Anda di halaman 1dari 13

Kultur Sekolah Di...

(Hanggarani Dhaniswara) 564

KULTUR SEKOLAH DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1


PURBALINGGA

SCHOOL CULTURE IN SEKOLAH MENENGAH ATAS PURBALINGGA NEGERI 1


PURBALINGGA

Oleh: Hanggarani Dhaniswara, Filsafat dan Sosiologi Pendidikan, Kebijakan Pendidikan, Fakultas Ilmu
Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta, danis_hanggarani@yahoo.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kultur sekolah di Sekolah Menengah Atas (SMA)
Negeri 1 Purbalingga baik kultur fisik maupun kultur non fisik dan mengidentifikasikan program-
program yang dilaksanakan untuk membudayakan nilai-nilai yang mendukung kultur positif di SMA
Negeri 1 Purbalingga. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Subjek dalam penelitian ini
adalah kepala sekolah, komite sekolah, guru, karyawan, siswa, dan orang tua siswa SMA Negeri 1
Purbalingga dengan objek penelitian meliputi artefak fisik dan non-fisik. Metode pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Keabsahan data yang
digunakan adalah triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Teknik analisis data dalam penelitian
merujuk pada teori Milles dan Huberman yang meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data,
penarikan kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa kultur sekolah di SMA Negeri 1
Purbalingga adalah sebagai berikut. (1) Artefak fisik yang dimiliki oleh SMA Negeri 1 Purbalingga
menggambarkan kultur positif. (2) Artefak non fisik yang dimiliki oleh SMA Negeri 1 Purbalingga juga
menggambarkan kultur yang positif. Nilai-nilai yang dibudayakan meliputi nilai kedisiplinan, nilai
berprestasi, nilai kebersihan, nilai kerapihan, nilai religius, nilai kejujuran, dan nilai gemar membaca. (3)
Nilai yang paling dominan di SMA Negeri 1 Purbalingga adalah nilai berprestasi dan warga sekolah
merasa bangga dengan prestasi yang dimiliki SMA Negeri 1 Purbalingga. (4) Pembudayaan nilai-nilai
positif di sekolah dilakukan melalui beberapa program seperti pembinaan prestasi juara, jumat bersih,
sholat berjamaah, dan pojok baca.

Kata kunci : Kultur sekolah, artefak fisik, dan artefak non fisik.

Abstract
The aim of this research was to describe the school culture in Sekolah Menengah Atas (SMA)
Negeri 1 Purbalingga both physical culture or non-physical culture and to identify programs conducted
in cultivating values that supports positive culture in SMA Negeri 1 Purbalingga.This research used a
qualitative approaches. Subjects in this research is a school headmaster, the school committee, teachers,
students, and parents of SMA Negeri 1 Purbalingga students with the object research were physical
artifact and non physical artifact. Data collection method used in this research is observation , interview ,
and documentation. The validity of the data used triangulation sources and triangulation technique. Data
analysis technique in this research refer to the theory from Milles and Huberman which includes data
collection, reduction data, presentation of data, withdrawal conclusions and verification The results of
the research showed that the schools culture in SMA Negeri 1 Purbalingga is as follows. (1) Physical
artifact owned by SMA Negeri 1 Purbalingga has describe a positive culture. (2) Non-physical artifact
owned by SMA Negeri 1 Purbalingga also described a positive culture. Values that are cultivated such as
the vaules of discipline, the values of achievement, the values of cleanliness, the values of neatness,
religion values,the values of honesty, and the values of reading. (3) The most dominant values in SMA
Negeri 1 Purbalingga is the value of their achievement and residents schools felt proud of achievement
owned by SMA Negeri 1 Purbalingga. (4) Positive culture values on schools should be done through
several programs as guidance achievement champion, friday cleaning, prayer heads, and corner read.

Keywords: school culture, physical artifact, and non physical artifact.


565 Jurnal Kebijakan Pendidikan Edisi 6 Vol.VI Tahun 2017

PENDAHULUAN membentuk manusia dengan watak dan


Pendidikan merupakan bagian yang kepribadian yang baik sesuai dengan tujuan
penting dalam kehidupan manusia. pendidikan yang tercantum dalam UU No.
Pendidikan menjadi jalan bagi manusia 20 Tahun 2003. Pembentukan
untuk memperoleh ilmu dan pengetahuan watak/karakter manusia juga memiliki
dalam mengembangkan potensi mereka. peran penting dalam perbaikan mutu
Melalui pendidikan manusia senantiasa pendidikan, sehingga bangsa yang memiliki
belajar dan terus mengembangkan pendidikan yang berkualitas dan bermutu
potensinya dan mengubah pola hidup agar tinggi akan membuat manciptakan nuansa
lebih baik. pendidikan merupakan gejala bangsa yang memiliki karakter baik.
semesta (fenomena universal) dan Kulitas dan mutu pendidikan merupakan
berlangsung sepanjang hayat manusia, hal sulit untuk diukur (intangible), melihat
dimanapun manusia (Siswoyo, 2013: 1). didalamnya terdapat beberapa aspek yang
Oleh karena itu, manusia sebagai makhluk menajdi acuan. Salah satu aspeknya
pembelajar akan tetap mengembangkan adalalah dari segi proses yang berkaitan
dirinya dimanapun dan kapanpun. Karena dengan input, proses belajar mengajar
pendidikan memberikan kontribusi yang peserta didik di sekolah agar efektif harus
sangat besar bagi kemajuan suatu bangsa diseimbangkan dengan sumber daya, sarana
dan menjadi cara untuk membangun waktak dan prasarana yang baik. Proses pendidikan
bangsa yang cerdas. di sekolah dikatakan bermutu jika mampu
Pendidikan menjadi cara untuk memnuhi seluruh kebutuhan belajar peserta
membentuk watak dan kepribadian manusia didik.
baik dalam bertindak, berbicara, serta Sekolah merupakan lembaga
dalam pembentukan pola pikir. Tujuan dari pendidikan yang sangat berperan penting
pendidikan sendiri tercantum dalam pasal 3 dalam peningkatan mutu pendidikan.
UU No. 20 Tahun 2003 bahwa tujuan Sekolah sebagai suatu sistem memilki tiga
pendidikan nasional yaitu “untuk aspek pokok yang sangat berkaitan dengan
berkembangnya potensi peserta didik agar mutu sekolah, yakni: proses belajar
menjadi manusia yang beriman dan mengajar, kepemimpinan dan manajemen
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sekolah, serta kultur sekolah (Hanum,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, 2008:1). Sangat jelas bahwa prose belajar
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara mengajar disekolah menjadi poin penting
yang demokratis serta bertanggung jawab”. dalam peningkatan mutu pendidikan
Dengan itu pendidikan diharapkan dapat dengan diiringi kultur sekolah yang baik.
Kultur Sekolah Di … (Hanggarani Dhaniswara) 566

Kultur sekolah disini menjadi aspek yang kreatif, sehat dan bersih, peduli, dan gotong
dapat meningkatkan mutu pendidikan. royong. Memelihara kultur sekolah yang
Pendidikan yang bermutu tidak hanya positif bukanlah hal mudah, diperlukan
dilihat dari peserta didik, pendidik, dan peran dari semua warga sekolah untuk
fasilitas sekolah namun juga dari interaksi menjaganya. Warga sekolah harus memiliki
yang terjadi di lingkungan sekolah. pemahaman kultur sekolah yang baik,
Kebijakan sekolah menurut Thompson dengan pemahanan kultur sekolah yang
yang dikutip oleh Syarafuddin (2008:118) baik maka akan meningkatkan kesadaran
adalah suatu mutu kebijakan yang dibuat untuk mengembangkan kultur sekolah
oleh seseorang yang terpilih bertanggung positif. Sekolah dengan lingkungan yang
jawab untuk membuat kebijakan bersih dan asri akan memberikan suasana
pendidikan, baik kepala sekolah, pengawas, belajar yang nyaman dan tenang sehingga
ataupun administrator yang memiliki peserta didik dapat belajar dengan baik di
kewenangan mengelola kebijakan dari sekolah. Kultur sekolah yang baik seperti
dewan sekolah. Setiap sekolah memiliki ini seyogyanya dimilki oleh setiap sekolah
kebijakan sendiri untuk meningkatkan agar kualitas pendidikan juga semakin baik.
kualitas, salah satu kebijakan sekolah Permasalahan yang terjadi terkait
tersebut adalah adanya tata terbit sekolah dengan kultur sekolah adalah masih banyak
yang dibentuk berdasarkan diskusi antara sekolah yang kurang memahami pentingnya
guru dan peserta didik. Dengan tata tertib kultur sekolah untuk meningkatkan kualitas
tersebut warga sekolah akan bertindak dan mutu pendidikan. Sekolah yang kurang
sesuai dengan aturan yang berlaku sehingga dalam memelihara kultur positif akan
dari tata terbit yang ditetapkan akan kurang pula dalam hal pencapaian prestasi
memunculkan suatu kebiasaan. para peserta didik. Beberapa sekolah yang
Kultur sekolah yang positif sangat memiliki kultur sekolah yang negatif perlu
penting diterapkan disetiap sekolah untuk mencontoh sekolah-sekolah yang memiliki
meningkatkan mutu pendidikan, salah kultur sekolah yang baik. Sekolah dengan
satunya dengan cara pengembangan proses kultur negatif akan memberikan dampak
belajar mengajar yang kreatif dan inovatif, negatif bagi para peserta didik tidak hanya
memelihara nilai-nilai positif yang telah dalam hal akademik namun juga dalam hal
tertanam di sekolah. Menurut Wiyani karakter peserta didik.
(2012:99) ada beberapa nilai-nilai yang SMA Negeri 1 Purbalingga merupakan
dikembangkan dalam budaya sekolah antara sekolah menengah atas yang berlokasi di
lain jujur, bertanggung jawab, cerdas, Jalan MT Haryono, Kabupaten
567 Jurnal Kebijakan Pendidikan Edisi 6 Vol.VI Tahun 2017

Purbalingga, Provinsi Jawa Tengah. METODE PENELITIAN


Merupakan sekolah favorit di Kabupaten Jenis Penelitian
Purbalingga dengan prestasi-prestasi yang Penelitian ini menggunakan jenis
diperoleh setiap tahunnya sekolah ini selalu pnelitian deskriptif dengan pendekatan
menjadi sekolah dengan persaingan yang kualitatif.
ketat di setiap penerimaan siswa baru. Para Waktu dan Tempat Penelitian
orang tua mempercayai sekolah ini sebagai Penelitian ini dilakukan di SMA
lembaga pendidikan yang mampu Negeri 1 Purbalingga Jl. MT Haryono,
memberikan pendidikan terbaik untuk anak- Purbalingga, Jawa Tengah. Penelitian
anaknya. Selain itu sekolah ini memiliki dilakukan pada November 2016 hingga Juni
lingkungan sekolah yang cukup luas dan 2017.
asri sehingga terlihat nyaman dan kondusif Subjek Penelitian
untuk belajar. Subjek dalam penelitian ini adalah
Visi dari SMA Negeri 1 Purbalingga Kepala Sekolah, guru, dan Siswa SMA
adalah mewujudkan warga Indonesia sejati, Negeri 1 Purbalingga
kuat bereligi, pembelajar, dan berwawasan Teknik Pengumpulan Data dan
global. Dari visi yang dimiliki oleh sekolah Instrumen
tersebut tergambarkan bahwa SMA Negeri Teknik pengumpulan data yang
1 Purbalingga menjunjung tinggi kultur digunakan adalah wawancara, observasi
keagamaan dan kultur akademik serta dan dokumentasi. Sedangkan instrumen
bertekad untuk mendidik anak memiliki dalam penelitian ini adalah peneliti itu
wawasan luas dan tidak melupakan jati diri sendiri.
bangsa. Karena selain visi sekolah yang Teknik Analisis Data
menarik, nilai akademis dan lingkungan Data dianalisis dengan
sekolah yang asri serta sejuk menjadi menggunakan teknik pengumpulan data
keunggulan dari sekolah ini. Hal tersebut model Milles dan Hubermen yang meliputi
merupakan alasan peneliti untuk reduksi data, penyajian data, dan verifikasi
mengetahui lebih dalam tentang kultur data.
sekolah yang ada di SMA Negeri 1 Keabsahan Data
Purbalingga dan bagaimanan agar kultur Uji keabsahan data menggunakan
sekolah yang ada di sekolah tersebut dapat triangulasi sumber dan teknik.
diterapkan di sekolah yang lain.
Kultur Sekolah Di … (Hanggarani Dhaniswara) 568

HASIL PENELITIAN DAN dalam waktu yang lama oleh semua warga
PEMBAHASAN dalam kerja sama di sekolah. Budaya
Setiap sekolah memiliki kultur yang sekolah berpengaruh tidak hanya pada
berbeda-beda dan memiliki ciri khas kegiatan warga sekolah, tetapi juga
tersendiri. Kultur sekolah merupakan hal motivasi dan semangatnya. Setiap sekolah
yang penting ditanamkan di sebuah sekolah memiliki serangkaian atau seperangkat
dan tidak dapat dipisahkan. Sebuah sekolah keyakinan, nilai, norma, dan kebiasaan
yang memiliki kultur positif tentu memiliki yang menjadi ciri khasnya dan senantiasa
nilai-nilai dan keyakinan yang telah disosialisasikan dan ditransmisikan.
dibangun lama oleh warga sekolah. SMA Penelitian ini difokuskan pada lima
Negeri 1 Purbalingga yang merupakan aspek pokok, yaitu: (1) Kondisi artifak fisik
sekolah favorit di Kabupaten Purbalingga SMA Negeri 1 Purbalingga, (2) Kondisi
dan dalam pembudayaan nilai-nilai di artifak non fisik di SMA Negeri 1
sekolah, SMA Negeri 1 Purbalingga telah Purbalingga, (3) Nilai-nilai yang
memulainya sejak dahulu. SMA Negeri 1 ditanamkan di SMA Negeri 1 Purbalingga,
Purbalingga memiliki program (4) Nilai-nilai yang dominan di SMA
penumbuhan budi pekerti, sebagai kegiatan Negeri 1 Purbalingga.
program SMA rujukan di SMA Negeri 1
1. Kondisi Artefak Fisik di SMA Negeri
Purbalingga diterapkan beberapa nilai dan
1 Purbalingga
norma terkait budi pekerti. Nilai-nilai
Kultur fisik yang dimiliki SMA Negeri
positif yang dibudayakan di SMA Negeri 1
1 Purbalingga sudah cukup memadai,
Purbalingga diantaranya adalah nilai
antara lain luas lahan sekolah memudahkan
berprestasi, nilai kedisiplinan, nilai gemar
dalam pembagian ruang dan sarana
membaca, nilai kebersihan, nilai
prasarana lainnya. Halaman sekolah tampak
keagamaan, dan nilai kejujuran. Salah satu
luas dengan rumput yang hijau, serta taman
nilai yang menjadi ciri khas sekolah adalah
yang terawat dengan baik menambah
nilai berprestasi. Nilai berprestasi sudah
keasrian sekolah. Dari depan sekolah sudah
dibudayakan sejak telah terjadinya era
tampak gerbang sekolah utama yang cukup
reformasi. Hal ini sesuai dengan teori Ajat
megah dan terawat sehingga tidak terlihat
Sudrajat (Zuchdi, 2011:134) yang
adanya kerusakan pada pintu gerbang.
menyampaikan bahwa budaya sekolah
Sekolah ini juga memiliki gerbang kecil di
merupakan konteks di belakang layar
depan halaman sekolah sehingga keamaan
sekolah yang menunjukan keyakinan, nilai,
sekolah cukup terjamin. Pintu gerbang ini
norma, dan kebiasaan yang telah dibangun
569 Jurnal Kebijakan Pendidikan Edisi 6 Vol.VI Tahun 2017

bersebelahan dengan pos satpam sehingga kantin, toilet, masjid, lapangan, ruang
satpam dapat memantau siapa saja yang OSIS, ruang musik, ruang seni rupa, dan
masuk dan keluar sekolah. aula terlihat bersih dan rapi. Selain itu
Disamping pos satpam ada parkiran sekolah juga telah dilengkapi dengan
mobil dan tamu. Lahan parkir yang dimiliki CCTV sehingga memudahkan sekolah
sekolah cukup besar dan luas sehingga untuk memantau siswanya. SMA Negeri 1
dapat memuat semua kendaraan guru dan Purbalingga juga memiliki ruang server
siswa. Parkiran siswa dan guru tampak elektronik atau ICT central sebagai ruang
rapih dan tertata dengan baik, dengan kontrol wifi dan CCTV. Adapula ruang
palang pintu sebagai pemisah antara parkir TRRC (Teacher Recource and Reference
siswa dan guru. Parkir motor dibuat Center) untuk menunjang kinerja para guru
memanjang dan dibagi menjadi dua sisi di sekolah, ruang ini sering digunakan
yaitu kanan dan kiri dengan bagian tengah untuk pembuatan soal ujian dan ruangan
terdapat celah untuk berjalan yang cukup telah dilengkapi dengan komputer yang
lebar. Dari penataan tempat parkir yang cukup banyak.
rapih ini menggambarkan adanya
2. Kondisi Artefak Non Fisik di SMA
pembudayaan nilai kerapihan dan
Negeri 1 Purbalingga
kedisiplinan di sekolah cukup baik. Selain
Nilai-nilai positif yang dibudayakan di
itu, nilai kebersihan juga tergambarkan
SMA Negeri 1 Purbalingga ada beberapa
dengan tidak adanya sampah yang terdapat
macam yaitu nilai berprestasi, nilai
di lokasi tempat parkir. Penempatan tempat
kebersihan, nilai kedisiplinan, nilai
sampah yang ada di beberapa sudut sekolah
kejujuran, nilai keagamaan, nilai kebersihan
memudahkan warga sekolah untuk
dan nilai kerapihan. Salah satu nilai yang
membuang sampah.
paling dominan dibudayakan adalah nilai
SMA Negeri 1 Purbalingga memiliki
berprestasi. Tingginya nilai berprestasi ini
beberapa ruangan antara lain adalah ruang
menjadi suatu acuan bagi siswa untuk
kepala sekolah, ruang tata usaha, ruang
bersaing dalam hal prestasi, baik di dalam
guru, ruang bimbingan dan konseling,
kelas maupun di luar kelas. Pada tingkatan
ruang wakil kepala, ruang perpustakaan,
asumsi dasar, warga SMA Negeri 1
ruang kelas, ruang laboratorium, dan ada
Purbalingga memiliki anggapan bahwa nilai
satu ruangan yang sedang dalam proses
berprestasi menjadi suatu keunggulan di
pembangunan yaitu ruang UNBK dan ruang
sekolahnya, sehingga sekolah mereka
perpustakaan dengan 2 lantai. Ruangan
dikenal sebagai sekolah yang favorit karena
penunjang lainnya seperti UKS, koperasi,
Kultur Sekolah Di … (Hanggarani Dhaniswara) 570

prestasi yang dimilikinya. Siswa juga dimulai, guru wali kelas akan masuk untuk
meyakini bahwa sekolah mereka terbaik memberikan nasehat-nasehat selama kurang
dalam hal berprestasi sehingga siswa yang lebih 10 menit. Setiap guru juga telah
berada di sekolah tersebut harus memiliki memiliki catatan tersendiri tentang rekam
prestasi yang baik pula. Motivasi siswa jejak prestasi siswa. Setiap siswa juga
dalam meraih prestasi di sekolah memang diberikan kebebasan untuk mengikuti
cukup tinggi, siswa merasa harus memiliki olimpiade dan lomba lainnya, guru akan
prestasi yang terbaik karena mereka memberikan kesempatan bagi siswa yang
merupakan siswa SMA Negeri 1 ingin ikut perlombaan.
Purbalingga. Hal tersebut sesuai dengan Proses pembudayaan nilai kebersihan
teori yang dikemukakan oleh Schein di SMA Negeri 1 Purbalingga mengajak
(Barnawi dan Arifin, 2013:111) bahwa nilai warga sekolah untuk membuang sampah
dan keyakinan memiliki kekuatan untuk pada tempatnya, dengan adanya fasilitas
terus-menerus mempengaruhi perilaku. tempat sampah dapat mempermudah warga
Nilai berprestasi yang tinggi di SMA sekolah untuk membuang sampah pada
Negeri 1 Purbalingga mempengaruhi tempatnya. Tempat sampah yang ada
motivasi siswa dalam berprestasi. dibeberapa sudut sekolah memang
Pembudayaan nilai berprestasi di SMA berpengaruh pada kondisi sekolah saat ini,
Negeri 1 Purbalingga telah membiasakan lingkungan sekolah mejadi tampak bersih.
siswa untuk bersaing mendpatkan prestasi Pembudayaan nilai kebersihan juga
setinggi mungkin di sekolah. Mengajak ditanamkan lewat adanya wastafel di depan
siswa dan siswi untuk mengikuti kelas, hal ini menunjukan sekolah
perlombaan antar sekolah, perlombaan mengajak warganya untuk terbiasa hidup
tingkat nasional, dan olimpiade merupakan bersih dengan mencucui tangan.
salah satu cara untuk membudidayakan Proses pembudayaan nilai kerapihan
nilai berprestasi. SMA Negeri 1 juga ditanamkan di SMA Negeri 1
Purbalingga memiliki prestasi yang Purbalingga. Nilai kerapihan ini berkaitan
membanggakan dengan dibuktikannya piala dengan nilai kebersihan dan kedisiplinan.
kejuaraan yang terpajang dibeberapa Nilai kerapihan lebih ditekankan pada cara
ruangan seperti loby, ruang TU, ruang guru, berpakaian siswa. Siswa harus berpakaian
perpustakaan, hingga ada di ruang TRRC rapi dan sesuai dengan tata tertib yang
dan ruang BK. Cara sekolah untuk berlaku di sekolah tersebut. Cara mereka
memberikan motivasi siswanya dengan berpakaian menjadi salah satu cerminan
perwalian sesaat sebelum jam pertama dari siswa yang teladan sehingga sekolah
571 Jurnal Kebijakan Pendidikan Edisi 6 Vol.VI Tahun 2017

sangat menjaga kerapihan berpakaian siswa teori Lickona (Wiryani, 2012:102) yang
siswinya. Berpakaian dengan rapih menjadi menyebutkan bahwa warga sekolah
cerminan siswa SMA Negeri 1 Purbalingga kesediaan untuk melaksanakan peraturan
saat diluar sekolah, siswa senantiasa tersebut dan kesediaan menanggung
membawa nama baik sekolah dengan cara konsekuensi bila melanggar. Peraturan yang
mereka berpakaian. telah disetujui bersama perlu dilaksanakan
Proses pembudayaan nilai kedisiplinan secara konsekuen dan adil, berlau bagi
di SMA Negeri 1 Purbalingga dimulai saat semua warga sekolah, baik siswa, guru,
siswa masuk sekolah dengan kepala sekolah, maupun tenaga pendidik.
memberitahukan tata tertib Proses pembudayaan nilai gemar
sekolah.Kedisiplinan yang paling menonjol membaca disekolah diberikan fasilitas
adalah disiplin waktu dan disiplin dalam berupa perpustakaan dan pojok baca. Untuk
berpakaian. Siswa sekolah tentu memiliki meningkatkan budaya membaca siswa,
aturan masuk tepat jam 7 pagi. Guru selalu sekolah membangun perpustakaan yang
bergantian bertugas menunggu di depan lebih besar dan direncanakan akan diisi
pintu gerbang untuk mengontrol siswanya, lebih banyak buku fiksi dan ilmu
selain untuk mengecek kelengkapan pengetahuan umum. Fasilitas yang
seragam siswa juga untuk menjalin diberikan sekolah berupa perpustakaan
hubungan baik antar warga sekolah. Guru yang sekarang masih menyediakan buku-
yang bertugas didepan pintu gerbang buku pelajaran, tidak banyak buku fiksi
sesekali menegur siswa yang tidak uang disediakan. Maka sekolah
berpakaian dengan baik. Jika dilihat dari mengadakan program pojok baca yang ada
hasil observasi, siswa di SMA Negeri 1 disetiap kelas. Pojok baca hanya
Purbalingga memiliki penampilan yang menyediakan buku-buku fiksi dan ilmu
cukup rapi dan mereka sopan dalam umum. Buku dibawa oleh siswa dan dibca
berpakaian. Pelanggaran yang dilakukan untuk siswa didalam kelas. Selain itu guru
siswa seperti terlambar masuk sekolah tidak juga memiliki gemar membaca terlihat dari
diberikan hukuman fisik, hanya poin saja. guru yang sedang membaca koran di ruang
Pemberian poin bagi siswa dirasa cukup guru. Untuk menarik minat baca siswa,
untuk menegur siswa, karena menurut waka sarana dan prasarana mengungkapkan
beberapa guru melalui wawancara yang akan adanya ruang baca tambahan di depan
telah dilakukan bahwa siswa tidak akan perpustakaan. Tempat membaca dengan
mengulangi kesalahan yang sama setelah konsep diluar ruangan ini masih menjadi
diberikan teguran. Hal ini sesuai dengan rencana sekolah, tetapi sudah dalam proses
Kultur Sekolah Di … (Hanggarani Dhaniswara) 572

pembangunan yaitu adanya gazebo sebagai makanan yang dibelinya, sehingga saat ini
tempat untuk membaca. kantin kejujuran memiliki 1 penjaga.
Proses pembudayaan nilai keagaaman Nilai kejujuran juga ditanamkan saat
di SMA Negeri 1 Purbalingga dilaksanakan ujian dan ulangan harian. Siswa yang
dengan kegiataan keagamaan setiap hari. bersekolah di SMA Negeri 1 Purbalingga
Dalam makalah Penumbuhan Budi Pekerti memiliki daya saing tinggi dalam hal
juga dijelaskan bahwa ada kegiatan ibadah berprestasi. Siswa berusaha untuk memiliki
bersama saat jam istirahat kedua. Hal ini nilai terbaik, hal ini menjadikan siswa tidak
juga disampaikan oleh beberapa siswa dan jujur dalam ujian. Dari kejadian tersebut
guru, sholat berjamaah menjadi kegiataan sekolah melalui CCTV memantau siswa
yang biasa dilakukan warga sekolah. saat ujian, jika da yang mencontek siswa
Masjid menjadi cerminan kultur keagamaan yang bersangkutan akan dipanggil dan
disekolah. Masjid yang dimiliki SMA dinasehati serta ditanyakan benar
Negeri 1 Purbalingga sangat luas dan mencontek atau tidak.
bersih, selain itu halaman masjid dihiasi
3. Nilai-Nilai Yang Dominan di SMA
dengan air mancur. Nilai keagamaan
Negeri 1 Purbalingga
tampak ditanamkan dengan baik dan
Nilai yang paling dominan menjadi
terlihat beberapa guru sedang melaksanakan
ciri khas dari sekolah dan biasanya nilai
sholat sunah di masjid sekolah. Fasilitas
tersebut sukar untuk ditiadakan karena
seperti ruangan untuk agama non muslim
sudah mendarah daging dan sukar
juga disediakan, ruangan memang tidak
ditingalkan. Nilai berprestasi menjadi salah
terlihat seperti tempat ibadah tetapi ruangan
satu nilai yang paling unggul di sekolah ini.
biasa yang digunakan siswa untuk
Nilai berprestasi di sekolah sangat kental
kegiataan keagamaan.
dan dapat dirasakan ketika masuk ke dalam
Proses pembudayaan nilai kejujuran di
lobi sekolah dapat dilihat piala-piala yang
lingkungan SMA Negeri 1 Purbalingga
ditata dengan rapi di dalam lemari kaca,
ditanamkan melalui program kantin
serta diruangan lain juga terdapat piala yang
kejujuran. Kantin ini menyediakan
berjejer dengan rapi dan terawat.
makanan seperti kantin pada umumnya
Keberadaan piala ini menjadi bukti bahwa
tetapi tidak ada penjual yang menjaga. Hal
SMA Negeri 1 Purbalingga merupakan
ini untuk melatih kejujuran siswa sehari-
sekolah dengan kultur berprestasi yang
hari, tetapi dari hasil wawancara ditemukan
sangat tinggi.
bahwa pernah terjadi kerugian pada kantin
kejujuran. Ada siswa yang tidak membayar
573 Jurnal Kebijakan Pendidikan Edisi 6 Vol.VI Tahun 2017

Nilai berprestasi yang tinggi membuat siswa mengejar untuk mendapatkan prestasi
siswa terdorong untuk semakin yang tinggi sehingga ada kecurangan yang
meningkatkan prestasninya di kelas dan di terjadi dalam ujian. Hal ini sekolah
luar kelas. Motivasi siswa ini menjadi salah menanggulangi dengan CCTV dan sekolah
satu bukti tingginya nilai berprestasi di akan melakukan observasi terhadap siswa
sekolah. Hal ini sesuai dengan teori yang yang bersangkutan dan siswa tersebut akan
dikemukakan oleh John Saphier dan mendapat peringatan dari guru. Guru di
Mattiuw (Suhardan, 2010:124) sekolah ini juga memiliki tanggung jawab
menyebutkan bahwa memelihara tradisi besar untuk membuat siswanya berhasil.
yang sudah berjalan lama dan dianggap Guru SMA Negeri 1 Purbalingga juga
baik adalah budaya dalam lingkungan mengakui bahwa sekolah tersebut adalah
sekolah. Biasanya kultur yang sudah sekolah dengan lingkungan asri dan sejuk,
medarah daging di dalam lingkungan karena sekolah memiliki keinginan untuk
sekolah sukar sekali ditiadakan. menjadi sekolah berwawasan adiwiyata.
Selain siswa yang berprestasi, guru- Siswa SMA Negeri 1 Purbalingga juga
guru di SMA Negeri 1 Purbalingga juga merasa bangga dengan sekolah mereka
memiliki prestasi yang cukup karena prestasi sekolah yang banyak dan
membanggakan. Guru di sekolah tersebut siswa-siswa serta guru di sekolahnya baik.
kerap mengikuti ajang perlombaan juga
4. Program yang di SMA Negeri 1
seperti untuk mata pelajaran Fisika dan
Purbalingga
Bahasa Inggris. Selain mengajar dikelas
Program-program yang mendukung
guru juga harus memiliki prestasi setinggi
terselenggaranya nilai-nilai di SMA Negeri
mungkin agar dapat meningkatkan kualitas
1 Purbalingga antara lain program
dalam mengajar. Guru yang berprestasi
pembinaan prestasi juara untuk siswa yang
tersebut juga dapat berpengaruh dalam
mengikuti olimpiade. Dengan program ini
pembelajaran dikelas, guru yang aktif dan
sekolah mengajak siswa untuk mengikuti
kreatif akan membuat siswa mudah dalam
lomba dan olimpiade tingkat kabupaten
memahami mata pelajaran.
maupun nasional. Program pembinaan
Tanggapan warga sekolah terhadap
prestasi ini merupakan cara sekolah untuk
SMA Negeri 1 Purbalingga bahawa mereka
menanamkan budaya berprestasi. Sekolah
mengakui sekolahnya memiliki prestasi
lebih sering bekerjasama dengan lembaga
yang bagus dan banyak siswanya yang
dari luar seperti dari Bandung dan SEF.
berhasil masuk ke perguruan tinggi favorit.
Kerjamasa tersebut biasanya dilaksanakan
Prestasi yang dimiliki sekolah membuat
Kultur Sekolah Di … (Hanggarani Dhaniswara) 574

selama 3 hari berturut-turut, siswa belajar saat jam sholat dhuhur. Kegiatan sholat
dari pagi hingga malam di suatu tempat. berjamaah ini merupakan cara sekolah
Program untuk membudayakan nilai untuk membudayakan nilai keagamaan
kebersihan ada jumat bersih dan jumat disekolah. Selain itu disediakannya ruangan
sehat. Program yang dilaksanakan sekolah untuk agama non muslim adalah cara
setiap hari jumat ini begitu dirasakan saat sekolah menunjukan rasa toleransi antar
pertama kali memasuki sekolah. Kegiatan agama. Sehingga bagi siswa yang memiliki
jumat bersih dilakukan oleh seluruh warga agama Katholik dan Protestan memilki
sekolah dengan dikomando oleh guru ruangan untuk melaksanakan kegiatan
masing-masing kelas. Siswa dan guru keagamaan. Walaupun ruangan ini masih
bersama-sama membersihkan lingkungan sederhana tetapi tidak mengurangi nilai
sekolah agar senantiasa terjaga kebersihan keagamaan di sekolah.
dan kerapihannya. Dihari yang sama
sekolah juga mengadakan jumat sehat yaitu KESIMPULAN DAN SARAN
senam bersama di sekolah pada pagi hari KESIMPULAN
sebelum melaksanakan kebersihan sekolah. Berdasarkan hasil penelitian dan
Program pojok baca menjadi salah pembahasan secara keseluruhan mengenai
satu cara sekolah untuk membudayakan kultur sekolah di SMA Negeri 1
nilai gemar membaca dikalangan siswa. Purbalingga, maka dapat ditarik kesimpulan
Melalui pojok baca siswa diajak untuk sebagai berikut:
memberikan kontribusinya 1. Kultur fisik yang dimiliki oleh SMA
menyumbangkan buku dan siswa lain dapat Negeri 1 Purbalingga menunjukan kultur
membacanya di sekolah. buku yang yang positif. Kultur fisik yang dimiliki
disediakanpun buku fiksi dan ilmu umum sekolah meliputi halaman depan terdapat
saja. Program ini masih baru sehingga gerbang sekolah yang terdiri dari dua
untuk sarana dan prasarananya belum bagian yaitu gerbang besar dan gerbang
lengkap. Sekolah berencana menambahkan kecil yang terawat. Di halaman depan
rak buku untuk masing-masing kelas. sekolah terdapat lapangan hijau yang
Program sholat berjamaah di masjid luas dengan dikelilingi pohon dan ada
merupakan program keagamaan yang pos satpam di sebelah barat. Sekolah
diselenggarakan sekolah untuk juga memiliki slogan-slogan sebagai
meningkatkan keimanan warga sekolah. cara untuk memotivasi warga sekolah.
Warga sekolah yang muslim dihimbau SMA Negeri 1 Purbalingga memiliki
untuk mengikuti sholat berjamaah di masjid beberapa ruang diantaranya adalah ruang
575 Jurnal Kebijakan Pendidikan Edisi 6 Vol.VI Tahun 2017

kepala sekolah, ruang guru, ruang tata memiliki prestasi yang bagus dan banyak
usaha, ruang kelas, ruang perpustakaan, siswanya yang berhasil masuk ke
ruang BK, ruang TRRC, ruang ICT perguruan tinggi favorit. Siswa SMA
central, toilet, aula, UKS, masjid, ruang Negeri 1 Purbalingga bangga menjadi
laboratorium, ruang keagamaan, ruang siswa di sekolah tersebut karena
OSIS, ruang seni musik, dan ruang seni merupakan sekolah favorit dan memilki
rupa. Di dalam ruangan-ruangan tersebut banyak prestasi.
terlihat rapi dan bersih. Hal ini 4. Program-program sekolah dalam
menggambarkan nilai-nilai kebersihan meningkatkan kultur sekolah di SMA
dan kerapihan sudah diterapkan dengan Negeri 1 Purbalingga yaitu program
baik serta menunjukan adanya kultur pembinaan prestasi juara, program jumat
yang positif di masing-masing ruangan bersih, program sholat berjamaah,
yang ada di SMA Negeri 1 Purbalingga. program pojok baca, dan pengecekan
2. Kultur non fisik sekolah yang dimiliki seragam sekolah.
SMA Negeri 1 Purbalingga
SARAN
dikembangkan melalui kebiasaan-
Berdasarkan hasil observasi yang
kebiasaan yang dilakukan sehari-hari
dilakukan mengenai kultur sekolah di SMA
yang bertbentuk nilai dan keyakinan.
Negeri 1 Purbalingga maka peneliti
Nilai-nilai yang dibudayakan di SMA
menganjurkan beberapa saran sebagai
Negeri 1 Purbalingga yaitu nilai
berikut:
kebersihan, nilai kerapihan, nilai
1. Bagi sekolah, diharapkan SMA Negeri
berprestasi, nilai gemar membaca, nilai
1 Purbalingga dapat mempertahankan
kedisiplinan, dan nilai religius.
kultur sekolah yang telah dipelihara
3. Nilai yang paling dominan di SMA
selama ini sehingga kultur positif yang
Negeri 1 Purbalingga adalah nilai
telah tertanam tidak pudar. Penanaman
berprestasi. Nilai berprestasi dirasa
kultur sekolah positif dapat
paling dominan karena adanya piala-
dimaksimalkan dengan meningkatkan
piala kejuaraan siswa yang dipajang di
sarana dan prasarana sekolah.
lobi sekolah, dan perpustakaan. Nilai
2. Bagi Guru, diharapkan dapat
berprestasi menjadi nilai paling dominan
mempertahankan nilai-nilai positif
juga ditunjukan dengan persepsi warga
sekolah. Persepsi warga sekolah
terhadap SMA Negeri 1 Purbalingga
bahawa mereka mengakui sekolahnya
Kultur Sekolah Di … (Hanggarani Dhaniswara) 576

yang telah ditanamkan di sekolah Berstandar Internasional Dan Sekolah


Bermutu Kurang Di Kota
dengan baik.
Yogyakarta. Laporan Penelitian,
3. Bagi siswa, hendaknya ikut menjaga Universitas Negeri Yogyakarta,
Yogyakarta.
nilai-nilai positif yang telah
ditanamkan di sekolah dengan baik Peraturan Pemerintah
Depdiknas, (2003). Manajemen
khususnya nilai kejujuran. Siswa juga
Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah.
diharapkan ikut mempertahankan nilai- Jakarta: Direktorat PLP.
nilai positif yang telah ditanamkan di
Depdiknas. (2013) Undang-Undang RI
sekolah dengan baik. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
4. Bagi Dinas Pendidikan Kota
Purbalingga sebagai pengambil
kebijakan sebaiknya
merekomendasikan sekolah untuk
menjadi contoh bagi sekolah lain
karena SMA Negeri 1 Purbalingga
memiliki kultur sekolah yang bagus.

DAFTAR PUSTAKA
Buku Teks
Barnawi & Arifin, M. (2013). Branded
School. Ar-Ruzz Media: Yogyakarta.

Siswoyo, D. (2013). Ilmu Pendidikan.


Yogyakarta: UNY Press.

Suhardan, D. (2010). Supervisi Profesional


(Layanan dalam Meningkatkan Mutu
Pengajaran di Era Otonlmi Daerah).
Bandung: Alfabeta.

Wiryani, N.A. (2012). Membudayakan


Pendidikan Karakter Di SD.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Zuchdi, D. (2011). Pendidikan Karakter


Dalam Perspektif Teori dan Praktik.
Yogyakarta: UNY Press.

Laporan Penelitian
Hanum, F. (2008). Studi Tentang Kultur
Sekolah Pada Sekolah Nasional

Anda mungkin juga menyukai