
riwayat penyakit, riwayat luka, perdarahan dan penyembuhan luka, kelainan
epispadia dan hipospadia)
2. Petugas meminta informed consent kepada keluarga pasien dengan
menjelaskan prosedur tindakan sirkumsisi, tujuan, manfaat dan risiko
tindakan
3. Petugas menyiapkan alat bahan yang diperlukan dan menempatkannya
pada tempat yang mudah dijangkau
Petugas meminta pasien untuk membuka celana/sarung dan memposisikan
pasien agar nyaman selama tindakan
4. Petugas melakukan cuci tangan dengan air mengalir dan sabun
5. Petugas mengenakan sarung tangan/ handscoen sebagai APD
6. Petugas mendisinfeksi daerah operasi mulai preputium sampai pubis
secara sentrifugal
7. Perugas memasang doek steril
8. Petugas melakukan anestesi blok n.pudendus
9. Petugas melakukan anestesi infiltrasi subkutan pada korpus penis ke
arah proximal.
10. Tunggu selama 3 menit agar anestesi dapat bekerja pada area tindakan
11. Setelah 3 menit, lakukan pengetesan efek anestesi pada area sekitar dengan
menggunakan klem untuk mencubit kulit preputium. Jika pasien mengatakan tidak
ada rasa sakit atau minimal maka prosedur sirkumsisi dapat mulai dilakukan
12. Petugas membuka preputium perlahan-lahan dan bersihkan penis dari
smegma dengan menggunakan kassa betadine sampai korona glandis
terlihat
13. Kembalikan preputium pada posisi semula
14. Petugas memasang klem pada preputium pada arah jam 11,1,dan 6
15. Petugas menggunting preputium pada arah jam 12 sampai corona glandis
16. Petugas melakukan jahit kendali mukosa pada jam 12
17. Petugas menggunting preputium secara melingkar kanan dan kiri
dengan menyisakan frenulum pada klem jam 6
18. Petugas melakukan observasi perdarahan (bila ada perdarahan, klem
arteri atau vena dan ligasi dengan jahitan melingkar atau jahit daerah
perdarahan
19. Petugas menjahit frenulum dengan teknik 8
20. Petugas memotong frenulum di distal jahitan
21. Petugas mengontrol luka dan jahitan lalu mengoleskan salep antibiotik di
sekitar luka jahitan
22. Petugas membalut luka jahitan dengan kassa steril dan plester
23. Petugas membuka doek dan sarung tangan serta merapikan alat yang
digunakan
24. Petugas mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
Petugas menjelaskan bahwa tindakan sirkumsisi sudah selesai, petugas
memberikan obat pulang dan edukasi tentang perawatan luka
6. Tanggal: 7 Desember 2022, 20 Desember 2022, 11 Januari 2023, 2 Februari 2023, 10 Maret 2023
Data pasien: An. RS/ 13 tahun/ Laki-laki/ Mudiak Lolo/ Islam
An. A/ 3 tahun/ Perempuan/ Bomas/ Islam
Tn. E/ 43 tahun/ Laki-laki/ Sipotu/ Islam
Tn. M/ 41 tahun/ Laki-laki/ Bomas/ Islam
An. R/ 2 tahun/ Laki-laki/ Pakan Rabaa/ Islam
Nama DPJP:
Diagnosis: Vulnus laceratum er antebrachii dextra
Vulnus laceratum er patella dextra
Vulnus laceratum er digiti I pedis sinistra
Vulnus laceratum er dorsum pedis dextra
Vulnus laceratum er occipital
Tindakan Medis: Hecting

Pelaksanaan
1. Persiapan pasien diawali dengan memberikan informed consent kepada
pasien atau keluarganya mengenai prosedur, tujuan tindakan termasuk risiko
dan manfaat tindakan penjahitan luka
2. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk tindakan penjahitan
luka (anestesi lidokain 1 ampul, spuit 3 cc, kassa steril, cairan NaCl, larutan
povidone iodine, plester, gunting, catgut 3.0 pinset, needle holder)
3. Sebelum dilakukan tindakan, cuci tangan dengan air dan sabun.
4. Gunakan alat pelindung diri (handscoen)
5. Posisikan pasien agar selama tindakan dilakukan pasien nyaman
6. Bersihkan area yang akan dilakukan tindakan dengan larutan povidone
iodine
7. Melakukan anestesi lokal pada sekitar area tindakan dengan lidokain 1 ampul yang
disuntikkan secara intrakutan. Anestesi diberikan dengan melakukan teknik infiltrasi
sambil melakukan pemijatan perlahan agar agen anestesi dapat terinfiltrasi pada kulit.
8. Tunggu selama 3 menit agar anestesi lokal dapat bekerja pada area tindakan
9. Setelah 3 menit, lakukan pengetesan efek anestesi pada area sekitar tindakan
penjahitan akan dilakukan dengan menggunakan pinset untuk mencubit kulit pada
area tersebut. Jika pasien mengatakan tidak ada rasa sakit atau minimal maka
prosedur penjahitan luka dapat mulai dilakukan
10. Gunakan needle holder untuk memegang jarum. Jepit jarum pada ujung
pemegang jarum pada pertengahan atau sepertiga ekor jarum. Jika
penjepitan kurang dari setengah jarum maka akan sulit dalam menjahit.
Pegang needle holder dengan jari-jari sedemikian sehingga pergelangan
tangan dapat melakukan gerakan rotasi dengan bebas.
11. Masukkan ujung jarum pada kulit dengan jarak dari tepi luka
sekitar 1 cm, membentuk sudut 90˚
12. Dorong jarum mengikuti kelengkungan jarum.
13. Jahit luka lapis demi lapis dari yang terdalam.
14. Aproksimasi tepi luka harus baik. Jarak tiap jahitan sekitar 1 cm.
Jahitan yang terlalu jarang akan menyebabkan luka kurang menutup
dengan baik. Bila terlalu rapat meningkatkan trauma jaringan dan
reaksi inflamasi.
15. Melakukan teknik penjahitan luka dengan simple interupted sampai
seluruh luka terjahit dengan baik dan menutup
16. Setelah penjahitan selesai, lakukan eksplorasi. Jahitan yang
terlalu ketat/ kendor diganti.
17. Desinfeksi luka dengan povidone iodine.
18. Tutup dengan kasa steril beberapa lapis untuk menyerap discharge
yang mungkin terbentuk kemudian diplester
19. Membersihkan alat dan bahan yang digunakan
20. Melepaskan handscoen kemudian petugas mencuci tangan dengan air
mengalir dan sabun
21. Memberikan edukasi mengenai cara merawat luka, mengganti kasa dan
waktu kontrol. Pasien diminta untuk datang 1 minggu lagi untuk follow
up kondisi jahitan dan melihat apakah tepi luka sudah menyatu.

20 November 2022
Ny. KS/ 35 tahun/ Perempuan/ Lundang/ Islam
Diagnosa : G3P2A0H2 parturien aterm 38-39 minggu kala 1 fase aktif + janin tunggal intrauterin
letak kepala

Anamnesis:
-Nyeri pinggang menjalar ke ari ari sejak jam 6 pagi, hilang timbul, semakin kuat
-Keluar air air yang banyak dari kemaluan sejak 3 jam yang lalu, banyaknya 1 celana
dalam, warna jernih, bau amis
-Keluar lendir campur darah (-)
-Keluar darah yang banyak dari kemaluan (-)
- Pasien tidak haid sejak 9 bulan yang lalu
- HPHT : 22 Februari 2022 dan TP: 30 November 2022
- Riwayat hamil muda : mual (+) muntah (-), perdarahan (-)
- ANC : kontrol 5x ke SpOG (tidak ingat bulan berapa)
- Riwayat hamil tua : mual (-), muntah (-), perdarahan (-)
- Riwayat menstruasi : Menarche usia 10 tahun, siklus teratur 30 hari, lamanya 5-7
hari, banyaknya 2-3 x ganti duk/ hari , nyeri haid (-)
- Demam (-), batuk (-), sakit tengorokan (-) riwayat bepergian ke daerah pandemi
Covid 19 (-) dalam 2 minggu terakhir

Riwayat kehamilan / abortus/ persalinan : 3/0/2


2012/ laki-laki/ 3200 gram/ aterm /pervaginam/ bidan / hidup
2015/perempuan/3500/aterm/pervaginam/bidan/hidup
Sekarang

Riwayat kontrasepsi: suntik 3 bulan, suntik 1 bulan, pil KB

Riwayat menikah 1x tahun 2011

Pemeriksaan fisik :
Keadaan umum : Sedang
Kesadaran: CMC
TD : 110/80 mmHg
Nadi : 88x
Napas : 18x
Suhu : 36,9

Mata : Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-)


Abdomen : TFU 3 jari di bawah proc xyphoideus
L1 : teraba massa besar, lunak, noduler, TFU 33 cm
L2 : teraba punggung di kanan, ekstremitas di kiri
L3 : teraba massa bulat, keras, melenting
L4: tidak bisa dinilai
DJJ : 130-140x, his (+) 3x/10’/30”
Gen : VT pembukaan 5-6 cm,
Ext : pitting edema (-)

Setelah dilakukan pemeriksaan fisik dan didapatkan adanya tanda persalinan kala II diantaranya
terdapat pembukaan vulva, perineum menonjol, tekanan pada anus dan dorongan untuk
mengejan. Maka langkah selanjutnya yang dilakukan adalah:
 Menyiapkan peralatan untuk pertolongan persalinan. partus set, hecting set, obat
uterotonika serta menyiapkan HPP set dan alat resusitasi
 Menyiapkan diri untuk memberikan pertolongan persalinan
 Memastikan pembukaan sudah lengkap dan ketuban sudah pecah
 Memastikan denyut jantung janin dalam batas normal
 Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses meneran
 Melakukan pimpinan meneran dengan memperhatikan keadaan ibu dan janin
 Melakukan persiapan pertolongan kelahiran janin saat kepala janin tampak divulva dengan
diameter ± 5-6 cm
 Mengupayakan agar perineum tidak robek saat kepala lahir
 Mengusap muka untuk membersihkan mulut dan hidung setelah kepala lahir
 Memeriksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat pada leher
 Menunggu kepala selesai melakukan putaran paksi luar
 Menolong melahirkan bahu
 Menolong kelahiran badan dan tungkai
Melakukan penanganan bayi baru lahir
 Memastikan bayi dapat bernafas secara spontan
 Mengeringkan dan membungkus tubuh bayi
 Memotong tali pusat
 Mengganti pembungkus dan memberikan bayi pada ibunya untuk disusui. Dilakukan inisisasi
menyusui dini.
Manajemen aktif kala tiga
 Memberitahu pada ibu bahwa akan di berikan suntikan oksitosin di paha ibu secara IM. Ibu
telah mengetahui bahwa ia akan di suntikkan oksitosin secara IM. Memberikan oksitosin 10
unit secara IM pada 1/3 bagian atas paha luar dengan sudut 90o dan di aspirasi terlebih
dahulu. Ibu sudah disuntikkan oksitosin
 Melakukan penegangan tali pusat terkendali. Pindahkan klem tali pusat sekitar 5-10 cm,
tangan kiri menekan uterus ke arah lumbal dorso kranial. Sudah dilakukan penegangan tali
pusat terkendali.
 Mengeluarkan plasenta.
 Melakukan masase uterus dan memastikan bahwa uterus telah berkontraksi denganbaik
 Memeriksa kemungkinan adanya perdarahan pascapersalinan
 Memastikan bahwa plasenta dan selaput ketuban sudah lahir lengkap. Amnion dan korion
utuh, kotiledon lengkap, dengan jumlah 20 buah, tebalnya ± 3cm, diameternya ±23 cm.
 Memastikan tidak adanya robekan jalan lahir yang menimbulkan perdarahan aktif. Tidak
ada robekan jalan lahir
Pasca tindakan
 Mengikat tali pusat bayi
 Melakukan evaluasi kontraksi uterus
 Mengajarkan ibu/keluarga untuk memeriksa kontraksi uterus dan memastikan bahwa
uterus telah berkontraksi dengan baik
 Menilai jumlah perdarahan yang terjadi. Darah yang keluar ± 200 cc
 Memeriksa tekanan darah dan nadi ibu
 Membersihkan ibu. Membersihkan ibu dengan air DTT dari daerah yang sedikit
terkontaminasi darah sampai seluruh bagian perut ke bawah dan memakaikan celana dalam
dan kain.Ibu sudah dibersihkan dan sudah berpakaian rapi.
 Memastikan ibu merasa nyaman
 Merendam alat bekas pakai seperti alat partus set, hecting set, sarung tangan ke dalam
larutan clorin 0,5% selama 10 menit, mencuci dengan sabun, bilas dan keringkan. Alat bekas
pakai sudah di proses sterilisasi.
 Mencuci tangan
Pemeriksaan Bayi
- Saat lahir bayi menangis spontan dan kuat, kulit tampak kemerahan, dan fleksi pada
ekstremitas (APGAR score 8-9)
- Melakukan pengukuran antopometri, pemeriksaan fisik, dan refleks pada bayi. Berdasarkan
pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum baik, suhu tubuh 35,8°C, frekuensi nadi
120x/menit, berat badan 3500 gram, PB 50 cm, dan LK 35 cm.
- Memberikan salep mata chloramphenicol 1%, suntik vitamin K 0,5 cc pada 1/3 paha luar secara
IM.
- Merencanakan pemberian imunisasi Hb0. Pemberian Hb0 akan dilakukan 1 jam kemudian
- Menjaga kehangatan bayi. Bayi sudah diselimut dan dimasukkan ke inkubator
- Memberitahu ibu dan keluarga bahwa pemeriksaan pada bayi sudah dilakukan. Ibu dan
keluarga mengerti.
- Menganjurkan ibu untuk sesering mungkin menyusui bayinya dan menjelaskan manfaat dari
menyusui bagi ibu dan bayi. Ibu diinisiasi untuk melakukan IMD dalam 1 jam pertama setelah
persalinan. Ny. KS kooperatif selama IMD dan bayi Ny. KS dapat melakukan
IMD sebelum 1 jam post partum. Tidak terdapat kesulitan pada bayi
selama IMD. Ny KS juga antusias dan mengerti dengan penjelasan
mengenai ASI eksklusif dan akan memberikan ASI kepada bayinya

Kala IV
 Mengobservasi kala IV pada 1 jam pertama setiap 15 menit sekali, dan 1 jam kedua setiap
30 menit yaitu tekanan darah : 110/80 mmHg, nadi 80x/menit , suhu 37, napas 20x/ menit,
kontraksi uterus baik, kandung kemih, dan jumlah perdarahan
 Memberikan obat kepada ibu

22 Desember 2022
Ny. ME/ 40 tahun/ Perempuan/ Mudiak Lolo/ Islam
Diagnosa :G3P2A0H2 parturien aterm 39-40 minggu kala 1 fase aktif + janin tunggal intrauterin
letak kepala

Anamnesis:
-Nyeri pinggang menjalar ke ari ari sejak jam 12 siang, hilang timbul, semakin kuat
-Keluar air air yang banyak dari kemaluan sejak 1 jam yang lalu, banyaknya 2 celana
dalam, warna jernih, bau amis tidak ada
-Keluar lendir campur darah sejak jam 12 siang
-Keluar darah yang banyak dari kemaluan (-)
- Pasien tidak haid sejak 9 bulan yang lalu
- HPHT : 20 Maret 2022 dan TP: 25 Desember 2022
- Riwayat hamil muda : mual (+) muntah (-), perdarahan (-)
- ANC : Kontrol 4x ke SpOG setiap trimester
- Riwayat hamil tua : mual (-), muntah (-), perdarahan (-)
- Riwayat menstruasi : Menarche usia 13 tahun, siklus teratur 28-30 hari, lamanya 4-5
hari, banyaknya 2-3 x ganti duk/ hari , nyeri haid (-)
- Demam (-), batuk (-), sakit tengorokan (-) riwayat bepergian ke daerah pandemi
Covid 19 (-) dalam 2 minggu terakhir

Riwayat kehamilan / abortus/ persalinan : 3/0/2


2009/ laki-laki/ 3500 gram/ aterm /pervaginam/ bidan / hidup
2014/laki-laki/3800/aterm/pervaginam/bidan/hidup
Sekarang

Riwayat kontrasepsi: suntik 3 bulan

Riwayat menikah 1x tahun 2008

Pemeriksaan fisik :
Keadaan umum : Sedang
Kesadaran: CMC
TD : 120/75 mmHg
Nadi : 85x
Napas : 20x
Suhu : 37,1

Mata : Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-)


Abdomen : TFU 3 jari di bawah proc xyphoideus
L1 : teraba massa besar, lunak, noduler, TFU 35 cm
L2 : teraba punggung di kiri, ekstremitas di kanan
L3 : teraba massa bulat, keras, melenting
L4: tidak bisa dinilai
DJJ : 140-150x, his (+) 3x/10’/40”
Gen : VT pembukaan 6-7 cm
Ext : pitting edema (-), CRT <2 detik

Setelah dilakukan pemeriksaan fisik dan didapatkan adanya tanda persalinan kala II diantaranya
terdapat pembukaan vulva, perineum menonjol, tekanan pada anus dan dorongan untuk
mengejan. Maka langkah selanjutnya yang dilakukan adalah:
 Menyiapkan peralatan untuk pertolongan persalinan. partus set, hecting set, obat
uterotonika serta menyiapkan HPP set dan alat resusitasi
 Menyiapkan diri untuk memberikan pertolongan persalinan
 Memastikan pembukaan sudah lengkap dan ketuban sudah pecah
 Memastikan denyut jantung janin dalam batas normal
 Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses meneran
 Melakukan pimpinan meneran dengan memperhatikan keadaan ibu dan janin
 Melakukan persiapan pertolongan kelahiran janin saat kepala janin tampak divulva dengan
diameter ± 5-6 cm
 Mengupayakan agar perineum tidak robek saat kepala lahir
 Mengusap muka untuk membersihkan mulut dan hidung setelah kepala lahir
 Memeriksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat pada leher
 Menunggu kepala selesai melakukan putaran paksi luar
 Menolong melahirkan bahu
 Menolong kelahiran badan dan tungkai
Melakukan penanganan bayi baru lahir
 Memastikan bayi dapat bernafas secara spontan
 Mengeringkan dan membungkus tubuh bayi
 Memotong tali pusat
 Mengganti pembungkus dan memberikan bayi pada ibunya untuk disusui. Dilakukan inisisasi
menyusui dini.
Manajemen aktif kala tiga
 Memberitahu pada ibu bahwa akan di berikan suntikan oksitosin di paha ibu secara IM. Ibu
telah mengetahui bahwa ia akan di suntikkan oksitosin secara IM. Memberikan oksitosin 10
unit secara IM pada 1/3 bagian atas paha luar dengan sudut 90o dan di aspirasi terlebih
dahulu. Ibu sudah disuntikkan oksitosin
 Melakukan penegangan tali pusat terkendali. Pindahkan klem tali pusat sekitar 5-10 cm,
tangan kiri menekan uterus ke arah lumbal dorso kranial. Sudah dilakukan penegangan tali
pusat terkendali.
 Mengeluarkan plasenta.
 Melakukan masase uterus dan memastikan bahwa uterus telah berkontraksi denganbaik
 Memeriksa kemungkinan adanya perdarahan pascapersalinan
 Memastikan bahwa plasenta dan selaput ketuban sudah lahir lengkap. Amnion dan korion
utuh, kotiledon lengkap, dengan jumlah 20 buah, tebalnya ± 3cm, diameternya ±23 cm.
 Memastikan tidak adanya robekan jalan lahir yang menimbulkan perdarahan aktif. Tidak
ada robekan jalan lahir
Pasca tindakan
 Mengikat tali pusat bayi
 Melakukan evaluasi kontraksi uterus
 Mengajarkan ibu/keluarga untuk memeriksa kontraksi uterus dan memastikan bahwa
uterus telah berkontraksi dengan baik
 Menilai jumlah perdarahan yang terjadi. Darah yang keluar ±300 cc
 Memeriksa tekanan darah dan nadi ibu
 Membersihkan ibu. Membersihkan ibu dengan air DTT dari daerah yang sedikit
terkontaminasi darah sampai seluruh bagian perut ke bawah dan memakaikan celana dalam
dan kain.Ibu sudah dibersihkan dan sudah berpakaian rapi.
 Memastikan ibu merasa nyaman
 Merendam alat bekas pakai seperti alat partus set, hecting set, sarung tangan ke dalam
larutan clorin 0,5% selama 10 menit, mencuci dengan sabun, bilas dan keringkan. Alat bekas
pakai sudah di proses sterilisasi.
 Mencuci tangan
Pemeriksaan Bayi
- Saat lahir bayi menangis spontan dan kuat, kulit tampak kemerahan, dan fleksi pada
ekstremitas (APGAR score 9)
- Melakukan pengukuran antopometri, pemeriksaan fisik, dan refleks pada bayi. Berdasarkan
pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum baik, suhu tubuh 36°C, frekuensi nadi
130x/menit, berat badan 3800 gram, PB 50 cm, dan LK 35 cm.
- Memberikan salep mata chloramphenicol 1% dan suntik vitamin K 0,5 cc pada 1/3 paha luar
secara IM.
- Merencanakan pemberian imunisasi Hb0. Pemberian Hb0 akan dilakukan 1 jam kemudian
- Menjaga kehangatan bayi. Bayi sudah diselimut dan dimasukkan ke inkubator
- Memberitahu ibu dan keluarga bahwa pemeriksaan pada bayi sudah dilakukan. Ibu dan
keluarga mengerti.
- Menganjurkan ibu untuk sesering mungkin menyusui bayinya dan menjelaskan manfaat dari
menyusui bagi ibu dan bayi. Ibu diinisiasi untuk melakukan IMD dalam 1 jam pertama setelah
persalinan. Ny. ME kooperatif selama IMD dan bayi Ny. ME dapat melakukan
IMD sebelum 1 jam post partum. Tidak terdapat kesulitan pada bayi
selama IMD. Ny ME juga antusias dan mengerti dengan penjelasan
mengenai ASI eksklusif dan akan memberikan ASI kepada bayinya

Kala IV
 Mengobservasi kala IV pada 1 jam pertama setiap 15 menit sekali dan 1 jam kedua setiap 30
menit yaitu tekanan darah : 120/80 mmHg, nadi 88x/menit , suhu 37, napas 20x/ menit,
kontraksi uterus baik, kandung kemih, dan jumlah perdarahan sedikit
 Memberikan obat kepada ibu

7. Tanggal:29 Maret 2022


Data pasien:
Ny. F/ 39 tahun/ Perempuan/ PSM/ Islam
Nama DPJP:
Diagnosis: Clavus er dorsum pedis sinistra
Tindakan Medis: Eksisi clavus

Persiapkan alat:
 anestesi lidokain 1 ampul
 spuit 3 cc
 Blade
 kassa steril
 larutan povidone iodine,
 Plester
 Gunting
 Klem

Pelaksanaan

1. Beritahukan pada pasien dan keluarga mengenai tujuan, prosedur tindakan, manfaat dan
risiko tindakan lalu minta informed consent dari pasien atau keluarganya.
2. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk tindakan
3. Pasien diminta berbaring dengan posisi senyaman mungkin.
4. Petugas mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun
5. Lakukan tindakan aseptik.
6. Dreping dengan duk bolong.
7. Lakukan anestesi lokal (blok/infiltrasi) dengan lidocaine 1 ampul.
8. Lakukan insisi tangensial sampai terlihat inti sentral dari klavus.
9. Tandai batas insisi yang akan dilakukan, berbentuk elips hanya seluas inti sentral. Bukan seluas
seluruh klavus.
10. Eksisi secara tajam bagian dasar klavus sampai subkutis (lemak subkutis bisa diidentifikasi).
11. Pegang ujung insisi dengan klem lalu diangkat.
12. Lakukan diseksi tajam dengan gunting menelusuri massa ke sekelilingnya.
13. Jika massa sudah terangkat, potonglah jaringan di bagian bawahnya.
14. Tekan perdarahan dengan menggunakan kassa
15. Bersihkan daerah penjahitan, berikan sedikit povidone iodine diatas jahitan, tutup dengan kassa
dan plester.
16. Terakhir rapikan alat dan bahan serta mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun
17. Menjelaskan kepada pasien bahwa tindakan pengangkatan klavus sudah selesai. Edukasi pasien
mengenai cara perawatan luka dan kontrol kembali 3 hari lagi. Pasien juga diberikan obat pulang

Pelaksanaan dan Pembinaan Posyandu Kepala Bukit, Nagari Pulakek Koto Baru
Tanggal : 15 November 2022
Identitas :
 Terdapat 5 kader yang aktif di Posyandu Kepala Bukit dan semua kader hadir di
hari posyandu tersebut.
 Terdapat 85 bayi dan balita di Posyandu Kepala Bukit. Namun, yang hadir ke
posyandu sebanyak 42 orang.
 Terdapat 6 orang ibu hamil di Posyandu Kepala Bukit dan semuanya hadir ke
posyandu.
 Terdapat 22 orang lansia di Posyandu Kepala Bukit dan semuanya hadir ke
posyandu.

Latar belakang
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam
memperoleh pelayanan kesehatan dasar terutama untuk mempercepat penurunan
angka kematian ibu dan bayi. Upaya pengembangan kualitas sumber daya manusia
dengan mengoptimalkan potensi tumbuh kembang anak dapat dilaksanakan secara
merata apabila sistem pelayanan kesehatan yang berbasis masyarakat seperti
posyandu dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Pelayanan kesehatan dasar
di posyandu mencakup 5 kegiatan, yaitu Kesehatan Ibu dan Anak, KB, imunisasi, gizi
dan penanggulangan diare. Dalam keadaan tertentu masyarakat dapat menambah kegi
atan posyandu, misalnya perbaikan kesehatan lingkungan, pengendalian penyakit men
ular, dan program pembangunan lainnya.
Kegiatan rutin posyandu dilakukan minimal 1x dalam sebulan dengan jumlah minimal
5 orang kader. Kegiatan posyandu terdiri dari 5 langkah yaitu meja 1 adalah
meja pendaftaran, meja 2 penimbangan, meja 3 pencatatan, meja 4 penyuluhan, dan
meja 5 adalah meja pelayanan kesehatan. Setelah pelayanan posyandu selesai
kader melengkapi pencatatan dan membahas hasil kegiatan tadi serta
rencana tindak lanjut. Kader selanjutnya membuat diagram balok SKDN
berdasarkan data dari KMS/Buku KIA. Berdasarkan buku KIA diperoleh
informasi jumlah balita yang hadir dan ditimbang serta jumlah balita
yang naik dan tidak naik berat badannya, jumlah balita gizi baik,
gizi kurang maupun gizi buruk. Dengan data balok SKDN tersebut
dapat dilakukan pemantauan pertumbuhan balita setiap bulan.
Keberhasilan pemantauan pertumbuhan di posyandu memerlukan dukungan
dari sektor terkait, kader,petugas kesehatan, dan ibu hamil serta ibu
balita.

Gambaran Pelaksanaan

 Tanggal Pelaksanaan : 15 November 2022

 Tempat Pelaksanaan : Posyandu Kepala Bukit, Nagari Pulakek

 Sasaran penyuluhan : Kader, ibu hamil, ibu bayi balita, dan lansia

 Jumlah masyarakat yang hadir :


 Terdapat 5 orang kader yang aktif di Posyandu Kepala Bukit dan semua
kader hadir di hari posyandu tersebut.

 Terdapat 85 orang bayi dan balita di Posyandu Kepala Bukit. Namun, yang
hadir ke posyandu sebanyak 42 orang.

 Terdapat 6 orang ibu hamil di Posyandu Kepala Bukit dan semuanya hadir ke
posyandu.

 Terdapat 22 orang lansia di Posyandu Kepala Bukit dan semuanya hadir ke


posyandu.

 Posyandu mulai dilaksanakan pada jam 09.00 WIB.

 Kader di Posyandu Kepala Bukit semuanya aktif dan menjalankan tugas masing-
masing sesuai meja posyandu.

 Saat ibu bayi balita datang ke posyandu, mereka mendatangi meja 1 untuk
mengisi absen. Setelah itu, dilakukan penimbangan berat badan dan pengukuran
tinggi badan bayi dan balita. Kemudian berat badan dan tinggi badan bayi balita
akan dicatat oleh petugas serta diplot ke grafik untuk melihat pertumbuhan bayi
balita tersebut. Ada juga bayi yang mendapatkan imunisasi BCG dan polio oral di
posyandu ini. Kemudian setelah dilakukan plot ke grafik, ibu bayi balita akan
diberikan makanan tambahan oleh kader.

 Saat ibu hamil datang ke posyandu, mereka mendatangi meja 1 untuk mengisi
absen. Setelah itu, dilakukan penimbangan berat badan, tinggi badan, dan tekanan
darah ibu. Dokter dan bidan juga melakukan pemeriksaan leopold dan tinggi
fundus uteri. Saat posyandu diberikan imunisasi TT1 kepada 2 orang ibu hamil.
Dokter juga menanyakan keluhan pasien saat ini, seperti emesis gravidarum,
perdarahan, dan keputihan serta mengingatkan ibu hamil untuk ANC teratur ke
dokter atau bidan sesuai jadwal. Hasil pemeriksaan tersebut dicatat di buku KIA
sesuai trimester ibu tersebut. Ibu hamil juga diingatkan untuk mengonsumsi tablet
zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan dan diingatkan untuk tidak lupa
menandainya di buku KIA. Kemudian setelah dilakukan pengisian buku KIA, ibu
hamil akan diberikan makanan tambahan oleh kader.

 Saat lansia datang ke posyandu, mereka mendatangi meja 1 untuk mengisi absen.
Setelah itu, dilakukan penimbangan berat badan dan tekanan darah pada lansia
tersebut. Kemudian berat badan dan tekanan darah mereka dicatat oleh kader.
Dokter juga melakukan anamnesis terkait keluhan pasien saat ini dan apabila
ditemukan tekanan darah tinggi maka akan disarankan untuk berobat ke
puskesmas. Kemudian setelah dilakukan pencatatan, lansia akan diberikan
makanan tambahan oleh kader.

 Evaluasi :

 Posyandu sudah berjalan dengan baik dan masyarakat sekitar juga antusias
untuk datang ke posyandu.
 Pengukuran tinggi badan bayi dan balita menggunakan meteran dan tidak
menggunakan alat yang terstandar. Sebaiknya dana nagari dapat dialokasikan
untuk membeli alat ukur tinggi badan tersebut.

 Tablet zat besi untuk ibu hamil saat ini tidak tersedia di puskesmas. Sehingga
ibu hamil harus membeli sendiri tablet tersebut di apotik. Sebaiknya
pengadaan tablet zat besi perlu segera dilakukan puskesmas guna menunjang
kegiatan posyandu.

 Perlu dilakukan penyuluhan penyakit tidak menular di posyandu ini agar


masyarakat lebih waspada ke depannya.

Anda mungkin juga menyukai