PENDAHULUAN
yang dimilikinya. Orang tua siswa dan siswa sebagai “pengguna jasa layanan
yang menyenangkan dan memberikan kenikmatan bagi orang tua dana siwa
secara kuantitatif maupun kualitatif. (Karsidi R., 2001 : 1). Adapun yang
dimaksud pembelajaran adalah suatu proses yang kompleks dan terpadu yang
masalah dalam situasi dimana kegiatan itu mempunyai tujuan dan terkontrol.
langkah dan tindakan nyata di tingkat sekolah dan masyarakat sekitar tempat
sekolah berada. Ada dua strategi utama yang dapat dilakukan dalam
2
(1) dimensi struktural; dan (2) dimensi kultural (budaya), dengan tekanan pada
melalui berbagai latihan dan peningkatan kompetensi guru, pengadaan buku dan
alat pelajaran, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan serta peningkatan mutu
yaitu dari pola manajemen sentralistik dan birokratis menuju ke pola manajemen
Hal tersebut dikarenakan setiap sekolah mempunyai budaya yang harus dipahami
dan dilibatkan, agar perubahan yang terjadi dapat berlangsung terus menerus.
sekolah yang terjadi, karena para warga sekolah masuk ke sekolah dengan bekal
sekelompok orang tertentu. (Depdiknas, 2004 : 1). Hal ini dapat dilihat dari
kemampuan belajar siswa, akan membawa akibat pada perbuatan atau tindakan
hasil perjalanan sejarah sekolah, produk dari interaksi berbagai kekuatan yang
masuk ke sekolah. (Depdiknas, 2004 : 2). Untuk itu sekolah perlu menyadari
4
keberadaan aneka budaya organissi sekolah dengan sifat yang positif dan negatif.
“bermutu atau berprestasi dan sekolah kurang bermutu”, sehingga setiap sekolah
dituntut untuk secara terus menerus meningkatkan mutu proses maupun output
yang lain, sedangkan output pendidikan adalah merupakan kinerja atau prestasi
Ada empat pemetaan kriteria standar sekolah pada tingkat SMP, salah satu
faktor pemetaan kriteria standar sekolah adalah prestasi sekolah disamping faktor-
faktor pendukung lainnya. Klasifikasi kriteria tersebut adalah : (1) sekolah standar
internasional (SSI); (2) sekolah standar nasional (SSN); (3) sekolah potensial
(SP); dan (4) sekolah rintisan (SR), setidaknya di Kabupaten Jepara ad beberapa
sekolah yang tergolong dalam kriteria SSN, SP, dan SR untuk tingkat SMP,
tingkat SMP yang lazim disebut sub rayon, yakni terdiri dari sub rayon 01, sub
rayon 02, sub rayon 03, dan sub rayon 04. Dari pembagian tersebut, SMP Negeri
2 Jepara berada di wilayah sub rayon 01. Dalam kondisi demikian, di wilayah sub
atau prestasi, sehingga dijadikan sekolah unggulan atau favorit. Fenomena ini
tertentu di wilayah sub rayon 01 dapat berprestasi lebih baik dari lainnya ? Kedua,
apa yang dapat dipelajari dari SMP berprestasi itu sehingga dapat dimanfaatkan
dapat dilihat dari budaya organisasi sekolah tersebut. Budaya organisasi sekolah
dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu (1) Budaya yang dapat diamati, berupa
kegiatan belajar mengajar, upacara, prosedur, peraturan dan tata tertib, material
yaitu fasilitas dan perlengkapan; (2) Budaya yang tidak dapat diamati berupa
filosofi yaitu visi dan misi serta nilai-nilai yaitu kualitas, efektifitas, keadilan,
tidak diamati, khususnya nilai-nilai sebagai inti budaya. Lebih dari itu nilai adalah
merupakan landasan bagi pemahaman, sikap dan motivasi serta acuan seseorang
atau kelompok dalam memilih suatu tujuan atau tindakan. (Davis dalam Tjahjono,
KH, 2003 : 11). Aspek nilai ini kemudian dimanifestasikan dalam bentuk budaya
yang nyata yang dapat diamati baik fisik maupun perilaku. Dengan demikian,
keadaan fisik dan perilaku warga sekolah didasari oleh asumsi, nilai-nilai dan
keyakinan.
6
budaya organisasi sekolah. Selain itu Kepala Sekolah merupakan model bagi
B. Fokus Penelitian
Selanjutnya fokus utama tersebut dipilah menjadi tiga bagian atau sub
fokus. Sub fokus pertama mengacu pada pertanyaan : bagaimana profil SMP
Negeri 2 Jepara ? Butir tersebut dijadikan sub fokus pertama, karena dapat
prestasi. Sub fokus tersebut lebih lanjut dijabarkan menjadi enam bagian yang
meliputi sub-sub fokus terhadap profil sekolah, yaitu berkenaan dengan (1) letak
geografis; (2) sejrah berdirinya SMP Negeri 2 Jepara; (3) struktur organisasi
sekolah; (4) sarana dan prasarana; (5) keadaan guru, pegawai tata usaha dan
Butir tersebut lebih lanjut dijabarkan menjadi empat bagian, yaitu berkenaan
dengan (1) kedisiplinan kepala sekolah, guru pegawai tata usaha dan siswa; (2)
kerja keras guru dan siswa; (3) persaingan di antara siswa; (4) sistem
7
yang dikembangkan kepala sekolah, budaya kerja keras guru, dan budaya
persaingan siswa.
prestasi sekolah ? Butir tersebut lebih lanjut dijabarkan menjadi dua bagian, yaitu
berkenaan dengan (1) pengaruh budaya organisasi sekolah terhadap prestasi siswa
SMP Negeri 2 Jepara; (2) pengaruh prestasi alumnus SMP Negeri 2 Jepara pada
C. Tujuan Penelitian
dengan mendiskripsikan tiga hal pokok. Pertama profil SMP Negeri 2 Jepara,
organisasi yang diyakini warga sekolah dalam bentuk fisik material, perilaku, dan
D. Manfaat Penelitian
sebagai berikut :
8
1. Manfaat Teoritis
organisasi sekolah dalam mencapai prestasi sebagai suatu sub sistem dari
sistem persekolahan.
mendalam dengan aspek dan fokus pada medan kasus lain untuk memperoleh
2. Manfaat Praktis
kebijakan.
sekolah.
E. Batasan Penelitian
dihasilkan tidak terlepas dari batasan tersebut. Batasan penelitian ini meliputi tiga
9
hal. Pertama, prestasi sekolah yang dimaksudkan dalam penelitian ini dibatasi
pada prestasi akademik yakni peringkat sekolah hasil ujian nasional SMP Negeri
dan swasta se-Kabupaten Jepara dan prestasi akademik SMP Negeri 2 Jepara.
Budaya organisasi sekolah di batasi pada : (1) Budaya yang dapat diamati.
Seperti struktur organisasi, sarana dan prasarana, keadaan guru, pegawai tata
usaha dan siswa, kegiatan belajar mengajar, peraturan dan tata tertib, data prestasi
akademik dan non akademik, pembagian tugas guru dan pegawai tata usaha, dan
sistem penyelenggaraan kegiatan di sekolah, (2) Budaya yang tidak dapat diamati
berupa filosofi dan nilai-nilai yang digambarkan secara utuh dalam profil sekolah.
F. Definisi Konseptual
secara teknis memiliki arti khas. Untuk menghindari terjadinya salah interpretasi,
keyakinan dan sistem nilai organisasi sekolah yang dipahami, dijiwai dan
tersebut memberikan arti tersendiri dan menjadi dasar aturan berperilaku dalam
organisasi sekolah.
prestasi akademik dan prestasi non akademik. Prestasi akademik diukur dari
10
peringkat sekolah hasil ujian nasional SMP Negeri dan swasta se-Kabupaten
Jepara. Sedangkan prestasi non akademik diukur dari prestasi sekolah dalam
Sesuai dengan Undang Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang
BAB II
KAJIAN TEORITIS
Bahan kajian yang dapat dijadikan acuan dalam penelitian ini, dikemukakan
berbagai konsep dan teori yang relevan yang mendukung dalam berbagai hal yang
sekolah, struktur organisasi sekolah, perilaku dan tujuan organisasi sekolah, nilai-
sekolah berprestasi atau bermutu, serta keterkaitan antara proses pendidikan dan
proses pembudayaan.
budaya kerja warga sekolah (kepala sekolah, pegawai tata usaha dan siswa) dalam
adanya saling hubungan, saling menyesuaikan diri, saling tolong menolong antara
individu yang terlibat. Tuntutan atas hal tersebut menyebabkan seseorang sebagai
Budaya adalah suatu rangakain konsep yang abstrak yang hidup dalam
masyarakat mengenai apa yang harus dianggap penting dan berharga dalam
“Culture can mean social heredity or the things men learn they are
Kebudayan dapat berarti warisan social atau hal-hal yang dipelajari manusia
artifact”
dalam tingkah laku dan artifact. Selanjutnya Hanson, EM. (1995 : 316)
mengatakan “The culture fabric of aschool has the loose and tight properties
of woven threads”.
kelompok, yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Hal tersebut
Organisasi adalah sistem kerjasama antara dua orang atau lebih. Lebih
bersama.
yaitu : (1) orang-orang (sekumpulan orang); (2) kerjasama; (3) tujuan yang
akan dicapai. Tujuan organisasi dapat didefinisikan sebagai suatu hasil atau
belajar, pola hidup, cara berpikir, perasaan dan tingkah laku. Hal ini trlihat
Harris, 1987 : 7). Setiap organisasi memiliki budaya organisasi yang unik
sosialnya.
lingkungan organisasi lainnya. (Gureth, J., dalam Nawawi, H., 2003 : 284).
organisasi. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Blan dalam Djatmiko, YH,
posisi social tertentu, dan peranan serta hubungannya satu sama lain melalui
berbagai saluran.
menghasilkan sesuatu yang lebih besar dari yang dapat dilakukannya sendiri.
baik secara individual maupun secara sosial, yakni perilaku dan hubungan
visi dan misi sekolah. Visi dan misi sekolah inilah yang hendak dicapai atau
organisasi dalam hal ini kepala sekolah peranan yang sangat penting dan
mencapai prestasi.
sistem nilai yang perlu ditangani dan diyakini warga sekolah sebagai rambu-
seseorang mengenai apa yang lebih penting atau kurang penting, apa yang
lebih baik atau kurang baik dan apa yang lebih benar atau kurang benar.
Bahwa ciri-ciri sikap adalah tidak mungkin ada sikap tanpa obyek
misalnya benda, orang tua sekelompok orang, nilai-nilai sosial dan pandangan
hidup, sikap bukan bersifat bawaan melainkan dipelajari dari bentuk melalui
pengalaman-pengalaman hidup, sikap dapat berubah-ubah sesuai dengan
keadaan lingkungan dan keadaan fisik, jiwa atau emosi yang bersangkutan,
sikap bersifat majemuk sesuai dengan banyaknya obyek yang dihadapi.
(Abror, AR., 1993 : 110)
sekolah secara mendalam, akan dapat menampilkan sikap dan tingkah laku
18
kegiatan rutin sebagai kegiatan spesifik yang tidak bertentangan dengan nilai-
kedua yang berupa operasional untuk mencapai sasaran yang menunjang pada
berorientasi pada sasaran atau perolehan yang akan dicapai, sebagai pedoman
kerja yang telah didasari nilai-nilai dasar yang telah semakin berkembang dan
19
organisasi sekolah.
empat faktor, yakni (a) faktor karakteristik anggota organisasi yang mencakup
faktor sistem hak dan kewajiban anggota organisasi; dan (d) faktor struktur
organisasi, yang berisi kekuasaan atau wewenang dan tanggung jawab. (Jones
Etika
Organisasi
norma yang unik dan dianut bersama oleh anggota organisasi. Budaya
sedang yang bersifat negative akan menjadi kontra produktif terhadap usaha
pengembangan budaya organisasi yang positif. Hal ini dapat dilihat pada
Budaya Organisasi
Perencanaan Perilaku
Pengorganisasian Struktur
Kepemimpinan Proses
Pengendalian
dasar akhir, merupakan tempat kegiatan belajar siswa yang telah mengikuti
pendidikan dasar tingkat awal atau sekolah dasar (SD) SMP merupakan tahap
akhir pendidikan dasar bagi siswa usia remaja. Pada pendidikan dasar dewasa ini,
pelaksanaannya masih dipisahkan yakni dasar awal (SD) dan pendidikan dasar
21
akhir SMP. Pada tahap SMP yang merupakan dasar akhir memiliki tujuan yang
atau sekolah menengah kejuruan (SMK). Namun mengingat bahwa siswa SPM
berusia antara 13 sampai 15 tahun yang tergolong anak remaja dan salah satu
lingkungan. Karena anak SMP dari setiap SMP berbeda sosial budayanya, maka
sikap setiap anak juga berbeda. Untuk itu karena setip individu memiliki kondisi
psikologis yang berbeda antara satu dengan yang lain, maka sikapnyapun juga
berbeda. Hal ini juga ditentukan oleh fktor internal dan faktor eksternl.
22
lain : tidak bertanggung jawab, mengabaikan pelajaran, sikap yang sangat agresif
rumusan tersebut, maka agar dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah dapat
menyesuaikan antara guru tau pihak sekolah dengan siswa. Namun demikian,
karena pada pendidikan dasar baik SD maupun SMP tujuannya adalah untuk
dan sebagai warga negara serta mempersiapkan diri untuk mengikuti pendidikan
menengah. Untuk itu baik guru sebagai pengelola pendidikan maupun siswa
sebagai peserta didik harus mampu menyesuaikan dalam interaksi edukatif. Guru
dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan belajar.
Bahwa tugas guru berpusat pada pendidikan dengan memberikan arah dan
motivasi pencapaian tujuan, memberi fasilitas pencapaian tujuan melalui
pengalaman belajar yang memadai dn membantu perkembngan aspek-aspek
pribadi seperti sikap, nilai-nilai sosial dan penyesuaian diri. (Ahmadi &
Supriyono., 1991 : 99).
Dari uraian tersebut, maka guru sebagai pengelola pendidikan dan siswa sebagai
subyek yang terlibat dalam kegiatan belajar mengajar harus saling menyesuaikan
menuntut warga sekolah, orang tua siswa dan masyarakat mampu melakukan
2003 : 11).
pendidikan.
menggerakkan guru, staf, siswa, orang tua siswa, dn pihak lain yang terkait,
Menurut para ahli tipe dasar kepemimpinan, adalah (a) otoriter; (b)
demokratis;dan (c) laissez-faire. Namun perlu diingat bahwa dari tiga tipe
efektif untuk situasi tertentu dan kurang efektif untuk situasi yang lain.
Dengan demikian, kepala sekolah harus dapat memahami situasi yang terjadi
sangat dipengaruhi hal-hal sebagai berikut : (a) ke[ribadian yang kuat, artinya,
belku aadalah : (a) konstruktif artinya kepala sekolah harus mendorong dan
membina setiap staf untuk berkembang secara optimal; (b) kreatif, artinya
kepala sekolah harus selalu mencari gagasan dan cara baru dalam
semua pihak yang tekait dalam setiap kegiatan sekolah; (yang) kooperatif,
artinya mementingkan kerja sama guru, staf dan pihak lain yang terkait dalam
26
kepada staf. Sesuai dengan deskripsi tugas dan kemampuannya; (f) integratif,
untuk mencapai tujuan sekolah. (g) rasional dan obyektif, artinya dalam
mendasarkan kepada kondisi dan kemampuan nyata yang dimiliki sekolah; (i)
adaptable dan fleksibel, artinya kepala sekolah harus dapat beradaptasi dan
fleksibel dalam menghadapi situasi baru dan juga menciptakan situasi kerja
dapat membantu memenuhi kebutuhan keluarga yang sudah tidak mampu lagi
tentang norma, etika, disipilin dan tata tertib yang harus dilaksanakan oleh
sekolah tidak bebas, terikat oleh peraturan sekolah guna mencapai tujuan
Sudarmo I. (2000 : 40) keadilan adalah kesesuaian yang terjadi karena adanya
persamaan persepsi diantara dua orang atau lebih tentang kaitannya antara
suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian
ketertiban.
1957).
29
negeri sipil.
ditaati oleh kepala sekolah, guru, pegawia tata usaha dan siswa. Penentuan
tertinggi di sekolah, berarti semua warga sekolah harus taat terhadap peraturan
sekolah. Penegakkan disiplin dalam hal pengaturan waktu bagi siswa dan guru
usaha dan siswa agar selalu bekerja dengan teratur, maka kepala sekolah dapat
melaksanakan pekerjaannya.
hidup, dan orang dikatakan bekerja apabila yang dihasilkan dari kerja itu
dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain. Hal ini berarti, dalam
bekerja orang harus berusaha agar menghasilkan hasil kerja yang baik sesuai
30
tersebut.
yang baik dengan menampilkan prestasi kerja yang baik. Agar menghasilkan
kinerja yang baik, seorang pekerja harus memiliki etos kerja. Etos kerja asuatu
berhubungan dengan kerja. Untuk itu, etos kerja perlu dijadikan budaya kerja
keras.
kesuksesan.
berpijak pada kajian pustaka dari para ilmuwan semata, tetapi harus
modal hidup, agar lebih berdaya guna dalam menghadapi persaingan hidup
take part in a contest, the act to try to get something which others also want,
31
the act to try to win. (Hornby, 1957). Pengertian persaingan menurut Hornby
sekolah dapat tercipta dengan diilhami oleh pandangan anggota tentang suatu
Pada gilirannya nanti ecara sengaja akan dlaksanakn usaha penanaman pola
Pola tingkah laku tidak bersifat permanen, dapat pula berubah atau
konseptual yang sangat luas, dan hal ini dapat dikategorikan menjadi tiga,
32
organisasi sekolah, sebagai kajian ini yang lebih difokuskan pada image
semangat kepala sekolah, guru, pegawai tata usaha dan siswa di sekolah. Bagi
prestasi siswa.
lain. Manusia yang dapat menyesuaikan diri dengan berbagai macam corak di
tetapi juga dapat hidup jauh dalam ruang angkasa. Jadi hidup manusia sejak
komponen dan tiap komponen terdiri dari beberapa factor. Tiap komponen
Sistem sekolah adalah kesatuan dari unit organisasi sekolah yang bekerjasama
1991 : 10).
serta balikan. Yang dimaksud dengan masukan adalah segala sesuatu yang
34
diharapkan.
lingkungan. Masukan baku sekolah (raw inouts) adalah ssiwa termasuk segala
adalah guru, sarana dan prasarana, kuirkulum, dana, kondisi social ekonomi
orang tua siswa dan masyarakat sekitar, social budaya masyarakat sekitar, dan
keluaran.
Keluaran langsung yang dimaksud adalah segala sesuatu yang secara langsung
dihasilkan oleh system pendidikan yang mencakup antara lain tamat sekolah
dan hasil belajar siswa dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotor.
mencakup daya serap lulusan yang memasuki dunia kerja dan atau ke jenjang
proses yang berlangsung setiap hari di sekolah maupun hasil yang dicapai
Pendidikan dan kebudayaan merupakan dua hal yang saling terkait dan
yang dapat dilihat; (6) kebudayaan diperoleh dari lingkungan; (7) kebudayaan
tidak terwujud dalam kehidupan manusia yang soliter atau terasing tetapi yang
hidup di dalam suatu masyarakat tertentu. Intekasi yang bersifat formal dan
organisasi masing-masing.
itulah yang kemudian menjadi budaya organisasi. (Nawawi, H., 2003 : 276).
Dengan demikian dapat dipastikan, bahwa nilai-nilai atau values yang telah
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
meneliti pada kondisi obyek yang alami, dimana peneliti adalah sebagai
mengutamakan data langsung atau first hand, untuk itu peneliti sendiri turun ke
mencapai prestasi terutama tentang budaya organisasi sekolah. Melalui studi kasus
akan dapat ditetapkan focus yang dibutuhkan bagi batasan definitive untuk
parameter sekolah tersebut. Dalam pelaksanaan ini sekolah yang diambil sebagai
B. Sumber Data
dan perilaku, dokumen dan arsip serta berbagai benda lain. Penelitian kualitatif
adalah melakukan penelitian pada tata alamiah atau pada suatu obyek atau
Oleh karena itu, sumber data yang akan dimanfaatkan dalam penelitian ini
sekolah, guru, pegawai tata usaha, siswa dan orang tua siswa. Disamping itu
digunakan pula arsip dan dokumen untuk mendukung profil sekolah serta
kegiatan yang di lakukan para warga sekolah di SMP Negeri 2 Jepara yang
memperoleh informasi verbal secara langsung dari kepala sekolah, guru, pegawai
tata usaha, dan siswa, yaitu mengungkap keterangan tentang hal-hal yang
memperoleh data tertulis tentang obyek penelitian secara akurat, seperti profil
sekolah, dan data prestasi sekolah baik bidang akademik maupun bidang non
akademik.
D. Analisis Data
transkrip wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain yang telah dihimpun
dan untuk memungkinkan peneliti melaporkan apa yang ditemukan kepada pihak
perspektif, pengalaman atau sesuatu hal, sikap, keyakinan dan pikirannya serta
petikan-petikan isi dokumen yang berkaitan dengan suatu program. (patton, 1980 :
kegiatan (1) reduksi data; (2) display data (penyajian data); (3) mengambil
1. Reduksi Data
2. Penyajian Data
data secara jelas dan singkat. Dalam hal ini, data hasil kegiatan reduksi
Proses analisis dalam penelitian ini akan mengikuti kaidah dari sebuah
model yang disebut flow model of analysis (Sutopo, H.B., 2002 : 102). Dalam
model tersebut proses analisis yang meliputi reduksi data, sajian data, dan
Pengumpulan data
Sajian data
Penarikan kesimpulan
Gb. \Flow Model of Abalysis
data itu dilakukan sejak proses pengumpulan data belum berlangsung, yang
41
bersamaan berjalinan dengan sajian data dan verifikasi data. Ketiga komponen
itu terus mengalir dan saling kalin menjalin sampai proses penulisan laporan
selesai.
lengkap. Kemudian atas dasar sajian data yang berupa cerita dengan berbagai
Maka sejak inilah peneliti akan menyusun laporan akhir yang akan
menyajikan data hasil suntingan data. Selanjutnya hasil penyajian data ini
kesimpulan.
dimaksud dalam tahap ini adalah memaknai terhadap data yang telah
perlu dilakukan verifikasi data. Kegitan verifikasi data dilakukan dengan cara
mempelajari kembali data yang terkumpul, baik yang telah direduksi maupun
yang telah disajikan. Demikain juga kegiatan verifikasi ini dilakukan dengan
kepala sekolah, guru, pegawai tata usaha, penjaga sekolah dan siswa serta
orang tua siswa. Kedua kegiatan ini dilakukan secara terus menerus sampai
E. Trianggulasi Data
digunakan dalam penelitian ini meliputi trianggulasi sumber data dan metode.
Yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah budaya organisasi sekolah,
sedangkan untuk pengeckan datanya diambilkan dari kepala sekolah, guru, siswa,
F. Kehadiran Peneliti
SMP Negeri 2 Jepara, peneliti melakukan kegiatan observasi, wawancara dan studi
dokumentasi.
1. Observasi
kurang lebih 45 menit setiap observasi. Peneliti dating ke sekolah hanya untuk
sekolah, guru, pegawai tata usaha, dan siswa) secara apa adanya.
2. Wawancara
yang ditanyakan berbagai hal yang bekaitan dengan budaya organisasi sekolah
bulan Juli 2006, baik wawancara dengan kepala sekolah, guru, pegawai tata
usaha, siswa, alumnus, pengurus komite sekolah, maupun orang tua siswa.
44
3. Studi Dokumentasi
keputusan kepala SMP Negeri 2 Jepara tentang pembagian tugas guru dalam
pelajaran 2005/2006, data guru/pegawai, data siswa, tata tertib siswa, program
kerja jangka menengah 4 tahun, program kerja jangka panjang 8 tahun, data
peringkat sekolah hasil ujian nasional SMP Negeri dan swasta se-Kabupaten
Jepara, dan data prestasi non akademik, serta sebagian photo kegiatan siswa
DAFTAR PUSTAKA
Beals, R.A. (1967). Culture in Process. New York : Holt, Rinehart and Wiston.
Faizal, S. (1990), Dasar dan Tehnik Menyusun Angket. Surabaya : Usaha Nasional
Karsidi, R. (2001), Makalah Seminar Nasional Dies Natalis UNS. Surakarta : FKIP
UNS.
Linconl & Guba. (1985). Naturalistic Inguiry. London : Beverly Hills Sage.
46
Marvin, H. (1987). Culture Anthropology. New York : Harper and Row Publiser.
Patton, M.Q (1980), Qualitative Evolution Methods. Beverly Hills : Sage Publication
Inc.
Tim Penyusun. (1992), Selayang Pandang Jepara Makmur. Jepara : Pemda Dati II
Jepara
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidika
Nasional.
Proposal Tesis
Oleh ;
AGUS SALIM
NIM : Q100050028
NOTA PEMBIMBING
Nota Dinas
Hal : Proposal Tesis Saudara Agus Salim
Kepada Yth.
Ketua Program Magister Manajemen Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Dengan ini kami menilai Proposal Tesis tersebut dapat disetujui untuk dibuat Tesis
pada Program Magister Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Surakarta,
Pembimbing I Pembimbing II
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
B. Fokus Penelitian ........................................................................ 6
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 7
E. Batasan Penelitian ..................................................................... 8
F. Definisi Konseptual ................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA